Hiruk-pikuk membumbung tinggi di udara yang dingin, puluhan laki-laki berbaris dengan wajah tegang menyambut arahan dari seorang pemimpin yang berdiri di hadapan mereka yang tengah menyeru lantang. Meskipun angin sejuk membekuk tubuh mereka, puluhan orang itu berdiri tegap tanpa rasa ketakutan.Seseorang yang berdiri di belakang lelaki yang sedang berbicara menatap jauh ke langit malam yang hendak berganti pagi.Dalam batin dia berucap. "Semoga Xiaoyan tidak melupakannya. Penyerangan akan dilakukan saat pukul satu Festival Kembang Api sesuai yang direncanakan dengan Dokter Ouyang dan Pendekar Fu Hao."Matanya menatap seberkas sinar matahari yang berpendar jingga, mengingatkannya pada seorang wanita cantik yang berdiri di tengah medan perang sambil membacakan syair yang mengguncang seluruh daratan. Keberanian sosok yang begitu dihormatinya itu akan selamanya dibawanya untuk menyelesaikan ini semua ini—tugas yang belum dituntaskannya saat berdiri sebagai Tujuh Pilar Langit. "Di malam p
- Festival Api, Kota Rouhan - Gemerlap lampu lampion menghiasi seluruh langit Benua Api Bergejolak. Festival tahunan yang hanya diselenggarakan setahun sekali mewarnai langit bersama bulan purnama penuh ditemani bintang-bintang yang bertaburan dengan indahnya.Di tengah perjalanan Fu Hao sempat mengkhawatirkan keadaan Lan Xiaoyan dan yang lainnya, lelaki itu akhirnya mengutarakannya."Tuan Feng, bagaimana dengan murid Anda? Apakah baik-baik saja kita bergerak tanpa mereka?"Feng Guang menjawab dengan tenang."Kita harus bergerak dengan atau tanpa mereka. Jika kita menunda, tidak menutup kemungkinan masalah lain akan datang.""Baik. Aku mengerti."Rombongan bergerak cepat menuju sebuah perbukitan di mana dari jarak tersebut dapat terlihat seluruh bagian Kota Rouhan. Selama kurang lebih 2 hari 2 malam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang direncanakan.Setibanya di tempat tersebut Feng Guang memasang sikap waspada, seakan-akan sesuatu sedang mengawasi mereka di tempat itu.
"Cih, sial. Bagaimana tikus-tikus itu bisa lepas dengan mudah?!"Chu Mengyi menggeram kesal, penjaga yang gagal menjaga Lan Xiaoyan dan Oak jatuh terkapar bersimbah darah. Chu Mengyi memutuskan untuk pergi melapor pada Manajer Li sebelum keadaan semakin memburuk.Selama perjalanan kembali ke markas pusat Black Jade Sword sudah berapa kali sumpah serapah lolos dari mulutnya. Kalau bukan karena perintah Manajer Li, seharusnya pembunuh saudaranya sudah mati di tangannya. Membayangkan Lan Xiaoyan bisa lolos dari cengkraman tangannya hampir membuatnya gila, Chu Mengyi bergerak semakin cepat untuk menemui lelaki itu.Butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke tempat tujuan, setibanya di ruangan Manajer Li, dia menemukan seseorang sedang bersama laki-laki itu dalam perbincangan yang serius. "Quan Yui-? Dia masih hidup? Apa yang di lakukannya di sini?"Chu Mengyi mengintip dari pintu ruangan yang sedikit terbuka dan melihat wajah Quan Yui yang terbakar dari samping."Jangan khawatir soal itu. Ak
Feng Guang memperhatikan dari kejauhan, setelah mengatur ulang rencana mereka berhasil membuat senjata baru.Ratusan panah yang dilengkapi suntik beracun telah disiapkan, para pemanah berbaris di tepi bukit bersiap menghujani pasukan lawan di bawah sana.Aura dingin dini hari yang mencekam menyelimuti para pendekar Pedang Angin Suci. Wajah tegang dan was-was di wajah mereka terlihat kentara. Malam ini adalah malam penentuan, untuk nasib yang ditanggung mereka selama ini. Hidup atau mati hanya demi satu tujuan; perubahan.Para pendekar Pedang Angin Suci mulai mempersiapkan serangan mematikan.Gerbang markas Black Jade Sword sunyi dan senyap, ketika itu seorang penjaga tanpa sengaja melihat gerak-gerik mencurigakan di atas bukit yang menjulang di sebelah markas.Dengan pandangan tajam, dia melihat bayangan-bayangan yang bersembunyi di balik semak belukar. Ketegangan di dalam markas semakin meningkat ketika satu per satu dari penjaga tersebut menyadari ada sesuatu yang mengerikan di bali
Belasan tebasan angin yang tajam menyerbu Kexing dari arah depan, begitu kencang memutar di segala titik kelemahannya namun begitu cepat juga pria itu menangkis sehingga tidak satu pun dari serangannya berhasil melukainya.Lao Zhan menapak di atas tanah yang kembali bergetar pertanda Kexing akan kembali menggunakan jurusnya, dia segera mempersempit jarak dengan Kexing untuk melancarkan aksinya.Kexing tertawa sinis. "Pendekar pedang sepertimu tidak ada gunanya dalam pertarungan jarak jauh. Hahaha."Lao Zhan mendecih."Katakan itu saat aku berhasil menebas kepalamu."Dalam posisi bertekuk sebelah lutut, Lao Zhan menyilangkan kedua pedangnya sejajar bahu. Kexing mengangkat tangannya cepat sehingga ribuan kepingan batu naik dan mengarah cepat ke tempat di mana Lao Zhan berada. Lelaki itu mengangkat satu batu yang sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuhnya sendiri."Rasakan ini!" Di saat semua serangan tertuju padanya, Lao Zhan tetap diam dan tenang. Suasana menjadi lebih tenang untuk
Air menetes dari langit-langit yang tinggi menimbulkan gelombang kecil di atas genangan air yang kemudian terpecah saat tapak kaki melangkah di atasnya."Senang bertemu denganmu, bocah Benua Laut Biru."Lan Xiaoyan bersikap waspada."Siapa kau?"Dia melangkah lebih dekat dan mengangkat wajahnya, Lan Xiaoyan bisa melihat lebih jelas wajah sosok tersebut. Tubuhnya berisi namun memiliki otot kekar selayaknya pendekar yang mengabdikan selama hidupnya untuk pertarungan. Memiliki pedang berat bermotif tengkorak hitam dan memiliki aura pembunuh kuat. Dia bukan Kexing, melainkan orang lain. Feng Guang pernah menyebutkan tentang Six Star yang merupakan pilar terkuat Black Jade Sword dan jika tebakannya benar, orang di depannya ini adalah salah satu dari mereka."Apa tujuan kalian datang kemari?" Dia memiringkan kepalanya angkuh. "Dan siapa kalian?"Lan Xiaoyan tetap diam tanpa jawaban, sudut bibir lelaki itu naik ke atas. "Tidak mau menjawab, eh?"Bai Yao meletakkan tangannya di atas gagang
Ma Jun sudah kehabisan kesabaran, ototnya mengeras dan urat-urat di wajahnya bermunculan. Seluruh api yang membakar pemuda itu kini berpindah ke tangan kanannya.Tao Wen diam sebentar untuk memperhatikan perubahan energi api yang terjadi dan merasa bocah baru kemarin itu ternyata memiliki pengendalian qi yang cukup baik. Selama ini dia selalu meremehkan bocah itu, terlepas dari sifatnya, Ma Jun tidak pernah bersungguh-sungguh mempelajari elemen api. Setelah kedatangan Black Jade Sword, seluruh penduduk Rouhan kehilangan sosok ksatria di dalam tatanan penduduk mereka. Black Jade Sword membunuh para pendekar Rouhan dan memastikan tidak ada bibit-bibit pemberontak dengan melarang siapapun mempelajari ilmu silat."Kau adalah bibit terakhir yang bertahan mati-matian di tanah yang kering. Kupikir ucapan ibumu hari itu adalah kutukan."Bola mata Ma Jun menyala terang selayaknya api yang dipenuhi kebencian."Kau tidak seharusnya hidup di dunia ini."Kobaran api menyala kian terang membuat su
Ratusan batu puing besar naik ke atas langit-langit disertai kemunculan qi yang hebat, seandainya prajurit biasa berdiri di sebelahnya sudah dipastikan dia akan jatuh pingsan. Lao Zhan sendiri hampir jatuh ke tanah karena kekuatannya yang dahsyat. Pemuda itu kesulitan menarik napas untuk beberapa saat. Ternyata gelar Six Star bukan hanya pajangan.Kexing menggunakan seluruh qi yang dimilikinya. "Terkuburlah di dalam tanah, Lao Zhan."Dinding-dinding hancur dan permukaan tanah mengambang ke atas udara. Puing-puing batu tersebut bersatu menjadi batu raksasa yang besar.Tempat ini mungkin akan roboh dalam satu menit lagi. Hampir tidak ada tanah untuk berpijak karena tanah tersebut telah naik ke atas kepala Kexing menjadi sesuatu yang mematikan.Batu raksasa tampak membara sedetik sebelum dijatuhkan."Meteor Shot!" teriak Kexing.Meteor batu raksasa jatuh ke tempat di mana Lao Zhan berlari. Hentaman besar terdengar nyaring disertai kepulan debu tebal menyelimuti seluruh bagian ruangan yan