- Festival Api, Kota Rouhan - Gemerlap lampu lampion menghiasi seluruh langit Benua Api Bergejolak. Festival tahunan yang hanya diselenggarakan setahun sekali mewarnai langit bersama bulan purnama penuh ditemani bintang-bintang yang bertaburan dengan indahnya.Di tengah perjalanan Fu Hao sempat mengkhawatirkan keadaan Lan Xiaoyan dan yang lainnya, lelaki itu akhirnya mengutarakannya."Tuan Feng, bagaimana dengan murid Anda? Apakah baik-baik saja kita bergerak tanpa mereka?"Feng Guang menjawab dengan tenang."Kita harus bergerak dengan atau tanpa mereka. Jika kita menunda, tidak menutup kemungkinan masalah lain akan datang.""Baik. Aku mengerti."Rombongan bergerak cepat menuju sebuah perbukitan di mana dari jarak tersebut dapat terlihat seluruh bagian Kota Rouhan. Selama kurang lebih 2 hari 2 malam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang direncanakan.Setibanya di tempat tersebut Feng Guang memasang sikap waspada, seakan-akan sesuatu sedang mengawasi mereka di tempat itu.
"Cih, sial. Bagaimana tikus-tikus itu bisa lepas dengan mudah?!"Chu Mengyi menggeram kesal, penjaga yang gagal menjaga Lan Xiaoyan dan Oak jatuh terkapar bersimbah darah. Chu Mengyi memutuskan untuk pergi melapor pada Manajer Li sebelum keadaan semakin memburuk.Selama perjalanan kembali ke markas pusat Black Jade Sword sudah berapa kali sumpah serapah lolos dari mulutnya. Kalau bukan karena perintah Manajer Li, seharusnya pembunuh saudaranya sudah mati di tangannya. Membayangkan Lan Xiaoyan bisa lolos dari cengkraman tangannya hampir membuatnya gila, Chu Mengyi bergerak semakin cepat untuk menemui lelaki itu.Butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke tempat tujuan, setibanya di ruangan Manajer Li, dia menemukan seseorang sedang bersama laki-laki itu dalam perbincangan yang serius. "Quan Yui-? Dia masih hidup? Apa yang di lakukannya di sini?"Chu Mengyi mengintip dari pintu ruangan yang sedikit terbuka dan melihat wajah Quan Yui yang terbakar dari samping."Jangan khawatir soal itu. Ak
Feng Guang memperhatikan dari kejauhan, setelah mengatur ulang rencana mereka berhasil membuat senjata baru.Ratusan panah yang dilengkapi suntik beracun telah disiapkan, para pemanah berbaris di tepi bukit bersiap menghujani pasukan lawan di bawah sana.Aura dingin dini hari yang mencekam menyelimuti para pendekar Pedang Angin Suci. Wajah tegang dan was-was di wajah mereka terlihat kentara. Malam ini adalah malam penentuan, untuk nasib yang ditanggung mereka selama ini. Hidup atau mati hanya demi satu tujuan; perubahan.Para pendekar Pedang Angin Suci mulai mempersiapkan serangan mematikan.Gerbang markas Black Jade Sword sunyi dan senyap, ketika itu seorang penjaga tanpa sengaja melihat gerak-gerik mencurigakan di atas bukit yang menjulang di sebelah markas.Dengan pandangan tajam, dia melihat bayangan-bayangan yang bersembunyi di balik semak belukar. Ketegangan di dalam markas semakin meningkat ketika satu per satu dari penjaga tersebut menyadari ada sesuatu yang mengerikan di bali
Belasan tebasan angin yang tajam menyerbu Kexing dari arah depan, begitu kencang memutar di segala titik kelemahannya namun begitu cepat juga pria itu menangkis sehingga tidak satu pun dari serangannya berhasil melukainya.Lao Zhan menapak di atas tanah yang kembali bergetar pertanda Kexing akan kembali menggunakan jurusnya, dia segera mempersempit jarak dengan Kexing untuk melancarkan aksinya.Kexing tertawa sinis. "Pendekar pedang sepertimu tidak ada gunanya dalam pertarungan jarak jauh. Hahaha."Lao Zhan mendecih."Katakan itu saat aku berhasil menebas kepalamu."Dalam posisi bertekuk sebelah lutut, Lao Zhan menyilangkan kedua pedangnya sejajar bahu. Kexing mengangkat tangannya cepat sehingga ribuan kepingan batu naik dan mengarah cepat ke tempat di mana Lao Zhan berada. Lelaki itu mengangkat satu batu yang sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuhnya sendiri."Rasakan ini!" Di saat semua serangan tertuju padanya, Lao Zhan tetap diam dan tenang. Suasana menjadi lebih tenang untuk
Air menetes dari langit-langit yang tinggi menimbulkan gelombang kecil di atas genangan air yang kemudian terpecah saat tapak kaki melangkah di atasnya."Senang bertemu denganmu, bocah Benua Laut Biru."Lan Xiaoyan bersikap waspada."Siapa kau?"Dia melangkah lebih dekat dan mengangkat wajahnya, Lan Xiaoyan bisa melihat lebih jelas wajah sosok tersebut. Tubuhnya berisi namun memiliki otot kekar selayaknya pendekar yang mengabdikan selama hidupnya untuk pertarungan. Memiliki pedang berat bermotif tengkorak hitam dan memiliki aura pembunuh kuat. Dia bukan Kexing, melainkan orang lain. Feng Guang pernah menyebutkan tentang Six Star yang merupakan pilar terkuat Black Jade Sword dan jika tebakannya benar, orang di depannya ini adalah salah satu dari mereka."Apa tujuan kalian datang kemari?" Dia memiringkan kepalanya angkuh. "Dan siapa kalian?"Lan Xiaoyan tetap diam tanpa jawaban, sudut bibir lelaki itu naik ke atas. "Tidak mau menjawab, eh?"Bai Yao meletakkan tangannya di atas gagang
Ma Jun sudah kehabisan kesabaran, ototnya mengeras dan urat-urat di wajahnya bermunculan. Seluruh api yang membakar pemuda itu kini berpindah ke tangan kanannya.Tao Wen diam sebentar untuk memperhatikan perubahan energi api yang terjadi dan merasa bocah baru kemarin itu ternyata memiliki pengendalian qi yang cukup baik. Selama ini dia selalu meremehkan bocah itu, terlepas dari sifatnya, Ma Jun tidak pernah bersungguh-sungguh mempelajari elemen api. Setelah kedatangan Black Jade Sword, seluruh penduduk Rouhan kehilangan sosok ksatria di dalam tatanan penduduk mereka. Black Jade Sword membunuh para pendekar Rouhan dan memastikan tidak ada bibit-bibit pemberontak dengan melarang siapapun mempelajari ilmu silat."Kau adalah bibit terakhir yang bertahan mati-matian di tanah yang kering. Kupikir ucapan ibumu hari itu adalah kutukan."Bola mata Ma Jun menyala terang selayaknya api yang dipenuhi kebencian."Kau tidak seharusnya hidup di dunia ini."Kobaran api menyala kian terang membuat su
Ratusan batu puing besar naik ke atas langit-langit disertai kemunculan qi yang hebat, seandainya prajurit biasa berdiri di sebelahnya sudah dipastikan dia akan jatuh pingsan. Lao Zhan sendiri hampir jatuh ke tanah karena kekuatannya yang dahsyat. Pemuda itu kesulitan menarik napas untuk beberapa saat. Ternyata gelar Six Star bukan hanya pajangan.Kexing menggunakan seluruh qi yang dimilikinya. "Terkuburlah di dalam tanah, Lao Zhan."Dinding-dinding hancur dan permukaan tanah mengambang ke atas udara. Puing-puing batu tersebut bersatu menjadi batu raksasa yang besar.Tempat ini mungkin akan roboh dalam satu menit lagi. Hampir tidak ada tanah untuk berpijak karena tanah tersebut telah naik ke atas kepala Kexing menjadi sesuatu yang mematikan.Batu raksasa tampak membara sedetik sebelum dijatuhkan."Meteor Shot!" teriak Kexing.Meteor batu raksasa jatuh ke tempat di mana Lao Zhan berlari. Hentaman besar terdengar nyaring disertai kepulan debu tebal menyelimuti seluruh bagian ruangan yan
Lan Xiaoyan menangkap pedang dengan tangan kosong, darah menetes pada bilah pedang. Bai Yao yang semula yakin mulai ragu.Tatapan mata pemuda itu sesaat membuat nyalinya ciut tanpa alasan, ada sesuatu dari diri Lan Xiaoyan yang membuatnya takut. Aura milik pemuda itu pernah dirasakannya saat melihat sosok yang jauh lebih kuat. Hanya hitungan jari saja orang-orang yang dapat membuatnya merasakan hal tersebut."Siapa kau sebenarnya?" tanya Bai Yao sangat serius. "Sekali lagi kutanya, apa tujuanmu datang ke tempat ini?""Tujuan awalku adalah keluar dari Gunung Gui Shan."Jawaban Lan Xiaoyan membuat Bai Yao kebingungan."Berkat Guruku ak berhasil keluar dari tempat terkutuk itu. Sekarang tujuanku adalah membantunya menyelesaikan misi yang belum tuntas.""Apa itu misi yang belum tuntas?"Bai Yao mencengkram leher Lan Xiaoyan, memaksanya untuk berbicara lebih jauh.Lan Xiaoyan menyengir jahat. "Yaitu memukul bokong para sampah tidak berguna seperti kalian."Bai Yao menjadi murka, tanpa belas
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja