Diantara keramaian orang, Floryn berdiri menahan renggutan dengan segelas vodka coctail, segelas minuman yang sangat mahal untuknya dan setara dengan satu porsi jatah makan siang. Jika saja ini bukan untuk mengawasi Issabel, Floryn jauh lebih senang membeli beberap buah roti yang akan mengenyangkan perutnya.Floryn mempokuskan pandangannya untuk mengawasi Issabel yang tengah melakukan aktivitas kesenangannya, yaitu berjudi.Issabel duduk dengan anggun, membawa chip uang kasino dalam jumlah yang sangat banyak. Nolan yang menemaninya hanya menenteng tas mewah Issabel dan sesekali membisikan sesuatu yang membuat Issabel tersipu malu.Tawa senang Issabel terlihat begitu lepas saat dia memenenangkan putaran pertamanya. Floryn melirik ke beberapa sisi, pandangan matanya kembali bertemu dengan seorang security yang sempat mencegatnya. Kaki Floryn sedikit gemetar dilanda kecemasan.Ini untuk pertama kalinya Floryn masuk ke dalam tempat seperti ini, dia tidak tahu harus mengatasinya dengan ca
“Apa Ibu bilang? Apa Ibu sadar dengan apa yang telah Ibu katakan barusan? Bagaimana bisa Ibu mengatakan cinta pada selingkuhan Ibu, tepat di depan mataku, di rumah milik suamimu sendiri!” geram Rachel dengan penuh penekanan.“Cukup Rachel!”“Tidak akan!” jerit Rachel menangis kencang hingga membuat beberapa pekerja terbangun.“Apa yang Ibu lihat dari lelaki sampah seperti dia? Dia hanya benalu yang menumpang hidup tanpa bisa memberikan apapun selain sex dan penjilat! Ayah jauh lebih baik dari dia!” ucap Rachel bercampur isakan yang kuat.Issabel mengusap keningnya dengan penuh tekanan, Issabel masih tidak habis pikir bagaimana bisa Rachel bisa mengetahui perselingkuhannya? Padahal selama bertahun-tahun ini semuanya berjalan dengan baik-baik saja, bahkan pekerja yang berada di rumah dan mengetahuinya memilih bungkam. Sepertinya, pesan anonym beberapa hari yang lalu memang benar, Rachel memata-matainya.Sekarang semuanya sudah terbongkar, Issabel tidak dapat mengelak dari kesalahannya.
Alfred melajukan mobil dengan cepat meninggalkan kawasan bordil, ditengah kesibukannya yang menyetir, dia menyempatkan diri untuk menelpon Floryn untuk mengetahui keberadaannya.“Kemana sebenarnya dia pergi?” gerutu Alfred.Satu panggilan telepon darinya telah Floryn lewatkan begitu saja.Setiap blok bangunan akhirnya Alfred lewati, mencari-cari keberadaan Floryn tanpa dia ketahui kemana sebenarnya rute perjalanan gadis itu.Ditengah kekesalan yang dirasa, Alfred mendengus geli, menertawakan kekonyolan dirinya sendiri yang rela berkendara sampai beberapa puluh kilo meter, tidak sampai disana, kini dia juga berkeliling harus mencari keberadaannya hanya untuk mengajaknya pergi sarapan bersama sambil berbincang.Alfred terkejut dengan dirinya sendiri, tidak pernah sekalipun dalam hidupnya dia melakukan hal yang sejauh ini untuk seorang perempuan tanpa Alfred pikirkan high valuenya, tanpa Alfred pikirkan masalalunya dan tanpa Alfred pikirkan siapa keluarganya.Floryn yang pertama..Peremp
“Handponeku hilang,” bisik Floryn nyaris tidak terdengar, dia terlalu malu untuk bercerita apalagi bila mengingat hal konyol yang terjadi semalam. Beruntung saja, Floryn masih memiliki bukti perselingkuhan Issabel di akun anonymnya sehingga dia bisa melakukan backup. “Bagaimana bisa?” tanya Alfred dengan ketidak mengertiannya.Tangan Floryn terkepal, menyalurkan kegugupan yang dirasa. “Semalam aku mengikuti Issabel ke kasino dan minum segelas vodka, aku sedikit pusing mabuk di perjalanan pulang dan tidak tahu menyimpan handponeku dimana,” cerita Floryn terbata-bata, dia malu menceritakan semua kejadiannya.Sesungguhnya, semalam saat dia mabuk, dia membeli minuman di warnet. Karena pusing, Floryn justru mengambil arak dan memperparah mabuknya hingga dia tidak sadar meninggalkan handpone dan sepedanya entah dimana.“Untuk apa kau mengikutinya?”“Aku mencari bukti perselingkuhan Issabel dan kebisaanya berjudi,” jawab Floryn pelan.Kerutan samar menghiasi kening Alfred. Seharusnya untuk
“Aku ingin kau tinggal disini mulai hari ini, masuklah ke sekolah internasional agar kau bisa berkembang lebih baik.”Perkataan Alfred berhasil membuat Floryn menegang terkejut. Alih-alih senang, gadis itu justru kebingungan tidak tahu bagaimana cara menyampaikan penolakan tanpa membuat Alfred tersinggung.Genggaman Alfred menguat. “Kau tidak setuju?” tanyanya menyentak keterdiaman Floryn yang kini melamun.Wajah Floryn terangkat, menelaah suasana hati Alfred Morgan melalui sepasang mata keemasannya dibawah keteduhan bulu matanya yang panjang. Floryn menarik napasnya dalam-dalam, untuk sesaat gadis itu kembali lupa untuk berbicara, dia kehilangan fokusnya karena wajah rupawan lelaki itu yang terlalu sempurna, layaknya patung porselen yang diukir sedikit demi sedikit agar tidak terjadi setitikpun kesalahan.Floryn masih terpacaya, bagaimana bisa lelaki sempurna seperti Alfred Morgan memiliki ketertarikan padanya padahal Melisa, tunangan asli Alfred jauh lebih hebat.Floryn mengerjap be
Hangat genggaman tangan Alfred yang tidak pernah terlepas membawa ketenangan ditengah ketidak percayaan Floryn kala dia harus berbicara dengan konsultan pendidikan. Tanpa peduli dengan Novira. Alfred menempatkan tangan Floryn di pangkuannya, pria itu mengusap buku-buku jari Floryn, terkadang meremasnya dengan kuat setiap kali Floryn ragu untuk berbicara.Novira merekomendasikan Floryn untuk segera mengejar paket sekolah menengah atas terlebih dahulu hingga melewati tahap ujian kelulusan dalam waktu beberapa bulan. Setelahnya dia bisa masuk perguruan tinggi bersama anak-anak lainnya yang akan segera lulus dalam waktu setengah tahun lagi.Alfred tidak berbicara sepatah katapun untuk terlibat percakapan, dia melimpahkan semua keputusan berada ditangan Floryn.Sepanjang percakapan yang berlangsung, Alfred hanya diam dan mendengarkan, memastikan jika orang yang berbicara dengan Floryn tidak berkata hal buruk dan menghancurkan semangat belajar Floryn.Dalam diamnya, Alfred menopang dagu,
“Kau perempuan pertama yang aku perlakukan seperti ini.”Deg!Jawaban Alfred berhasil membuat Floryn termangu, bibirnya yang sedikit terbuka bernapas tersendat-sendat diserang kegugupan, terpengaruh oleh kata-kata yang sama sekali tidak pernah Floryn pikirkan akan dia dengar begitu lembut dan tulus. Sekuat tenaga Floryn berusaha untuk tetap berpikiran rasional dan tidak terjebak oleh kata-kata manis Alfred yang mungkin saja telah dibumbui oleh kebohongan.Sangat mustahil, Alfred Morgan adalah jenis lelaki yang hidup di kelas yang kalangan orang-orang yang sempurna. Diantara banyak perempuan luar biasa yang Alfred kenal, mengapa justru seorang perawat seperti Floryn menjadi orang pertama yang mendapatkan perlakuan seperti ini?Jari mungkil Floryn memilin permukaan gaun. “Mengapa aku yang pertama?”Alfred tersenyum lembut melihat ada keraguan dimata Floryn yang seperti mencari-cari kepastian darinya. “Dunia penerbangan adalah bagian dari jiwaku, aku tidak ingin berbagi hal yang aku cin
Nolan tersenyum tenang, menempatkan tangannya di belakang punggung, menyembunyikan kepalannya yang kuat. “Itu urusanku bersama ibumu. Sebaiknya kau urus saja urusanmu sendiri,” jawab Nolan tidak lagi berbicara formal dan menunjukan rasa hormatnya.Rachel berdecih kesal atas kelancangan Nolan. Jika saja Rachel tidak menyayangi Emier, Rachel tidak sudi menghabiskan energynya untuk ikut campur urusan kotor Nolan dan ibunya.“Apa yang sebenarnya kau mau dari ibuku? Kau sadar betulkan, seberapa jauh perbedaan usia kalian. Kau lebih pantas menjadi anaknya, dan aku yakin kau bukanlah seorang gerontofilia (Seseorang yang memiliki ketertarikan seks pada wanita berusia lanjut).”“Aku hanya melakukan pekerjaanku.”“Jadi, ini semua demi uang kan?” geram Rachel menahan kesal. “jika ini demi uang, aku akan memberikannya padamu dengan satu syarat, jangan pernah lagi muncul di kehidupan ibuku,” perintah Rachel dengan serius.“Aku tidak bisa. Terkecuali jika ibumu yang meminta.”“Tidak bisa katamu?”