Kesadaran Ma Jun menipis. Di sisi lain Tao Wen akan menyelesaikan pertarungan ini dengan jurus terakhir.Sekilas, lelaki dengan surai merah dan seorang wanita cantik dengan senyum indah muncul di depannya. Dia tidak dapat mendengar suara mereka, namun hatinya menghangat. Ma Jun yang terduduk penuh luka dan hampir kehilangan kesadaran bersuara serak."A... ayah... Ibu..."Air mata yang hangat mengalir membasahi pipinya."Sayangnya ini adalah akhirmu, Iblis Tinju Berapi." Lelaki bersayap elang mengarahkan telapak tangan ke arah Ma Jun, sinar cahaya berkumpul di telapak tangannya dalam beberapa detik.Ma Jun mulai bereaksi, perlahan jari-jarinya bergerak. "Aku ... aku tidak akan kalah dari siapa pun."Tao Wen melepaskan serangan.Tembakan besar membuat suara yang menggelegar, dentuman dahsyat merubuhkan atap-atap. Tao Wen yakin serangan itu telah menghabisi pemuda itu. Namun dugaannya salah, seseorang dengan siluet berapi muncul di balik kepulan debu tebal."Wing of Salamander."Dan dia
Ma Jun menggerakkan bola api raksasa dengan telapak tangan yang mulai terbakar hingga ke bahu. Tidak main-main, dia mengerahkan seluruh kekuatannya hingga ambang batas terakhir. Di saat yang sama Tao Wen melakukan hal yang serupa.Bola cahaya yang lebih kecil menembak bersamaan ke arah Ma Jun, wujud harimau api mulai muncul. Taring raksasa terbuka, semburan api besar menyerang bola cahaya tersebut. Lalu kedua kekuatan saling bertubrukan menciptakan ledakan dahsyat yang menggelegar hingga ke luar pabrik. Ma Jun menambah daya serangnya, membiarkan darah terus menetes dengan deras. Begitu juga dengan Tao Wen yang tidak segan-segan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghapuskan Ma Jun.Beberapa prajurit terlempar jauh oleh angin ledakan yang menjalar melalui lorong-lorong. Bahkan atap pabrik terbuka sehingga langit yang mulai malam terlihat di atas sana.Baik Tao Wen maupun Ma Jun sama-sama terhempas ke dua arah yang berbeda.Beberapa saat hening. Ma Jun telentang dengan napas terseng
"Manajer Li, orang yang anda panggil sudah datang. Haruskah saya panggil dia sekarang?"Senyum terukir di wajah dingin lelaki itu."Panggilkan dia segera."**Dua jam sebelumnya..."Sejauh ini semua berjalan dengan lancar. Kita berhasil memberikan serangan kejutan. Tim yang dipimpin Saudara Fu akan turun melewati jalur rahasia untuk menyusup ke dalam dan membukakan pintu utama. Selagi itu, kita harus menunggu aba-aba dari mereka. Tetap waspada."Pasukan yang dipimpin Feng Guang mengangguk setuju.Rencananya berjalan lebih lancar dari dugaan. Namun hal itu tidak menimbulkan perasaan baik, atau mungkin hanya Feng Guang yang terlalu khawatir.Secara mengejutkan Oak tiba-tiba muncul dari balik semak-semak, lelaki itu dapat merasakan hawa kehadirannya dan terkejut melihat keledai itu datang dengan tubuh basah kuyup. Dia melalui jalur yang sama seperti yang ditempuh Mei Linlin, yaitu melalui sungai. Karena itu adalah jalan tercepat untuk tiba ke Kota Rouhan dengan waktu perjalanan satu sete
Pantulan ribuan binatang bertebaran di permukaan arus sungai yang tenang, sampan kecil bergerak mengikuti aliran air yang bermuara ke suatu tempat di ujung sana.Lao Zhan yang sedang mengayuh mulai memikirkan sesuatu."Omong-omong... sejauh ini kau sudah melakukan banyak hal. Terlepas dari ambisimu. Bagaimana kau bisa tahu banyak soal Black Jade Sword? Sebenarnya apa yang terjadi pada tempat ini?"Sekilas dia sempat melihat Ma Jun yang masih tidak sadarkan diri setelah diobati oleh Mei Linlin, beruntung sekali gadis itu memiliki ilmu pengobatan yang baik sehingga mereka langsung mendapatkan pertolongan pertama. Gadis itu juga membawa sangat banyak obat-obatan berkelas tinggi yang sulit ditemukan."Aku lupa memperkenalkan diri dengan baik," gumam Mei Linlin. Terang bulan seakan jatuh di atas bola mata safirnya yang indah, bahkan malam tidak meruntuhkan kecantikannya. Selama ini mereka berpikir Mei Linlin adalah wanita prajurit yang kuat, terlebih setelah melihat berbagai aksi yang dia
Ketika mendatangi sumber suara keributan nampak sekelompok prajurit sedang mengepung tim Fu Hao yang hanya berjumlah 15 orang, keempat belas orang bersamanya dibunuh. Dalam sekejap mata Fu Hao yang terluka berat ditangkap lalu digiring ke sebuah tempat yang telah disediakan.Sontak situasi menjadi lebih rumit karena Fu Hao berada di panggung eksekusi. Musuh keluar dari sisi kanan dan kiri markas dalam jumpa banyak diiringi suara hentakan tombak di atas tanah yang terdengar nyaring, membuat suasana kian mencekam di tanah tersebut.Hal tersebut menggetarkan mental para murid dari Pedang Angin Suci sehingga belasan dari mereka yang sedang berpencar di kaki bukit terbunuh. Dengan cepat Feng Guang memberikan perintah untuk mundur.Kepanikan terlihat di wajah mereka, sebab Fu Hao akan segera mati jika dia tidak segera mendapatkan pertolongan secepatnya. Di sisi lain Feng Guang tidak dapat berbuat banyak, semakin banyak pasukannya tumbang semakin kecil pula kesempatan untuk memenangkan pertar
"Bagaimana tanggapanmu, Pendekar Topeng Rubah? Mengalah atau membiarkan orang ini mati? Semua keputusan ada di tanganmu." Dia melanjutkan dengan aura yang mengintimidasi. "Aku hitung sampai tiga.""Satu...""Dua..."Feng Guang diam. Dia tidak bisa bergerak, dari kejauhan Pemanah Shen sedang mengawasinya. Di sisi lain pasukan Black Jade Sword bisa mengepung pendekar Pedang Angin Suci yang jumlahnya jauh di bawah mereka dalam sekejap mata. Keadaannya saat ini benar-benar terjepit."Tiga..."Manajer Li mengangguk seolah mengerti. "Baiklah jika itu keputusanmu." Isyarat tangan darinya berarti akan ada seseorang yang dibunuh, Feng Guang tidak bisa membiarkan hal itu terjadi dan bersiap.Sampai akhirnya terdengar keributan dari semak-semak.**"Berisik! Kalau takut balik saja sana ke rumahmu! Pakai rok dan gincu! Kita sudah pergi sejauh ini hanya untuk mengintip di semak-semak?!""Sabar, kalkun merah sialan atau aku akan memotongmu dengan pedangku.""Kau punya tenaga untuk memotongku, ken
Seandainya kata-kata itu hanyalah dongeng, Ma Jun tetap ingin mempercayainya.Namun orang-orang ini menertawakannya dan dia tidak bisa melakukan apa-apa. Matanya mulai berkaca-kaca tapi Ma Jun berusaha menyembunyikannya karena dia tidak ingin orang-orang itu meremehkannya lagi."Hei, bocah kepala merah! Tutup mulutmu! Ibumu itu adalah pelacur, dia datang ke sini untuk sebuah pil dengan menukarkan tubuhnya! Hahaha!""Benar. Ayahnya juga seorang pecundang! Dulu aku melihatnya mengeruk sampah! Pantas saja anaknya tolol. Otaknya terbuat dari sampah. hahahah!""Kau memotong tandukmu karena malu? Kau iblis, bahkan lebih bejat dari pada kami! Benarkan? Akui sajalah. Hahaha."Bibir Ma Jun bergetar, dia mulai kehabisan kesabarannya. Tatapan mereka selalu sama.Rasa sakit di hatinya membuat kepalanya ingin meledak. Tatapan merendahkan, marah dan jijik. Sekalipun ada manusia yang berbaik hati padanya, mereka menatapnya dengan tatapan kasihan. Dia tidak peduli lagi jika orang-orang menertawakann
Pertempuran menggetarkan tanah yang berdebu, awan yang hitam lekat menutupi langit, memperlihatkan kilatan petir yang menyambar dari kejauhan. Suara desingan pedang dan senjata api menggema di udara, menciptakan suara dentuman yang menyatu bersama teriakan peperangan.Di tengah-tengah kekacauan itu, Manajer Li hanya menonton pertarungan tanpa sedikitpun terusik dan hanya terus memandang ke arah musuh dengan tatapan tajam.Feng Guang merasakan ada yang aneh dengan gelagat pria itu, firasatnya buruk untuk beberapa alasan. Saat Fu Hao tiba di belakangnya, lelaki itu berupaya bangkit dan akhirnya dibantu oleh beberapa pemuda. "Ketua Feng, Ketua Feng... " panggilnya terburu.Feng Guang lantas menoleh dan khawatir melihat keadaan Fu Hao. Dia mendapatkan luka serius di bahunya dan harus segera disembuhkan. "Lan Xiaoyan ...! Lan Xiaoyan dan teman-temannya harus mundur! Sekarang juga!!""Tenanglah. Katakan, apa yang terjadi?""Ini semua sudah dalam rencana Manajer Li..." Mulutnya menumpahkan