Geya terkejut mendengar perkataan Alice, meski dia pandai untuk menyembunyikan dan mengembalikan keadaan tetapi yang dikatakan oleh keponakannya benar-benar membuatnya tak mampu untuk membantah."Bibi, tidak perlu terkejut seperti itu. Aku akan ada di sini, jika bibi keberatan? Silahkan bibi keluar dari sini." Cetus Alice.Melewati Geya menuju ruang makan bahkan semua pelayan pun sudah berubah. Tidak ada satu orang pun yang mengenalinya itu membuat Alice semakin ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya."Anda ingin apa? Kenapa Anda sampai ke dapur?" sapa seorang wanita muda yang diperkirakan usia sama dengan Alice."Jika kamu lapar, apa yang akan kamu lakukan?Kemana kamu akan mengambil makanan?" tanya Alice, tenang. Tanpa menjawab pertanyaan dari pelayan baru."M–maaf, jika Anda membutuhkan sesuatu Anda bisa memanggil saya, untuk menyiapkannya. Dan maaf saya tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan Anda tetapi, disini saya yang memiliki kekuasaan karena nyonya d
Wajahnya seketika berubah mengingat apa yang telah terjadi padanya dan pria yang telah membelinya. Siapa lagi kalau bukan Alaric. Laki-laki yang sampai saat ini belum pernah ia lihat wajahnya, hatinya mendadak di landa kecemasan."Kau hamil Alice? Wah! Bahkan kau belum menikah, bagaimana mungkin kamu hamil?" cecar Federica."Tapi itu wajar aja sih! Secara kamu 'kan jadi simpanan pria tua itu. Wajar hamil, tapi sayang hamilnya kamu tanpa suami!" sambungnya, mengejek.Mengetahui Alice hamil membuat Federica mudah untuk menjual berita yang akan mengguncang media dan tentunya sangat kakek.Dengan kabarnya Alice hamil di luar nikah akan menjadi topik trending, sehingga petinggi perusahaan akan menolak keras kehadiran Alice terlebih untuk menjadi pemimpin perusahaan."Bener yang di katakan Federica, Alice? Kau hamil tanpa suami? Menjijikan, 'kau tidak pantas tinggal di sini. Ayah tidak akan membiarkan kamu mencoreng nama baik keluarga!" sentak Edison.Amarah menguasai hatinya, tidak peduli
Selama ini Alaric menunggu waktu yang tepat untuk memperkenalkan siapa Alice dan hubungan apa yang terjalin di antara mereka. Namun, masalah yang di hadapi Alice begitu rumit dan Alaric tidak ingin membuat wanitanya berada dalam masalah yang akan menyita perhatian istrinya."Mama bisa tarik kata-kata mama? Alice adalah wanita yang terhormat dan dia terlahir dari keluarga terpandang. Aku akan mengatakan pada mama dan memperkenalkan siapa Alice. Tapi, tidak sekarang ada waktu di mana aku umumkan hubungan kami. Kenapa Alice tinggal di sini karena itulah permintaanku aku yang selalu memaksanya dia tinggal di sini meskipun dia menolak tapi aku memaksanya jadi dia bukanlah perempuan yang murahan yang mudah jatuh dalam pelukan pria." Ujar Alaric kesal. Tidak di pinggir yang dikatakan ibunya benar-benar membuatnya kecewa begitu rendah memandang wanita yang dia cintai meski hal itu tidaklah sepenuhnya salah karena ibunya tidak mengenali siapa Alice."Oke! Anggap saja mama percaya padamu, Al.
"Siapa bilang nona Alice, hamil di luar nikah? Saya adalah ayah dari anak yang di kandung nona Alice!" Mereka saling pandang sosok yang kini memasuki ruang rapat berhasil membuat mereka terdiam. Shock dengan kehadiran seseorang yang tak pernah memperlihatkan wajahnya. Ini adalah kali pertama Alaric menampakkan dirinya di depan umum. "Hei, siapa anda? Kenapa masuk ke sini? Lancang, satpam seret orang itu dari ruangan ini!" seru Federica. Dua keamanan datang mereka mencekal tangan Alaric. Sikap tenang yang di tunjukan membuat mereka yang berada di ruang rapat saling pandang, terlebih mereka berempat yang menatap Alaric."Apa perlu memperkenalkan diri? Sepertinya pak Gugun sudah lebih dari cukup untuk mengetahui siapa saya." Ucap Alaric, dari luar bodyguard melepaskan tangan Alaric yang di cekal dua keamanan.Alaric mendekati Alice memeluk pinggang dengan lembut."Tutup mulutnya, kalau tidak aku cium." Lirih Alaric di telinga Alice, yang diam dengan mulut menganga.Melihat Alice yang
Suara tawa memenuhi ruangan mereka menertawakan Alaric dan Alice. Tetapi, tidak sebagian orang yang justru mereka saling pandang dan memilih untuk tetap duduk dengan menundukkan wajahnya.Mereka tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Nama Alaric adalah salah satu nama yang di takutkan. Meski tidak pernah memperlihatkan wajahnya."Saya tidak mempermasalahkan jika kalian tidak percaya dengan pengakuan Tuan, saya. Tapi, yang pasti bahwa tuan bisa membalikkan keadaan saat ini dan anda Tuan Edison, bersiaplah karena sebentar lagi mungkin Anda akan menerima konsekuensinya." Ujar Gugun.Edison dan beberapa yang masih tertawakan kejujuran Alaric, seketika diam. Namun, bukan diam karena takut tetapi mereka hanya ingin menahan tawa yang mungkin akan meledak."Saya tidak sedang berbicara dengan Anda. Tapi, dengan pemuda yang mengaku sebagai tuan Alaric." Kelas Edison.Gugun mengangkat bahunya membuat Edison semakin menjadi menertawakan dan mempermalukan dirinya di depan petinggi perusahaan. Wa
Alice tertekun mendengar penuturan Gugun. Kini tatapannya beralih pada pria yang ternyata suaminya. Rasa sesal dan marah kini menyatu, dimana saat penyatuan itu membuatnya kecewa. Namun, kini tak perlu lagi karena semua yang ia lakukan karena hak suami dan kewajibannya sebagai istri. "Masih ragu? Akan aku jelaskan pernikahan kita. Begini, kita bicara di kamar saja." Bisik Alaric, mengedipkan sebelah matanya.Alaric membimbing Alice masuk ke dalam mobil berdua memutuskan untuk pulang ke rumah setelah lelah mendera mereka. Di tengah jalan Alaric memutuskan untuk mampir di salah satu restoran namun, sayangnya Alice menolak mentah-mentah."Aku tahu apa yang kamu inginkan. Maafkan, aku sayang," Alaric melajukan mobilnya, mansion adalah pilihannya meski Alice ingin kembali di rumah ibunya.Alaric tidak ingin jika sang istri terlalu banyak berfikir dan lelah menghadapi mereka. Sehingga Alaric melarangnya, tentu itu tak berlangsung lama. Sebab, Alaric ingin mereka tahu posisi dimana Alice y
Geya tersenyumin sinis melihat sang suami menundukkan wajahnya dan kini keluar menuju balkon."Ingatlah apa yang aku lakukan semua hanya untuk masa depan kita dan juga Federica. Kamu tahu bagaimana kehidupan kita dan aku sebagai istrimu tentu tidak ingin mengalami kebangkrutan untuk kesekian kalinya. Tapi, aku tidak melakukan apapun pada ayahmu semua ini karena kesalahan dari kamu berapa kali aku harus katakan lakukanlah dengan cepat tidak perlu menggunakan tangan kita sendiri. Tapi tangan orang lain dengan begitu kita akan tetap aman tapi faktanya? Kamu sendiri yang menunda semua rencana dan lihat semua yang kita lakukan sudah diketahui. Sekarang apa yang akan kamu lakukan kalau bukan rencana yang aku buat sendiri." Ujar Geya. Menjelaskan semua rencana yang sebelumnya mereka buat secara mata namun, semua tidak berjalan sesuai rencana meski hal itu mereka tahan hingga sampai detik ini dan yang lebih menyakitkan dan mengejutkan mereka di mana pembicaraan mereka yang diketahui oleh Jar
Tanpa pikir panjang Geya, melihat sekeliling keadaan yang mendukung. Geya berlari mengejar Jarvis melihat Jarvis bicara dengan cepat mendorong tubuh pria tua hingga terpental kepalanya terbentur, ponselnya yang ada di tangannya terjatuh hingga hancur. Geya tersenyum meski panik.Usai memeriksa denyut nadi Jarvis Geya mengambil ponselnya menghubungi seseorang yang sudah menunggu kabar darinya. Preman yang sudah dihubungi tidak berselang lama datang, mereka terus memantau kediaman Jarvis sesuai perintah. Preman manipulasi keadaan sehingga posisi Geya tetap aman."Kalian bawa pria tua itu. Lakukan sesuai rencana. Jangan tinggalkan jejak sedikit pun. Kalian paham?" "Baik, anda jangan khawatir. Kami profesional jadi jangan ragukan kami, jangan lupa untuk mentransfer uangnya.""Jangan pikirkan itu, akan aku berikan uang muka sisanya setelah tugas kalian selesai. Berikan video ataupun foto hasilnya setelah itu kalian pergilah sejauh mungkin." Ucap Geya tegas.Setelah kepergian preman dari r