Share

di kucilkan

Author: Pulungan
last update Last Updated: 2024-05-19 18:28:02

Dengan cepat ia memakaikan jilbab tersebut ke kepala Naya, namun Reza terhenti karena tidak ada jarum pentul di tangannya. "Pake ini aja Pak," ucap Silvi tiba-tiba dari sebelah membuat Reza langsung menoleh lalu mengangguk.

"Kamu pasangin ya," ucap Reza yang dibalas anggukan oleh Silvi, dengan cekatan ia memasangkan pentul ke jilbab Naya. Saat Silvi mengangkat dagu Naya membuat Naya langsung mendongak detik kemudian pandangannya bertemu dengan Reza.

'Kak Reza selalu melihatku, apa sebenarnya maksud Mama? Apa jangan-jangan …,' bathin Naya bertanya-tanya, tapi matanya terus menatap ke arah Reza karena ia merasa tidak asing dengan tatapan itu.

Reza yang menyadari tatapan Naya sudah tidak biasa langsung mengalihkan pandangannya. Walaupun sebenarnya ingin sekali rasanya ia memeluk dan mencium pipi gadis itu. Ia tahu pasti Naya sekarang malu, sedih dan merasa rendah akibat perbuatan Ibunya dan Nova.

"Pipi kamu masih sakit?" tanya Alex tiba-tiba membuat Naya langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alex. "Nggak kok Pak, maaf sudah membuat keributan disini," ucap Naya lalu ia menunduk membuat Alex tersenyum sekilas.

"Pak maaf, kalo boleh tau yang tadi kenapa bisa masuk kesini ya? Apa itu keluarga Bapak? Tapi kenapa harus bikin keributan seperti ini?" tanya Silvi membuat Naya langsung menoleh Silvi sekilas.

"Em … saya juga bingung ya, masalahnya saya gak kenal itu siapa dan saya gak ngerti tujuan mereka apa," jawab Alex membuat Silvi mangut-mangut.

"Maaf Pak, sebenarnya itu mertua saya, saya juga gak tau kenapa mertua saya sampai disini, sekali lagi maafin saya," ucap Naya membuat Alex sedikit kaget. 'Berarti kalo itu mertua Naya, otomatis Ibunya Reza,' batin Alex lalu ia melihat ke arah Reza.

Reza yang melihat itu langsung keluar duluan membuat Alex langsung paham. "Ya sudah kalo begitu, kalian kembali kerja lagi ya, masalah karyawan biar saya yang urus," lanjut Alex lalu ia berjalan ke depan agar bisa melihat semua karyawan.

"Perhatian semuanya, seperti yang sudah kalian saksikan kejadian barusan, apapun itu ambil sisi baiknya dan jangan saling menghujat karena kita tidak tahu kebenarannya bagaimana.

Mulai sekarang saya tegaskan siapa yang berani membully Naya maka siap-siap aja angkat kaki dari pabrik ini, paham!" tegas Alex membuat semuanya langsung kaget. Pasalnya mereka sudah sangat membenci Naya.

"Maaf Pak, kok gitu sih jelas-jelas si Naya pelakor yang gangguin anaknya si Ibu tadi, masa bapak bela Naya sih, apa karena dia cantik?" tanya seorang karyawan dengan lantangnya membuat Alex langsung menatap tajam karyawan tersebut.

"Kamu udah tau aslinya dan udah punya bukti bahwa Naya seperti itu? Karena masalahnya saya gak kenal yang tadi itu siapa, walaupun dia ngaku-ngaku sebagai keluarga saya. 'Kan bisa saja itu cuma sengaja buat ulah biar pabrik ini ribut," jawab Alex dengan tegas.

"Ya gak sih Pak, cuma menurutku ya, gak mungkin si ibu tadi ngomong gitu kalo anaknya gak di gangguin atau di goda sama si Naya," lanjut karyawan tersebut membuat Alex mangut-mangut.

"Jadi tujuan kamu apa?" tanya Alex. "Ya gak salah kalo kita jauhin Naya atau kucilkan Naya sih Pak, karena emang sesuai dengan kelakuannya yang buruk, kita gak mau ketularan seperti dia, amit-amit," jawab karyawan tersebut dengan ekspresi yang benar-benar menjatuhkan Naya.

"Oke baik, jika kalian ingin menjauhi Naya silahkan jauhi, tapi jangan sekali-kali saya dengar kalian memaki-maki dia atau membully dia, karena kalian belum tentu lebih baik dibandingkan Naya.

Saya bukan membela Naya, tapi pabrik ini punya saya, saya gak ingin ada kericuhan atau pembullyan disini, karena ini tempatnya kalian mencari nafkah bukan mencari dosa, paham!" lagi-lagi ketegangan Alex membuat Naya terharu tanpa ia sadari air matanya luruh sambil memain-mainkan kedua tangannya.

Silvi yang melihat itu langsung merangkul Naya dari samping membuat Naya langsung menoleh. "Smile," ucap Silvi membuat Naya langsung tersenyum.

"Jangan sedih, walaupun satu dunia ini ngucilin kamu, aku akan selalu ada buat kamu Nay," ucap Silvi menguatkan Naya membuat Naya langsung mengangguk.

"Makasih, tapi nanti kamu di kucilin juga gimana? Aku gak apa-apa kok gak di temenin juga kalo lagi disini," jawab Naya membuat Silvi terkekeh.

"Kalo aku gak di temenin sama mereka ya mereka lah yang rugi secara aku kan lucu dan imut," jawab Silvi dengan santainya membuat Naya terkekeh lalu detik kemudian matanya kembali berair.

"Makasih ya Vi, kamu selalu ada buat aku saat semua orang membenciku," lirih Naya yang dibalas anggukan oleh Silvi. "Udah ih nangis mulai udah kayak shooting aja nangis-nangis an, ntar jam istirahat kita nyari bakso yuk yang pedes biar mantap kerjanya," ajak Silvi mengalihkan pembicaraan.

"Aku takut ketemu sama mertuaku Vi," ucapnya membuat Silvi memutar mata malas. "Alah itu mah bisa di atasi ntar aku keluarin semua jurus tendangan jomblo dah," lanjut Silvi membuat Naya semakin terkekeh sambil mengusap air matanya.

Tanpa ia sadari ternyata Reza tengah mempersiapkan dirinya dari kejauhan. Setelah selesai berbicara di depan Alex keluar dari ruang pengemasan ia mencari Reza, banyak pernyataan yang harus ia tanyakan.

"Ayok ke ruangan HRD sebelum kamu saya hajar," ucap Alex tiba-tiba menarik baju belakang Reza membuat Reza langsung kaget lalu mengikuti langkah Alex.

Brak! Alex menutup pintu dengan sedikit kasar lalu ia menatap Reza dengan sinis seolah-olah meminta penjelasan tanpa diminta.

"Oke gini Lex, jujur saya gak tau kenapa Mama saya bisa kesini, cuma yang saya bilang kemaren saya pernah lihat Mama dan Nova keluar dari pabrik ini, tapi saat itu Naya gak kenapa-kenapa, makanya tadi …,"

"Apa? Kaget kamu? Yah harusnya kamu kalo masih benar-benar merasa suami Naya lindungi istrimu goblok, dengan membiarkan Naya seperti tadi gak banget sih Za, mana jiwa laki-laki kamu membiarkan istrimu di tampar di depan matamu yang kamu lakukan apa? Kamu malah sembunyi? Why?" tanya Alex dengan sedikit emosi membuat Reza langsung menarik nafas dalam-dalam.

"Saya bukannya gak mau Lex, cuma saya gak mau buat Naya shock kalo dia tau saya dengan situasi tadi, saya tahu Mama pasti ingin membuka identitas saya tadi biar Naya kaget," jawab Reza membuat Alex langsung menghempaskan tubuhnya di kursi, ia tidak mengerti lagi harus bagaimana menghadapi Reza.

"Trus apa kamu senang lihat istri kamu dibully, dimaki-maki, di kucilin sama orang sepabrik?" tanya Alex membuat Reza langsung menggeleng.

"Gak Lex, siapa sih yang tega lihat istrinya di gituin, sebenarnya saya pengen Naya gak usah kerja biar saya yang biayain dia, cuma saya gak tau harus bagaimana," lanjut Reza membuat Alex langsung terkekeh.

"Kamu sakit jiwa kayaknya ya, bagaimana bisa kamu menafkahi dia dengan posisi yang berjauhan seperti ini sok-sokan jadi pahlawan. Gak bakal mau Naya nerima itu, potong tangan saya dah kalo Naya mau nerima nafkah dari suami penakut kayak kamu, pasti dia lebih milih kerja banting tulang daripada harus seperti itu," kesal Alex sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Reza yang mendengar itu langsung ikut duduk di samping Alex lalu mengusap wajah, ia juga tidak menyangka Ibunya sampai seperti ini. "Pecat Nova," ucap Alex tiba-tiba. "Hah?"

"Kamu gak gudeg kan? Pecat Nova!" tegas Alex membuat Reza bingung. "Jangan lembek jadi cowok, kamu harus punya pendirian jangan apa-apa kebanyakan pertimbangan ujung-ujungnya istri kamu yang menderita," tegas Alex membuat Reza diam.

"Apa dengan memecat Nova itu cara yang terbaik?" tanya Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tentu karena dengan seperti itu kamu menunjuk kalo kamu itu gak main-main," lanjut Alex membuat Reza mengangguk.

"Kamu yakin dia gak bakal ganggu Naya?" tanya Reza. "Pertanyaan bodoh macam apa ini? Tanpa kamu pecatpun, Nova dia akan tetap menganggu Naya karena sekretarismu itu sudah dekat sama Ibumu, apalagi setelah kamu memecatnya, makin terlihat kedoknya lihat aja," terang Alex, ia benar-benar kesal pada Reza.

***

Di ruang pengemasan Naya baner-bener dikucilkan sama teman-temannya bahkan tidak ada yang mau di dekatnya.

Saat Naya hendak mengambil lakban, tiba-tiba teman di sampingnya langsung mengibas-ngibaskan tangannya seolah-olah ia merasa najis dengan Naya karena tangannya tidak sengaja mengenai tangan Naya.

Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang, setidaknya mereka tidak ngomong secara langsung.

"Udah gak apa-apa, santai aja ntar juga nyesal sendiri kalo udah tahu aslinya," ucap Silvi membuat Naya mengangguk lalu kembali melanjutkan kerjaannya.

"O iya jaketnya Pak Aga gimana ya?" tanya Naya membuat Silvi menoleh.

"Ya udah gak apa-apa pegang dulu aja ntar kalo Pak Aga datang lagi baru kasih," jawab Silvi sebenarnya Naya sudah mulai curiga dengan Aga. Namun Naya masih menunggu waktu yang pas

Related chapters

  • Penyesalan Mertua Jahat    Di pecat

    Malam hari, Reza pulang ke rumah dengan perasaan campur aduk antara marah, kesal dan kasihan. Ia bingung harus bagaimana berbicara dengan Ibunya. "Assalamualaikum," ucap Reza tiba-tiba membuat Neni dan Sarah yang mendengar itu langsung kaget. "Walaikumsalam, udah pulang Nak, Mama udah nyiapin makanan kesukaanmu di meja, mandi dulu kemudian makan ya," ucap Neni ramah membuat Reza langsung melihat Ibunya tersebut sebentar lalu menggeleng. "Gak usah, aku gak lapar, gak mood juga," jawab Reza datar membuat Neni kaget. "Reza kok gitu sih Nak, kamu marah ya sama Mama?" tanya Neni membuat Reza langsung meletakkan sepatunya asal. "Maksud Mama berbuat seperti tadi apa, Ma?" tanya Reza sedikit ngegas membuat Neni langsung menelan ludahnya dengan susah payah. "Mama hanya ingin memberi pelajaran sama Naya karena sudah berani menggoda kamu itu aja, supaya dia sadar kesalahan dia," jawab Neni membuat Reza langsung tersenyum kecut. "Naya gak menggodaku Ma, aku yang selalu melihatnya, salah

    Last Updated : 2024-05-20
  • Penyesalan Mertua Jahat    akhirnya

    Hari menunjukkan pukul 11 siang, Naya sudah sampai di kantor Reza karena ia memakai masker membuatnya tidak begitu di kenali. "Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu karyawan dengan ramahnya. "Siang Mbak, saya ada jadwal bertemu dengan Pak Reza siang ini, apakah Pak Rezanya ada?" tanya Naya. "Ada Mbak, dengan Mbak siapa ya?" tabya karyawan itu. "Naya," "Oke sebentar ya Mbak, saya hubungi Kak Reza dulu," lanjut karyawan tersebut lalu ia mengambil telepon. [Siang Pak Reza, ini ada orang yang katanya ada janji ketemuan sama Bapak]Reza yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya, perasaan ia tidak punya janji apa-apa hari ini. [Dengan siapa?] tanya Reza yang masih berkutat di depan komputer.[Mbak Naya] jawab karyawan itu membuat Reza langsung mematung. Deg! 'Naya? Benarkah? Dia kesini,' ucap Reza dalam hati. [Ok baik, silahkan suruh aja Naya naik ke ruangan saya] lanjut Reza.[Baik Pak] Setelah selesai Reza langsung membersihkan berkas-berkas ya

    Last Updated : 2024-05-21
  • Penyesalan Mertua Jahat    Nafkah batin

    Sore hari, Naya terbangun dari tidurnya, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya matanya perlahan membuka sempurna, detik kemudian matanya langsung membola langit-langit yang berbeda. Naya menoleh ke samping mendapati Reza tengah tidur pulas sambil memeluknya. Ntah, apa yang yang terjadi padanya tiba-tiba air mata Naya menetes begitu saja. Tanpa membuang waktu ia menyingkirkan tangan kekar itu, lalu Naya berusaha bangkit, saat ia berdiri tiba-tiba Naya merasa sakit di bagian sensitifnya. "Akh …," ringisnya membuat Reza terjaga dari tidurnya, detik kemudian Reza langsung duduk. "Naya, tunggu disitu jangan gerak dulu," ucap Reza lalu ia turun dari ranjang kemudian mendekati Naya. "Kamu mau kemana?" tanya Reza, ia melihat jelas kalau gadis itu menangis. "Pulang," jawab Naya lirih membuat Reza langsung menggeleng lalu meraih tangan Naya. "Jangan Nay," bujuk Reza dengan wajah mengiba, tapi Naya malah menggeleng kuat. Ntah apa yang ia rasakan sekarang, Naya sendiri pun tidak mengert

    Last Updated : 2024-05-23
  • Penyesalan Mertua Jahat    Antar Naya pulang

    "Em … maksudku kamu bilang nama titiknya aja, biar aku ngikutin maps," jawab Reza berbohong membuat Naya mengangguk sekilas. "Gak usah Kak, aku gak tidur kok," jawab Naya membuat Reza mangut-mangut.Lama mereka di perjalanan akhirnya keduanya sampai di depan gang kosan Naya. Naya sengaja tidak memberi tahu detail tempat kosannya, supaya Reza tidak bisa menemukan kosannya. "Disini aja? Kamu yakin?" tanya Reza karena masih lumayan jauh ke dalam. "Iya Kak, makasih," lanjut Naya lalu ia hendak membuka pintu mobil namun, Reza terlebih dahulu menahannya. "Bawa ini Nay, kalo kamu udah maafin aku bilang aja aku siap kapan aja jemput kamu," ucap Reza sambil menyodorkan amplop yang tebal lima kali dari isi yang Naya berikan tadi. "Apa ini?" tanya Naya bingung. "Nafkah untuk istriku yang cantik ini," jawab Reza menggombal Naya, sambil tangannya mengusap pipi Naya. "Gak usah Kak, aku kerja kok," tolak Naya, tapi Reza lebih keras kepala. "Ya sudah kalo kamu gak mau nerima, jangan turun da

    Last Updated : 2024-05-24
  • Penyesalan Mertua Jahat    Reza Ketahuan

    Seminggu telah berlalu, Naya sudah mulai melupakan kejadian yang membuatnya terus mengurung diri di kosan, ia mulai bisa fokus bekerja di pabrik. Walaupun sebelumnya ia sempat libur satu hari karena merasa belum siap untuk kerja. "Nay, kamu kalo ada masalah bisa cerita gak sih? Jangan diam tiba-tiba, aku tuh bingung mau gimana kemaren kamu diam aja hampir dua hari. Sekarang tiba-tiba udah ceria aja kayak jelangkung aja deh, bikin takut dan bingung," ucap Silvi mengutarakan kekesalan hatinya membuat Naya cengengesan. "Maafin aku ya, aku gak apa-apa kok," ucap Naya membuat Silvi langsung mengerucutkan bibirnya. "Pagi Naya, Silvi," ucap seseorang membuat keduanya langsung menoleh. "Eh Pak Bos Ganteng, selamat pagi," sapa Silvi membuat Naya langsung melotot ke arah Silvi, tapi Silvi malah santai. "Pagi Pak Alex," sapa Naya dengan ramah yang dibalas senyuman oleh Alex. "Kemaren saya dapat kabar kamu sempat libur dua hari kanapa? Apa sakit lagi?" tanya Alex membuat Naya langsung gelagap

    Last Updated : 2024-05-25
  • Penyesalan Mertua Jahat    Mertua Hasad

    Alex hanya diam sambil melipat kedua tangannya memperhatikan keduanya sedari tadi, namun tidak lama kemudian ia melihat orang yang tidak asing baginya. Pelan-pelan Alex mendekati dua orang yang tengah ngumpet-ngumpet tersebut. "Yes Tante, sebentar lagi Naya pasti akan membenci Reza sebenci-bencinya," ucap Nova yang dibalas anggukan oleh Neni. "Iya kamu jangan terlalu senang dulu, tugas kamu yang tadi saya suruh udah belum?" tanya Neni yang dibalas anggukan oleh Nova. "Sudah Tan, beres," jawab Nova membuat Neni mengangguk. Alex yang melihat itu langsung tersenyum miring, lalu ia meninggalkan keduanya. 'Ribet banget rumah tangga kalo ada ularnya di dalam,' ucap Alex dalam hati. Di kejauhan Naya terus memberontak walaupun Reza berusaha menenangkannya, tapi Naya tetap tidak mau. "Pergi Kak, aku gak mau di ganggu dulu," ucap sambil mengusap air matanya, Reza langsung menggeleng. "Gak Nay, aku gak akan pergi sebelum memastikan kamu baik-baik aja," kekeh Reza membuat Naya langsun

    Last Updated : 2024-05-26
  • Penyesalan Mertua Jahat    Mulai terbuka

    Tanpa membuang waktu Reza langsung mendekati Alex yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. "Naya tau semuanya," ucap Reza memulai percakapan. "Saya juga tau semuanya dan saya akan memecat beberapa karyawan yang sudah membantu Ibu dan sekretarismu itu masuk ke pabrik," jawab Alex dengan tegas membuat Reza langsung kaget. "Karyawan?" panggilnya. "Iya, awalnya saya bingung kenapa mereka bisa lolos terus padahal ada security di depan, ternyata mereka sekongkol dengan beberapa karyawan termasuk security," terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Saya gak tahu harus gimana lagi Lex, Naya benar-benar kecewa," ujar Reza. "Dari awal saya bilang tegas, bedakan mana yang salah mana yang benar itu aja, kamu gak dengerin saya, gini 'kan jadinya," omel Alex membuat Reza menghela nafas panjang. "Sepertinya saya harus mengusir Nova dari rumah," ujar Reza membuat Alex mengernyitkan dahinya. "Dari awal kali," ketusnya "Kalo dia gak mau, biar saya yang pergi," lanjut Reza yang dibalas angguka

    Last Updated : 2024-05-27
  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertengkar dengan Neni

    Semua ucapan Alex seketika tergambar di otak Reza, ia paham maksud Alex. "Tapi Naya gak pernah cerita," ucap Alex. "Dia yang gak mau cerita atau kamu yang gak mau dengerin dia?" ucap Alex membalikkan ucapan Reza membuat Reza seketika mematung, dirinya memang tidak pernah mau mendengarkan Naya dulu. "Sudahlah Lex, saya pusing," ucap Reza tiba-tiba sambil memijit pelipisnya, terlalu banyak beban di pikirannya. "Gak bisa Reza, kamu harus tau yang sebenar-benarnya biar kamu gak nyalahin Naya terus. Lihat aja setelah ini kita kembali ke pabrik, saya akan pecat tiga orang langsung. Saya udah cek cctv tadi," tegas Alex membuat Reza mengangguk. "Saya tuh bingung mau nyalahin Mama Lex, soalnya dari awal saya datang Mama baik sama saya Lex, jadinya bingung mau gimana," "Nah itu, kebingungan kamu itu yang buat rumah tangga kamu hancur," tegas Alex. "Sekarang kamu pengen sama Naya, tapi kamu gak bisa adil, ya sama aja Za, percuma Naya itu perempuan dan perempuan itu sangat perasaan, m

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Bisa Kabur Lagi

    [Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova

    "Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Hamil

    Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse

  • Penyesalan Mertua Jahat    Sadar

    Setelah Dokter pulang Reza belum kunjung sadar membuat rasa takut dan panik masih menghantui Naya dan yang lainnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di halaman. "Siapa yang datang Rey?" tanya Naya, Rey langsung melihat ke arah jendela. "Bang Alex, Kak." jawab Rey membuat Naya mangut-mangut. "Assalamualaikum, waduh rame banget ini, ada apa?" ucap Alex yang sudah berdiri diambang pintu kamar membuat yang lain menoleh. "Walaikumsalam." "Eh … kenapa ini? Reza kenapa?" tanya Alex bingung. "Pingsan Kak." "Hah? Kok bisa?" tanya Alex lagi. "Gak tau tadi lagi berdua doang disini sama Zahra, tiba-tiba aku datang Kak Reza udah gak sadarkan diri di tambah Zahra duduk di dadanya." terang Naya membuat Alex kaget sekaligus lucu mendengarnya. "Zahra mana?" "Tuh." tunjuk Naya, Zahra yang sedang asik dengan bonekanya tidak menyadari Alex sudah di dekatnya. "Zahra …" "Ha …" sahut Zahra sambil mendongak membuat Alex gemas lalu mencubit pipi gembul itu.

  • Penyesalan Mertua Jahat    Terbentur

    Keesokan harinya Naya bangun terlebih dahulu, ia melihat Reza masih tidur pulas. Tanpa membuang waktu ia langsung mengerjakan tugasnya sebagaimana ia seorang istri. Pukul 5.30 Naya mendekati Reza pelan-pelan ia mulai membangunkan suaminya itu. "Kak ..." panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan tangan Reza membuat sang empu mulai terusik kemudian membuka matanya. "Hem." dehem Reza lalu ia bangkit dari ranjang menunaikan ibadah sholat subuh. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu ia memilih keluar dari kamar. 15 menit kemudian Reza sudah selesai melakukan sholat, ia bangkit lalu melihat ke arah ranjang Zahra. Dan benar saja anak kecil itu sudah duduk disana membuat bibir Reza tersenyum lalu ia menggendong Zahra. "Anak kecil udah bangun?" ucap Reza membuat Naya mengusap-usap wajahnya. "Ayo kita cuci muka dulu biar gak ngantuk lagi." lanjut Reza lalu ia membawa Zahra ke kamar mandi mengusap air ke wajah Zahra. Hal itu membuat Zahra sedikit kaget kar

  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertemu

    Tiba-tiba saja air mata Naya semakin deras memastikan yang didepannya itu adalah RezaBegitu Reza sangat dekat Naya bahu Naya kembali bergetar hebat seolah-olah memberitahu jika dirinya tidak sedang baik-baik saja."Hiks ... Kakak ..." pinta Naya selirih mungkin membuat laki-laki itu membuka kacamatanya lalu menatap Naya bingung."Kakak baik-baik aja kah?""Kamu siapa ya?"Jleb!Naya langsung luruh ke lantai ia tidak bisa lah menopang tubuhnya."Eh ... Kenapa kamu malah duduk? Apa kamu mengenal saya?" tanya Reza membuat Naya tidak bisa menjawab apa-apa lagi."Eh Bu ... Kenapa ini?" tiba-tiba security menghampiri Naya yang duduk di lantai."Mbak kenapa ayo saya bantu berdiri saya antarkan pulang ya Mbak." ucap satpam tersebut karena ia sudah benar-benar kasihan sama Naya.Naya hanya diam dibantu security tersebut untuk berdiri matanya terus menatap Reza tapi lidahnya sudah kaku dan kelu."Ayo Mbak jangan begini terus setiap hari kasian keluarga Mbak." nasehat security tersebut."Saya b

DMCA.com Protection Status