Share

Pertempuran Gaib

Penulis: Shilla07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 15:44:46

Disaat ketiga lelaki itu pergi, tinggal Sekar dan Mila yang berdiam diri di kamar. Mila tentunya tidak bisa tidur dan jam dinding menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Ia mulai kepikiran tentang teman-temannya yang tak kunjung datang dan khawatir pula jika Sekar kesurupan lagi. Kemudian ia memutuskan untuk sholat agar perasaanya tenang. Baru rokaat pertama terdengar suara perempuan tertawa menambah kesan ngeri. Bulu kuduknya bergidik namun ia berusaha untuk terus merapalkan doa-doa dengan harapan akan datang pertolongan kepadanya.

“Kamu perempuan munafik yang telah meninggalkan temanmu di sumur keramat, bahkan sering menjelekkannya di belakangnya. Padahal dia tulus berteman denganmu,” bisik perempuan itu terdengar pelan namun cukup terdengar di telinga Mila.

Mila mulai tidak fokus ia segera mempercepat sholatnya dan berharap suara itu berhenti juga. Namun saat ia menyelesaikan sholat dan menoleh ke arah sahabatnya itu, sekar tidak ada. Ia terkejut dan segera mencarinya di segala sudut rumah tua itu, namun nihil.

Sampai akhirnya ia mendengar suara nyanyian itu lagi yang terdengar dari arah lapangan, terlihat sekar menyanyi dan menari dengan tatapan kosong. Mila hanya bisa menangis, ketakutan karena hanya dia sendiri di rumah itu. Tidak kuat melihat pemandangan itu, ia pingsan.

Didalam mimpi Mila, muncullah flash back kisah persahabatannya dengan Sekar,

Mila adalah sahabat Sekar sejak mereka pertama kali bertemu dalam kegiatan ospek mahasiswa. Saat itu Mila terlihat lupa membawa pulpen untuk mengisi daftar hadir kegiatan tersebut. Lalu Sekar dengan senang hati meminjamkannya bahkan memberikan pulpen tersebut padanya dan akhirnya mereka berkenalan. Mila sangat senang menemukan teman baru yang terlihat baik dimatanya. Pertemuan itu berlanjut hingga mereka memutuskan untuk berbagi kamar kos agar menghemat biaya. Secara ekonomi kedua insan ini bisa dibilang pas-pasan. Sekar hanya mengandalkan beasiswa sedangkan Mila hanya berbekal tabungan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani di sebuah desa.

Namun persahabatan itu mulai berubah saat ia mendapati Sekar berkencan dengan Bima, pujaan hati Mila. Perasaan Mila hancur karena merasa dikhianati sahabatnya. Sejak saat itu ia berubah ibarat musuh dalam selimut. Selalu berbuat baik saat di depan Sekar namun tidak jika dibelakangnya. Ia tidak meninggalkan Sekar karena masih membutuhkan bantuannya, seperti mendapatkan makan gratis karena sahabatnya itu hobi memasak. Bahkan menyalin tugas Sekar seringkali ia lakukan, sebenarnya kemampuan intelektual Mila sangat pas-pasan sehingga ia kerapkali ketinggalan untuk memahami materi diperkulihan. Kehadiran Sekar bisa menjadi dewi penolong untuknya namun bisa menjadi musuh yang harus ia kalahkan karena rasa sakit hatinya.

Dalam pandangan gaib, Sekar sedang berdialog dengan Pesinden yang selama ini adalah khodam yang selalu bersamanya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu selalu mengikutiku? Aku kira kau telah pergi setelah diusir oleh kakekku. ketika dia merukyahku di saat aku masih bersekolah di SMA!” Teriak Sekar, dalam hatinya bergemuruh, ia merasa takut dengan entitas yang ada dihadapannya namun ia mencoba kuat.

“Sekar, aku adalah Sulastri, khodam leluhur yang diwariskan padamu. Kamu tidak bisa menolak itu karena takdirmu sudah digariskan. Wetonmu cocok dan kamu akan memiliki keistimewaan luar biasa jika bekerja sama denganku,” tutur Sulastri, khodam pesinden yang cantik dan selalu menemani Sekar sejak ia masih kecil.

“Tidak, aku tidak mau bersekutu denganmu, hanya aku yang berhak menentukan jalan nasibku sendiri!” ujar Sekar berapi-api, hatinya seolah berbisik bahwa ini adalah awal petaka jika ia menyetujui penawaran entitas gaib tersebut.

“Hihihi… dasar perempuan bodoh, tidak tahu terima kasih! Aku sudah menolongmu dengan memberikan informasi dimana teman yang hilang itu disandera! Bahkan aku telah meminjamkan energiku kepadamu untuk mengalahkan perempuan bergaun merah yang ingin mengambil sukmamu itu! Ia membencimu karena gesekan energi besar membuatnya merasa terancam.” Cecar Sulatri dengan penuh percaya diri, ia berbicara sambil berputar mengelilingi sukma Sekar yang sedang berada di alam gaib bersamanya.

Mendengar penjelasan sinden itu, hati Sekar mulai bimbang, harusnya ia menerima semua pertolongan sinden itu? Ataukah itu hanya langkah manipulatif untuk memanfaatkannya? Terjadi pergolakan batin dalam hatinya antara penerimaan atau penolakan pada entitas gaib yang mengaku sebagai khodammnya ini.

“Sebentar lagi kau akan mendapat serangan dari pasukan jin penguasa kampung ini. Sundel bolong yang dilihat temanmu itu adalah salah satu utusan mereka. Jika kau tidak mampu mengalahkannya maka kau akan mati!” teriak Sulastri yang berhasil memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.

Sekar tertunduk, bersimpuh sambil menutup telinganya. Dalam hati ia terus berdoa agar diberikan solusi terbaik atas permasalahan runyam yang tengah ia hadapi ini.

Tiba-tiba terdengar suara tawa dan suara mengaum makhluk tak kasat mata yang membuat Sekar semakin ketakutan.

“Wahai anak manusia, makhluk rendahan. Berani-beraninya kalian menginjakkan kaki di desa kami. Apa kalian ingin menjadi tumbal persembahan untuk tuan kami?” entitas gaib berwujud sundel bolong itu memecah konsentrasi Sekar.

Sekar berusaha bangun dan memperhatikan sekelilingnya, tak ada seorangpun kecuali dirinya dan entitas gaib lainnya. Sundel bolong itu tidak sendiri, ia membawa pasukan berwujud makluk berbulu yang menyeramnya, bermata merah dan memilki taring yang panjang hingga kel1uar dari mulutnya.

“Kami adalah makhluk yang paling sempurna dibanding kau, kenapa kau begitu sombong!” teriak sekar, ia mencoba melawan segala rasa ketakutannya dengan menghadapi makhluk itu meski ia tahu tidak memiliki apapun kecuali berharap doa dan pertolongan dari Tuhan yang Maha Esa.

“Serang manusia bodoh itu, kita persembahkan pada tuan kita agar ia semakin senang dan memberi kita kekuatan,” Perintah sundel bolong itu dengan ekspresi penuh amarah, ia paling membenci manusia sok suci yang melawannya. Baginya manusia tak lebih dari sekedar budak yang dipekerjakan untuk membangun istana dan memperkuat kekuatan bangsanya.

Merasa tersudut dan tak berdaya, tiba-tiba Sulastri muncul dihadapan Sekar, ia tersenyum penuh arti dan mulai menyanyikan tembang jawa sambil meliuk-liukan tubuhnya. Puluhan jin berbulu itu mulai terluka dan terpental saat ia mencoba mendekati Sekar, hal itu disebabkan oleh tarian Sulastri yang mampu menjadi perisainya dari serangan puluhan entitas gaib itu.

Sundel bolong terkejut melihat kemampuan pesinden itu, ia tidak mengira bahwa kekuatannya cukup besar karena mampu mengalahkan anak buahnya yang berjumlah puluhan itu. Meski terdesak, ia tetap maju dengan percaya diri.

“Kau sinden bodoh, kenapa ikut campur urusan manusia, apa kau ingin menjadi tumbal persembahan untuk tuanku?” Tegasnya, ia merasa terganggu dengan tingkah polah yang berani mencampuri urusannya itu.

“Kau makhluk jelek, tidak perlu sesumbar, hadapi aku jika kau kuat dan berani!” Teriak Sulastri dengan senyum menyeringainya.

Akhirnya pertempuran kedua entitas gaib itu tak dapat dihindari. Mereka saling memukul dan menendang bak pesilat tangguh yang tak mau kalah.

Kembali ke alam manusia, terlihat Sekar tak henti-hentinya menyanyi dan menari, meski tubuhnya mulai mengeluarkan darah karena pertempuran gaib itu, ia sama sekali tidak terlihat lelah bahkan semakin menjadi-jadi. Perilaku Sekar mulai mengambil perhatian warga desa, mereka bahkan berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Hingga lagu dan tarian itu telah mencapai puncaknya kemudian ia pingsan saat matahari terbit.

Bersamaan dengan peristiwa itu, datanglah rombongan Ki Ageng dan ketiga pemuda itu. Ki Ageng seolah mampu membaca situasi, harusnya ketiga pemuda itu tidak mampu menyelamatkan kedua temannya itu kecuali ada yang membantunya. Dalam pandangannya terlihat bahwa Pesinden itulah yang telah melumpuhkan jin anak buah dari tuannya.

Tiba-tiba ponsel Adi bergetar, terdapat panggilan masuk dari Dosen Galih.

“Baik pak, saya akan mengirim alamat tempat tinggal kami.” Jawab Adi singkat kemudian mematikan gawainya. Ternyata Dosen muda itu sedang berada di perjalanan menuju desa terpencil itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dosen Muda

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN di desa terkutuk itu. Kabar mereka yang telah mengalami kesulitan telah viral di medsos. Hal ini menjadi landasan bagi otorita kampus untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan menghentikan dan mengutus dosen penanggung jawab untuk memantau kondisi sebenarnya. Dosen muda itu tiba di desa X untuk memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswanya. Ia merupakan salah satu dosen yang bertanggung jawab atas kegiatan KKN tersebut. Dosen muda itu berperawakan tinggi, berkulit sawo matang dan memiliki senyum manis. Ia memiliki ciri khas senyum menawan yang mampu membuat mahasiswinya terpesona. Ia belum menikah dan berusia sekitar 25 tahun. Ia tiba di desa itu sekitar pukul 14.00 WIB. “Selamat datang Pak Galih, kami senang sekali melihat bapak mengunjungi desa ini. Mohon maaf, kami belum bisa maksimal mengerjakan tugas KKN ini karena banyak peristiwa di luar nalar yang terjadi bel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kedatangan Pacar

    “Alhamdulillah, akhirnya kita akan segera masuk kota,” ujar Adi penuh semangat. Ia menatap sekeliling memastikan teman-temannya mulai bangun dari tidurnya. Setelah mereka membuang makanan itu, jalan mereka seolah dimudahkan. Perjalanan menjadi lancar tanpa kendali berarti walau sesekali harus singgah untuk mengisi bahan bakar mobil atau mengisi perut mereka yang terasa kosong. Wajah-wajah penuh lelah itu seolah menyiratkan kesedihan dan trauma mendalam. KKN yang seharusnya berlangsung selama dua minggu, hanya dapat terlaksana selama kurang dari satu minggu. Tidak ada yang bisa mereka lakukan disana kecuali berjuang untuk bertahan hidup menghadapi teror dedemit penunggu desa terkutuk itu. Di tengah wajah-wajah penuh luka traumatis itu ternyata ada yang berbeda. Galih sang dosen muda terus menatap Sekar tak henti-hentinya, pikirannya melayang-layang mencoba menerka siapakah perempuan berkebaya hijau itu? Kenapa dia bisa berada di sekitarnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus memberondon

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Cinta Sesaat

    Dua minggu telah berlalu sejak kejadian viral KKN itu namun perbincangan di tengah khalayak kampus sepertinya belum juga reda bahkan semakin menjadi-jadi. Kini beredar kabar bahwa Sekar telah mengencani beberapa pria. Entah darimana rumor itu berasal, pembicaraan miring tentang gadis berkhodam itu seolah tidak ada habis. “Kamu tahu nggak, Sekar itu katanya dekat juga lo dengan salah satu dosen kita, dosen muda malah,” bisik perempuan berkerudung hitam itu, bibirnya terlihat komat-kamit seperti mbah dukun baca mantra padahal yang dibicarakan adalah gadis yang duduk didepannya namun sang gadis nampak pura-pura tak mendengarnya. “Iya, aku pernah melihat mereka berduaan aja di ruangan dosen, ngapain coba? Terus aku denger kayak ada pecahan gelas gitu? Apa iya main gila sampai gelas-gelas pada pecah?” sahut perempuan berambut pendek yang duduk disebelahnya sambil cekikikan, seolah ia melihat langsung peristiwa itu. Mereka berdua saling pandang kemudian tertawa pelan, mereka tidak meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rukyah

    Masih dalam pergumulan asmara yang kian membara terlihat seorang lelaki tampan berupaya menuntaskan permainannya malam itu, sang gadis seolah pasrah dan sangat menikmatinya. Namun diluar prediksi, tiba-tiba sang gadis berteriak dan mendorong lelaki itu hingga ia jatuh seolah terpental. Entah darimana sang gadis memiliki kekuatan sebesar itu. Ia mulai menyadari kesalahannya dan bergegas memakai pakaiannya. Tak lupa ia mengemasi barang-barangnya dan pergi dari villa itu. Gadis itu berjalan seorang diri seolah meratapi nasibnya. Ia merasa apa yang dilakukan salah dan hampir melampaui batas. Ia masih mendengar suara sinden yang terkesan terus menerus memakinya. Sinden itu nampak murka, ia kesal karena gadis itu tidak terjerumus dalam permainan cinta penuh hasrat lelaki tampan selingkuhannya. Padahal Sinden itulah yang selama ini terus berbisik pada Sekar agar dia menerima cinta dari Aldo. Aldo adalah lelaki yang sering gonta-ganti pasangan, sebagai vokalis band yang cukup tampan dan te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dialog

    Pasca kejadian di Villa, Pengaruh Sulastri terlihat mulai memudar. Hal itu disebabkan oleh niat dan upaya Sekar untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Sekar mulai rutin beribadah seperti sholat, mengaji dan mengikuti kajian-kajian keagamaan. Melihat Sekar yang mulai menjaga jarak dengannya, khodam itu terlihat tak berdaya dah hanya mampu mengamati dari jauh. Sekar mulai sibuk mencari penghasilan sampingan, ia mendapat kabar jika orang tuanya belum bisa mengirimkan uang karena upah mereka tidak seberapa akibat cuaca buruk yang mengakibatkan gagal panen. Berbekal relasi yang dimiliki, Sekar akhirnya bekerja di sebuah warung makan yang menjual masakan khas jogja. Di tengah kesibukan bekerja, Sekar yang baru saja bekerja tiba-tiba seringkali terganggu oleh hal-hal gaib. Mulai dari piring yang tiba-tiba pecah, air kamar mandi yang terus menyala padahal tidak ada orang di dalam, hingga terdengar suara samar-samar yang memanggil namanya. Teror itu tidak hanya berlaku baginya namun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Perjanjian Leluhur

    “Aku lebih cantik daripada gadis itu, kenapa dia lebih banyak dilirik kaum laki-laki daripada aku?” Desis Ningrum. Seorang Pesinden yang tengah dipuncak kariernya. Ia seringkali mendapat panggilan sebagai penyanyi di acara hajatan kampung atau acara pagelaran seni yang melibatkan grup pewayangan. Namun pesonanya seolah sirna saat ia mulai menikah dan memiliki anak. Ningrum kerapkali pulang ke rumah dengan wajah penuh kekesalan, sang suami selalu menghiburnya dengan kata-kata manis agar sang istri tak lagi bersedih. Namun lama kelamaan ucapan sang suami ibarat hiburan bagi anak kecil yang sia sia baginya. Ia semakin kesal hingga bersitegang dengan suaminya. “Sudahlah mas, kamu itu tidak tahu tadi saat manggung, penonton itu selalu melirik ke arah Si Sari! Padahal dia masih baru dan suara juga pas-pasan!” Tegas Ningrum seolah tak segan mulai membantah perkataan sang suami. “Ning, kamu itu sudah menikah, dan punya anak kecil. Lebih baik kamu berhenti dululah jadi pesinden. Fokus me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kepergian

    Sekar terbangun dari tidurnya pasca mimpi buruk semalaman. Batinnya terasa tak tenang karena ia terus memikirkan mimpi tentang perjanjian yang telah dilakukan neneknya. Perjanjian itu berhasil membuat sang ibu menjadi anak broken home. Sekar mulai menyadari bahwa sang ibu selalu menceritakan kebaikan kakeknya yang tak pernah menikah lagi pasca bercerai dengan sang nenek. Tak terasa air matanya terus menetes membasahi pipinya. Ia bersedih seolah turut merasakan rasa sakit dan kesedihan yang pernah dialami ibunya setelah kehilangan sosok ibu sejak masih kecil. Sekar menatap sekeliling kamar kosnya dan terasa sepi. Ia tidak mendapati sang sahabat tidur di ranjang miliknya. Ia terkejut melihat meja belajar dan beberapa barang Mila yang biasa berantakan tiba-tiba hilang lenyap begitu saja. Sekar beranjak dari ranjang dan berjalan perlahan menuju lemari. Dibukanya lemari Mila yang seolah sengaja tidak dikunci, namun hasilnya nihil. Lemari itu telah kosong melompong mengibaratkan sang pem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kesedihan

    Matahari perlahan mulai terbenam seolah membiarkan gelap menyelimuti langit di angkasa. Terlihat seorang gadis yang tengah beranjak dewasa duduk di sekitaran taman kota. Suasana taman kota yang ramai dengan lalu lalang orang-orang tak membuatnya merasa lebih baik, ia tetap merasakan sepi di tengah hiruk pikuknya lautan manusia. Sekar termenung seorang diri, sekilas terbayang cuplikan-cuplikan perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Berawal dari teror demit saat KKN, Kesurupan, Terjebak cinta sesaat, rukyah, perjanjian khodam dan leluhurnya hingga pengkhianatan sahabat. Hatinya terasa pilu merasakan semua itu namun yang paling menyakitkan saat ini adalah mengetahui pengkhianatan orang yang paling dipercayainya. Sesekali Ia melihat ke sekelilingnya, nampak canda tawa sepasang muda-mudi, anak beserta kedua orang tuanya atau penjual yang sedang menawarkan dagangannya. Semua nampak bahagia kecuali dirinya yang merasa sangat kesepian. Ia sadar bahwa bersedih takkan merubah apapun, akhirny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (6)

    Pov Sekar Tidak terasa aku telah seminggu berada di rumah Galih. Sulastri tak pernah muncul semenjak pertengkaran kami. Tidak ada luka serius dalam tubuhku hanya saja rasanya susah sekali untuk sekedar menggerakkan badan. Aku tersadar dua hari kemudian pasca kecelakaan tunggal, itulah yang kudengar dari anggota keluarga Galih. Hari ketiga aku mulai bisa membuka mataku, yang tentu disambut gegap gempita oleh anggota keluarga ini terutama sang ayah. Aku bisa melihat senyuman manis di wajahnya yang mengingatkanku pada Galih, orang yang telah tiada tapi jiwanya seolah tetap berada di sisiku. Hari selanjutnya, aku mulai bisa menggerakkan tubuhku hingga kini tepat seminggu, aku telah duduk di meja makan ini, bersama keluarga Galih. "Bagaimana kondisimu Sekar? Apa perlu kita ke kota untuk mencari dokter terbaik? Selama ini kami hanya bisa memanggil bidan desa untuk memeriksa kondisimu?" tanya Ayah Galih yang perhatian padaku seperti biasanya. "Aku baik-baik saja Pak, terima kasih s

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (5)

    Pov Sekar Aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Meski aku dapat merasakan kasur empuk telah menopang tubuhku yang mati rasa. Perlahan aku mulai membuka mata meski terasa berat. Samar-samar aku mendengar percakapan dua pria yang berada di dekatku. "Bagaimana kondisinya, apakah dia baik-baik saja? Warga menemukannya pingsan di jalanan dekat pabrik terbengkalai. Dia seperti mengalami kecelakaan tunggal dengan menabrak pohon besar yang berada di pinggir jalan dekat pabrik tua itu," ujar pria dengan suara beratnya. "Dia baik-baik saja, hanya sedikit luka di bagian kepala akibat benturan kepala, mungkin dia hanya kelelahan," sahut pria lain. "Jika baik-baik saja mengapa tak kunjung sadarkan diri sejak kemarin? Dia sudah pingsan selama dua hari!" Aku terkejut mendengar pernyataan pria dengan suara berat itu, sepertinya aku mengenal suaranya! Tidak salah lagi, dia adalah Ayah Galih! lalu dengan siapa ia berbicara? Aku yang sebenarnya mulai perlahan tersadar dari pingsanku, mencoba unt

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (4)

    POV Sekar "Maaf, Mbak tahu dari mana info bahwa saya adalah istri Galih?" tanyaku penasaran. "Pak Kades kemarin memberitahukan pada kami jika istri Mas Galih yang akan membantu kami melakukan pencarian orang-orang hilang," jawab wanita muda itu. Aku kasihan melihatnya, wanita muda tengah menggendong seorang bayi yang terlelap beserta kedua anak laki-laki yang bermain di sekitar halaman. Aku rasa tidak ada salahnya mengikuti permainan Pak Kades atau Ayah Galih. Status palsuku sebagai Istri Galih tentu akan memudahkanku menyelidiki atas hilangnya beberapa pemuda desa. "Tolong Mbak ceritakan padaku, kronologi kejadian tentang hilangnya suami Mbak?" tanyaku. "Waktu itu, kami sekeluarga menghadiri hajatan yang diselenggarakan oleh pak kades. Menjelang tengah malam, suamiku berkata padaku jika ia berniat kembali untuk begadang bersama teman-temannya, aku yang sudah lelah hanya menganggukkan kepala lalu lanjut tidur dan keesokan harinya hingga saat ini, ia tak pernah kembali," sahu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (3)

    Pov Sekar Arum Tok... Tok... Tok. Aku mendengar ketukan pintu yang begitu keras hingga membangunkanku dari tidur lelapku. Perlahan aku membuka mata, mengamati sekitarku yang terasa begitu dingin. Mungkin hujan semalam membuat hawa di desa ini semakin membuat tubuhku menggigil. Perlahan aku bangkit dari ranjang milik pacarku, Galih. Tatapanku terpaku pada setangkai mawar yang tergeletak di samping ranjangku, apakah benar ini dari Galih? Mawar itu masih basah, seperti baru saja diambil dari kebunnya. Aku mencoba membuka pintu, melihat siapa yang mengetuk pintu di pagi buta ini. Ku lirik jam di dinding masih pukul 5 pagi. Pintu perlahan terbuka dan aku celingukan melihat siapa yang berada di balik pintu tapi nihil, tidak ada seorangpun di sana. Mungkin aku salah dengar, itulah yang kupikirkan lalu kututup pintu kembali. Tiba-tiba terdengar suara dari belakangku, "Sekar, jika kamu terus berada di sini, kamu akan mati!" bisiknya seperti memperingatkanku. Saat aku menoleh ke arah sua

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (2)

    Pov Sekar Aku terkejut mendengar perkataan Ayah Galih tentang kemampuanku menemukan orang hilang hanya berdasarkan pada penglihatanku atas arwah Galih. Apa yang sebenarnya terjadi dalam keluarga ini? "Sekar, aku sangat berterima kasih atas kesediaanmu membantu keluarga kami untuk menemukan beberapa warga yang hilang selama kurang lebih tiga bulan ini," ujar Ayah Galih membuka percakapan di meja makan yang makanannya tidak hangat lagi. Aku menghentikan makanku untuk sekedar mendengarkan keluh kesah pria yang sangat Galih hormati. "Awal mulanya bagaimana Pak? Apakah sudah melapor pada polisi?" tanyaku mencoba berempati atas kegelisahan yang terpancar dari wajahnya. "Aku masih ingat saat kami mengadakan hajatan desa dalam bentuk rasa syukur kami atas panen berlimpah. Semua orang hadir untuk memeriahkan acara yang digelar sampai tengah malam. Aku masih ingat ada beberapa pria yang memilih untuk bertahan karena mereka ingin begadang, sekitar lima orang," ungkap Ayah Galih sambil mena

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (1)

    POV Sekar "Masuklah, anggap rumah sendiri," ujar Ayah Galih sambil tersenyum padaku, lalu kubalas dengan senyum ramah pula. Aku memutuskan untuk mengiyakan permintaan pacarku karena rasa bersalah yang begitu besar padanya. Aku mengkhianatinya dengan bercinta dengan rekan kerjaku tapi ia justru tetap mencintaiku sampai akhir. Warisan yang diberikan padaku menunjukkan bahwa perasaanya tidak main-main. Aku bisa merasakan tatapan tidak suka dari kedua perempuan ini, ibu dan kakak perempuannya. Sebuah tatapan yang bermakna rasa tidak suka seolah aku adalah seseorang yang akan membahayakan mereka. Aku tidak menyangka bahwa Galih adalah seorang putra yang terlahir di keluarga kaya raya di sebuah desa yang terbilang maju. Keberadaan transportasi yang berlalu-lalang serta adanya minimarket membuatku yakin bahwa perekonomian desa ini lebih maju daripada desaku sendiri. Mereka memberiku kamar Galih sebagai tempatku beristirahat. Aku takjub melihat kamar yang begitu rapi dan wangi, sert

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Galih (3)

    "Nak, apa kamu yakin pergi bersama keluarga dosen itu? Ibu khawatir akan terjadi hal buruk padamu," tanya Surti kembali memastikan keputusan anaknya. Sekar terdiam sejenak, menatap ibunya dengan tatapan penuh keyakinan meski air matanya belum mengering. Ia menghentikan aktivitasnya yang tengah sibuk memasukkan pakaian ke dalam tasnya. "Bu, aku sudah banyak melewati kesulitan hidup, hampir mati berkali-kali tapi untungnya, aku masih bisa bertemu ibu saat ini. Anggap saja sudah saatnya aku membalas budi Mas Galih, orang yang selama ini telah menolongku," sahut Sekar sambil memegang tangan ibunya, seolah meminta restu. Surti tak bisa lagi menahan keinginan anaknya, meski dalam hati rasanya berat. Ia mencoba mengikhlaskan kepergian anaknya dan berharap sang anak dapat pulang dengan selamat. "Mbak, tolong hubungi aku jika butuh bantuan, aku dan Mas Aryo akan siap membantu," ujar Seno, adik laki-lakinya yang selama ini selalu mengkhawatirkan kakaknya. "Kamu nggak perlu khawatir, c

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Galih (2)

    "Bu, tenanglah! Kita ke sini ingin menyampaikan amanat terakhir anak kita agar dia bisa tenang di alam sana, bukan malah membuat keributan seperti ini!" bentak Ayah Galih mencoba menenangkan istrinya yang justru melabrak Sekar. "Pak! Gara-gara menolong gadis ini, anak kita mati Pak! Apa kamu nggak paham perasaanku?" teriak Ibu Galih yang masih berduka, ia memperoleh informasi dari Rika jika ritual itu gagal karena Galih hendak menyelamatkan Sekar dengan mengorbankan dirinya sendiri. "Kalian jika ingin menyakiti anakku, pergilah! Jangan buat kekacauan di rumahku!" bentak Surti yang geram melihat tindakan semena-mena tamu tak di undang itu. "Bu, Maafkan kami, ijinkan saya meminta maaf pada kalian atas nama keluarga saya. Tujuan kami datang ke mari hanya untuk memberikan sebuah surat wasiat dari anak kami, Galih," ujar Ayah Galih dengan wajah penuh kesedihan, menyesal karena tidak bisa menyelamatkan anaknya. Ibu Galih nyaris pingsan, tubuhnya semakin lemah. Dengan kebesaran hati Surt

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Galih

    "Dok, bagaimana kondisi tunangan saya?" tanya Rika yang cemas dengan kondisi pacarnya yang masih kritis dan belum menunjukkan perubahan lebih baik. "Berdasarkan observasi yang sudah kita lakukan, belum ada tanda-tanda kondisi pasien membaik, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya," sahut dokter yang membuat semua orang yang berada di sana semakin sedih. "Dok, lakukan sesuatu! Aku tidak ingin kehilangan anak lelakiku satu-satunya!" teriak Ibu Galih yang baru tiba di rumah sakit, bersama dengan anak perempuan dan suaminya. "Bu, tenanglah, ini rumah sakit jangan berbuat keributan," ujar Ayah Galih yang mencoba menenangkan istrinya. Tiba-tiba beberapa polisi mendatangi rumah sakit, mereka hendak menangkap Rika atas tuduhan dalang dari menghilangnya orang-orang di pabrik garmen dan kematian para pekerja yang dinilai janggal oleh keluarga. Rika nampak pasrah saat di gelandang ke kantor polisi. Ibu Galih yang mendengar alasan penangkapan, mendadak pingsan sebab shock saat menge

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status