Di kafe di sebelah rumah sakit.Winnie dan Justin duduk berhadapan.Winnie meminum seteguk kopi yang pahit dan bertanya, "Berapa banyak pekerjaan yang sedang kamu lakukan?"Justin merasa agak gugup. Dia menyesap seteguk air lemon dan menjawab, "Empat. Dari jam delapan hingga 11, aku bekerja di restoran cepat saji. Dari jam satu hingga tiga siang, aku bekerja di cafe, lalu jam 4.30 hingga jam tujuh di restoran dan mulai kerja di bar dari pukul 7.40 malam.""Kamu nggak kuliah?" tanya Winnie.Justin menggeleng dan menjawab dengan tidak berdaya, "Pada tahun kedua, aku ambil cuti kuliah. Aku memerlukan uang untuk pengobatan ibuku. Aku ingin donor ginjal, tapi ginjalku nggak cocok dengan ginjal ibuku, jadi aku memerlukan banyak uang."Winnie melihat Justin yang terus menggosokkan jarinya ke sisi gelasnya, membuatnya terlihat sangat gelisah."Maaf, aku nggak seharusnya membuatmu terlibat dalam kejadian semalam," kata Winnie.Justin memaksakan seulas senyuman dan berkata, "Nggak apa-apa, ada b
Sampai saat suara langkah kaki itu berhenti di belakangnya, dia baru mengangkat kepalanya dan melihat cermin. Matanya seketika terbelalak."Julian?"Winnie ingin berdiri, tetapi pria itu malah mendorong Winnie ke wastafel dan memegang pinggang Winnie dengan kedua tangannya, sehingga tubuh mereka berdempetan.Posisi ini sangat ambigu, tetapi mereka berada di tempat umum, sehingga Winnie merasa sangat canggung."Kamu membuntutiku, ya?" tanya Winnie.Julian tertawa dengan sinis dan berkata, "Memangnya kamu layak?"Winnie tidak memedulikan alasan kedatangan Julian, dia berkata dengan suara rendah, "Julian, lepaskan aku!"Julian membungkukkan badannya untuk menahan Winnie di atas wastafel, sehingga Winnie hanya bisa memegang wastafel itu dengan kedua tangannya. Pinggulnya secara otomatis terangkat, sehingga dia bisa merasakan tubuh pria itu di belakangnya.Wajah Winnie seketika terasa panas, dia pun meronta dengan kuat."Sepertinya, semalam, aku nggak berhasil memuaskanmu, ya, hingga keesok
Winnie pergi ke rumahnya Sonya untuk menghindari keributan di Luna Bay.Dia duduk di sofa sambil menenangkan suasana hatinya yang buruk karena Julian. Kemudian, dia menghubungi Leo dan memberi tahu Leo bahwa dia akan melakukan operasi pada ibunya Justin secara gratis.Leo pun menggodanya dan mengatakan bahwa dia menyukai pemuda itu. Tanpa berbicara panjang lagi, dia langsung mengakhiri panggilan ini.Kemudian, dia menghubungi Sonya.Sonya baru menyelesaikan kesibukannya dan sedang berbaring dengan kelelahan di atas sofa.Winnie menceritakan kejadian beberapa hari terakhir dengan singkat pada Sonya. Mendengar cerita ini, Sonya seketika bangkit dari sofa."Berani sekali bajingan itu membuatmu kembali ke Luna Bay?! Dia bahkan membiarkan wanita jalang itu tinggal dengan kalian?" Sonya merasa marah hingga keningnya berkedut. "Winnie, kalaupun kita harus kehilangan anting-anting mutiara itu, kita juga nggak bisa menerima perlakuan seperti itu!"Winnie mengerutkan bibirnya dan berkata, "Itu h
Winnie menjilat bibirnya dan memaksakan seulas senyuman di wajahnya, lalu berkata, "Pak Gerald, apakah Jacob sudah ditemukan? Hanya saja, kondisi kesehatannya mungkin kurang baik, ya?""Bukan," kata Gerald dengan matanya yang memerah. Pemuda berkulit gelap itu memegang wajahnya sambil ragu-ragu untuk berbicara.Akhirnya, dia membawakan kabar yang menghancurkan dunia Winnie. "Saat Jacob bertarung dengan pemimpinnya, mereka terjatuh ke laut, lalu ada bom yang meledak di dalam laut."Mata Winnie seketika berkaca-kaca. Dia tidak bisa menahan air matanya. "Nggak, Jacob nggak mungkin terkena masalah. Dia berjanji padaku, setelah dia menyelesaikan misi kali ini, dia akan pulang dan menikahiku! Kalian bisa pergi cari dia lagi. Kumohon, cari dia lagi!"Gerald dan beberapa polisi lainnya pun terdiam.Sambil terisak tangis, Gerald berkata, "Hari itu, saat kamu menghubungiku, Jacob sudah menghilang. Kami nggak bisa memastikan kondisinya, jadi nggak bisa memberi tahu apa pun padamu. Maaf, Winnie."
"Nggak usah," jawab Winnie.Winnie membuka kantongan itu dan mengeluarkan sebuah gaun model baru dari merek SJ dari dalamnya.Gaun ini berwarna putih, dengan panjang mencapai mata kakinya. Bagian kerah, lengan dan ujung roknya berenda, sehingga gaun ini terlihat elegan dan bermartabat.Julian sangat menyukai model dan warna pakaian seperti ini, Chelsea juga menyukai gaya merek ini.Oleh karena itu, Julian sering membeli dua, satu untuk Winnie dan satu untuk Chelsea.Chelsea sama sekali tidak menyukai gaya pakaian seperti ini. Sebelumnya, dia hanya mengenakannya untuk menyenangkan hati pria ini.Sekarang, Winnie tidak ingin melakukan hal seperti itu lagi, jadi dia langsung menolak.Dia memasukkan gaun itu kembali ke kantongannya dan berkata, "Aku nggak suka.""Gaun ini keluaran terbaru musim ini, hanya ada dua di seluruh dunia," kata Julian. Dia mengira bahwa Winnie sedang merajuk, jadi dia sengaja berkata, "Bahkan dengan uang banyak pun gaun ini nggak bisa dibeli."Winnie tersenyum dan
Winnie pun berdiri dan mendorong Jemma ke ruang makan.Carla menatap Julian sambil berkata, "Kenapa kamu berbicara seperti itu pada adikmu? Dia masih kecil, masih nggak bijak, kenapa kamu nggak bisa mengalah padanya?"Julian memainkan cangkir tehnya dan berkata, "Masih kecil? Dia sudah berusia 20 tahun, dia hanya lebih kecil empat tahun dari Winnie."Jessica berkata dengan sedih, "Kak, kenapa kamu membela dia? Bukankah kalian akan berce ...."Melihat tatapan Julian yang dingin dan tajam, Jessica langsung membungkam dengan ketakutan.Carla, ibunya Julian, mengernyit dan bertanya, "Berce? Bercerai?""Nggak," jawab Julian dengan tenang.Carla meletakkan cangkirnya dengan kuat di atas meja dan berkata, "Kalau dibandingkan dengan Chelsea, aku tetap lebih bersedia membiarkan Winnie menjadi istrimu. Kalau kamu mau menikahi Chelsea, aku akan jadi orang pertama yang menentang hubungan ini! Nenekmu juga nggak akan setuju!"Tatapan Julian yang dingin tertuju ke arah Jessica, sehingga Jessica menc
Jessica menjulingkan matanya dan berkata, "Aku nggak mau! Kalaupun dia hamil, siapa tahu itu anak siapa?!"Julian langsung berkata dengan suara rendah, "Jessica! Kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?!"Suara yang dingin ini membuat tubuh Jessica seketika menjadi kaku. Dia menoleh dan melihat amarah yang tertahan di tatapan Julian yang gelap.Hanya saja, pada saat ini, dia ingin sekali menantang batas kesabaran Julian.Dia pun menegakkan tubuhnya dan berkata, "Ucapanku nggak salah. Hari itu, aku melihatnya dan Sonya, temannya, menyewa pria penghibur!"Carla mengernyit sambil menatap Winnie dan bertanya, "Benarkah begitu?"Winnie berpikir, jika dia mengakui hal ini, Keluarga Lowie pasti akan marah besar dan mungkin akan membiarkannya bercerai lebih awal dengan Julian.Baru saja dia ingin mengakui hal ini, Julian langsung berkata, "Dia memang pergi ke bar, tapi dia pergi denganku. Hari itu, Calvin dan Harry juga ada di sana. Jessica, malam-malam begitu, kamu nggak berada di asrama kampu
Mereka berdua berbisik-bisik layaknya kekasih yang mesra.Jemma tentu saja senang melihat mereka sedekat ini. Setelah Julian pergi, dia memanggil Winnie dan berkata, "Winnie, dorong Nenek ke kamar, ya.""Baik," kata Winnie sambil mendorong Jemma kembali ke kamarnya. Kemudian, dia berlutut dengan satu kaki untuk memijat kaki Jemma."Nenek, akhir bulan, Nenek sudah bisa operasi," kata Winnie.Jemma membuang napas dengan pelan dan berkata, "Aku harus merepotkan temanmu.""Nggak repot kok, kami berhubungan sangat baik," kata Winnie sambil membantu Jemma melancarkan peredaran darahnya dengan sangat terampil.Jemma menggenggam tangan Winnie sambil berkata, "Winnie, jujurlah dengan Nenek, apakah kamu dan Julian benar-benar mau bercerai?"Bukan hanya karena ucapan Julian, tetapi Winnie sendiri juga tidak ingin membuat Jemma marah.Dia tersenyum dan berkata, "Tentu saja nggak.""Baguslah kalau begitu," kata Jemma sambil menggenggam tangan Winnie. "Winnie, selama beberapa tahun terakhir, kamu su