Home / Pendekar / Penguasa Tujuh Benua / Ch. 96 - Balas Dendam atau Mati

Share

Ch. 96 - Balas Dendam atau Mati

Author: Fii
last update Huling Na-update: 2024-04-14 23:51:38

"satu cecunguk dan cecunguk lainnya datang..." Urat di kening Manajer Li timbul dengan sendirinya, wajahnya benar-benar murka. "Kalian cari mati."

Wanita itu, Chu Mengyi berucap kesal pada Mei Linlin.

"Enyah dari sini, ini adalah pertarunganku."

Manajer Li menyeka pundaknya dari debu, langkah arogannya mengimbangi pusaran angin kencang yang datang dari Chu Mengyi yang sedang murka.

"Aku tidak tahu kau bersekongkol dengan musuh."

"Musuh? Sejak awal kalianlah musuh terbesarku!" serunya. Chu Mengyi jelas tidak akan memaafkan Manajer Li apa pun yang terjadi.

Selama bertahun-tahun, Chu Mengyi berpikir bahwa 'Ketua' lah yang telah menyelamatkannya dari wabah di Rouhan, meski dirinya tidak begitu ahli dalam bela diri namun orang itu memberikannya senjata pusaka berupa kipas dan memberikannya posisi sebagai anggota terbaik; Six Star.

Akan tetapi mereka menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya telah kehilangan ingatan setelah kematian tunangannya.

Chu Mengyi selalu merasa sedih tanpa alasan yan
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 97 - Hiduplah dan Balaskan Dendamku

    Sontak keterkejutan mewarnai wajah para Six Star lainnya setelah perbuatan Chu Mengyi yang kurang ajar. Yang Guang yang tidak bisa mentolerirnya langsung menyembur kalimat pedas pada gadis itu."Kau sudah gila?! Manajer Li bisa saja membunuhmu, tapi dia memilih mengajarimu dan memberikanmu tempat tinggal! Terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu, tidak seharusnya kau bersikap seperti ini! Perempuan tidak tahu untung!""Katakan semaumu. Aku tidak peduli lagi."Tiba-tiba Manajer Li tertawa samar-samar hingga akhirnya tawa tersebut berubah menjadi tawa menggelegar yang menggema di seluruh penjuru, tidak ada yang berani bersuara di detik tersebut. Karena baru kali itu Manajer Li benar-benar marah.Lalu akhirnya laki-laki itu terdiam. Segaris senyuman lebar mengembang perlahan-lahan membuat bulu kuduk Mei Linlin dan Chu Mengyi berdiri. "Biasanya kau hanya menggertak. Tak ku sangka kau bisa kelewatan." Matanya memicing menatap Mei Linlin, seandainya gadis itu tidak ada di sana, Chu Meng

    Huling Na-update : 2024-04-15
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 99 - Pertemuan Guru dan Murid

    Di saat pertarungan sedang berlangsung terjadi sebuah ledakan dahsyat yang menghancurkan menara raksasa Black Jade Sword. Udara berapi naik ke atas langit disertai sapuan angin kencang selama beberapa saat. Manajer Li terperangah, seharusnya semua pergerakan lawan sudah diantisipasi namun serangan itu berhasil meruntuhkan kepercayaan dirinya. Tampaknya seseorang telah berhasil masuk ke ruangan kendali dan membuka pintu markas yang terbuat dari besi tebal. Feng Guang tersenyum lega.*Mei Linlin yang tiba-tiba datang dan membawa suntik beracun mengagetkan Feng Guang. Tak lama setelah berunding dan tahu gadis itu berada di pihaknya, Feng Guang mulai menata ulang alur strategi miliknya. Ditambah dengan informasi yang dimilikinya dan Dokter Ouyang, mereka menemukan satu jalan pintas untuk menuju ke titik pusat markas. Menurut pernyataan Mei Linlin, tempat itu juga memiliki segudang racun yang sama dengan yang dibawanya.Feng Guang memikirkan satu hal yang cukup bagus. "Nona Mei, apakah

    Huling Na-update : 2024-04-16
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 100 - Pertarungan Antara Musuh Lama

    Benteng pertahanan Black Jade Sword yang berada di depan mulai ambruk, puluhan pria jatuh dari jembatan benteng akibat serangan panah yang menghujani dari atas bukit. Di waktu yang hampir bersamaan pula kamp di Utara hangus oleh ledakan yang kemungkinan berasal dari senyawa peledak dari pabrik. Sekelompok prajurit berkuda memasuki halaman belakang markas tersebut dan dalam waktu sekejap bertarung dengan para pasukan Black Jade Sword. Mereka menusukkan tombak saat kuda berlari dengan laju menabrak musuh.Perlawanan masih terus berlanjut, satu per satu serangan dilancarkan di beberapa sudut markas Black Jade Sword.Seorang wanita dengan pakaian hitam serba tertutup menyaksikan pertempuran dari menara lonceng yang tinggi, mata kelamnya mengikuti arah pergerakan seseorang bertopeng rubah. Timbul banyak persoalan di kepalanya. Sedetik kemudian terkembang senyuman tipis."Orang yang menarik." Setelah melihat cukup lama, alur pertarungan telah berubah. Tidak seperti yang diperkirakan Manaj

    Huling Na-update : 2024-04-17
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 101 - Duel Penentuan

    Angin bertiup panas membawa aroma hangus dan debu yang menyengat di udara. Asap dan kabut tebal mengambang di udara, menyelimuti langit dengan warna hitam yang kelam.Bangunan-bangunan yang megah dan kokoh kini menyisakan puing-puing dan dinding-dinding retak yang melengkung ke arah langit. Jendela-jendela pecah menganga lebar, berbunyi berisik oleh angin badai yang menyapu dataran di kaki bukit. Seseorang yang kembali terjebak dengan jurus ilusi telah berhenti sejak dua puluh detik yang lalu dan dikerubuti musuh seperti lalat mengerubungi bangkai. Pemuda itu kini berada di bagian paling barat markas dan terdapat banyak gudang berisikan harta dan barang berharga yang terbakar akibat serangan panah berapi. Yang lebih penting dari pada itu, saat ini hanya dirinya sendiri di sana dan telah diikuti oleh puluhan musuh. Lao Zhan mengumpat."Si landak merah sialan, dia terbang begitu cepat... Aku mengikutinya karena kupikir dia lebih baik daripada Baolan. Rupanya sama saja mereka berdua! L

    Huling Na-update : 2024-04-18
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 102 - Lao Zhan vs Quan Yui II

    Mata milik laki-laki itu terus mengawasi gerak-geriknya, seolah-olah memperhitungkan setiap langkah yang akan diambil selanjutnya. Lao Zhan tidak bisa menyangkal itu, Quan Yui adalah musuh yang sulit ditebak.Kali ini Quan Yui sudah mengetahui kekuatannya dan belajar dari pertarungan sebelumnya yang membuat ini menjadi semakin sulit. Dia melepaskan helaan napas panjang perlahan lalu meregangkan bahunya sejenak. Pemuda itu mengangkat kedua pedang dengan sejajar di sisi tubuh."Majulah. Akan ku potong tubuhmu berkali-kali.""Khawatirkan lehermu, anak muda." Quan Yui membalas sinis.Detik berikutnya keduanya saling bertukar serangan, gerakan yang sangat cepat terjadi dalam hitungan detik. Quan Yui berusaha mendesak Lao Zhan namun pemuda itu bersikeras tetap bertahan di posisinya dan bertahan dari serangan-serangan Quan Yui.Lao Zhan melompat saat Quan Yui memutar kakinya di atas tanah, tetapi itu hanyalah taktik Quan Yui agar dirinya membuka celah. Pemuda itu kehilangan keseimbangan, mus

    Huling Na-update : 2024-04-19
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 103 - Lao Zhan vs Quan Yui III

    Pria itu mengibaskan pedangnya. "Sekarang giliranku." Kilatan sinar di matanya berubah drastis yang mulai membuat lawannya bersikap waspada. Sejauh ini Lao Zhan belum pernah melihat laki-laki itu menggunakan kekuatan aslinya."Kenapa kau masih di kelompok ini? Bukankah kau yang bilang mereka membunuh istrimu? Kau melayani musuhmu dan masih bangga pada dirimu sendiri?" Quan Yui mulai goyah. Kilatan petir di malam yang dingin dan bayangan kematian di depannya muncul, wanita pucat di atas genangan darah membuat pundaknya bergetar hebat.Suara itu memenuhi pikirannya."Jika kau mengkhianatiku... Maka ku pastikan perguruan tempat istrimu berasal akan menanggung malu sehingga ratusan orang akan mengutuknya setiap hari. Istrimu tak akan mendapatkan ketenangan di akhirat." Guntur memperlihatkan dengan jelas wajah lelaki itu.Tanpa sadar Quan Yui berucap. "Ketua..."Quan Yui mengangkat pedangnya, pikirannya mulai tidak terkendali dan tubuhnya bergerak tanpa perintahnya. "Akan kulakukan apa p

    Huling Na-update : 2024-04-20
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 104 - Kursi yang Kosong

    Ma Jun berlari cukup cepat hingga tiba ke menara lantai lima, api terus menjalar membakar musuh yang menghalau di depannya tanpa pandang bulu. Langkahnya memelan ketika dia memasuki sebuah ruangan yang berbeda dari ruangan lainnya, pilar-pilar tinggi menjulang tinggi ke atas dengan satu-satunya kursi agung tanpa sesiapapun berdiri di sana. Pedang yang tertancap di sebelah kursi tersebut terlihat usang.Perlahan tapi pasti Ma Jun mendekatinya dengan hati-hati, beberapa kali pandangannya sempat mengitari sekitar mencurigai adanya musuh. Tetapi hawa dingin dan sunyi di tempat ini seolah-olah hanya dirinya sendiri yang berada di sana.Ma Jun berdiri di depan kursi tersebut, melihat tempat itu berdebu dan kosong. Tidak pernah ada satu pun manusia duduk di atasnya. Keningnya berkerut dalam."Kursi yang selalu kosong..."Kedua tangan Ma Jun terkepal. Dia menciptakan api dan membakar kursi dengan penuh emosi. "Bajingan! Selama ini aku mencari orang yang tidak pernah ada?!" teriaknya murka. Ma

    Huling Na-update : 2024-04-21
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 105 - Terima Kasih telah Menerimaku sebagai Manusia

    Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja

    Huling Na-update : 2024-04-22

Pinakabagong kabanata

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 113 - Sesudah Perang

    "Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 112 - Sebuah Awal Baru untuk Rouhan

    Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 111 - Menyatukan Kekuatan

    Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 110 - Menang atau Mati

    Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 109 - Kita akan Bertemu Lagi

    "Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 108 - Kekuatan yang Asing

    Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 107 - Menebus Dosa

    Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 106 - Aku Berjanji akan Memperbaikinya

    Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 105 - Terima Kasih telah Menerimaku sebagai Manusia

    Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status