Feng Guang memperhatikan dari kejauhan, setelah mengatur ulang rencana mereka berhasil membuat senjata baru.Ratusan panah yang dilengkapi suntik beracun telah disiapkan, para pemanah berbaris di tepi bukit bersiap menghujani pasukan lawan di bawah sana.Aura dingin dini hari yang mencekam menyelimuti para pendekar Pedang Angin Suci. Wajah tegang dan was-was di wajah mereka terlihat kentara. Malam ini adalah malam penentuan, untuk nasib yang ditanggung mereka selama ini. Hidup atau mati hanya demi satu tujuan; perubahan.Para pendekar Pedang Angin Suci mulai mempersiapkan serangan mematikan.Gerbang markas Black Jade Sword sunyi dan senyap, ketika itu seorang penjaga tanpa sengaja melihat gerak-gerik mencurigakan di atas bukit yang menjulang di sebelah markas.Dengan pandangan tajam, dia melihat bayangan-bayangan yang bersembunyi di balik semak belukar. Ketegangan di dalam markas semakin meningkat ketika satu per satu dari penjaga tersebut menyadari ada sesuatu yang mengerikan di bali
Belasan tebasan angin yang tajam menyerbu Kexing dari arah depan, begitu kencang memutar di segala titik kelemahannya namun begitu cepat juga pria itu menangkis sehingga tidak satu pun dari serangannya berhasil melukainya.Lao Zhan menapak di atas tanah yang kembali bergetar pertanda Kexing akan kembali menggunakan jurusnya, dia segera mempersempit jarak dengan Kexing untuk melancarkan aksinya.Kexing tertawa sinis. "Pendekar pedang sepertimu tidak ada gunanya dalam pertarungan jarak jauh. Hahaha."Lao Zhan mendecih."Katakan itu saat aku berhasil menebas kepalamu."Dalam posisi bertekuk sebelah lutut, Lao Zhan menyilangkan kedua pedangnya sejajar bahu. Kexing mengangkat tangannya cepat sehingga ribuan kepingan batu naik dan mengarah cepat ke tempat di mana Lao Zhan berada. Lelaki itu mengangkat satu batu yang sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuhnya sendiri."Rasakan ini!" Di saat semua serangan tertuju padanya, Lao Zhan tetap diam dan tenang. Suasana menjadi lebih tenang untuk
Air menetes dari langit-langit yang tinggi menimbulkan gelombang kecil di atas genangan air yang kemudian terpecah saat tapak kaki melangkah di atasnya."Senang bertemu denganmu, bocah Benua Laut Biru."Lan Xiaoyan bersikap waspada."Siapa kau?"Dia melangkah lebih dekat dan mengangkat wajahnya, Lan Xiaoyan bisa melihat lebih jelas wajah sosok tersebut. Tubuhnya berisi namun memiliki otot kekar selayaknya pendekar yang mengabdikan selama hidupnya untuk pertarungan. Memiliki pedang berat bermotif tengkorak hitam dan memiliki aura pembunuh kuat. Dia bukan Kexing, melainkan orang lain. Feng Guang pernah menyebutkan tentang Six Star yang merupakan pilar terkuat Black Jade Sword dan jika tebakannya benar, orang di depannya ini adalah salah satu dari mereka."Apa tujuan kalian datang kemari?" Dia memiringkan kepalanya angkuh. "Dan siapa kalian?"Lan Xiaoyan tetap diam tanpa jawaban, sudut bibir lelaki itu naik ke atas. "Tidak mau menjawab, eh?"Bai Yao meletakkan tangannya di atas gagang
Ma Jun sudah kehabisan kesabaran, ototnya mengeras dan urat-urat di wajahnya bermunculan. Seluruh api yang membakar pemuda itu kini berpindah ke tangan kanannya.Tao Wen diam sebentar untuk memperhatikan perubahan energi api yang terjadi dan merasa bocah baru kemarin itu ternyata memiliki pengendalian qi yang cukup baik. Selama ini dia selalu meremehkan bocah itu, terlepas dari sifatnya, Ma Jun tidak pernah bersungguh-sungguh mempelajari elemen api. Setelah kedatangan Black Jade Sword, seluruh penduduk Rouhan kehilangan sosok ksatria di dalam tatanan penduduk mereka. Black Jade Sword membunuh para pendekar Rouhan dan memastikan tidak ada bibit-bibit pemberontak dengan melarang siapapun mempelajari ilmu silat."Kau adalah bibit terakhir yang bertahan mati-matian di tanah yang kering. Kupikir ucapan ibumu hari itu adalah kutukan."Bola mata Ma Jun menyala terang selayaknya api yang dipenuhi kebencian."Kau tidak seharusnya hidup di dunia ini."Kobaran api menyala kian terang membuat su
Ratusan batu puing besar naik ke atas langit-langit disertai kemunculan qi yang hebat, seandainya prajurit biasa berdiri di sebelahnya sudah dipastikan dia akan jatuh pingsan. Lao Zhan sendiri hampir jatuh ke tanah karena kekuatannya yang dahsyat. Pemuda itu kesulitan menarik napas untuk beberapa saat. Ternyata gelar Six Star bukan hanya pajangan.Kexing menggunakan seluruh qi yang dimilikinya. "Terkuburlah di dalam tanah, Lao Zhan."Dinding-dinding hancur dan permukaan tanah mengambang ke atas udara. Puing-puing batu tersebut bersatu menjadi batu raksasa yang besar.Tempat ini mungkin akan roboh dalam satu menit lagi. Hampir tidak ada tanah untuk berpijak karena tanah tersebut telah naik ke atas kepala Kexing menjadi sesuatu yang mematikan.Batu raksasa tampak membara sedetik sebelum dijatuhkan."Meteor Shot!" teriak Kexing.Meteor batu raksasa jatuh ke tempat di mana Lao Zhan berlari. Hentaman besar terdengar nyaring disertai kepulan debu tebal menyelimuti seluruh bagian ruangan yan
Lan Xiaoyan menangkap pedang dengan tangan kosong, darah menetes pada bilah pedang. Bai Yao yang semula yakin mulai ragu.Tatapan mata pemuda itu sesaat membuat nyalinya ciut tanpa alasan, ada sesuatu dari diri Lan Xiaoyan yang membuatnya takut. Aura milik pemuda itu pernah dirasakannya saat melihat sosok yang jauh lebih kuat. Hanya hitungan jari saja orang-orang yang dapat membuatnya merasakan hal tersebut."Siapa kau sebenarnya?" tanya Bai Yao sangat serius. "Sekali lagi kutanya, apa tujuanmu datang ke tempat ini?""Tujuan awalku adalah keluar dari Gunung Gui Shan."Jawaban Lan Xiaoyan membuat Bai Yao kebingungan."Berkat Guruku ak berhasil keluar dari tempat terkutuk itu. Sekarang tujuanku adalah membantunya menyelesaikan misi yang belum tuntas.""Apa itu misi yang belum tuntas?"Bai Yao mencengkram leher Lan Xiaoyan, memaksanya untuk berbicara lebih jauh.Lan Xiaoyan menyengir jahat. "Yaitu memukul bokong para sampah tidak berguna seperti kalian."Bai Yao menjadi murka, tanpa belas
Sebuah kesalahan membiarkan dirinya jatuh dalam perangkap musuh. Tao Wen belum benar-benar menggunakan kekuatannya, sejauh ini dia hanya mengukur kekuatan Ma Jun."Kau tumbuh dengan cepat, anak iblis."Tao Wen menghempaskan tubuh Ma Jun tanpa menyentuhnya, angin kencang membuat dinding-dinding terkoyak. Tubuh Ma Jun terjatuh bersama reruntuhan bata, dia terbatuk-batuk. Kekuatannya hampir mencapai ambang batas, ditambah bekas pertarungan sebelumnya yang belum sepenuhnya pulih. Jika bukan karena serbuk Kayu Emas, sudah pasti dirinya tidak sadarkan diri atau yang paling parahnya, mati.Sosok Tao Wen bercahaya terang seirama mengikuti aura qi-nya yang berwarna kuning keemasan. Lalu sosoknya berubah menjadi separuh elang.Orang-orang sering berkata, jika Tao Wen sudah menggunakan wujud elang itu artinya tidak ada lagi peluang untuk selamat. Lelaki itu terlihat lebih serius dari sebelumnya. Sebelah kakinya masih bisa bertahan, Ma Jun bertekuk sebelah lutut. Berusaha mendongak menatap mata
Kesadaran Ma Jun menipis. Di sisi lain Tao Wen akan menyelesaikan pertarungan ini dengan jurus terakhir.Sekilas, lelaki dengan surai merah dan seorang wanita cantik dengan senyum indah muncul di depannya. Dia tidak dapat mendengar suara mereka, namun hatinya menghangat. Ma Jun yang terduduk penuh luka dan hampir kehilangan kesadaran bersuara serak."A... ayah... Ibu..."Air mata yang hangat mengalir membasahi pipinya."Sayangnya ini adalah akhirmu, Iblis Tinju Berapi." Lelaki bersayap elang mengarahkan telapak tangan ke arah Ma Jun, sinar cahaya berkumpul di telapak tangannya dalam beberapa detik.Ma Jun mulai bereaksi, perlahan jari-jarinya bergerak. "Aku ... aku tidak akan kalah dari siapa pun."Tao Wen melepaskan serangan.Tembakan besar membuat suara yang menggelegar, dentuman dahsyat merubuhkan atap-atap. Tao Wen yakin serangan itu telah menghabisi pemuda itu. Namun dugaannya salah, seseorang dengan siluet berapi muncul di balik kepulan debu tebal."Wing of Salamander."Dan dia