Lan Xiaoyan menangkap pedang dengan tangan kosong, darah menetes pada bilah pedang. Bai Yao yang semula yakin mulai ragu.Tatapan mata pemuda itu sesaat membuat nyalinya ciut tanpa alasan, ada sesuatu dari diri Lan Xiaoyan yang membuatnya takut. Aura milik pemuda itu pernah dirasakannya saat melihat sosok yang jauh lebih kuat. Hanya hitungan jari saja orang-orang yang dapat membuatnya merasakan hal tersebut."Siapa kau sebenarnya?" tanya Bai Yao sangat serius. "Sekali lagi kutanya, apa tujuanmu datang ke tempat ini?""Tujuan awalku adalah keluar dari Gunung Gui Shan."Jawaban Lan Xiaoyan membuat Bai Yao kebingungan."Berkat Guruku ak berhasil keluar dari tempat terkutuk itu. Sekarang tujuanku adalah membantunya menyelesaikan misi yang belum tuntas.""Apa itu misi yang belum tuntas?"Bai Yao mencengkram leher Lan Xiaoyan, memaksanya untuk berbicara lebih jauh.Lan Xiaoyan menyengir jahat. "Yaitu memukul bokong para sampah tidak berguna seperti kalian."Bai Yao menjadi murka, tanpa belas
Sebuah kesalahan membiarkan dirinya jatuh dalam perangkap musuh. Tao Wen belum benar-benar menggunakan kekuatannya, sejauh ini dia hanya mengukur kekuatan Ma Jun."Kau tumbuh dengan cepat, anak iblis."Tao Wen menghempaskan tubuh Ma Jun tanpa menyentuhnya, angin kencang membuat dinding-dinding terkoyak. Tubuh Ma Jun terjatuh bersama reruntuhan bata, dia terbatuk-batuk. Kekuatannya hampir mencapai ambang batas, ditambah bekas pertarungan sebelumnya yang belum sepenuhnya pulih. Jika bukan karena serbuk Kayu Emas, sudah pasti dirinya tidak sadarkan diri atau yang paling parahnya, mati.Sosok Tao Wen bercahaya terang seirama mengikuti aura qi-nya yang berwarna kuning keemasan. Lalu sosoknya berubah menjadi separuh elang.Orang-orang sering berkata, jika Tao Wen sudah menggunakan wujud elang itu artinya tidak ada lagi peluang untuk selamat. Lelaki itu terlihat lebih serius dari sebelumnya. Sebelah kakinya masih bisa bertahan, Ma Jun bertekuk sebelah lutut. Berusaha mendongak menatap mata
Kesadaran Ma Jun menipis. Di sisi lain Tao Wen akan menyelesaikan pertarungan ini dengan jurus terakhir.Sekilas, lelaki dengan surai merah dan seorang wanita cantik dengan senyum indah muncul di depannya. Dia tidak dapat mendengar suara mereka, namun hatinya menghangat. Ma Jun yang terduduk penuh luka dan hampir kehilangan kesadaran bersuara serak."A... ayah... Ibu..."Air mata yang hangat mengalir membasahi pipinya."Sayangnya ini adalah akhirmu, Iblis Tinju Berapi." Lelaki bersayap elang mengarahkan telapak tangan ke arah Ma Jun, sinar cahaya berkumpul di telapak tangannya dalam beberapa detik.Ma Jun mulai bereaksi, perlahan jari-jarinya bergerak. "Aku ... aku tidak akan kalah dari siapa pun."Tao Wen melepaskan serangan.Tembakan besar membuat suara yang menggelegar, dentuman dahsyat merubuhkan atap-atap. Tao Wen yakin serangan itu telah menghabisi pemuda itu. Namun dugaannya salah, seseorang dengan siluet berapi muncul di balik kepulan debu tebal."Wing of Salamander."Dan dia
Ma Jun menggerakkan bola api raksasa dengan telapak tangan yang mulai terbakar hingga ke bahu. Tidak main-main, dia mengerahkan seluruh kekuatannya hingga ambang batas terakhir. Di saat yang sama Tao Wen melakukan hal yang serupa.Bola cahaya yang lebih kecil menembak bersamaan ke arah Ma Jun, wujud harimau api mulai muncul. Taring raksasa terbuka, semburan api besar menyerang bola cahaya tersebut. Lalu kedua kekuatan saling bertubrukan menciptakan ledakan dahsyat yang menggelegar hingga ke luar pabrik. Ma Jun menambah daya serangnya, membiarkan darah terus menetes dengan deras. Begitu juga dengan Tao Wen yang tidak segan-segan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghapuskan Ma Jun.Beberapa prajurit terlempar jauh oleh angin ledakan yang menjalar melalui lorong-lorong. Bahkan atap pabrik terbuka sehingga langit yang mulai malam terlihat di atas sana.Baik Tao Wen maupun Ma Jun sama-sama terhempas ke dua arah yang berbeda.Beberapa saat hening. Ma Jun telentang dengan napas terseng
"Manajer Li, orang yang anda panggil sudah datang. Haruskah saya panggil dia sekarang?"Senyum terukir di wajah dingin lelaki itu."Panggilkan dia segera."**Dua jam sebelumnya..."Sejauh ini semua berjalan dengan lancar. Kita berhasil memberikan serangan kejutan. Tim yang dipimpin Saudara Fu akan turun melewati jalur rahasia untuk menyusup ke dalam dan membukakan pintu utama. Selagi itu, kita harus menunggu aba-aba dari mereka. Tetap waspada."Pasukan yang dipimpin Feng Guang mengangguk setuju.Rencananya berjalan lebih lancar dari dugaan. Namun hal itu tidak menimbulkan perasaan baik, atau mungkin hanya Feng Guang yang terlalu khawatir.Secara mengejutkan Oak tiba-tiba muncul dari balik semak-semak, lelaki itu dapat merasakan hawa kehadirannya dan terkejut melihat keledai itu datang dengan tubuh basah kuyup. Dia melalui jalur yang sama seperti yang ditempuh Mei Linlin, yaitu melalui sungai. Karena itu adalah jalan tercepat untuk tiba ke Kota Rouhan dengan waktu perjalanan satu sete
Pantulan ribuan binatang bertebaran di permukaan arus sungai yang tenang, sampan kecil bergerak mengikuti aliran air yang bermuara ke suatu tempat di ujung sana.Lao Zhan yang sedang mengayuh mulai memikirkan sesuatu."Omong-omong... sejauh ini kau sudah melakukan banyak hal. Terlepas dari ambisimu. Bagaimana kau bisa tahu banyak soal Black Jade Sword? Sebenarnya apa yang terjadi pada tempat ini?"Sekilas dia sempat melihat Ma Jun yang masih tidak sadarkan diri setelah diobati oleh Mei Linlin, beruntung sekali gadis itu memiliki ilmu pengobatan yang baik sehingga mereka langsung mendapatkan pertolongan pertama. Gadis itu juga membawa sangat banyak obat-obatan berkelas tinggi yang sulit ditemukan."Aku lupa memperkenalkan diri dengan baik," gumam Mei Linlin. Terang bulan seakan jatuh di atas bola mata safirnya yang indah, bahkan malam tidak meruntuhkan kecantikannya. Selama ini mereka berpikir Mei Linlin adalah wanita prajurit yang kuat, terlebih setelah melihat berbagai aksi yang dia
Ketika mendatangi sumber suara keributan nampak sekelompok prajurit sedang mengepung tim Fu Hao yang hanya berjumlah 15 orang, keempat belas orang bersamanya dibunuh. Dalam sekejap mata Fu Hao yang terluka berat ditangkap lalu digiring ke sebuah tempat yang telah disediakan.Sontak situasi menjadi lebih rumit karena Fu Hao berada di panggung eksekusi. Musuh keluar dari sisi kanan dan kiri markas dalam jumpa banyak diiringi suara hentakan tombak di atas tanah yang terdengar nyaring, membuat suasana kian mencekam di tanah tersebut.Hal tersebut menggetarkan mental para murid dari Pedang Angin Suci sehingga belasan dari mereka yang sedang berpencar di kaki bukit terbunuh. Dengan cepat Feng Guang memberikan perintah untuk mundur.Kepanikan terlihat di wajah mereka, sebab Fu Hao akan segera mati jika dia tidak segera mendapatkan pertolongan secepatnya. Di sisi lain Feng Guang tidak dapat berbuat banyak, semakin banyak pasukannya tumbang semakin kecil pula kesempatan untuk memenangkan pertar
"Bagaimana tanggapanmu, Pendekar Topeng Rubah? Mengalah atau membiarkan orang ini mati? Semua keputusan ada di tanganmu." Dia melanjutkan dengan aura yang mengintimidasi. "Aku hitung sampai tiga.""Satu...""Dua..."Feng Guang diam. Dia tidak bisa bergerak, dari kejauhan Pemanah Shen sedang mengawasinya. Di sisi lain pasukan Black Jade Sword bisa mengepung pendekar Pedang Angin Suci yang jumlahnya jauh di bawah mereka dalam sekejap mata. Keadaannya saat ini benar-benar terjepit."Tiga..."Manajer Li mengangguk seolah mengerti. "Baiklah jika itu keputusanmu." Isyarat tangan darinya berarti akan ada seseorang yang dibunuh, Feng Guang tidak bisa membiarkan hal itu terjadi dan bersiap.Sampai akhirnya terdengar keributan dari semak-semak.**"Berisik! Kalau takut balik saja sana ke rumahmu! Pakai rok dan gincu! Kita sudah pergi sejauh ini hanya untuk mengintip di semak-semak?!""Sabar, kalkun merah sialan atau aku akan memotongmu dengan pedangku.""Kau punya tenaga untuk memotongku, ken
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja