Hujan lebat membuat Maithatarun tidak dapat memacu kencang kuda tunggangannya. Di dalam kocek jerami yang basah, Bintang, Bayu dan Arya kedinginan setengah mati. Bukan saja karena kocek yang basah oleh air hujan, tapi juga akibat terpaan angin deras yang menembus masuk melalui celah-celah anyaman jerami.
Menjelang pagi dalam keadaan letih dan mata mengantuk Maithatarun hentikan kudanya di tepi sebuah rimba belantara. Saat itulah Lapat-lapat telinganya menangkap suara aneh.
”Seperti suara orang meracau. Tapi juga seperti seseorang mengerang. Eh, malah berubah seperti suara tangis anak-anak," membatin Maithatarun sambil terus memasang telinga.
Di dalam kocek suara itu juga terdengar oleh Bintang dan kawan-kawannya. Mereka berusaha mengangkat penutup kocek untuk melihat. Namun baru sedikit tersingkap ketiganya jatuh terduduk karena saat itu Maithatarun menyentakkan kudanya, bergerak masuk ke dalam rimba. Ingin menyelidik suara apa adanya yang barusan didengarnya
Maithatarun tersenyum. dia coba tenangkan anak perempuan itu. Sambil mengusap keningnya dia berkata.”Anak, jangan takut! Aku bukan orang jahat..." "Kau...” Hanya sepotong bicara si anak hentikan ucapannya. Leher dan lidahnya terasa sakit. Dari mulutnya masih meleleh darah. "Totok tenggorokannya di bawah dagu sebelah kanan!'' Bintang berteriak. ”Sakit pada mulut dan lidah anak itu pasti berkurang" Maithatarun palingkan kepalanya pada Bintang. ”Aku pernah menutuk orang. Akibatnya luar biasa! Bagian bawah perutnya jadi melembung bengkaki Apa saat ini kau juga hendak menipuku, mencelakai anak perempuan ini?" "Aku tidak seberengsek itu! Yang dulu kau lakukan adalah petunjuk gila bocah bernama Bayu ini!" sahut Bintang. "Maithatarun, sobatku ini memang benar. Totok di tempat yang tadi dikatakannya. Leher di bawah dagu sebelah kanan. Waktu dengan Jin Bara Neraka aku sengaja berbuat gila agar manusia itu tahu rasa" "Hemm. Baik, tapi jika
Di atas telapak tangan anak perempuan itu Bayu lalu bersalto tiga kali berturut-turut membuat si anak perempuan tertawa senang. "Hai! Ruhkimkim, aku ikut senang kalau kau suka pada tiga saudaraku itu. Sekarang harap kau suka menjawab pertanyaanku tadi. Mengapa kau berada di tempat ini. Siapa yang telah berlaku jahat terhadapmu." Ruhkimkim seperti hendak menangis. Tapi anak ini berusaha tabahkan diri agar tidak mengeluarkan air mata. Setelah mengusap lelehan darah yang masih melekat di sudut bibirnya Ruhkimkim lalu memberi keterangan. "Makhluk jahat bernama Jin Muka Seribu yang menjatuhkan tangan jahat mencelakai saya...” "Jin Muka Seribu?" mengulang Maithatarun. ”Dia memang terkenal jahat, menganggap diri Raja Di Raja para Jin di Negeri Jin. Tapi sungguh tak kupercaya Hai! Ruhkimkim kalau dia tega berlaku sekeji ini terhadap seorang anak kecil sepertimu. Kesalahan apa yang telah kau lakukan? Dendam apa yang bersarang di hati makhluk biadab
Gunung Pabatuhitam sesuai dengan namanya merupakan satu gunung batu berwarna hitam. Tak satu tetumbuhanpun hidup di sana kecuali sejenis lumut. Di bawah panas teriknya matahari, di kaki selatan gunung kelihatan melesat satu bayangan merah, berkelebat cepat dari satu gundukan batu ke gundukan lainnya. Mengingat batu-batu di tempat itu diselimuti lumut licin dan orang tersebut dapat bergerak begitu cepat tanpa kakinya terpeleset, jelas dia memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi. Di satu lamping batu orang ini tendangkan kaki kirinya. "Bukkl" Satu gerakan hebat melanda lamping batu. Batu yang ditendang sama sekali tidak cacat atau rusak sedikitpun, apa lagi hancur. Tapi justru sebuah batu besar yang terletak di belakang batu yang ditendang keluarkan suara berderak. Lalu seolah menjadi rapuh secara tiba-tiba batu itu hancur menjadi bubuk dan bertebaran hampir sama rata dengan batu rendah di sekitarnya! Dan jelas orang berpakaian merah itu tengah melatih diri, mulai
Untuk beberapa lamanya Ruhsantini tegak tak bergerak, sepasang mata tak berkesip pandangi lelaki yang pernah hidup sebagai suaminya. Di luar sadar dua mata yang tidak berkesip itu tampak berkaca-kaca. Getaran-getaran muncul di dadanya."Hai! Patandai, jika niatmu sebersih itu, jika pintamu sesuci yang aku dengar, aku yakin para Dewa dan para Dewi mendengar pintamu. Tetapi apakah diri yang hina ini bisa memintakan apa yang kau mohonkan itu dan sudikah para Dewa dan para Dewi mengabulkan permintaan kita?""Hai! Ruhsantini. Belum lama berselang aku didatangi Bunda Dewi. Simpul Agung Dari Segala Dewi, Dewi Junjungan Dari Segala Junjungan. Dia memberi petunjuk bahwa keadaan diriku bisa pulih kembali jika kau bersedia memohonkan ampun kepada para Dewa, para Dewi dan para roh...”"Jika begitu Patandai bisa memang begitu janji Bunda Dewi, aku ikhlas menerima kenyataan, aku rela memohon...”. Ruhsantini jatuhkan diri berlutut di atas batu, berhadap-hadapan den
Tapi Patandai tidak buta. Tangan kirinya secepat kilat di babatkan ke bawah. "Bukkk!" Dua lengan saling beradu keras. Kedua orang itu terpental dan sama-sama kesakitan. Begitu lepas dari cekikan Patandai, Ruhsantini berteriak marah. ”Manusia laknat! Binatang saja kalau ditolong tidak akan pernah berkhianat! Kau memang Jin jahanam yang harus dimusnahkan!" untuk kedua kalinya Ruhsantini menyerang Patandai cepat menyingkir. Gerakannya memang tidak terlalu cepat akibat kendala di bagian bawah perutnya. Sadar dan khawatir serangan lawan bisa mencelakainya maka lelaki ini menangkis dengan melepaskan pukulan sakti Bianglala Hitam. Dua belas larikan sinar hitam halus menggebubu. Ruhsantini seperti gila melihat berkiblatnya dua belas sinar hitam itu. Delapan puluh tahun silam, pukulan inilah yang telah membuat cacat puteranya Ramatahati! Seperti hendak mengadu jiwa, dengan nekad Ruhsantini sambuti pukulan lawan. Kali ini dengan tangan kiri kanan sekaligus. Kes
Walau tidak begitu jelas apa yang dimaksudkan anak perempuan itu namun Maithatarun bisa juga menangkap arti ucapan Ruhkimkim. Memang jika dia menggempur dari jarak jauh berarti lawan akan mampu menghujaninya dengan pukulan-pukulan sakti yang mengeluarkan dua belas jalur hitam maut itu. Maka Maithatarun pusatkan tenaga dalamnya ke kaki. Bola Boia Neraka mengeluarkan suara menghentak menggetarkan tanah dan bebatuan di tempat itu begitu Maithatarun melangkah cepat mendekati lawan.Tubuhnya melesat ke udara. Bola batu di kaki kanannya menyambar ke kepala lawan. Serangan ini bukan olah-olah hebatnya karena seperti diketahui di dalam dua kaki Maithatarun masih tersimpan ilmu kesaktian yang disebut Kaki Roh Pengantar Maut. Di samping itu sesekali Maithatarun barengi pula serangan dua kakinya dengan pukulan sakti Kutuk Api Dari Langit. Lima sinar hitam menderu ganas. Patandai yang tahu keganasan pukulan lawan tidak berani menyambuti dan semakin terdesak. Dalam keadaan sepert
Tiba-tiba dari langit sebelah timur ada satu sinar biru terang sekali. Makin lama makin besar dan bergerak ke bawah ke arah walet terbang. Sesaat kemudian cahaya biru itu berubah menjadi sosok seorang perempuan yang bergoyang-goyang seperti asap. Bersamaan dengan itu bau harum semerbak memenuhi udara."Bunda Dewi!" seru Maithatarun dan Ruhsantini begitu dia melihat lebih jelas dan mengenali siapa adanya sosok biru, di atas sana. Kedua orang ini segera jatuhkan diri berlutut. Sampai saat itu Maithatarun secara tidak sadar masih memegangi tangan kiri Ruhsantini yang tadi hendak memukul. Ruhsantini sendiri tidak pula berusaha untuk melepaskan tangannya dari pegangan orang.Patandai yang ada di atas walet terbang jadi berubah kecut tampangnya ketika dia melihat siapa yang muncul dari langit di atasnya. Dia berusaha mempertenang diri karena sampai saat itu masih menguasai Ruhkimkim yang tetap terus dijambaknya.”Kalau Dewi itu berbuat macam-macam kupecahkan kep
"Ruhkimkim, kau tak apa-apa?" tanya Maithatarun sambil membantu anak perempuan itu berdiri. Si anak yang masih dicekam ketakutan hanya menjawab de- ngan gelengan kepala. Lalu tangan kirinya diulurkan."Ha... ha...! Hai! tiga saudaraku! Syukur kalian juga selamat! Aku tadi sudah sangat khawatir! Agar tidak kena celaka lagi biar kalian kumasukkan kembali ke dalam kocek!""Kami lebih suka dipegang oleh Ruhkimkim saja!" kata Bayu cepat-cepat sambil senyum-senyum."Makhluk-makhluk aneh. Manusia, atau apa mereka itu? Bagaimana kau mengatakan mereka adalah saudara-saudaramu Hai! Maithatarun?" tanya Ruhsantini."Panjang ceritanya. Kalau kau suka akan kuceritakan dalam perjalanan...”"Eh, memangnya kita mau mengadakan perjalanan kemana? Tempat tinggalku adalah di daerah ini.” Kata Ruhsantini pula.Air muka Maithatarun jadi kemerah-merahan. ”Maksudku. Hemm, aku menduga apa gunanya kau memencilkan diri terus menerus di tem
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi