Tiba-tiba dari langit sebelah timur ada satu sinar biru terang sekali. Makin lama makin besar dan bergerak ke bawah ke arah walet terbang. Sesaat kemudian cahaya biru itu berubah menjadi sosok seorang perempuan yang bergoyang-goyang seperti asap. Bersamaan dengan itu bau harum semerbak memenuhi udara.
"Bunda Dewi!" seru Maithatarun dan Ruhsantini begitu dia melihat lebih jelas dan mengenali siapa adanya sosok biru, di atas sana. Kedua orang ini segera jatuhkan diri berlutut. Sampai saat itu Maithatarun secara tidak sadar masih memegangi tangan kiri Ruhsantini yang tadi hendak memukul. Ruhsantini sendiri tidak pula berusaha untuk melepaskan tangannya dari pegangan orang.
Patandai yang ada di atas walet terbang jadi berubah kecut tampangnya ketika dia melihat siapa yang muncul dari langit di atasnya. Dia berusaha mempertenang diri karena sampai saat itu masih menguasai Ruhkimkim yang tetap terus dijambaknya.
”Kalau Dewi itu berbuat macam-macam kupecahkan kep
"Ruhkimkim, kau tak apa-apa?" tanya Maithatarun sambil membantu anak perempuan itu berdiri. Si anak yang masih dicekam ketakutan hanya menjawab de- ngan gelengan kepala. Lalu tangan kirinya diulurkan."Ha... ha...! Hai! tiga saudaraku! Syukur kalian juga selamat! Aku tadi sudah sangat khawatir! Agar tidak kena celaka lagi biar kalian kumasukkan kembali ke dalam kocek!""Kami lebih suka dipegang oleh Ruhkimkim saja!" kata Bayu cepat-cepat sambil senyum-senyum."Makhluk-makhluk aneh. Manusia, atau apa mereka itu? Bagaimana kau mengatakan mereka adalah saudara-saudaramu Hai! Maithatarun?" tanya Ruhsantini."Panjang ceritanya. Kalau kau suka akan kuceritakan dalam perjalanan...”"Eh, memangnya kita mau mengadakan perjalanan kemana? Tempat tinggalku adalah di daerah ini.” Kata Ruhsantini pula.Air muka Maithatarun jadi kemerah-merahan. ”Maksudku. Hemm, aku menduga apa gunanya kau memencilkan diri terus menerus di tem
Indahnya bulan purnama dengan sinarnya yang lembut terang tidak terlihat di kawasan Telaga Pasituhitam. Air telaga tetap menghitam, suasana dicekam kesunyian dan udara terasa dingin pengap. Angin seolah tidak mau bertiup menyapu permukaan telaga dan kawasan sekitarnya.Jauh di bawah dasar telaga, dalam sebuah ruangan diterangi dua belas obor, yang disebut Ruang Dua Belas Obor, di atas sebuah tempat ketiduran terbuat dari batu, duduk satu sosok tubuh aneh yang kepalanya memiliki empat muka. Satu di depan satunya lagi di belakang, satu disebelah kiri dan satunya lagi disebelah kanan. Ke-4 muka memiliki raut serta bentuk yang sama, yaitu wajah tampan seorang lelaki berusia sekitar empat puluhan. Bedanya yang di depan berkulit kuning sedang di muka sebelah belakang, kiri dan kanan berwarna hitam keling.Selain keanehan angker pada kepalanya yang bermuka empat itu, makhluk ini memiliki sepasang mata yang masing-masing bola matanya tidak berbentuk bulat melainkan berupa segi
Jin Muka Seribu pegang lengan Ruhjelita. Mulut berwajah hitam di sebelah belakang berkata. "Kita sudah kenal sejak lama. Bagaimana sifatku kau sudah tahu Mengapa masih bertanya? Bukankah sudah kukatakan. Boleh ada seribu gadis cantik di taklimku. tapi yang terpendam dalam hatiku! Hanyalah Ruhjelital"“Kau pandai merayu"Empat mulut Jin Muka Seribu sama-sama tertawa keras. Lalu yang sebelah depan berkata. "Kau yang mengajarkan segala rayuan dan kegenitan padaku! Kau yang telah menghangatkan hati dan membakar aliran darahku Sekarang Hai! Coba kau ceritakan kabar apa sa|a yang kau bawa dari luar.""Aku mau bertanya dulu," ujar Ruhjelita. "Waktu menuju kE sini aku melihat ada satu perempuan mendekam di balik semak belukar. Tak jauh dari mulut goa! Kulitnya hitam manis, kulit yang paling kau gandrungi. Wajahnya cantik dan sosok tubuhnya kencang pertanda usianya masih sangat muda. Sikapnya seperti tengah menyelidiki sesuatu dan sebentar-sebentar mendongak ke lan
Mendengar kata-kata Ruhjelita itu terjadi satu keanehan pada kepala Jin Muka Seribu. Kepalanya yang bermuka empat dan berupa wajah empat lelaki usia empat puluh tahun tiba-tiba berubah menjadi empat wajah orang tua yang air mukanya pucat putih karena terkejut. Dalam hati Jin Muka Seribu berkata. "Dari mana perempuan satu ini tahu ihwal hubunganku dengan Jin Santet Laknat.” Keadaan empat muka Jin Muka Seribu seperti dua orang tua bermuka pucat hanya sesaat. Di lain kejap empat mukanya kembali seperti tadi yaitu wajah empat lelaki berusia sekitar empat puluh tahun, tiga hitam satu putih. "Ruhjelita kekasihku! Kalau kau sudah tahu tentang sikap Jin Santet Laknat terhadapku, kuharap kau jangan menebar luas apa yang kau ketahui itu. Aku menyuruhmu membunuh Maithatarun karena aku punya firasat, di masa mendatang dia akan menjadi seorang tokoh sangat berbahaya di kawasan Negeri Jin. Maukah kau menolongku kekasihku?" Ruhjelita tersenyum membuat hati Jin Muka Seri
Jin Muka Seribu usap perutnya yang merah akibat cubitan Ruhjelita tadi. Lalu dia singkapkan pakaiannya di bagian bawah perut. Dia menyeringai memperhatikan tiga buah tahi lalat yang menebar berdekatan tepat di bawah pusarnya. Jin Muka Seribu bertepuk tiga kali. Empat gadis cantik yang tadi meninggalkan ruangan itu kini muncul kembali. Melihat empat muka Jin Muka Seribu yang telah berubah menjadi wajah pemuda-pemuda tampan, mereka segera maklum. Jin yang berjuluk Si Segala Nafsu ini ingin bersenang-senang. "Empat gadis cantik! Hai! Apa kalian siap melayaniku?" Empat yang ditanya anggukkan kepala lalu tanpa menunggu lebih lama sama-sama menghambur ke atas tempat tidur batu. -o0o- Bersebelahan dengan Ruang Dua Belas Obor terdapat sebuah ruangan batu redup suram serta bau. Jin Muka Seribu menyebut ruangan ini Ruang Obor Tunggal karena hanya diterangi sebuah obor kecil. Siapa saja yang memasuki atau melewati ruangan itu,
DI ATAS ranjang batu di Ruang Dua Belas Obor, Jin Muka Seribu terbujur mandi keringat. Saat itu empat wajah di kepalanya yang sebelumnya berupa wajah pemuda telah berubah kembali menjadi wajah lelaki separuh baya. Wajah sebelah depan putih sedang sebelah belakang hitam keling. "Malam semakin larut. Mengapa orang suruhan kita masih belum kembali!" Mulut sebelah depan Jin Muka Seribu berucap”Mungkin saja perempuan celaka itu benar-benar telah kabur melarikan diri sejak tadi-tadi" Menyahuti mulut bermuka hitam. "Hai! Jika dia berani berkhianat pertanda akan bertambah satu lagi penghuni Ruang Obor Tunggal!" "Aku sudah berkata sebaiknya berpuas-puas dulu dengan dirinya. Tapi kau malah memberinya tugas di luar goa." Pada saat seperti itu Jin Muka Seribu seolah-olah berubah menjadi dua orang yang berlainan tetapi memiliki satu tubuh. “Kau betul," kata mulut sebelah depan”Kalau dia datang akan kurendam dia sampai pagi. Ha... ha....ha...!" "Diam! Janga
"Ruhtinti! Lekas bilang apa yang katamu kau lihat di luar sana!" Tiba-tiba mulut sebelah belakang membentak hingga semua orang yang ada di situ, termasuk empat gadis yang duduk bersimpuh di samping ranjang batu tersentak kaget dan ketakutan. "Hai! Jin Muka Seribu," ujar Ruhtinti”Saya melihat sebuah benda putih melayang berputar berulang kali di atas telaga.” "Benda putih di atas telaga!" ujar mulut sebelah belakang Jin Muka Seribu. Mulut sebelah depan menimpali” Terbang berputar berulang kali di atas telaga! Itu adalah awan putih! Ruhtinti! Apa kau lihat ada seseorang yang menunggangi awan putih itu?!" "Memang ada saya lihat Hai! Jin Muka Seribu. Seorang berpakaian serba putih. Pakaiannya begitu panjang hingga sesaat menjela ke bumi sesaat lagi melayang tinggi seolah menembus langit. Rambutnya yang hitam panjang berkibar-kibar ditiup angin. Saya juga seperti membaui sesuatu yang harum" Sepasang mata sebelah belakang Jin Muka Seribu menatap
Jin Muka Seribu melompat ke atas sebuah gundukan batu di satu tempat ketinggian di sebelah timur Telaga Pasituhitam. Begitu dia melayangkan mata, memandang ke bawah tersentaklah makhluk bermuka empat ini. Dua mata di depan, dua mata di kiri dan kanan dan dua mata di belakang membeliak. Di samping rasa terkejut yang amat sangat, pada empat wajah Jin Muka Seribu jelas terlihat bayangan amarah. Empat wajahnya berubah menjadi empat wajah orang tua bermuka pucat pasi. Sesaat kemudian wajah-wajah ini berubah pula menjadi empat muka raksasa berwarna merah menyeramkan. Bola-bola matanya yang berbentuk segitiga menyorotkan sinar hijau angker.Saat itu terjadi sesuatu yang luar biasa di Telaga Pasituhitam. Di bawah penerangan rembulan, Jin Muka Seribu melihat pinggiran utara telaga yang sebelumnya dipagari batu-batu serta pohon-pohon besar kini seolah jebol. Batu-batu besar lenyap entah kemana sedang pohon-pohon bertumbangan malang melintang.Sebuah celah selebar dua puluh tomba
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi