Pertempuran menggetarkan tanah yang berdebu, awan yang hitam lekat menutupi langit, memperlihatkan kilatan petir yang menyambar dari kejauhan. Suara desingan pedang dan senjata api menggema di udara, menciptakan suara dentuman yang menyatu bersama teriakan peperangan.Di tengah-tengah kekacauan itu, Manajer Li hanya menonton pertarungan tanpa sedikitpun terusik dan hanya terus memandang ke arah musuh dengan tatapan tajam.Feng Guang merasakan ada yang aneh dengan gelagat pria itu, firasatnya buruk untuk beberapa alasan. Saat Fu Hao tiba di belakangnya, lelaki itu berupaya bangkit dan akhirnya dibantu oleh beberapa pemuda. "Ketua Feng, Ketua Feng... " panggilnya terburu.Feng Guang lantas menoleh dan khawatir melihat keadaan Fu Hao. Dia mendapatkan luka serius di bahunya dan harus segera disembuhkan. "Lan Xiaoyan ...! Lan Xiaoyan dan teman-temannya harus mundur! Sekarang juga!!""Tenanglah. Katakan, apa yang terjadi?""Ini semua sudah dalam rencana Manajer Li..." Mulutnya menumpahkan
"Nona Mei..." raut wajah Lao Zhan kaget lalu berubah khawatir. Begitu halnya dengan yang lain. Mereka sedang dalam posisi tidak bisa membantu jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.Manajer Li membetulkan kacamata lalu berangsur menatap gadis tersebut dengan tatapan mata yang tajam. "Kau–" Jari-jarinya bergerak seperti ingin mencekik leher Mei Linlin, sontak gadis itu mundur. Namun karena begitu takutnya dia malah menginjak balok kayu dan terpeleset. Mei Linlin menyeret tubuhnya mundur sambil memperhatikan musuhnya."Mei Linlin, lari..." kata Lan Xiaoyan. Pemuda itu berusaha melepaskan diri dari jurus Fei Mengchen tapi usahanya sia-sia. Jika terus dibiarkan Mei Linlin akan berada dalam bahaya.Manajer Li semakin dekat dengannya dan mulai merunduk menggapai leher Mei Linlin untuk dicekik. Sementara gadis itu kehabisan langkah, dia akan jatuh ke bawah jika terus mundur. Rasa takut tiba-tiba menggerayangi tubuhnya sehingga dia tak mampu bergerak."Mei Linlin, lari!!" teriak Lan Xiao
"satu cecunguk dan cecunguk lainnya datang..." Urat di kening Manajer Li timbul dengan sendirinya, wajahnya benar-benar murka. "Kalian cari mati."Wanita itu, Chu Mengyi berucap kesal pada Mei Linlin."Enyah dari sini, ini adalah pertarunganku."Manajer Li menyeka pundaknya dari debu, langkah arogannya mengimbangi pusaran angin kencang yang datang dari Chu Mengyi yang sedang murka. "Aku tidak tahu kau bersekongkol dengan musuh.""Musuh? Sejak awal kalianlah musuh terbesarku!" serunya. Chu Mengyi jelas tidak akan memaafkan Manajer Li apa pun yang terjadi.Selama bertahun-tahun, Chu Mengyi berpikir bahwa 'Ketua' lah yang telah menyelamatkannya dari wabah di Rouhan, meski dirinya tidak begitu ahli dalam bela diri namun orang itu memberikannya senjata pusaka berupa kipas dan memberikannya posisi sebagai anggota terbaik; Six Star.Akan tetapi mereka menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya telah kehilangan ingatan setelah kematian tunangannya.Chu Mengyi selalu merasa sedih tanpa alasan yan
Sontak keterkejutan mewarnai wajah para Six Star lainnya setelah perbuatan Chu Mengyi yang kurang ajar. Yang Guang yang tidak bisa mentolerirnya langsung menyembur kalimat pedas pada gadis itu."Kau sudah gila?! Manajer Li bisa saja membunuhmu, tapi dia memilih mengajarimu dan memberikanmu tempat tinggal! Terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu, tidak seharusnya kau bersikap seperti ini! Perempuan tidak tahu untung!""Katakan semaumu. Aku tidak peduli lagi."Tiba-tiba Manajer Li tertawa samar-samar hingga akhirnya tawa tersebut berubah menjadi tawa menggelegar yang menggema di seluruh penjuru, tidak ada yang berani bersuara di detik tersebut. Karena baru kali itu Manajer Li benar-benar marah.Lalu akhirnya laki-laki itu terdiam. Segaris senyuman lebar mengembang perlahan-lahan membuat bulu kuduk Mei Linlin dan Chu Mengyi berdiri. "Biasanya kau hanya menggertak. Tak ku sangka kau bisa kelewatan." Matanya memicing menatap Mei Linlin, seandainya gadis itu tidak ada di sana, Chu Meng
Di saat pertarungan sedang berlangsung terjadi sebuah ledakan dahsyat yang menghancurkan menara raksasa Black Jade Sword. Udara berapi naik ke atas langit disertai sapuan angin kencang selama beberapa saat. Manajer Li terperangah, seharusnya semua pergerakan lawan sudah diantisipasi namun serangan itu berhasil meruntuhkan kepercayaan dirinya. Tampaknya seseorang telah berhasil masuk ke ruangan kendali dan membuka pintu markas yang terbuat dari besi tebal. Feng Guang tersenyum lega.*Mei Linlin yang tiba-tiba datang dan membawa suntik beracun mengagetkan Feng Guang. Tak lama setelah berunding dan tahu gadis itu berada di pihaknya, Feng Guang mulai menata ulang alur strategi miliknya. Ditambah dengan informasi yang dimilikinya dan Dokter Ouyang, mereka menemukan satu jalan pintas untuk menuju ke titik pusat markas. Menurut pernyataan Mei Linlin, tempat itu juga memiliki segudang racun yang sama dengan yang dibawanya.Feng Guang memikirkan satu hal yang cukup bagus. "Nona Mei, apakah
Benteng pertahanan Black Jade Sword yang berada di depan mulai ambruk, puluhan pria jatuh dari jembatan benteng akibat serangan panah yang menghujani dari atas bukit. Di waktu yang hampir bersamaan pula kamp di Utara hangus oleh ledakan yang kemungkinan berasal dari senyawa peledak dari pabrik. Sekelompok prajurit berkuda memasuki halaman belakang markas tersebut dan dalam waktu sekejap bertarung dengan para pasukan Black Jade Sword. Mereka menusukkan tombak saat kuda berlari dengan laju menabrak musuh.Perlawanan masih terus berlanjut, satu per satu serangan dilancarkan di beberapa sudut markas Black Jade Sword.Seorang wanita dengan pakaian hitam serba tertutup menyaksikan pertempuran dari menara lonceng yang tinggi, mata kelamnya mengikuti arah pergerakan seseorang bertopeng rubah. Timbul banyak persoalan di kepalanya. Sedetik kemudian terkembang senyuman tipis."Orang yang menarik." Setelah melihat cukup lama, alur pertarungan telah berubah. Tidak seperti yang diperkirakan Manaj
Angin bertiup panas membawa aroma hangus dan debu yang menyengat di udara. Asap dan kabut tebal mengambang di udara, menyelimuti langit dengan warna hitam yang kelam.Bangunan-bangunan yang megah dan kokoh kini menyisakan puing-puing dan dinding-dinding retak yang melengkung ke arah langit. Jendela-jendela pecah menganga lebar, berbunyi berisik oleh angin badai yang menyapu dataran di kaki bukit. Seseorang yang kembali terjebak dengan jurus ilusi telah berhenti sejak dua puluh detik yang lalu dan dikerubuti musuh seperti lalat mengerubungi bangkai. Pemuda itu kini berada di bagian paling barat markas dan terdapat banyak gudang berisikan harta dan barang berharga yang terbakar akibat serangan panah berapi. Yang lebih penting dari pada itu, saat ini hanya dirinya sendiri di sana dan telah diikuti oleh puluhan musuh. Lao Zhan mengumpat."Si landak merah sialan, dia terbang begitu cepat... Aku mengikutinya karena kupikir dia lebih baik daripada Baolan. Rupanya sama saja mereka berdua! L
Mata milik laki-laki itu terus mengawasi gerak-geriknya, seolah-olah memperhitungkan setiap langkah yang akan diambil selanjutnya. Lao Zhan tidak bisa menyangkal itu, Quan Yui adalah musuh yang sulit ditebak.Kali ini Quan Yui sudah mengetahui kekuatannya dan belajar dari pertarungan sebelumnya yang membuat ini menjadi semakin sulit. Dia melepaskan helaan napas panjang perlahan lalu meregangkan bahunya sejenak. Pemuda itu mengangkat kedua pedang dengan sejajar di sisi tubuh."Majulah. Akan ku potong tubuhmu berkali-kali.""Khawatirkan lehermu, anak muda." Quan Yui membalas sinis.Detik berikutnya keduanya saling bertukar serangan, gerakan yang sangat cepat terjadi dalam hitungan detik. Quan Yui berusaha mendesak Lao Zhan namun pemuda itu bersikeras tetap bertahan di posisinya dan bertahan dari serangan-serangan Quan Yui.Lao Zhan melompat saat Quan Yui memutar kakinya di atas tanah, tetapi itu hanyalah taktik Quan Yui agar dirinya membuka celah. Pemuda itu kehilangan keseimbangan, mus