Jin Terjungkir Langit hentikan gerakannya melangkah. "Eh, suara itu. Bukankah itu suaranya. ?" Si kakek putar dua tangannya. "Tadi aku melihat ada dua orang dalam jala. Apa salah satu dari mereka yang barusan memanggilku?"
"Aku disini Kek. Aku Maithatarun!"
"Maithatarun!" Jin Terjungkir Langit ucapkan nama itu dengan suara bergetar. Sekali dia melesat, sosoknya sudah berada di samping jaring di mana Maithatarun mendekam.
"Apa yang terjadi dengan dirimu.?"
"Nanti aku ceritakan. Kau bisa menolong aku dan kerabatku bernama Ruhsantini ini?"
Jin Terjungkir Langit melirik pada sosok Ruhsantini yang ada di dalam jaring tergantung pada sisi lain kuda hitam berkaki enam.
"Perempuan muda itu. Namanya Ruhsantini?"
"Betul Kek."
'Hai perempuan." kata Jin Terjungkir Langit sambil melangkah ke samping kuda dimana sosok Ruhsantini tergantung dalam jaring api biru. "Benar kau bernama Ruhsantini?"
“Benar Kek. Kau... apak
APA yang membuat Pawungu marah setengah mati? Siapa yang telah berani merabai aurat terlarangnya hingga dia gagal membunuh Arya? Lalu apa pula yang kemudian terjadi dan membuat Pawungu serta Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab meninggalkan tempat tersebut dengan dihantui rasa takut?Di hadapan Pawungu saat itu tegak seorang aneh yang mukanya tertutup pupur tebal seronok. Dua alisnya diberi pewarna sangat hitam, mencuat ke atas lalu bergelung ke bawah di masing-masing ujung. Bibir diselimuti gincu merah mencorong. Pipi selain dilapis bedak tebal juga diberi merah-rnerah. Orang ini me- miliki rambut keriting panjang, menjulai sampai sebahu. Pada telinga kiri kanan bergelantung dua buah giwang besar. Pada salah satu kuping hidungnya melekat sebuah subang bermata berkilat. Pakaiannya sebentuk jubah berbunga-bunga. Walau dia berdandan seperti perempuan dan memperlihatkan sikap lemah gemulai, tidak henti menyunggingkan senyum serta selalu mematik-matik merapikan rambutnya namun dari bent
"Kekasihku, mari datang mendekat! Tidakkah kau ingin merasakan kebahagiaan tiada taranya dalam pelukan mesraku?!" Betina Bercula maju selangkah mendekati si kakek."Makhluk jalang terkutuk! ini bagianmu!" bentak Pawungu. Lalu orang tua ini cepat pukulkan dua tangannya ke depan. Dua larik sinar ungu menderu keluar dari ujung lengan jubah si kakek. Inilah serangan yang bernama Menghimpit Roh Bumi Langit!Sesuai dengan namanya selain memang ganas, serangan yang dilancarkan Pawungu selama ini sulit dihindari. Karena lawan akan terhimpit di antara "langit" dan "bumi" yang tidak memungkinkan lagi kemana dia mau menyelamatkan diri!"Tua bangka berjubah ungu! Pengecut! Beraninya hanya pada manusia banci!" Tiba-tiba dari arah pohon besar sebelah sana terdengar suara teriakan. Suara Bayu yang sampai saat itu bersama Arya masih melekat menempel di batang pohon.Walau dia tidak perdulikan teriakan orang dan tetap meneruskan serangannya namun mau tak mau perhatian Paw
Apa yang terjadi? Mengapa Pawungu kelihatan ketakutan. Mohon maaf terampun-ampun lalu mengajak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab kabur meninggalkan tempat ini?" Arya ajukan pertanyaan pada Bayu.Bayu saat itu tengah memperhatikan ke balik dada pakaian hitamnya. Dia tidak melihat keanehan apa-apa kecuali gambar Rajawali Emas yang bergelung dan sejak lama memang sudah ada di dadanya."Aku tidak tahu pasti. Tapi aku punya satu dugaan," jawab Bayu. "Ingat kejadian di tanah Jawa waktu kita pertama kali bertemu dan berkelahi melawan Jin Tangan Seribu?""Aku ingat!" jawab Arya. "Waktu itu Jin Tangan Seribu melakukan hal yang sama seperti tadi dilakukan kakek jahat itu. Mereka sama-sama menyebut Rajawali Emas Dari Langit Ketujuh! Dasar sialan, apakah kau menyimpan satu ilmu kesaktian?"Bayu tidak segera menjawab. Dia usap dadanya dengan tangan kiri. "Aku tak tahu pasti. Mungkin ada sangkut pautnya dengan gambar jarahan Rajawali Emas di dadaku ini. Tadi aku merasa dad
"Ruhjelita, agaknya sejak lama ada yang tidak beres dinegeri ini. Jangan sampai berita yang tidak benar mengadu domba kita yang saling bersahabat..." kata Arya."Betul! Dan ketidak beresan itu terjadi sejak kalian muncul di Negeri ini!" tukas Ruhjelita."Dengar dulu," kata Arya pula. "Sahabatku Bintang seorang pemuda berhati polos. Jika dia sudah menganggap seseorang sahabatnya termasuk dirimu, maka dia akan membelamu walau dia harus mengucurkan darah bahkan menyerahkan nyawa! Apa kau percaya begitu saja kalau dia menyebar kabar pengakuan bahwa dia telah melakukan perbuatan mesum denganmu. Apa mungkin dia mempermalukan dirinya sendiri? Apa kau percaya begitu saja akan kabar yang tersebar bahwa dia telah merusak kehormatan Ruhkemboja dan Ruhkenanga? Apa kau percaya begitu saja kalau yang memberikan kesaksian adalah Jin Muka Seribu yang semua orang di Negeri ini tahu siapa dia adanya!""Pemuda mata juling! Kau pandai bicara! Memang mungkin tidak bisa percaya begit
RUHCINTA cepat balikkan badan. Darahnya ter sirap ketika melihat siapa yang tegak di hadapannya. "Kau lagi! Kau masih saja mengikuti diriku!" Orang yang berdiri di hadapan Ruhcinta ternyata adalah sosok berpakaian jerami kering hitam yang mukanya dibalut dengan tanah liat hitam."Harap maafkan diriku kalau kehadiranku mem buat dirimu terganggu. Tapi pembicaraan kita tempo hari belum selesai. Antara kita masih ada persoalan yang menggantung tanpa kejelasan. Dulu atas permintaanmu aku telah memperlihatkan wajahku yang asli. Padahal sebelumnya aku sudah mempunyai kaul tidak akan memperlihatkan wajahku pada siapapun sebelum rahasia hidupku tersingkap. Aku merasa pasrah karena sangat mengharapkan pertolongan. Sebaliknya saat itu kau berjanji akan memberitahu hal-hal yang menyangkut dirimu. Apakah sekarang saatnya Kau bisa memberitahu padaku?""Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum bisa memberi tahu..." jawab Ruhcinta.Si muka tanah liat kelihatan kecewa
Si nenek termenung beberapa lamanya mendengar kata-kata Bayu itu. Hatinya mulai was-was. Dia lalu melangkah lebih dekat. "Dengar, aku akan menolong kalian berdua. Tapi tidak sahabat kalian bernama Bintang itu. Dosanya kelewat besar untuk diberi pertolongan. Juga ingat! Kalau nanti setelah menolong ternyata aku benar-benar kentut dari mulut, dengan ilmu kesaktianku aku bisa memindahkan mulutmu ke pantat dan pantatmu ke jidat!"Bayu tersenyum lalu kedipkan matanya pada Arya. "Kau mau menolong kami atau tidak kami tidak perduli! Tidak kau yang menolong pasti nanti ada lain orang berbaik budi menolong kami! Sebentar lagi sore akan segera berganti malam! Kentut dari mulut biasanya mulai kumat begitu sang surya sudah tenggelam!""Dasar sialan! Jangan kau menakut-nakuti diriku!" Kata si nenek muka kuning. Tapi saat itu juga dia sudah alirkan hawa sakti ke tangan kanannya. Dengan ilmu kesaktian bernama Menahan Darah Memindah Jazad dengan mudah nenek muka kuning ini melepaskan
JIN Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa Ksatria Pengembara ke sebuah lembah kecil dan sunyi. Saat itu udara mulai redup karena ambang sore tak lama lagi akan memasuki senja. Seperti dituturkan sebelumnya, dengan serangkum angin aneh yang keluar dari tangan kirinya Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah membuat tubuh Ksatria Pengembara berada dalam keadaan kaku tak bisa bergerak tak bisa bersuara. Ternyata kakek sakti itu memiliki semacam ilmu totokan tanpa menyentuh.Di satu tempat Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab hentikan larinya. Sosok Bintang dilemparkannya begitu saja ke tanah hingga berguling-guling dan baru berhenti setelah tertahan sebuah batu besar. Si kakek kemudian melompat ke atas batu itu. Tangan kirinya diangkat ke atas. Serangkum angin menyapu permukaan wajah Ksatria Pengembara. Saat itu juga Bintang merasa tenggorokannya yang sebelumnya seperti tercekik kini menjadi lega. Dia bisa bersuara.Tapi sekujur tubuhnya masih tetap dalam keadaan kaku."Jin Sejuta Tanya S
"Jangan-jangan ada Dewi atau Dewa yang membantu jahanam ini!" pikir Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Dia kembali memandang berkeliling. Tapi tetap saja dia tidak melihat siapa-siapa.Tiba-tiba Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab mendengar suara mendesis aneh disertai bergeletarnya tanah yang dipijaknya. Memandang ke depan terkejutlah kakek ini. Tali yang tadi dibuatnya dari akar gantung dan hendak dipakai untuk menggantung Bintang, sedikit demi sedikit berubah menjadi sosok seekor ular hitam."Desss!"Tali akar gantung putus di bagian yang mengikat pergelangan Kedua kaki Ksatria Pengembara. Ujung tali berubah menjadi ekor. Kini keseluruhan tali berubah menjadi seekor ular hitam berkepala besar hampir sepanjang tiga tombak."Ilmu hitam jahanam!""Siapa takut!" teriak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Segera dia angkat tangan kanannya, siap menghantam kepala ular dengan pukulan tangan kosong mengandung hawa sakti tinggi.Hampir tangannya menghantam tiba-