Share

198. Bagian 10

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Memangnya kenapa kau tanyakan kupingmu itu?!" bertanya Ruhkentut.

"Sesuai perjanjian, kuping itu untuk jadi jaminan bahwa kau bisa disembuhkan. Sekarang kau sudah bisa dikatakan sembuh. Lagi pula bukankah kita ini sekarang sudah bersahabat?" Arya berkata sambil tersenyum dan kedip-kedipkan matanya.

Si nenek muka kuning tertawa masam. Dia meraba-raba pakaian kuningnya, mencari-cari disetiap sudut sosok tubuhnya. Meraba sampai di bawah perut si nenek berhenti. Matanya yang kuning menatap pada Arya lalu dikedipkan. Si nenek kemudian balikkan badannya sambil mengangkat pakaian kuningnya ke atas. Sesaat kemudian ketika dia kembali membalik, potongan kuping kanan Arya sudah berada di tangan kirinya.

"lni, kau ambillah kembali! Aku memang tidak butuh lagi kupingmu ini!" Arya menerima potongan kupingnya. Benda itu terasa hangat, basah dan bau pesing.

"Nek, kau letakkan di mana kupingku ini tadi ... ?" tanya Arya.

"Dasar tolol! Coba kau cium sendiri! Kau p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 11

    "Nenek muka burung gagak ini pasti telah mencuri Pedang sakti itu dari tangan Bintang! Mungkin juga Bintang telah dicelakainya!""Persetan dengan kalian semua! Menyingkirlah! Jangan berani menghadang! Apa lagi meminta Pedang Ini!Jin Selaksa Kentut alias Selaksa Angin batuk- batuk beberapa kali lalu butt... pret! Dia keluarkan angin dari bagian bawah tubuhnya.“Jahanam muka kuning! Dari tadi kau bertingkah kurang ajar! Beraninya kau kentut di hadapanku!” Bentak Jin Santet Laknat.“Memangnya ada aturan aku harus kentut dimana, Kapan dan dihadapan siapa?!" tukas Jin Selaksa Kentut dan tertawa cekikikan. Lalu kembali dia songgengkan pantatnya tapi sekali ini kentutnya tak bisa keluar!“Sialan!” maki si nenek muka kuning sambil tepuk-tepuk pantatnya sendiri tapi dengan senyum- senyum! Bayu kemudian menimpali.Masih mending nenek sahabatku ini cuma membuang kentut! Untung tadi dia tidak membuang kotoran di mukamu!" k

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 12

    Di lain pihak Jin Selaksa Angin diam-diam merasa kagum melihat kehebatan Pedang Pilar Bumi di tangan lawan, lapi dia tidak mau perlihatkan sikap jerih."But... pret!"Jin Selaksa Angin tertawa mengokoh. "Kau masih belum mau menyerahkan Pedang sakti itu padaku?""Kau hanya mampu menggertak! Tapi tak sanggup merampas Pedang ini dari tanganku!" ejek Jin Santet Laknat lalu meludah ke tanah. "Aku memberi kau kesempatan tiga jurus lagi! Jika dalam waktu tiga jurus kau tidak mampu mengambil senjata ini maka kau harus berlutut tunduk dan selanjutnya menjadi budakku! Atau nanti akan kusumpal pantatmu dengan batu hitam biar tidak bisa kentut lagi seumur-umur!" Jin Santet Laknat tutup ucapannya dengan tawa mengekeh lalu meludah ke tanah.Ucapan yang sangat menghina dari Jin Santet Laknat itu membuat Jin Selaksa Angin marah besar. Rahangnya menggembung. Dari mulutnya kemudian keluar suara menggembor."Orang sombong jadi makanan kepompong! Orang sombong jadi ma

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 13

    "Nenek muka kuning! Celakalah dirimu dan makhluk-makhluk jejadianmu! Kau menyerang dirimu sendiri!"Begitu ucapannya lenyap mendadak sontak sosok Jin Santet Laknat berubah rupa. Mukanya menjadi kuning. Wajahnya adalah wajah Ruhkentut alias Jin Selaksa Angin. Pakaian dan sosok tubuhnya juga berubah seperti keadaan nenek muka kuning itu!Empat kepompong keluarkan suara aneh tanda terkejut. Yang tiga hentikan gerakan dan tertegak bergoyang-goyang, tidak meneruskan serangan mereka.Lain halnya dengan kepompong yang asli. Kepompong satu ini masih terus menyambar sambil hantamkan dua tangannya."Celakalah dirimu! Nenek muka kuning! Kau hendak membunuh dirimu sendiri!" Jin Santet Laknat yang telah merubah diri menjadi Jin Selaksa Angin kembali berseru. Gerakan kepompong utama sekonyong-konyong tertahan seolah-olah terbendung oleh satu kekuatan yang tak bisa ditembus. Bagaimanapun dia berusaha mendekati lawannya tetap saja tidak berhasil."Dukun jahat jaha

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 14

    Jin Santet Laknat mengerenyit kaget. Dia tersurut satu langkah. "Aku tidak menduga." Katanya dalam hati. "Dia benar-benar memiliki ilmu kesaktian yang bisa menghancurkan alam gaib dan alam hitam Itu! Hai. Pedang sakti, aku ingin kita bersatu menghadapi lawan!" Si nenek lalu pindahkan Pedang Pilar Bumi ke tangan kanannya. Seluruh tenaga dalamnya dikerahkan hingga Mata Pedang memancarkan cahaya berkilauan. Sepasang matanya mcmberojol keluar pertanda dari mata ini dia bakal mengeluarkan ilmu kesaktian untuk menghadapi lawan. Sementara itu tangan kirinya dipentang tergantung di sisi kiri dengan telapak terkembang, mengarah pada Jin Selaksa Angin."Ruhkentut! Pukulan Salju Putih Patinggimeru memang bisa mengakhiri semua kemelut ini! Tapi jangan serakah! Aku lebih berhak atas nyawa Jin Santet Laknat!" Satu suara lantang disertai berkelebatnya bayangan berwarna ungu membuat terkejut semua orang yang ada di tempat itu. Terutama Ruhkentut alias Jin Selaksa Angin dan Jin Santet Laknat.

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 15

    "Desss!"Kayu penyumpal ujung bambu terbuka. Dengan copat Pawungu pukulkan bambu itu ke bawah. Saat Itu juga dari dalam bambu meluncurlah sebuah benda bulat panjang berwarna hitam berkilat, jatuh bergelung di tanah.Ruhkentut terpekik. Sambil terkentut-kentut nenek muka kuning ini melompat jauhkan diri. Arya cepat tekap bagian bawah perutnya. Bayu tegak merinding. Tapi si nenek Jin Santet Laknat tetap tenang. Dia baru bergerak ketika mendadak benda yang bergelung di tanah rentangkan tubuhnya lalu meluncur cepat ke arahnya sambil keluarkan suara mendesis keras. Benda ini ternyata adalah seekor ular hitam sangat berbisa sepanjang hampir setengah tombak dan besarnya hampir sebesar pergelangan lengan."Ular hitam ular kiriman! Dulu aku yang membuat kau dari tiada kepada ada! Jangan turuti kehendak orang penerima celaka! Jangan berani menentang kehendak si penimbul bala! Sudah saatnya kau kembali ke alam tiada!"Jin Santet Laknat gerakkan tangan kanannya

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 16

    "Tahan serangan!" Ada suara orang berteriak lantang disusul berkelebatnya satu bayangan putih, menyambar tubuh Jin Santet Laknat. Sebelumnya satu gelombang angin dahsyat telah lebih dulu menderu berusaha membabat sepuluh larik sinar kuning pukulan sakti Salju Putih Patinggimeru. Walau gempuran itu hanya mampu membelokkan sedikit sepuluh larik sinar kuning namun sudah cukup memberikan satu kesempatan bagi bayangan putih tadi untuk menyelamatkan Jin Santet Laknat.Ketika sepuluh larik sinar putih menghantam se- buah pohon raksasa dan sebuah batu besar di seberang sana hingga pohon dan batu itu berubah menjadi putih dan mengepulkan asap dingin laksana timbunan salju, Jin Santet Laknat telah berada di tempat lain. Nenek ini coba berpaling untuk melihat siapa tuan penolongnya. Terkejutlah dia karena tak menyangka. Suaranya tercekat antara tidak percaya dan penuh haru ketika dia berseru."Kau...!"* * *SEMUA mata memandang ke depan. Semua orang merasa heran da

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 17

    "Bintang, mengapa kau lakukan itu? Mengapa kau menolong Jin Santet Laknat! Kau tahu dia yang mencelakai saudara angkat kita Maithatarun hingga dua kakinya berubah jadi batu! Dia juga mencuri Pedang saktimu!" Bayu ikut bicara."Mohon maaf kalian semua, bukan maksudku menolong nenek jahat itu. Aku tidak pula berserikat dengannya""Aku melihat kau dan dia seperti bicara berbisik- bisik. Aku yakin antara kau dan Jin Santet Laknat ada jalinan hubungan tertentu! Jangan-jangan kau sudah jadi gendaknya! Hik... hik.hik!""Butt! Prett!"Muka Ksatria Pengembara tampak kemerahan mendengar kata-kata Jin Selaksa Kentut itu."Kalian semua dengar," kata Ksatria Pengembara. "Aku tidak ingin nenek satu itu celaka sebelum dia bisa menolong dua orang yang berada dalam jerat jala aneh itu!" Bintang lalu menunjuk pada sosok Ruhsantini dan Maithatarun yang berada di dalam jala, tergantung di punggung kuda raksasa hitam berkaki enam. "Menurut Ruhsantini. Jin Bara Neraka y

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 18

    "Dicari-cari tidak bertemu. Sekarang malah datang sendiri! Kek, dia adalah orang yang bisa kita tanyai bagaimana caranya agar dapat kembali ke tanah Jawa!" Habis berkata begitu Bayu hendak bergerak mendekati orang tua berjubah putih. Tapi Arya cepat memegang lengannya seraya berbisik."Jangan kesusu. Jangan bertindak sembarangan! Melihat raut wajah orang tua itu aku punya dugaan dia datang membawa urusan tidak enak."Walau merengut tapi Bayu ikuti juga ucapan Arya. Saat itu Bintang sendiri juga merasa gembira. Selama ini dia menganggap orang tua ber- nama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab itu adalah satu-satunya tempat bertanya bagaimana caranya dia dan teman-teman bisa kembali ke tanah Jawa. Namun seperti yang terasa oleh Arya, Bintang juga merasa ada sesuatu yang tidak enak dalam kemun- culan orang tua itu.Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab layangkan pan- dangan dingin pada semua orang yang ada di tempat itu. Beberapa saat dia memperhatikan Bintang lalu setelah meliri

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status