"Bintang, mengapa kau lakukan itu? Mengapa kau menolong Jin Santet Laknat! Kau tahu dia yang mencelakai saudara angkat kita Maithatarun hingga dua kakinya berubah jadi batu! Dia juga mencuri Pedang saktimu!" Bayu ikut bicara.
"Mohon maaf kalian semua, bukan maksudku menolong nenek jahat itu. Aku tidak pula berserikat dengannya"
"Aku melihat kau dan dia seperti bicara berbisik- bisik. Aku yakin antara kau dan Jin Santet Laknat ada jalinan hubungan tertentu! Jangan-jangan kau sudah jadi gendaknya! Hik... hik.hik!"
"Butt! Prett!"
Muka Ksatria Pengembara tampak kemerahan mendengar kata-kata Jin Selaksa Kentut itu.
"Kalian semua dengar," kata Ksatria Pengembara. "Aku tidak ingin nenek satu itu celaka sebelum dia bisa menolong dua orang yang berada dalam jerat jala aneh itu!" Bintang lalu menunjuk pada sosok Ruhsantini dan Maithatarun yang berada di dalam jala, tergantung di punggung kuda raksasa hitam berkaki enam. "Menurut Ruhsantini. Jin Bara Neraka y
"Dicari-cari tidak bertemu. Sekarang malah datang sendiri! Kek, dia adalah orang yang bisa kita tanyai bagaimana caranya agar dapat kembali ke tanah Jawa!" Habis berkata begitu Bayu hendak bergerak mendekati orang tua berjubah putih. Tapi Arya cepat memegang lengannya seraya berbisik."Jangan kesusu. Jangan bertindak sembarangan! Melihat raut wajah orang tua itu aku punya dugaan dia datang membawa urusan tidak enak."Walau merengut tapi Bayu ikuti juga ucapan Arya. Saat itu Bintang sendiri juga merasa gembira. Selama ini dia menganggap orang tua ber- nama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab itu adalah satu-satunya tempat bertanya bagaimana caranya dia dan teman-teman bisa kembali ke tanah Jawa. Namun seperti yang terasa oleh Arya, Bintang juga merasa ada sesuatu yang tidak enak dalam kemun- culan orang tua itu.Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab layangkan pan- dangan dingin pada semua orang yang ada di tempat itu. Beberapa saat dia memperhatikan Bintang lalu setelah meliri
"Seorang sahabat bernama Ruhjelita menemukan tongkat itu di dekat mayat seorang berjuluk Tongkat Biru Pengukur Bumi. Tongkat itu kemudian diserahkannya padaku. Karena aku tidak tahu siapa pemiliknya, tongkat kusimpan sampai kelak aku tahu siapa yang empunya dan menyerahkannya padanya. Kemudian muncul dua orang gadis kembar mengaku berjuluk Sepasang Gadis Bahagia, satu bernama Ruhkamboja, satu lagi Ruhkenanga. Mereka merampas tongkat batu biru itu dari tanganku lalu kabur melarikan diri...""Dusta kedua!" bentak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Entah kapan tangannya digerakkan tahu-tahu sosok Bintang yang masih memegangi lengan orang itu melintir keras dan bukk! Bintang terbanting ke bawah! Untuk beberapa lamanya Ksatria Pengembara terkapar di tanah. Kepalanya terasa pening. Punggungnya sakit bukan kepalang. Sesaat rasa sakitnya berkurang pemuda ini segera melompat dan wuutt! Tahu-tahu dia sudah tegak di hadapan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab."Selama ini aku mendengar Jin
Sementara si nenek muka kuning tertawa cekikikan, Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab kelihatan tegak terkesiap menyaksikan apa yang barusan terjadi."Pemuda tukang kencing itu, dia memiliki kesaktian yang sanggup membuyarkan kesaktlanku. Kabar yang aku sirap bukan kabar kosong belaka. Orang-orang dari negeri manusia ternyata memang memiliki ilmu yang aneh aneh. Tapi aku Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak mau dikalahkan begitu saja. Apa lagi urusanku dengan pemuda bernama Bintang itu belum selesai!""Terima kasih kau sudah menolongku!" kata Bayu pada Arya.Arya menyeringai busungkan dada lalu berkata. "Itu baru kuusapkan pada dua kakimu. Kalau tadi air kencingku aku masukkan ke dalam mulutmu kau pasti bisa terbang sampai langit ke tujuh!""Sombongnya! Jangan jadi takabur Kek!" kata Bayu. Lalu Bayu memandang ke arah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan berkata. "Orang tua, selama ini aku menaruh hormat pada dirimu. Sampai saat inipun aku akan berlaku seperti
"Karena kau takut rahasia kejimu akan terbuka dan tersebar luas, kau lalu mengejar dua cucuku. Merusak memperkosa mereka. Lalu beberapa orang lelaki tak dikenal datang mengusung tubuh dua cucuku. Keduanya berada dalam keadaan mengenaskan, tidak mengenakan pakaian, berada dalam keadaan sekarat! Menurut para pengusung, kau yang menyuruh mereka mengantarkan cucu-cucuku. Disertai pesan bahwa kau sengaja menganiaya dan merusak kehormatan dua cucuku karena mereka telah menipumu dengan tongkat biru palsu! Lalu juga karena dua cucuku menurutmu selama ini telah menebar aib dan kekejian hingga pantas dijatuhi hukum berat dan diberlakukan secara keji pula!""Sungguh, cerita hebat luar biasa! Apakah kau sudah menuturkan semuanya?! Apakah kisahmu sudah selesai?!" Bintang ajukan pertanyaan."Saat kematianmu sudah tiba anak muda!" Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyergap ke depan. Dua tangannya menghantam. Tangan kiri berkelebat dan mendadak berubah panjang sekali. Tangan ini berputar
Bintang!" Bayu berteriak dan cepat memburu. Tapi gerakannya dipotong dan dihadang oleh kakek berjubah ungu. "Apa maumu orang tua?! Kau membantu kakek sesat yang otaknya nangkring di ubun-ubun itu?!" bentak Bayu.Pawungu menyeringai. "Mulutmu kurang ajar! Bicaramu keras! Kau rasakan dulu kerasnya tangan kananku!" Habis berkata begitu Pawungu lalu lancarkan satu tamparan ke muka Bayu. Tamparan ini bukan tamparan biasa karena jangankan muka manusia, batupun bisa rengkah kalau sampai terkena!Bayu tentu saja tidak tinggal diam. Sambil mengelak dia berkata. "Kau menuduh aku kurang ajar! Padahal kau sama saja kurang ajarnya dengan kakek yang otaknya tidak karuan itu! Jangan kira aku takut padamu!" Bayu lantas keluarkan jurus yang disebut Rajawali Murka Merobek Langit.Kejut Pawungu bukan kepalang ketika tiba-tiba lima jari tangan kanan Bayu yang dipentang lurus tidak terduga menusuk ke arah tenggorokannya. Dari angin serangan serta adanya cahaya redup hitam yang meman
"Dasar tolol! Jangan kau lakukan itu!" tiba-tiba nenek muka kuning berseru."Braaakkk!"Batang pohon memang pecah. Tapi tangan kanan Arya kini ikut menempel di pohon itu, dekat tangan kanan Bayu!"Celaka! Mengapa bisa jadi begini?!" kejut Arya..Sambil tertawa gelak-gelak Pawungu mendatangi Kedua orang yang terperangkap lengket di batang pohon itu."Kini menghabisi kalian semudah aku membalikkan telapak tangan!" kata kakek itu. Saat itu cahaya ungu yang ada di kepalanya bergerak turun ke leher, mengalir ke lengan. Sesaat kemudian tangan kanannya kelihatan memancarkan sinar ungu terang."Aku tidak takut mati! Ayo! Aku mau lihat apa yang hendak kau lakukan!" Sambil berteriak Bayu berulang kali berusaha menendang Pawungu tapi tidak berhasil.Pawungu hentikan tawanya. Dia menunduk pandangi wajah Bayu. Ingin sekali Bayu meludahi muka orang tua itu. "Kau tidak takut mati, ha... ha... ha! Bagus! Memang kau tidak akan segera kubunuh. kawanmu
"Wusss!"Serangkum sinar putih berkiblat. Di depan sana satu sosok tubuh aneh kelihatan berkelebat dengan cepat dalam gerakan berputar seperti gasing."Bummm!"Pukulan tangan kosong yang dilancarkan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab menghantam tanah, mengeluarkan suara berdentum, meninggalkan satu lobang besar. Begitu tanah dan pasir yang beterbangan ke udara luruh ke bawah dan pemandangan terang kembali, terkejutlah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab melihat siapa yang tegak di depan sana."Sahabatku Pasedayu! Jin Terjungkir Langit!"Si kakek menegur lantang. "Sungguh pertemuan tidak terduga! Berbilang tahun kita tidak pernah berjumpa! Begitu muncul mengapa kau melakukan perbuatan tercela? Menyerangku untuk membela makhluk biadab penuh sejuta dosa?! Apakah persahabatan kita yang puluhan tahun di masa silam tidak ada artinya sama sekali bagimu?!"Orang yang barusan datang dan menghalangi serangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab memang adalah kakek aneh
Jin Terjungkir Langit hentikan gerakannya melangkah. "Eh, suara itu. Bukankah itu suaranya. ?" Si kakek putar dua tangannya. "Tadi aku melihat ada dua orang dalam jala. Apa salah satu dari mereka yang barusan memanggilku?""Aku disini Kek. Aku Maithatarun!""Maithatarun!" Jin Terjungkir Langit ucapkan nama itu dengan suara bergetar. Sekali dia melesat, sosoknya sudah berada di samping jaring di mana Maithatarun mendekam."Apa yang terjadi dengan dirimu.?""Nanti aku ceritakan. Kau bisa menolong aku dan kerabatku bernama Ruhsantini ini?"Jin Terjungkir Langit melirik pada sosok Ruhsantini yang ada di dalam jaring tergantung pada sisi lain kuda hitam berkaki enam."Perempuan muda itu. Namanya Ruhsantini?""Betul Kek."'Hai perempuan." kata Jin Terjungkir Langit sambil melangkah ke samping kuda dimana sosok Ruhsantini tergantung dalam jaring api biru. "Benar kau bernama Ruhsantini?"“Benar Kek. Kau... apak