Share

Nafkah batin

Author: Pulungan
last update Last Updated: 2024-05-23 14:35:21

Sore hari, Naya terbangun dari tidurnya, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya matanya perlahan membuka sempurna, detik kemudian matanya langsung membola langit-langit yang berbeda.

Naya menoleh ke samping mendapati Reza tengah tidur pulas sambil memeluknya. Ntah, apa yang yang terjadi padanya tiba-tiba air mata Naya menetes begitu saja.

Tanpa membuang waktu ia menyingkirkan tangan kekar itu, lalu Naya berusaha bangkit, saat ia berdiri tiba-tiba Naya merasa sakit di bagian sensitifnya.

"Akh …," ringisnya membuat Reza terjaga dari tidurnya, detik kemudian Reza langsung duduk. "Naya, tunggu disitu jangan gerak dulu," ucap Reza lalu ia turun dari ranjang kemudian mendekati Naya.

"Kamu mau kemana?" tanya Reza, ia melihat jelas kalau gadis itu menangis. "Pulang," jawab Naya lirih membuat Reza langsung menggeleng lalu meraih tangan Naya.

"Jangan Nay," bujuk Reza dengan wajah mengiba, tapi Naya malah menggeleng kuat. Ntah apa yang ia rasakan sekarang, Naya sendiri pun tidak mengerti antara menyesal dan kewajibannya. "Hiks …," tiba-tiba Naya tidak bisa menahan tangisnya membuat Reza langsung menarik Naya ke dalam pelukannya.

"Maaf … maafin aku jika membuatmu seperti ini, tapi satu hal yang harus kamu tahu kita belum bercerai dan gak akan pernah bercerai Nay, kita pisah aja belum sampai satu bulan. Gak ada yang salah dengan apa yang kita lakukan tadi, walaupun begitu aku tetap minta maaf, aku tidak bisa menahan nafsuku," terang Reza sambil mengusap rambut Naya, Reza dapat merasakan tubuh gadis itu bergetar.

"Aku mau pulang," lirih Naya membuat Reza benar-benar tidak tega, ia tahu pasti gadis itu masih lelah. "Aku antar kalo gitu, kita mandi dulu, kita makan, baru aku antar pulang," ucap Reza, tapi Naya tetap menggeleng ia tidak tahu harus bagaimana.

"Gak apa-apa, ayok mandi biar gak lengket," lanjut Reza detik kemudian ia menggendong tubuh mungil itu membawanya ke kamar mandi. 10 menit kemudian keduanya sudah selesai mandi, tapi Naya malah terus diam dan tatapannya kosong.

"Nay," panggil Reza membuat Naya langsung tersadar dari lamunannya, Reza tersenyum lalu ia berjongkok di hadapan Naya yang sedang duduk di sisi ranjang.

Reza meraih kedua tangan Naya lalu di ciumnya lembut, ia mendongak menatap manik gadis itu, berbeda dengan Naya, Reza justru bahagia bisa menjadikan Naya sebagai istri seutuhnya.

"Makasih ya," ucap Reza membuat Naya mengangguk sekilas lalu ia mengalihkan pandangannya, Reza yang melihat itu langsung duduk di samping Naya lalu menangkup wajah gadis itu.

"Kamu mau ikut samaku? Kita mulai hidup baru lagi," tanya Reza dengan cepat Naya menggeleng, ia tidak akan pernah mau tinggal lagi bersama mertuanya apapun ceritanya. "Please Nay," bujuk Reza, tapi Naya tetap kekeh tidak mau.

"Aku gak mau Kak, tolong jangan paksa aku, aku mau menangin diri dulu," jawab Naya dingin membuat Reza langsung diam lalu mengangguk, ia tidak mau memaksa Naya.

"Ya sudah, ayo aku antar," lanjut Reza, sebenarnya semua karyawan sudah pulang karena hari sudah lewat jam kerja, namun Reza sudah menghubungi satpam agar menunggu dirinya dan sang istri keluar.

Mereka keluar dengan beriringan, setelah mengunci ruangannya Reza melihat Naya sedikit kesusahan saat berjalan tanpa membuang waktu ia langsung menggendong Naya membuat sang empu kaget.

"Kak gak usah di gendong, aku bisa jalan sendiri," ucap Naya tapi Reza malah tersenyum lalu membawa Naya ke parkiran lalu ia mendudukkan gadis itu di dalam mobil.

"Terima kasih ya Pak Oman sudah menunggu saya dan istri saya, ini sedikit uang buat ngopi," ucap Reza sambil menyodorkan dua lembar uang merah ke tangan satpam tersebut. "Alhamdulillah, terima kasih banyak Pak Reza,"ucap Reza. "Sama-sama pak,"

Setelah mobil Reza keluar Pak Oman langsung mengecek kembali semua ruangan. "Tante lihat sendiri 'kan, aku bilang juga apa Naya itu pasti udah ngehasut-hasut Reza Tante, buktinya dari tadi mereka di dalam, tapi Pak Reza gak mau nyahut Tante, kan?" ucap Nova mengompor-ngompori Neni. Sekarang posisi mereka di balik tiang ngumpet, mereka kekeh menunggu Reza keluar dari kantor karena melihat mobil Reza terparkir di parkiran.

"Iya ya, benar-benar ini menantu tak tau diri bisa-bisanya dia selalu mencuri-curi waktu agar bisa bersama Reza terus," geram Neni membuat Nova mangut-mangut. "Tapi Nova, sekarang Tante gak bisa main kasar sama Reza yang ada dia malah musuhin Tante dan mempersulit tujuan kita untuk memisahkan mereka, kalo mau kita main cantik aja, keliatan selow tapi menusuk Naya," ujar Neni sambil tersenyum miring.

"Kalo masalah itumah Tante lebih paham, intinya aku bantu aja," jawab Neni tersenyum manis. "Kamu bantu karena menginginkan Reza juga 'kan?" ujar Neni yang dibalas anggukan oleh Nova. "Hehe iya Tante, tapi Tan itu tadi kok mesra banget dah sampai di gendong gitu,"

"Tante gak tau, paling si gadis kampung itu yang minta sok-sok manja, tapi apapun itu Reza tidak boleh bersatu lagi sama Naya, bagaimanapun caranya Tante akan usahain karena dari dulu Tante memang tidak pernah suka dengan Naya, kalo bukan Papanya Reza udah cepat Tante usir itu," terang Neni membuat Nova mangut-mangut setuju.

"Ngapain kalian ngumpet disini!" ucap pak oman tiba-tiba. "Eh matamu eh!" Nova dan Neni terlonjak kaget lalu mereka berbalik, begitu juga dengan Pak Oman yang ikutan kaget melihatnya.

"Ibu… ngapain Ibu sembunyi disini? Pak Rezanya baru pulang," ucap Oman tidak percaya melihat yang sembunyi adalah Neni dan Nova sekretaris Reza.

"Oh iya kah? Ya udah deh kalo udah pulang kalo gitu kami balik dulu, kirain tadi belum balik," jawab Neni lalu buru-buru menarik tangan Nova pergi menjauh keluar dari area kantor.

"Kok aneh sih dan itu Bu Nova ngapain sama Bu Neni, apa mereka sahabat? Ah, bodo amatlah sekarang yang cocok ngopi, karena uang ngopi sudah cair dari pak Bos hehehe," gumam Oman sambil memastikan semuanya sudah si kunci lalu ia buru-buru meninggalkan kantor.

Disisi lain, Reza sedang membeli makan sedangkan Naya tetap di dalam mobil. Ia hanya ingin cepat pulang, tapi Reza tetap kekeh harus makan. Tidak lama kemudian Reza masuk ke dalam mobil lalu ia membuka makanan yang sudah ia beli.

"Nay," panggil Reza membuat Naya langsung menoleh. "A … makan dulu," ucap Reza mendekatkan sedok ke mulut Naya membuat Naya mau tidak mau menerima suapan itu.

"Sini aku aja, Kakak makan aja," tolak Naya tapi Reza tidak memberikannya, baginya ini adalah momen langka dan baru perdana ia lakukan sepanjang pernikahannya yang sudah hampir menginjak satu tahun. "Aku aja kak,"

"Gak apa-apa, buka mulutnya a …," lagi-lagi Reza menyuapi Naya membuat Naya pasrah, hingga akhirnya ia kenyang di suapi oleh Reza. "Udah Kak, udah cukup aku udah kenyang," ucap Naya yang dibalas anggukan oleh Reza.

"Ini kamu makan ayamnya nih, aku makan dulu ya sebentar aja kok," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Naya. Ntah kenapa ia memang pengen memakan ayam tersebut sedari tadi.

Naya membuka saos lalu ia menuangkan ke atas ayam. Sedangkan Reza hanya tersenyum sambil makan, rasanya sangat senang bisa sedekat dan seromantis itu dengan Naya. Ia terus memperhatikan wajah cantik itu, sesekali ia membayangkan Naya sedang tidak memakai jilbab.

Setelah selesai makan, Reza langsung membereskan sampah makanan mereka lalu ia berniat kembali melanjutkan perjalanan. "Kak," panggil Naya membuat Reza langsung menoleh lalu tersenyum. "Iya sayang, kenapa?"tanya Reza membuat Naya diam sejenak.

"Itu di dekat hidung Kakak ada nasi," tunjuk Naya membuat Reza langsung meraba-raba sekitar hidungnya. "Udah?" tanya Reza yang dibalas gelengan oleh Naya.

"Belum, itu," tunjuk Naya, Reza langsung meraih tangan Naya mendekatkan ke wajahnya membuat tubuh Naya otomatis lebih condong ke Reza. "Tolong ambilin ya," pinta Reza dengan wajah yang begitu dekat, Naya hanya mengangguk lalu ia mulai mengambil nasi yang di dekat hidung Reza. Cup!

Tiba-tiba Reza mengecup bibir Naya membuat Naya langsung menjauhkan tubuhnya dari Reza. Sedangkan Reza malah tersenyum, ia sangat suka bibir itu. "Minta tolong anterin pulang, Kak," ucap Naya mengalihkan perhatian Reza membuat Reza langsung mengangguk lalu mulai menjalankan mobil.

"Tidur aja kalo mau tidur," ucap Reza di sela-sela keheningan mereka karena ia melihat Naya sudah mengantuk sesekali menguap. "Iya," jawab Naya singkat membuat Reza menoleh sekilas.

"Aku tahu kok alamatnya, gak usah khawatir," ucap Reza tanpa sadar membuat Naya langsung menoleh. "Kakak tau darimana?" tanya Naya membuat Reza langsung terdiam sejenak, bagaimana bisa ia salah ucap.

Related chapters

  • Penyesalan Mertua Jahat    Antar Naya pulang

    "Em … maksudku kamu bilang nama titiknya aja, biar aku ngikutin maps," jawab Reza berbohong membuat Naya mengangguk sekilas. "Gak usah Kak, aku gak tidur kok," jawab Naya membuat Reza mangut-mangut.Lama mereka di perjalanan akhirnya keduanya sampai di depan gang kosan Naya. Naya sengaja tidak memberi tahu detail tempat kosannya, supaya Reza tidak bisa menemukan kosannya. "Disini aja? Kamu yakin?" tanya Reza karena masih lumayan jauh ke dalam. "Iya Kak, makasih," lanjut Naya lalu ia hendak membuka pintu mobil namun, Reza terlebih dahulu menahannya. "Bawa ini Nay, kalo kamu udah maafin aku bilang aja aku siap kapan aja jemput kamu," ucap Reza sambil menyodorkan amplop yang tebal lima kali dari isi yang Naya berikan tadi. "Apa ini?" tanya Naya bingung. "Nafkah untuk istriku yang cantik ini," jawab Reza menggombal Naya, sambil tangannya mengusap pipi Naya. "Gak usah Kak, aku kerja kok," tolak Naya, tapi Reza lebih keras kepala. "Ya sudah kalo kamu gak mau nerima, jangan turun da

    Last Updated : 2024-05-24
  • Penyesalan Mertua Jahat    Reza Ketahuan

    Seminggu telah berlalu, Naya sudah mulai melupakan kejadian yang membuatnya terus mengurung diri di kosan, ia mulai bisa fokus bekerja di pabrik. Walaupun sebelumnya ia sempat libur satu hari karena merasa belum siap untuk kerja. "Nay, kamu kalo ada masalah bisa cerita gak sih? Jangan diam tiba-tiba, aku tuh bingung mau gimana kemaren kamu diam aja hampir dua hari. Sekarang tiba-tiba udah ceria aja kayak jelangkung aja deh, bikin takut dan bingung," ucap Silvi mengutarakan kekesalan hatinya membuat Naya cengengesan. "Maafin aku ya, aku gak apa-apa kok," ucap Naya membuat Silvi langsung mengerucutkan bibirnya. "Pagi Naya, Silvi," ucap seseorang membuat keduanya langsung menoleh. "Eh Pak Bos Ganteng, selamat pagi," sapa Silvi membuat Naya langsung melotot ke arah Silvi, tapi Silvi malah santai. "Pagi Pak Alex," sapa Naya dengan ramah yang dibalas senyuman oleh Alex. "Kemaren saya dapat kabar kamu sempat libur dua hari kanapa? Apa sakit lagi?" tanya Alex membuat Naya langsung gelagap

    Last Updated : 2024-05-25
  • Penyesalan Mertua Jahat    Mertua Hasad

    Alex hanya diam sambil melipat kedua tangannya memperhatikan keduanya sedari tadi, namun tidak lama kemudian ia melihat orang yang tidak asing baginya. Pelan-pelan Alex mendekati dua orang yang tengah ngumpet-ngumpet tersebut. "Yes Tante, sebentar lagi Naya pasti akan membenci Reza sebenci-bencinya," ucap Nova yang dibalas anggukan oleh Neni. "Iya kamu jangan terlalu senang dulu, tugas kamu yang tadi saya suruh udah belum?" tanya Neni yang dibalas anggukan oleh Nova. "Sudah Tan, beres," jawab Nova membuat Neni mengangguk. Alex yang melihat itu langsung tersenyum miring, lalu ia meninggalkan keduanya. 'Ribet banget rumah tangga kalo ada ularnya di dalam,' ucap Alex dalam hati. Di kejauhan Naya terus memberontak walaupun Reza berusaha menenangkannya, tapi Naya tetap tidak mau. "Pergi Kak, aku gak mau di ganggu dulu," ucap sambil mengusap air matanya, Reza langsung menggeleng. "Gak Nay, aku gak akan pergi sebelum memastikan kamu baik-baik aja," kekeh Reza membuat Naya langsun

    Last Updated : 2024-05-26
  • Penyesalan Mertua Jahat    Mulai terbuka

    Tanpa membuang waktu Reza langsung mendekati Alex yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. "Naya tau semuanya," ucap Reza memulai percakapan. "Saya juga tau semuanya dan saya akan memecat beberapa karyawan yang sudah membantu Ibu dan sekretarismu itu masuk ke pabrik," jawab Alex dengan tegas membuat Reza langsung kaget. "Karyawan?" panggilnya. "Iya, awalnya saya bingung kenapa mereka bisa lolos terus padahal ada security di depan, ternyata mereka sekongkol dengan beberapa karyawan termasuk security," terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Saya gak tahu harus gimana lagi Lex, Naya benar-benar kecewa," ujar Reza. "Dari awal saya bilang tegas, bedakan mana yang salah mana yang benar itu aja, kamu gak dengerin saya, gini 'kan jadinya," omel Alex membuat Reza menghela nafas panjang. "Sepertinya saya harus mengusir Nova dari rumah," ujar Reza membuat Alex mengernyitkan dahinya. "Dari awal kali," ketusnya "Kalo dia gak mau, biar saya yang pergi," lanjut Reza yang dibalas angguka

    Last Updated : 2024-05-27
  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertengkar dengan Neni

    Semua ucapan Alex seketika tergambar di otak Reza, ia paham maksud Alex. "Tapi Naya gak pernah cerita," ucap Alex. "Dia yang gak mau cerita atau kamu yang gak mau dengerin dia?" ucap Alex membalikkan ucapan Reza membuat Reza seketika mematung, dirinya memang tidak pernah mau mendengarkan Naya dulu. "Sudahlah Lex, saya pusing," ucap Reza tiba-tiba sambil memijit pelipisnya, terlalu banyak beban di pikirannya. "Gak bisa Reza, kamu harus tau yang sebenar-benarnya biar kamu gak nyalahin Naya terus. Lihat aja setelah ini kita kembali ke pabrik, saya akan pecat tiga orang langsung. Saya udah cek cctv tadi," tegas Alex membuat Reza mengangguk. "Saya tuh bingung mau nyalahin Mama Lex, soalnya dari awal saya datang Mama baik sama saya Lex, jadinya bingung mau gimana," "Nah itu, kebingungan kamu itu yang buat rumah tangga kamu hancur," tegas Alex. "Sekarang kamu pengen sama Naya, tapi kamu gak bisa adil, ya sama aja Za, percuma Naya itu perempuan dan perempuan itu sangat perasaan, m

    Last Updated : 2024-05-28
  • Penyesalan Mertua Jahat    Reza Minggat

    Ceklek! Reza keluar dengan koper yang sudah rapi di tangannya, Neni yang melihat itu seketika panik. "Kamu mau kemana, Nak? Udah malem," tanya Neni, tapi Reza malah menghela nafas panjang. "Mau nenangin diri dulu Ma, terlalu banyak masalah yang datang tiba-tiba, apa takdir emang gak mengizinkan aku untuk bahagia apa ya?" ucapan Reza membuat Neni seketika diam lalu menggeleng. "Gak Nak, kamu gak usah mikir macem-macem kamu istirahat aja, pasti capek kan seharian, Mama masak nih buat kamu," lanjut Neni berusaha menenangkan Reza, tapi Reza malah menggeleng. "Maaf Ma, untuk sekarang kayaknya Reza harus nenangin diri dulu, udah terlalu stres," tegas Reza lalu ia berjalan melewati Neni. "Pak, bapak beneran pergi maafin aku," ucap Nova saat melihat Reza hampir keluar dari pintu. Reza berhenti sejenak tanpa melihat Nova. "Aku yang pergi aja," lanjut Nova membuat Reza menoleh ke samping. "Apapun ceritanya kamu harus pergi sih dari sini!" tegas Reza lalu ia kembali melangkah keluar. Mel

    Last Updated : 2024-05-29
  • Penyesalan Mertua Jahat    lamar kerja

    Keesokan harinya, Alex sudah rapi hendak berangkat ke kantor. Baru saja ia keluar dari kamarnya tiba-tiba ia melihat Reza sedang melamun di ruang tamu. "Reza," panggil Alex membuat Reza langsung kaget. "Hum," Reza menoleh. "Gak ngantor?" tanya Alex sambil merapikan kancing kemejanya. "Saya bingung Lex, saya pengen ketemu Naya, tapi udah gak bisa, saya nggak mood ngantor," jawab Reza membuat Alex seketika diam, sebenarnya ada rasa kasihan di hatinya, tapi balik lagi Reza tetaplah laki-laki yang seharusnya bisa mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk. "Untuk saat ini mungkin jangan dulu, kasih Naya waktu jangan kamu cecer terus, kasian dia," usul Alex membuat Reza semakin bingung. "Tap-" "Gak apa-apa deh, besok saya ke pabrik demi kamu, ntar saya fotoin kalo ada naya di sana," potong Alex, ia malas berdebat dengan Reza yang masih mementingkan kepentingannya sendiri. "Ngantor gih, jangan sampai kantor hancur gara-gara kamu, buktikan kalo kamu itu bertanggung jawab, soal

    Last Updated : 2024-05-30
  • Penyesalan Mertua Jahat    teman lama

    Disisi lain, Naya setelah keluar dari pabrik Naya naik angkot sekitar 10 menit lalu ia turun di halte. Setelahnya Naya berjalan sambil melihat-lihat lowongan kerja. Hampir setengah jam ia berjalan Naya berjalan namun ia belum menemukan satupun lowongan pekerjaan yang menerimanya yang hanya lulusan SMA. Hingga akhirnya ia melihat rumah makan yang terlihat ramai sekali pengunjung. "Nyoba ke sana kali ya, bismillah dulu aja," gumam Naya lalu berjalan menuju rumah makan tersebut. "Mbak maaf, saya mau nanya apakah disini ada lowongan pekerjaan?" tanya Naya pada salah satu petugas rumah makan tersebut. "Oh iya Mbak, kebetulan ada kita lagi butuh dua orang," jawab perempuan berjilbab pink tersebut membuat Naya langsung menghela nafas lega. "Alhamdulillah," gumamnya. "Mbak mau kerja disini?" tanya wanita tersebut, dengan cepat Naya mengangguk sambil tersenyum. "Mari saya antarkan ketemu Pak Deni pemilik rumah makan ini," ajak perempuan tersebut yangd dibalas anggukan oleh Naya. "Naya,"

    Last Updated : 2024-05-31

Latest chapter

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Bisa Kabur Lagi

    [Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova

    "Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Hamil

    Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse

  • Penyesalan Mertua Jahat    Sadar

    Setelah Dokter pulang Reza belum kunjung sadar membuat rasa takut dan panik masih menghantui Naya dan yang lainnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di halaman. "Siapa yang datang Rey?" tanya Naya, Rey langsung melihat ke arah jendela. "Bang Alex, Kak." jawab Rey membuat Naya mangut-mangut. "Assalamualaikum, waduh rame banget ini, ada apa?" ucap Alex yang sudah berdiri diambang pintu kamar membuat yang lain menoleh. "Walaikumsalam." "Eh … kenapa ini? Reza kenapa?" tanya Alex bingung. "Pingsan Kak." "Hah? Kok bisa?" tanya Alex lagi. "Gak tau tadi lagi berdua doang disini sama Zahra, tiba-tiba aku datang Kak Reza udah gak sadarkan diri di tambah Zahra duduk di dadanya." terang Naya membuat Alex kaget sekaligus lucu mendengarnya. "Zahra mana?" "Tuh." tunjuk Naya, Zahra yang sedang asik dengan bonekanya tidak menyadari Alex sudah di dekatnya. "Zahra …" "Ha …" sahut Zahra sambil mendongak membuat Alex gemas lalu mencubit pipi gembul itu.

  • Penyesalan Mertua Jahat    Terbentur

    Keesokan harinya Naya bangun terlebih dahulu, ia melihat Reza masih tidur pulas. Tanpa membuang waktu ia langsung mengerjakan tugasnya sebagaimana ia seorang istri. Pukul 5.30 Naya mendekati Reza pelan-pelan ia mulai membangunkan suaminya itu. "Kak ..." panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan tangan Reza membuat sang empu mulai terusik kemudian membuka matanya. "Hem." dehem Reza lalu ia bangkit dari ranjang menunaikan ibadah sholat subuh. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu ia memilih keluar dari kamar. 15 menit kemudian Reza sudah selesai melakukan sholat, ia bangkit lalu melihat ke arah ranjang Zahra. Dan benar saja anak kecil itu sudah duduk disana membuat bibir Reza tersenyum lalu ia menggendong Zahra. "Anak kecil udah bangun?" ucap Reza membuat Naya mengusap-usap wajahnya. "Ayo kita cuci muka dulu biar gak ngantuk lagi." lanjut Reza lalu ia membawa Zahra ke kamar mandi mengusap air ke wajah Zahra. Hal itu membuat Zahra sedikit kaget kar

  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertemu

    Tiba-tiba saja air mata Naya semakin deras memastikan yang didepannya itu adalah RezaBegitu Reza sangat dekat Naya bahu Naya kembali bergetar hebat seolah-olah memberitahu jika dirinya tidak sedang baik-baik saja."Hiks ... Kakak ..." pinta Naya selirih mungkin membuat laki-laki itu membuka kacamatanya lalu menatap Naya bingung."Kakak baik-baik aja kah?""Kamu siapa ya?"Jleb!Naya langsung luruh ke lantai ia tidak bisa lah menopang tubuhnya."Eh ... Kenapa kamu malah duduk? Apa kamu mengenal saya?" tanya Reza membuat Naya tidak bisa menjawab apa-apa lagi."Eh Bu ... Kenapa ini?" tiba-tiba security menghampiri Naya yang duduk di lantai."Mbak kenapa ayo saya bantu berdiri saya antarkan pulang ya Mbak." ucap satpam tersebut karena ia sudah benar-benar kasihan sama Naya.Naya hanya diam dibantu security tersebut untuk berdiri matanya terus menatap Reza tapi lidahnya sudah kaku dan kelu."Ayo Mbak jangan begini terus setiap hari kasian keluarga Mbak." nasehat security tersebut."Saya b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status