Pantulan ribuan binatang bertebaran di permukaan arus sungai yang tenang, sampan kecil bergerak mengikuti aliran air yang bermuara ke suatu tempat di ujung sana.Lao Zhan yang sedang mengayuh mulai memikirkan sesuatu."Omong-omong... sejauh ini kau sudah melakukan banyak hal. Terlepas dari ambisimu. Bagaimana kau bisa tahu banyak soal Black Jade Sword? Sebenarnya apa yang terjadi pada tempat ini?"Sekilas dia sempat melihat Ma Jun yang masih tidak sadarkan diri setelah diobati oleh Mei Linlin, beruntung sekali gadis itu memiliki ilmu pengobatan yang baik sehingga mereka langsung mendapatkan pertolongan pertama. Gadis itu juga membawa sangat banyak obat-obatan berkelas tinggi yang sulit ditemukan."Aku lupa memperkenalkan diri dengan baik," gumam Mei Linlin. Terang bulan seakan jatuh di atas bola mata safirnya yang indah, bahkan malam tidak meruntuhkan kecantikannya. Selama ini mereka berpikir Mei Linlin adalah wanita prajurit yang kuat, terlebih setelah melihat berbagai aksi yang dia
Ketika mendatangi sumber suara keributan nampak sekelompok prajurit sedang mengepung tim Fu Hao yang hanya berjumlah 15 orang, keempat belas orang bersamanya dibunuh. Dalam sekejap mata Fu Hao yang terluka berat ditangkap lalu digiring ke sebuah tempat yang telah disediakan.Sontak situasi menjadi lebih rumit karena Fu Hao berada di panggung eksekusi. Musuh keluar dari sisi kanan dan kiri markas dalam jumpa banyak diiringi suara hentakan tombak di atas tanah yang terdengar nyaring, membuat suasana kian mencekam di tanah tersebut.Hal tersebut menggetarkan mental para murid dari Pedang Angin Suci sehingga belasan dari mereka yang sedang berpencar di kaki bukit terbunuh. Dengan cepat Feng Guang memberikan perintah untuk mundur.Kepanikan terlihat di wajah mereka, sebab Fu Hao akan segera mati jika dia tidak segera mendapatkan pertolongan secepatnya. Di sisi lain Feng Guang tidak dapat berbuat banyak, semakin banyak pasukannya tumbang semakin kecil pula kesempatan untuk memenangkan pertar
"Bagaimana tanggapanmu, Pendekar Topeng Rubah? Mengalah atau membiarkan orang ini mati? Semua keputusan ada di tanganmu." Dia melanjutkan dengan aura yang mengintimidasi. "Aku hitung sampai tiga.""Satu...""Dua..."Feng Guang diam. Dia tidak bisa bergerak, dari kejauhan Pemanah Shen sedang mengawasinya. Di sisi lain pasukan Black Jade Sword bisa mengepung pendekar Pedang Angin Suci yang jumlahnya jauh di bawah mereka dalam sekejap mata. Keadaannya saat ini benar-benar terjepit."Tiga..."Manajer Li mengangguk seolah mengerti. "Baiklah jika itu keputusanmu." Isyarat tangan darinya berarti akan ada seseorang yang dibunuh, Feng Guang tidak bisa membiarkan hal itu terjadi dan bersiap.Sampai akhirnya terdengar keributan dari semak-semak.**"Berisik! Kalau takut balik saja sana ke rumahmu! Pakai rok dan gincu! Kita sudah pergi sejauh ini hanya untuk mengintip di semak-semak?!""Sabar, kalkun merah sialan atau aku akan memotongmu dengan pedangku.""Kau punya tenaga untuk memotongku, ken
Seandainya kata-kata itu hanyalah dongeng, Ma Jun tetap ingin mempercayainya.Namun orang-orang ini menertawakannya dan dia tidak bisa melakukan apa-apa. Matanya mulai berkaca-kaca tapi Ma Jun berusaha menyembunyikannya karena dia tidak ingin orang-orang itu meremehkannya lagi."Hei, bocah kepala merah! Tutup mulutmu! Ibumu itu adalah pelacur, dia datang ke sini untuk sebuah pil dengan menukarkan tubuhnya! Hahaha!""Benar. Ayahnya juga seorang pecundang! Dulu aku melihatnya mengeruk sampah! Pantas saja anaknya tolol. Otaknya terbuat dari sampah. hahahah!""Kau memotong tandukmu karena malu? Kau iblis, bahkan lebih bejat dari pada kami! Benarkan? Akui sajalah. Hahaha."Bibir Ma Jun bergetar, dia mulai kehabisan kesabarannya. Tatapan mereka selalu sama.Rasa sakit di hatinya membuat kepalanya ingin meledak. Tatapan merendahkan, marah dan jijik. Sekalipun ada manusia yang berbaik hati padanya, mereka menatapnya dengan tatapan kasihan. Dia tidak peduli lagi jika orang-orang menertawakann
Pertempuran menggetarkan tanah yang berdebu, awan yang hitam lekat menutupi langit, memperlihatkan kilatan petir yang menyambar dari kejauhan. Suara desingan pedang dan senjata api menggema di udara, menciptakan suara dentuman yang menyatu bersama teriakan peperangan.Di tengah-tengah kekacauan itu, Manajer Li hanya menonton pertarungan tanpa sedikitpun terusik dan hanya terus memandang ke arah musuh dengan tatapan tajam.Feng Guang merasakan ada yang aneh dengan gelagat pria itu, firasatnya buruk untuk beberapa alasan. Saat Fu Hao tiba di belakangnya, lelaki itu berupaya bangkit dan akhirnya dibantu oleh beberapa pemuda. "Ketua Feng, Ketua Feng... " panggilnya terburu.Feng Guang lantas menoleh dan khawatir melihat keadaan Fu Hao. Dia mendapatkan luka serius di bahunya dan harus segera disembuhkan. "Lan Xiaoyan ...! Lan Xiaoyan dan teman-temannya harus mundur! Sekarang juga!!""Tenanglah. Katakan, apa yang terjadi?""Ini semua sudah dalam rencana Manajer Li..." Mulutnya menumpahkan
"Nona Mei..." raut wajah Lao Zhan kaget lalu berubah khawatir. Begitu halnya dengan yang lain. Mereka sedang dalam posisi tidak bisa membantu jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.Manajer Li membetulkan kacamata lalu berangsur menatap gadis tersebut dengan tatapan mata yang tajam. "Kau–" Jari-jarinya bergerak seperti ingin mencekik leher Mei Linlin, sontak gadis itu mundur. Namun karena begitu takutnya dia malah menginjak balok kayu dan terpeleset. Mei Linlin menyeret tubuhnya mundur sambil memperhatikan musuhnya."Mei Linlin, lari..." kata Lan Xiaoyan. Pemuda itu berusaha melepaskan diri dari jurus Fei Mengchen tapi usahanya sia-sia. Jika terus dibiarkan Mei Linlin akan berada dalam bahaya.Manajer Li semakin dekat dengannya dan mulai merunduk menggapai leher Mei Linlin untuk dicekik. Sementara gadis itu kehabisan langkah, dia akan jatuh ke bawah jika terus mundur. Rasa takut tiba-tiba menggerayangi tubuhnya sehingga dia tak mampu bergerak."Mei Linlin, lari!!" teriak Lan Xiao
"satu cecunguk dan cecunguk lainnya datang..." Urat di kening Manajer Li timbul dengan sendirinya, wajahnya benar-benar murka. "Kalian cari mati."Wanita itu, Chu Mengyi berucap kesal pada Mei Linlin."Enyah dari sini, ini adalah pertarunganku."Manajer Li menyeka pundaknya dari debu, langkah arogannya mengimbangi pusaran angin kencang yang datang dari Chu Mengyi yang sedang murka. "Aku tidak tahu kau bersekongkol dengan musuh.""Musuh? Sejak awal kalianlah musuh terbesarku!" serunya. Chu Mengyi jelas tidak akan memaafkan Manajer Li apa pun yang terjadi.Selama bertahun-tahun, Chu Mengyi berpikir bahwa 'Ketua' lah yang telah menyelamatkannya dari wabah di Rouhan, meski dirinya tidak begitu ahli dalam bela diri namun orang itu memberikannya senjata pusaka berupa kipas dan memberikannya posisi sebagai anggota terbaik; Six Star.Akan tetapi mereka menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya telah kehilangan ingatan setelah kematian tunangannya.Chu Mengyi selalu merasa sedih tanpa alasan yan
Sontak keterkejutan mewarnai wajah para Six Star lainnya setelah perbuatan Chu Mengyi yang kurang ajar. Yang Guang yang tidak bisa mentolerirnya langsung menyembur kalimat pedas pada gadis itu."Kau sudah gila?! Manajer Li bisa saja membunuhmu, tapi dia memilih mengajarimu dan memberikanmu tempat tinggal! Terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu, tidak seharusnya kau bersikap seperti ini! Perempuan tidak tahu untung!""Katakan semaumu. Aku tidak peduli lagi."Tiba-tiba Manajer Li tertawa samar-samar hingga akhirnya tawa tersebut berubah menjadi tawa menggelegar yang menggema di seluruh penjuru, tidak ada yang berani bersuara di detik tersebut. Karena baru kali itu Manajer Li benar-benar marah.Lalu akhirnya laki-laki itu terdiam. Segaris senyuman lebar mengembang perlahan-lahan membuat bulu kuduk Mei Linlin dan Chu Mengyi berdiri. "Biasanya kau hanya menggertak. Tak ku sangka kau bisa kelewatan." Matanya memicing menatap Mei Linlin, seandainya gadis itu tidak ada di sana, Chu Meng