Home / Pernikahan / Penyesalan Mertua Jahat / Tidak Bisa Kabur Lagi

Share

Tidak Bisa Kabur Lagi

Author: Pulungan
last update Last Updated: 2024-08-26 00:13:35
[Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan.

[Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...]

Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila.

"Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar.

Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak.

Cup!

Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung.

[Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi.

[Tapi le--

[Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

    Last Updated : 2024-08-26
  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

    Last Updated : 2024-08-26
  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

    Last Updated : 2024-08-26
  • Penyesalan Mertua Jahat    Mertua Jahat

    "Bagaimana keadaan anak saya, dokter?" tanya Neni saat melihat Dokter keluar dari ruangan setelah hampir dua jam di dalam ruangan memeriksa Reza."Pasien kritis,"jawab dokter itu. Deg! Jantung Neni seketika berhenti berdetak mendengar ucapan dokter barusan."A–anak saya kritis dokter?" ulang Neni tidak percaya yang dibalas anggukan oleh Dokter tersebut."Kemungkinan bertahan sangat kecil, kecuali qodarullah," jawab dokter tersebut membuat Neni merasa dunianya hancur, anak yang selalu ia bangga-banggakan dan selalu menurut apa yang ia katakan sekarang dalam perjuangan antara hidup dan mati."Dokter saya mohon selamatkan anak saya, berapapun biayanya saya tanggung asal anak saya sehat kembali," ujar Neni memohon-mohon."Kami sebagai tim medis akan berusaha, tapi untuk hasilnya kita serahkan kembali ke yang maha kuasa, namun ada satu hal yang membuat saya sedikit bingung tadi," lanjut Dokter tersebut."Apa dokter?" tanya Neni dengan semangat, mendengar ada harapan itu Neni sampai memegan

    Last Updated : 2024-04-03
  • Penyesalan Mertua Jahat    Hancur

    Brugh! Tiba-tiba tas Naya jatuh ke lantai membuat keduanya langsung menoleh, detik kemudian Reza menegang melihat Naya sudah berlinang air mata."Naya," ucap Reza kaget membuat Naya langsung tersadar ia segera mengambil kembali tasnya dan menghapus air matanya, ia mengalihkan pandangannya sekilas lalu berusaha berekspresi se datar mungkin.Dengan kekuatan yang ia miliki, ia melangkah mendekati meja Reza, lalu perlahan ia meletakkan paper bag berisi makanan tersebut ke hadapan Reza. Sedangkan Reza ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah istrinya tersebut."Jangan lupa makan siang, sehat selalu," ucap Naya sekuat hatinya, tapi matanya tidak bisa berbohong terus saja membendung air mata.Reza tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang, antara kasihan, sedih dan merasa bersalah, bahkan bibirnya sulit untuk mengeluarkan satu katapun.Naya yang melihat Reza hanya diam, langsung berbalik dan kembali berjalan keluar ruangan karena air matanya benar-benar sudah tidak bisa di ajak kompro

    Last Updated : 2024-04-03
  • Penyesalan Mertua Jahat    Aku menyerah

    Setelah selesai Reza kembali kamar lalu ia mengompres Naya, hampir lima kali ia mengganti air kompresan tersebut lalu ikut tidur di samping Naya.Keesokan harinya, Naya bangun terlebih dahulu, namun alangkah kagetnya ia melihat Reza tidur di sampingnya, ia juga meraba keningnya, ntah kenapa ia selalu bahagia dengan perhatian kecil suaminya itu, rasa sakit di dadanya tiba-tiba saja berkurang.Naya mengamati wajah Reza yang sedang tertidur pulas, detik kemudian air matanya menetes. Rasanya percuma saja ia menaruh hari pada suaminya itu karena hasilnya juga sia-sia. Naya berjuang sendirian dengan cintanya sedangkan Reza berjuang demi ibu dan adiknya.'Aku gak tau sampai kapan kita akan bersama Kak, tapi apapun itu terima kasih untuk semuanya, jangan menyesal jika kamu sudah mengetahui semua kebenarannya dengan sendirinya,' ucap Naya dalam hati lalu ia mencium pipi Reza sekilas lalu ia turun dari ranjang.Setelah selesai sholat, Naya mendekati Reza yang masih tertidur pulas. Perlahan ia m

    Last Updated : 2024-04-03
  • Penyesalan Mertua Jahat    Naya Pergi

    Deg! "Maksud kamu?" tanya Reza membuat Naya tersenyum sekilas. "Maaf jika aku selalu membuat kecewa, tapi tolong biarkan aku pergi Kak, aku tidak ingin terus-menerus jadi beban buat Kakak dan keluarga," lanjut Naya membuat Reza terdiam seribu bahasa."Dari awal Kakak selalu bilang aku bukan tipe Kakak, jadi untuk sekarang aku milih mundur Kak, aku tahu di luar sana masih banyak perempuan yang baik untuk Kakak," terang Naya."Kamu serius?" tanya Reza mamastikan. Naya langsung mengangguk. "Apa Kakak mau menalakku sekarang?" tanya Naya, Reza mematung ia benar-benar tidak mengerti situasi sekarang. Ia melihat kekecewaan yang mendalam di mata Naya."Tidak, itu bisa di pengadilan saja," jawab Reza membuat Naya mangut-mangut menguatkan hatinya lalu perlahan ia mengambil koper dan mulai mengisi pakaiannya. Semua gerak-geriknya tidak luput dari pandangan Reza, ia bahkan melihat gadis itu bertambah pucat."Naya, are you ok?" tanya Reza karena kasihan melihat gadis itu, Naya langsung menoleh lal

    Last Updated : 2024-04-03
  • Penyesalan Mertua Jahat    Nasehat Sahabat

    Seminggu telah berlalu, tidak ada kemajuan pada diri Reza, namun malah sebaliknya ia tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Apalagi saat ia berada di kamar, rasanya enggan untuk bangkit karena ia terus kepikiran sama Naya.Pagi ini, ia memaksakan dirinya untuk berangkat kerja karena ada meeting penting dengan perusahaan lain. "Ma, gak sarapan pagi?" tanya Reza saat melihat Neni hanya asik dengan ponselnya."Gak ada Za, Mama malas masak, kamu makanlah di kantor sama Nova," jawab Neni tanpa melihat putranya.Reza yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas, Neni selalu berusaha mendekatkannya dengan Nova. Reza melangkah ke dapur ingin mengambil minum, namun detik kemudian ia diam mematung melihat dapur berantakan, piring kotor menggunung tidak di cuci-cuci.'Perasaan waktu ada Naya dapur gak pernah seperti ini,' ucap Reza dalam hati, lalu ia tidak jadi mengambil minum dan berangkat ke kantor tanpa sarapan.***Sampai di kantor, Reza masuk ke ruangannya lalu menghempaskan bobotnya ke

    Last Updated : 2024-05-08

Latest chapter

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Bisa Kabur Lagi

    [Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova

    "Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Hamil

    Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse

  • Penyesalan Mertua Jahat    Sadar

    Setelah Dokter pulang Reza belum kunjung sadar membuat rasa takut dan panik masih menghantui Naya dan yang lainnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di halaman. "Siapa yang datang Rey?" tanya Naya, Rey langsung melihat ke arah jendela. "Bang Alex, Kak." jawab Rey membuat Naya mangut-mangut. "Assalamualaikum, waduh rame banget ini, ada apa?" ucap Alex yang sudah berdiri diambang pintu kamar membuat yang lain menoleh. "Walaikumsalam." "Eh … kenapa ini? Reza kenapa?" tanya Alex bingung. "Pingsan Kak." "Hah? Kok bisa?" tanya Alex lagi. "Gak tau tadi lagi berdua doang disini sama Zahra, tiba-tiba aku datang Kak Reza udah gak sadarkan diri di tambah Zahra duduk di dadanya." terang Naya membuat Alex kaget sekaligus lucu mendengarnya. "Zahra mana?" "Tuh." tunjuk Naya, Zahra yang sedang asik dengan bonekanya tidak menyadari Alex sudah di dekatnya. "Zahra …" "Ha …" sahut Zahra sambil mendongak membuat Alex gemas lalu mencubit pipi gembul itu.

  • Penyesalan Mertua Jahat    Terbentur

    Keesokan harinya Naya bangun terlebih dahulu, ia melihat Reza masih tidur pulas. Tanpa membuang waktu ia langsung mengerjakan tugasnya sebagaimana ia seorang istri. Pukul 5.30 Naya mendekati Reza pelan-pelan ia mulai membangunkan suaminya itu. "Kak ..." panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan tangan Reza membuat sang empu mulai terusik kemudian membuka matanya. "Hem." dehem Reza lalu ia bangkit dari ranjang menunaikan ibadah sholat subuh. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu ia memilih keluar dari kamar. 15 menit kemudian Reza sudah selesai melakukan sholat, ia bangkit lalu melihat ke arah ranjang Zahra. Dan benar saja anak kecil itu sudah duduk disana membuat bibir Reza tersenyum lalu ia menggendong Zahra. "Anak kecil udah bangun?" ucap Reza membuat Naya mengusap-usap wajahnya. "Ayo kita cuci muka dulu biar gak ngantuk lagi." lanjut Reza lalu ia membawa Zahra ke kamar mandi mengusap air ke wajah Zahra. Hal itu membuat Zahra sedikit kaget kar

  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertemu

    Tiba-tiba saja air mata Naya semakin deras memastikan yang didepannya itu adalah RezaBegitu Reza sangat dekat Naya bahu Naya kembali bergetar hebat seolah-olah memberitahu jika dirinya tidak sedang baik-baik saja."Hiks ... Kakak ..." pinta Naya selirih mungkin membuat laki-laki itu membuka kacamatanya lalu menatap Naya bingung."Kakak baik-baik aja kah?""Kamu siapa ya?"Jleb!Naya langsung luruh ke lantai ia tidak bisa lah menopang tubuhnya."Eh ... Kenapa kamu malah duduk? Apa kamu mengenal saya?" tanya Reza membuat Naya tidak bisa menjawab apa-apa lagi."Eh Bu ... Kenapa ini?" tiba-tiba security menghampiri Naya yang duduk di lantai."Mbak kenapa ayo saya bantu berdiri saya antarkan pulang ya Mbak." ucap satpam tersebut karena ia sudah benar-benar kasihan sama Naya.Naya hanya diam dibantu security tersebut untuk berdiri matanya terus menatap Reza tapi lidahnya sudah kaku dan kelu."Ayo Mbak jangan begini terus setiap hari kasian keluarga Mbak." nasehat security tersebut."Saya b

DMCA.com Protection Status