Share

Bab 3

Galih ingin mengejar Rina, tapi aku menarik lengan bajunya.

Aku meremas perutku dengan kencang sambil berkata dengan suara gemetar, "Galih, aku sakit maag dan nggak kuat lagi. Bisakah kamu ambilkan air hangat untukku?"

Dia malah mendorongku dengan kasar sehingga kepalaku terbentur dinding. Aku pusing hingga nyaris pingsan.

Kilatan penyesalan melintas di matanya, tapi dia tetap melontarkan kata-kata kejam. "Rini, kamu semakin manja. Sekarang bahkan air minum saja harus diambilkan orang!" Usai berkata, dia pergi mengejar Rina.

Ternyata tetap Rina yang lebih penting. Aku yang telah menemaninya selama delapan tahun sama sekali tidak berarti baginya.

Aku seketika tidak merasa sakit maag lagi, rasa sakit di hati justru jauh lebih menyakitkan.

Dokter terus mendesakku untuk melakukan kemoterapi. Dia berkata, "Kamu masih muda, jangan menyerah begitu saja."

Dia tidak tahu bahwa baik lambungku maupun hatiku sudah hancur berkeping-keping. Aku tidak ingin menyiksa tubuhku lebih jauh lagi.

Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku yang hanya tiga bulan ini dengan tenang. Aku tidak ingin kehilangan rambutku akibat kemoterapi dan berakhir menunggu kematian di ranjang rumah sakit.

Waktu sudah berlalu empat hari sejak Galih pergi mengejar Rina. Dia tidak pulang sama sekali.

Selama empat hari ini, Rina selalu melaporkan padaku segala aktivitas mereka melalui Instagram.

"Hari ini kami pergi ke tempat yang menyaksikan cerita cinta kami. Pohon-pohon kecil di sini sudah tumbuh besar!" Tulisnya dengan menyertakan foto kebun kecil di SMA 1 Negeri Kota Landia. Saat itu, aku bersembunyi di balik salah satu pohon, melihat Galih berlutut dan menyatakan cintanya pada Rina di depan banyak orang.

"Hari ini kami menonton film tentang mantan kekasih di bioskop. Apakah aku yang merupakan mantan kekasihnya ini masih menempati posisi spesial di hatinya?" Unggahan ini disertai dengan foto dua tiket bioskop dan kedua tangan yang bergandengan.

"Dia bilang melihatku makan saja sudah membuatnya bahagia," tulisnya disertai foto semangkuk sup pedas. Galih tidak suka pedas.

...

Berbagai macam unggahan serupa terus diunggah Rina sebagai bentuk provokasi terhadapku.

Aku memberikan tanda suka pada setiap unggahan tersebut untuk menunjukkan lapangnya dada seorang istri sah. Tidak masalah aku kehilangan suami, tapi harga diriku tidak boleh hilang.

Rina tidak tahan dengan reaksiku sehingga akhirnya meneleponku dan berteriak, "Rini, kalau kamu masih tahu diri, segera serahkan posisi Nyonya Gunawan kepadaku! Bahkan kalau kamu berjuang delapan tahun lagi, apa yang bukan milikmu tetap nggak akan menjadi milikmu."

Aku tertawa, sisa hidupku jauh lebih pendek dari delapan tahun.

"Rina, kalau kamu bisa membuat ibunya Galih menyetujui pernikahanmu dengan Galih, aku akan langsung pergi ke kantor catatan sipil untuk bercerai dengan Galih," jawabku datar.

Rina terdiam.

Tentu saja dia tidak akan mungkin bisa mendapatkan persetujuan Keluarga Gunawan. Alasannya, dia sempat menjatuhkan dan menginjak-injak harga diri Keluarga Gunawan.

Saat itu, pernikahan Rina dan Galih sudah direncanakan dengan megah oleh kedua pihak keluarga, juga diberitakan media secara heboh.

Ibunya Galih mengumpulkan barang-barang mewah dari berbagai tempat sebagai mas kawin untuk menantu kesukaannya.

Ayahnya Galih bahkan menghadiahkan saham Grup Gunawan sebanyak 2% untuk menunjukkan bobot Rina di hati Keluarga Gunawan.

Semua gadis dalam negeri kagum dan iri pada Rina. Diriku sekalipun hanya bisa bersembunyi di sudut sepi untuk mengintip Galih sekaligus iri pada Rina yang berdiri di sisinya.

Namun, kebahagiaan yang sudah berada di depan muka ini malah dihancurkan oleh Rina sendiri.

Tepat seminggu sebelum hari pernikahan, Rina menghilang dengan hanya meninggalkan secarik surat.

Setelah ayahku membaca surat tersebut, barulah semua orang tahu bahwa Rina kabur ke Amerika untuk mengejar cintanya.

Dia mengatakan dirinya jatuh cinta pada John yang tinggi dan gagah itu. Terlebih lagi, dia selalu bermimpi untuk memiliki anak blasteran. Alhasil, dia hanya bisa mengkhianati Galih dan Keluarga Gunawan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
ilis hayuwen
mulai baca sepertinya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status