”Nasib kita jelek kawan-kawan. Jin Tangan Seribu terpengaruh oleh apa yang dilihatnya. Dia tak bisa meneruskan membaca mantera! Berarti keadaan kita hanya sebesar ini! Setinggi lutut!"
"Celaka!" seru Bayu.
"Sial nasib kita!" ujar Arya.
"Bukan kita yang sial! Tapi Jin keparat itu yang sialan!" maki Bayu pula.
"Kalau kupikir-pikir bukan si Jin Tangan Seribu yang sial! Penyebab kesialan ini justru adalah Ratu Dewi! Coba kalau dia tidak duduk seenaknya seperti itu pasti bacaan mantera Jin Tangan Seribu lancar dan kita akan jadi sebesar mereka!" kata Bintang pula.
"Waktuku habis!" Tiba-tiba Ratu Dewi berkata.
Dia menggeliat lalu mengangkat dua tangan. Perlahan-lahan kursi batu pualam merah yang didudukinya bergerak naik ke atas.
"Maafkan saya Hai! Ratu Dewi..." kata Jin Tangan Seribu sambil membungkuk. Ketika Ratu Dewi mencapai ketinggian sepuluh tombak di udara Jin Tangan Seribu segera berdiri.
"Kek! Apa yang terjadi dengan d
Hari itu laut terlihat tenang. Tiupan angin pada layar membuat perahu kecil itu meluncur laju di permukaan air laut. Lelaki bertubuh kekar berambut gondrong yang mukanya ditumbuhi janggut, kumis dan cambang bawuk lebat duduk di bagian haluan. Dua kakinya terbungkus batu berbentuk bola yang beratnya puluhan kati. Namun anehnya perahu kecil itu tidak terjungkat ke belakang oleh beratnya dua bola batu itu. Lelaki ini duduk tak bergerak, memandang tak berkesip ke depan. Dia adalah Maithatarun, bekas Kepala Negeri Kota Jin bergelar Bola-Bola Neraka namun lebih dikenal dengan berjuluk Jin Kaki Batu.Di bagian depan perahu sosok manusia aneh yang tingginya hanya sebatas lutut Maithatarun duduk saling berpegangan. Di wajah masing-masing jelas terlihat rasa gamang dan khawatir yang amat sangat. Dengan keadaan tubuh mereka sebesar itu, meluncur cepat di atas perahu dan memandang berkeliling hanya hamparan laut yang kelihatan tentu saja ketiganya menjadi ngerl. Malah kakek yang di ujung
"Topan badai menyerang laut!" seru Maithatarun.Kalian bertiga lekas ke sini!"Bintang, Bayu dan Arya cepat lari mendatangi Maithatarun. Oleh Maithatarun ketiga orang ini segera diselipkannya di balik sabuk kulit yang melilit di pinggangnya. Lalu dengan cepat dia menurunkan layar perahu untuk menghindari terpaan angin. Dengan kedua tangannya yang dipergunakan sebagai dayung dia mengayuh. Perahu meluncur pesat. Namun hantaman angin dan ombak raksasa membuat perahu itu mencelat lima tombak ke udara. Ketika jatuh ke permukaan laut, kembali ombak besar menghantam. Perahu hancur berkeping-keping. Sosok Maithatarun yang diberati dua bola batu langsung tenggelam ke dalam amukan air taut. Dia kerahkan tenaga dalam untuk melenyapkan gaya berat pada dua kakinya. Secara luar biasa Maithatarun berhasil membuat dua kakinya yang terbungkus bola-bola batu mengambang di atas permukaan laut yang dilanda badai itu. Namun setiap kali dia coba menaikkan tubuhnya ke atas, hantaman om
"Di sebelah sana ada deretan panjang pohon-pohon besar. Kita akan menyelidik ke sana”Begitu sampai di deretan pohon-pohon yang tadi dilihatnya di kejauhan, Maithatarun hentikan langkah, memandang dengan muka mengernyit."Pohon-pohon aneh! Tumbuhnya rapat sekali! Dan dipenuhi duri mulai dari ranting sampai ke batang!" Berseru Bintang yang ada dalam dukungan Maithatarun.Maithatarun maju mendekat. "Kau betul Bintang. Seumur hidup baru sekali ini aku melihat pohon-pohon seperti Ini. Bentuknya seperti pohon jati. Tapi mengapa ditumbuhi duri-duri panjang. Tumbuhnya juga rapat. Jika tidak hati-hati sulit bagi seseorang bisa lolos di antara dua pohon”"Di belakang deretan pohon-pohon itu hanya ada kegelapan menghitam," berkata Arya. "Saat Ini masih siang. Kalau malam tiba pasti sangat gelap Di sebelah sana. Tangan di depan mata mungkin tak bisa kelihatan”Maithatarun tampak diam seolah tengah berpikir. "Maithatarun, mengapa kau diam saj
"Astaga! Hai! Kau memang betul Bintang. Jika kau tidak memberi tahu hal itu tidak sempat menjadi perhatianku. Jadi memang aku, kita semua harus berhati-hati. Awas, kalian semua pasang mata pasang telinga. Aku mulai bergerak melangkah!""Dukk... duukkk!"Gerakan langkah kaki Maithatarun menggetarkan tanah. Patung-patung kayu tampak bergoyang.Maithatarun maju dua langkah. Dia melewati patung kayu deretan pertama di kiri kanan. Ketika dia hampir sampai pada deretan patung kayu kedua tiba-tiba terdengar suara berkereketan. Tangan-tangan patung pada deretan kedua itu bergerak ke atas lalu dengan cepat turun ke bawah mengemplang ke arah batok kepala Maithatarun!Maithatarun berseru kaget, cepat dia membungkuk rundukkan kepala. Baru saja dia berhasil selamatkan diri tiba-tiba terdengar teriakan Bintang."Maithatarun! Awas di belakangmu!"Maithatarun cepat berpaling. Astaga! Ternyata dua patung pada deretan pertama yang barusan dilewatinya tengah m
"Perasaan dan dugaanku mengatakan begitu”"Kalau itu benar telah terjadi, berarti kita harus siap menghadapi segala nista dan petaka."Ratu Dewi anggukkan kepala. "Hai Bunda Dewi, aku terpaksa harus segera kembali. Para Dewi yang lain harus diberitahu agar mereka juga siap. Kau tetap di sini. Tunggu kedatangan Dewi Awan Putih membawa berita.""Ratu Dewi, tunggu! Jangan pergi dulu. Nista dan petaka apakah yang akan menimpa Negeri Atas Langit sehubungan dengan kejadian lahirnya bayi pencemar segala tuah itu?""Banyak Hai Bunda Dewi. Namun tidak semua bisa ku beritahu padamu. Hanya beberapa saja. Misalnya, angin tak akan berhembus lagi selama setahun penuh. Kalaupun masih berhembus angin itu akan disertai hawa pengap dan bau yang tidak sedap. Air akan berhenti mengucur dari tempat ketinggian ketempat rendah. Berarti ada kawasan yang bakal menderita kekeringan sepanjang tahun. Lalu bunga-bunga akan menjadi layu. Pucuk tak akan menjadi buah. Buah yang ad
Sebaliknya Dewi Awan Putih diam-diam juga menjadi gelisah dan berkata dalam hati. "Bunda Dewi pasti telah tahu apa yang akan terjadi di masa puluhan tahun mendatang. Jangan-jangan dia mencurigai diriku”"Dewi Awan Putih, kau belum menjawab. Kau belum memberi penjelasan.""Dari pada dia mendesak, lebih baik aku mendesak duluan!" kata Dewi Awan Putih dalam hati. Maka diapun berkata. "Hatimu dan hatiku, pikiranmu dan pikiranku, penglihatanmu ke masa depan dan penglihatanku rasanya tidak banyak berbeda Hai Bunda Dewi. Namun jika aku salah mohon maafmu. Apa kau sependapat denganku bahwa dunia kita semakin lama semakin mengalami banyak perubahan? Batas antara kita bawan Dewi, Jin dan manusia di bawah langit semakin tipis laksana kabut pagi yang mudah pupus ditelan sinar mentari?""Dewi Awan Putih! Bagaimana kau berani berkata begitu?!" ucap Bunda Dewi setengah berseru. Dalam hati dia berkata. 'Dugaanku tidak meleset. Dia bisa membaca jauh ke lubuk hatiku! Daripa
"Kau yang berkata dan akan berbuat yang bukan bukan!" sentak Ruhmintari. "Aku tidak hamil! Aku tidak akan melahirkan! Tak ada bayi dalam perutku! Tak ada bayi yang akan keluar dari rahimku! Hik... hik... hik!""Tenang Ruhmintari. Kau jelas hamil besar dan siap melahirkan. Kau akan melahirkan seorang bayi hasil hubungan sebagai suami istri dengan Pahambalang”Si nenek mendekati kaki tempat tidur. Dengan hati-hati dia lepaskan ikatan pada dua kaki Ruhmintari. Begitu dua kaki lepas, kaki yang kanan bergerak menendang."Bukkk!"Si nenek Ruhumuntu terpekik dan terpental ke dinding.Di luar Pahambalang berteriak. "Nenek Ruhumuntu! Ada apa?!"Ruhumuntu usap-usap perutnya yang tadi kena tendang. "Tidak apa-apa Pahambalang! Kau tak usah khawatir!" Lalu si nenek memandang pada Ruhmintari dan berkata. "Sebagai dukun aku berkewajiban menolongmu melahirkan. Apapun yang akan keluar dari rahimmu aku tidak perduli!" Lalu dengan cepat si ne
"Hai Para Dewi di atas langit! Kalau ini benar kutukan dari kalian! Mengapa istriku yang kalian bunuh! Mengapa bayi tak berdosa ini yang kalian bikin cacat! Mengapa tidak diriku yang kalian bikin mati! Kejam! Jahat! Dewi terkutuk keparat! Aku akan mencari seribu jalan melakukan pembalasan!"Habis berteriak begitu Pahambalang membungkuk mengambil sosok bayi aneh yang tergeletak di sudut kamar. Lalu dia lari keluar bangunan. Seperti gila sambil lari tidak henti-hentinya dia berteriak."Ini bukan anakku! Ini bukan bayiku! Kalian menukar bayiku dengan makhluk celaka ini! Dewi jahat Dewi jahanam! Tunggu pembalasanku!"Dalam gelap dan dinginnya malam menjelang fajar itu Pahambalang lari terus membawa bayi aneh yang tiada hentinya menangis. Lelaki ini baru hentikan larinya ketika dapatkan dirinya tahu-tahu telah berada di ujung sebuah tebing. Di depannya menghadang satu jurang lebar. Di kejauhan terbentang lautan luas. Di sebelah timur langit mulai terang tanda sang su
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi