Semua orang yang ada di tempat itu tersentak kaget! Ruhcinta sendiri merasa kalau ada setan kepala tujuh menghambur keluar dari dalam tanah hendak mencekiknya, atau ada halilintar turun dari langit menyambar di puncak hidungnya, tidak akan seluar biasa itu kaget dirinya.
Gerakan dua tangan si gadis serta merta tertahan. Mukanya sepucat kain kafan. Dua matanya memandang membeliak ke arah Patampi yang dari merangkak dengan susah payah berusaha bangkit berdiri tapi hanya mampu tegak berlutut. Mukanya tak kalah pucat dan pandangannya mengarah sayu pada Ruhcinta.
"Ruhcinta.... Kau...." Si Jin Budiman tak Kuasa meneruskan ucapannya. Dua tangannya diulurkan ke depan. Dua lututnya beringsut di tanah. Dua matanya berkaca-kaca.
Ruhcinta seperti melihat Setan. Gadis ini bersurut ke belakang. Tubuhnya huyung. Dia tak kuat lagi menahan diri. Tubuhnya tersungkur ke depan. Tiba-tiba ada sepasang tangan merangkulnya. Memandang ke samping Ruhcinta melihat satu wajah dan tubuh ya
"Ruhcinta!" teriak Jin Penjunjung Roh memanggil. Jin Paekatakhijau coba mengejar. Bintang tak tinggal diam. Dia berusaha menghalangi tapi hanya sempat menyentuh punggung gadis itu.Patampi sendiri jatuh berlutut di tanah, menutupi wajahnya dengan dua tangan menahan gemuruh tangis yang seolah hendak meledakkan tubuhnya!"Ruhmasigi," kata Jin Paekatakhijau pada Jin Penjunjung Roh. "Cucumu berada dalam keadaan kalut kacau pikiran. Keadaannya bisa berbahaya. Kita harus mengejarnya."Tanpa banyak bicara lagi dua nenek itu segera berkelebat ke arah lenyapnya Ruhcinta.Jin Selaksa Angin memandang pada Bintang. "Kau tidak ikutan mengejar gadis itu?"Bintang tak bisa menjawab. Dia memang ingin sekali mengejar Ruhcinta. Bukan saja untuk menyelamatkan si gadis tapi juga untuk membicarakan masalah perkawinannya dengan Ruhrembulan.Tanpa setahu Jin Selaksa Angin dan Bintang ataupun Patampi yang masih berlutut menahan tangis, di balik serumpun semak beluk
Jin Selaksa Angin tersenyum geli. "Tadi aku dengar kau lagi-lagi menyebut nama Gusti Allah Yang Maha Kuasa. Kapan kau mau menerangkan siapa adanya Gusti Allah itu. Lalu dimana aku bisa menemuiNya?"Kini Bintang yang tertawa. "Nanti Nek, kalau kau sudah bertemu dengan suamimu Pasedayu, pada saat itulah kau akan merasakan kekuasaan dan kasihnya Gusti Allah”"Jadi aku harus bertemu dulu dengan kakek sial itu, baru bisa tahu Gusti Allah?"Bintang tersenyum. Sulit baginya menerangkan pada Jin Selaksa Angin. Sebaliknya karena tidak mendapat jawab si nenek muka kuning lalu pancarkan kentutnya."Buttt prett!"Habis kentut tiba-tiba si nenek berbalik.Bintang memandang dengan heran lalu bertanya. "Ada apa Nek?""Bicara soal Gusti Aliahmu itu, aku jadi ingat pada Perintah guruku Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. Bukankah aku harus mewariskan semua ilmu kepandaianku padamu? Sampai saat ini tidak satu ilmu kesaktianpun yang aku berikan. Aku taku
SATU cahaya merah melesat dari langit, membuat Dewi Awan Putih yang tengah duduk di bawah keteduhan pohon besar di tepi kelokan sungai terkejut. Cepat-cepat dia menyembunyikan benda yang sejak tadi dipegangnya ke balik pakaian putihnya. Satu sosok terbungkus gulungan kain sutera merah tahu-tahu sudah berada di hadapan Dewi Awan Putih. Bau harum mewangi memenuhi udara di tempat itu."Hai, kau terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba ini Dewi Awan Putih?" Satu suara parau menegur."Ratu Dewi!" seru Dewi Awan Putih ketika menyadari siapa yang tegak di hadapannya. Lalu dia menjura memberi hormat."Keterkejutanku rasanya sangat beralasan Hai Ratu Dewi. Aku berada di tempat terpencil begini rupa. Bagaimana kau bisa mengetahui kehadiranku di sini. Kemudian, bukankah sejak beberapa purnama ini kau diketahui mengucilkan diri menjauhi alam manusia dan alam Dewi? Mengapa kini kau mendadak muncul? Apakah pengucilan dirimu telah berakhir?"Yang tegak di hadapan Dew
"Aku pernah mengimpikan dirimu, Dewi Awan Putih. Dalam mimpi kulihat kau duduk di atas sebuah tebing tinggi di sebuah teluk. Bulan purnama empat belas hari bersinar indah di langit. Tiba-tiba bulan itu meluncur turun ke pangkuanmu. Agaknya satu berkah atau satu anugerah berupa sebuah benda sangat berharga akan jatuh ke haribaanmu. Atau mungkin benda itu sudah berada di tanganmu?""Benda apa maksudmu Ratu Dewi? Bisakah kau menerangkan?" balik bertanya Dewi Awan Putih. Suaranya datar dan agak tercekat. Hal ini karena kekhawatiran yang muncul mendadak. Khawatir Ratu Dewi benar-benar telah mengetahui kalau Cincin Berbatu Hijau itu ada di tangannya."Hai, benda itu bisa saja berupa sebuah logam, berbentuk sebilah senjata. Mungkin juga berupa benda yang kelihatannya tidak berharga sama sekali. Seperti sebuah batu. Padahal benda itu menyimpan satu kesaktian maha dasyat”Dewi Awan Putih tersenyum. "Kalau aku memiliki benda atau senjata sakti pasti akan kuberi tahu
SATU bayangan merah berkelebat. Udara di tikungan sungai itu mendadak menjadi panas. Memandang ke depan terkejutlah Dewi Awan Putih. Yang tegak di depannya adalah seorang kakek dengan sekujur tubuh mulai dari kepala sampai kaki dikobari api."Pamanyala!" desis Dewi Awan Putih.Kobaran api dalam mata makhluk bernama Pamanyala menjilat ke luar. Ketika dia membuka mulutnya, kobaran api juga melesat keluar dari mulut itu."Dewi Awan Putih, Dewi tercantik dari Dewi yang ada di Negeri Jin. Sungguh heran aku menemukan kau bersunyi diri di tempat seperti ini. Gerangan apakah yang tengah menyelimuti hatimu hingga bersepi-sepi seorang diri?"Dewi Awan Putih tatap sosok makhluk yang dikobari api itu. Dalam hati dia berkata. "Puluhan tahun diketahui makhluk ini bukan makhluk yang ramah. Puluhan tahun dikenal dirinya berhati culas. Tugasnya menyelamatkan Jimat Hati Dewa gagal. Pasedayu alias Jin Terjungkir Langit berhasil merampas dan menelan jimat sakti itu. Tidak he
Dewi Awan Putih menatap kalung di tangan Pamanyala. Hatinya kembali membatin. "Setahuku telah berulang kali Para Dewa meminta makhluk ini mengembalikan kalung itu. Dicari-cari makhluk ini entah menyembunyikan diri dimana. Adalah aneh kalau hari ini katanya Para Dewa meminta agar kalung itu diserahkan padaku”Pamanyala maju satu langkah dan mengulurkan Kalung Api Buana Biru itu pada sang Dewi. Dewi Awan Putih tidak berani menyambutinya, malah ajukan pertanyaan."Pamanyala, kalau aku boleh bertanya siapa adanya orang yang dipercaya menjadi Utusan Para Dewa yang membawa berita bahwa kalung ini harus diberikan padaku?""Hai! Aku ingin sekali mengatakan siapa orangnya padamu. Tapi Para Dewa berpesan agar hal itu tidak kukatakan pada siapapun, termasuk padamu”Perlahan-lahan Dewi Awan Putih gelengkan kepalanya dan berkata. "Aku tidak berani menerima kalung keramat itu. Harap kau tidak memaksa..." Sang Dewi lalu hendak bertindak naik ke punggung awan
"Wusss. Bleepp!"Pamanyala kembali meniup dan gerakkan tangan kirinya. Kini kobaran api menggebubu di sebelah atas kepala Dewi Awan Putih.Marahlah Dewi cantik ini. Sepasang matanya yang biru siap membersitkan dua larik cahaya biru untuk menghantam sosok Pamanyala. Tapi dia masih bisa bersabar diri. Sambil meraba ke pinggangnya dia berkata. "Padaku ada selendang biru. Kau boleh ambil benda ini. Dan kau tidak perlu menyerahkan kalung sakti itu padaku!" Dewi Awan Putih menarik gulungan selendang biru panjang yang melilit di pinggangnya."Ah! Hati dan pikiranmu rupanya mulai terbuka! Tapi harap maafkan diriku Hai Dewi Awan Putih. Menurut Dewa itu aku tidak boleh menerima apapun yang berbentuk kain atau pakaian darimu. Berarti kau harus menyerahkan benda lain pengganti kalung keramat ini!""Pamanyala! Silat lidahmu hanya menghabiskan waktuku saja! Jika Utusan Dewa tidak mau menerima pemberianku berupa selendang biru ini, maka harap dia suka meneri
"Wussss! Wussss!"Untungnya Pamanyala telah lebih dulu melompat ke udara selamatkan diri. Di belakangnya rumpunan semak belukar, sebuah batu besar dan dua pohon langsung tenggelam disapu dua gelombang api, amblas hitam menjadi arang!Dewi Awan Putih tegak berkacak pinggang. "Kau masih bisa selamatkan diri. Jangan harap kali kedua aku menghantam kau bisa lolos dari kematian!""Dewi sombong! Jangan kira aku takut padamu! Makan ini!" teriak Pamanyala. Lalu tangan kanannya dipukulkan ke arah sang Dewi. Tak ada cahaya, tak ada sinar atau suara. Tapi Dewi Awan Putih tahu satu serangan dahsyat menghantam ke arahnya. Sambil kibaskan ujung lengan pakaian putihnya. Dewi ini cepat singkirkan diri ke samping kiri."Setttt... wuut! Blass!"Batu setinggi pinggang di sebelah sana kelihatan bergetar sesaat lalu diam lagi. Pamanyala meniup ke arah batu itu. Batu besar langsung mengepul dan menebar menjadi debu! Itulah ilmu yang disebut Penghancur Karang Membentuk D
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi