Share

20. Kepingan Memori

Yara terbangun dengan kepala berat dan tubuh yang terasa lelah. Pandangannya masih buram karena kurang tidur, dan perasaannya bercampur aduk dengan rasa sakit yang tak tertahankan.

Di sebelahnya, Oliver masih tertidur lelap, napasnya teratur setelah malam yang penuh emosi dan kekecewaan.

Yara memandang wajahnya sejenak, merasa benci sekaligus sedih.

Hatinya remuk. Tubuhnya terasa hampa, seolah semua energi telah terkuras habis. Air mata yang tadi malam deras mengalir kini mengering di pipinya, tetapi luka di hatinya masih berdarah.

Perlahan, Yara bangkit dari tempat tidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan Oliver. Ia tidak sanggup melihatnya, setidaknya untuk saat ini.

Dengan langkah lemah, Yara menuju kamar mandi. Di sana ia menatap bayangannya di cermin. Wajah pucat dengan mata sembab itu seolah bukan dirinya.

“Siapa aku?” gumamnya, hampir tak terdengar. “Aku... Yara, bukan Zara.”

Suara itu terasa asing, seolah-olah dirinya sendiri tidak yakin dengan kata-kata itu. Kenyat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
pengen tak tendang ini Oliver sumpah, marah banget aku sama kamu oliveeeerrrrr
goodnovel comment avatar
Ferraisya
Tinggalin aja lakik model begitu, cemen ..
goodnovel comment avatar
Ami Lee
teruz aja siksa yara dengan sikap kamu oliver... tunggu aja giliran kamu balasan buat kamu lebih parah nanti nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status