Ma Jun sudah kehabisan kesabaran, ototnya mengeras dan urat-urat di wajahnya bermunculan. Seluruh api yang membakar pemuda itu kini berpindah ke tangan kanannya.Tao Wen diam sebentar untuk memperhatikan perubahan energi api yang terjadi dan merasa bocah baru kemarin itu ternyata memiliki pengendalian qi yang cukup baik. Selama ini dia selalu meremehkan bocah itu, terlepas dari sifatnya, Ma Jun tidak pernah bersungguh-sungguh mempelajari elemen api. Setelah kedatangan Black Jade Sword, seluruh penduduk Rouhan kehilangan sosok ksatria di dalam tatanan penduduk mereka. Black Jade Sword membunuh para pendekar Rouhan dan memastikan tidak ada bibit-bibit pemberontak dengan melarang siapapun mempelajari ilmu silat."Kau adalah bibit terakhir yang bertahan mati-matian di tanah yang kering. Kupikir ucapan ibumu hari itu adalah kutukan."Bola mata Ma Jun menyala terang selayaknya api yang dipenuhi kebencian."Kau tidak seharusnya hidup di dunia ini."Kobaran api menyala kian terang membuat su
Ratusan batu puing besar naik ke atas langit-langit disertai kemunculan qi yang hebat, seandainya prajurit biasa berdiri di sebelahnya sudah dipastikan dia akan jatuh pingsan. Lao Zhan sendiri hampir jatuh ke tanah karena kekuatannya yang dahsyat. Pemuda itu kesulitan menarik napas untuk beberapa saat. Ternyata gelar Six Star bukan hanya pajangan.Kexing menggunakan seluruh qi yang dimilikinya. "Terkuburlah di dalam tanah, Lao Zhan."Dinding-dinding hancur dan permukaan tanah mengambang ke atas udara. Puing-puing batu tersebut bersatu menjadi batu raksasa yang besar.Tempat ini mungkin akan roboh dalam satu menit lagi. Hampir tidak ada tanah untuk berpijak karena tanah tersebut telah naik ke atas kepala Kexing menjadi sesuatu yang mematikan.Batu raksasa tampak membara sedetik sebelum dijatuhkan."Meteor Shot!" teriak Kexing.Meteor batu raksasa jatuh ke tempat di mana Lao Zhan berlari. Hentaman besar terdengar nyaring disertai kepulan debu tebal menyelimuti seluruh bagian ruangan yan
Lan Xiaoyan menangkap pedang dengan tangan kosong, darah menetes pada bilah pedang. Bai Yao yang semula yakin mulai ragu.Tatapan mata pemuda itu sesaat membuat nyalinya ciut tanpa alasan, ada sesuatu dari diri Lan Xiaoyan yang membuatnya takut. Aura milik pemuda itu pernah dirasakannya saat melihat sosok yang jauh lebih kuat. Hanya hitungan jari saja orang-orang yang dapat membuatnya merasakan hal tersebut."Siapa kau sebenarnya?" tanya Bai Yao sangat serius. "Sekali lagi kutanya, apa tujuanmu datang ke tempat ini?""Tujuan awalku adalah keluar dari Gunung Gui Shan."Jawaban Lan Xiaoyan membuat Bai Yao kebingungan."Berkat Guruku ak berhasil keluar dari tempat terkutuk itu. Sekarang tujuanku adalah membantunya menyelesaikan misi yang belum tuntas.""Apa itu misi yang belum tuntas?"Bai Yao mencengkram leher Lan Xiaoyan, memaksanya untuk berbicara lebih jauh.Lan Xiaoyan menyengir jahat. "Yaitu memukul bokong para sampah tidak berguna seperti kalian."Bai Yao menjadi murka, tanpa belas
Sebuah kesalahan membiarkan dirinya jatuh dalam perangkap musuh. Tao Wen belum benar-benar menggunakan kekuatannya, sejauh ini dia hanya mengukur kekuatan Ma Jun."Kau tumbuh dengan cepat, anak iblis."Tao Wen menghempaskan tubuh Ma Jun tanpa menyentuhnya, angin kencang membuat dinding-dinding terkoyak. Tubuh Ma Jun terjatuh bersama reruntuhan bata, dia terbatuk-batuk. Kekuatannya hampir mencapai ambang batas, ditambah bekas pertarungan sebelumnya yang belum sepenuhnya pulih. Jika bukan karena serbuk Kayu Emas, sudah pasti dirinya tidak sadarkan diri atau yang paling parahnya, mati.Sosok Tao Wen bercahaya terang seirama mengikuti aura qi-nya yang berwarna kuning keemasan. Lalu sosoknya berubah menjadi separuh elang.Orang-orang sering berkata, jika Tao Wen sudah menggunakan wujud elang itu artinya tidak ada lagi peluang untuk selamat. Lelaki itu terlihat lebih serius dari sebelumnya. Sebelah kakinya masih bisa bertahan, Ma Jun bertekuk sebelah lutut. Berusaha mendongak menatap mata
Kesadaran Ma Jun menipis. Di sisi lain Tao Wen akan menyelesaikan pertarungan ini dengan jurus terakhir.Sekilas, lelaki dengan surai merah dan seorang wanita cantik dengan senyum indah muncul di depannya. Dia tidak dapat mendengar suara mereka, namun hatinya menghangat. Ma Jun yang terduduk penuh luka dan hampir kehilangan kesadaran bersuara serak."A... ayah... Ibu..."Air mata yang hangat mengalir membasahi pipinya."Sayangnya ini adalah akhirmu, Iblis Tinju Berapi." Lelaki bersayap elang mengarahkan telapak tangan ke arah Ma Jun, sinar cahaya berkumpul di telapak tangannya dalam beberapa detik.Ma Jun mulai bereaksi, perlahan jari-jarinya bergerak. "Aku ... aku tidak akan kalah dari siapa pun."Tao Wen melepaskan serangan.Tembakan besar membuat suara yang menggelegar, dentuman dahsyat merubuhkan atap-atap. Tao Wen yakin serangan itu telah menghabisi pemuda itu. Namun dugaannya salah, seseorang dengan siluet berapi muncul di balik kepulan debu tebal."Wing of Salamander."Dan dia
Ma Jun menggerakkan bola api raksasa dengan telapak tangan yang mulai terbakar hingga ke bahu. Tidak main-main, dia mengerahkan seluruh kekuatannya hingga ambang batas terakhir. Di saat yang sama Tao Wen melakukan hal yang serupa.Bola cahaya yang lebih kecil menembak bersamaan ke arah Ma Jun, wujud harimau api mulai muncul. Taring raksasa terbuka, semburan api besar menyerang bola cahaya tersebut. Lalu kedua kekuatan saling bertubrukan menciptakan ledakan dahsyat yang menggelegar hingga ke luar pabrik. Ma Jun menambah daya serangnya, membiarkan darah terus menetes dengan deras. Begitu juga dengan Tao Wen yang tidak segan-segan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghapuskan Ma Jun.Beberapa prajurit terlempar jauh oleh angin ledakan yang menjalar melalui lorong-lorong. Bahkan atap pabrik terbuka sehingga langit yang mulai malam terlihat di atas sana.Baik Tao Wen maupun Ma Jun sama-sama terhempas ke dua arah yang berbeda.Beberapa saat hening. Ma Jun telentang dengan napas terseng
"Manajer Li, orang yang anda panggil sudah datang. Haruskah saya panggil dia sekarang?"Senyum terukir di wajah dingin lelaki itu."Panggilkan dia segera."**Dua jam sebelumnya..."Sejauh ini semua berjalan dengan lancar. Kita berhasil memberikan serangan kejutan. Tim yang dipimpin Saudara Fu akan turun melewati jalur rahasia untuk menyusup ke dalam dan membukakan pintu utama. Selagi itu, kita harus menunggu aba-aba dari mereka. Tetap waspada."Pasukan yang dipimpin Feng Guang mengangguk setuju.Rencananya berjalan lebih lancar dari dugaan. Namun hal itu tidak menimbulkan perasaan baik, atau mungkin hanya Feng Guang yang terlalu khawatir.Secara mengejutkan Oak tiba-tiba muncul dari balik semak-semak, lelaki itu dapat merasakan hawa kehadirannya dan terkejut melihat keledai itu datang dengan tubuh basah kuyup. Dia melalui jalur yang sama seperti yang ditempuh Mei Linlin, yaitu melalui sungai. Karena itu adalah jalan tercepat untuk tiba ke Kota Rouhan dengan waktu perjalanan satu sete
Pantulan ribuan binatang bertebaran di permukaan arus sungai yang tenang, sampan kecil bergerak mengikuti aliran air yang bermuara ke suatu tempat di ujung sana.Lao Zhan yang sedang mengayuh mulai memikirkan sesuatu."Omong-omong... sejauh ini kau sudah melakukan banyak hal. Terlepas dari ambisimu. Bagaimana kau bisa tahu banyak soal Black Jade Sword? Sebenarnya apa yang terjadi pada tempat ini?"Sekilas dia sempat melihat Ma Jun yang masih tidak sadarkan diri setelah diobati oleh Mei Linlin, beruntung sekali gadis itu memiliki ilmu pengobatan yang baik sehingga mereka langsung mendapatkan pertolongan pertama. Gadis itu juga membawa sangat banyak obat-obatan berkelas tinggi yang sulit ditemukan."Aku lupa memperkenalkan diri dengan baik," gumam Mei Linlin. Terang bulan seakan jatuh di atas bola mata safirnya yang indah, bahkan malam tidak meruntuhkan kecantikannya. Selama ini mereka berpikir Mei Linlin adalah wanita prajurit yang kuat, terlebih setelah melihat berbagai aksi yang dia