Share

18. Mabuk Berat

Oliver menoleh ke arah Wanda, dan meskipun matanya sedikit lelah, dia masih menatapnya dengan tajam. “Kenapa kamu di sini, Wanda?” tanyanya, nada suaranya datar, tanpa emosi yang jelas.

Wanda tersenyum kecil. “Saya cuma kebetulan lewat, Tuan. Nggak ada yang penting. Tapi melihat Anda di sini... saya merasa khawatir.” Ia duduk di sebelah Oliver dengan gerakan halus, matanya menatap Oliver penuh simpati.

Oliver meneguk minuman di tangannya, lalu menghembuskan napas panjang. “Aku nggak butuh simpati, Wanda.”

"Tentu saja nggak, tapi... semua orang membutuhkan teman untuk berbicara, bukan?" Wanda mencoba memancing Oliver agar membuka diri, berharap bisa mengambil keuntungan dari situasi ini.

Namun, Oliver hanya terdiam sejenak, menatap kosong ke gelas di depannya. “Kamu nggak akan mengerti,” katanya akhirnya, nadanya nyaris pelan.

Wanda merasa frust
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
untung Yara kaum datang di waktu yg pas, Oliver kamu selamat dari rubah betina gatal
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
Setuju bgt kak ^^
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
skrg tiap baca cm bsa ngelus dada sambil tarik n' buang napas biar ga nyesek trus . emg paling the best kisah papa n' mama Oliver dh . byk manisnya drpd bkin nyesek . jingga yg teraniaya diawal prnikahan jg cm diceritakan scra singkat . ga kaya anknya nii yg nyiksa batin istri sampe ber'bab-bab T_T
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status