"Ruhjelita, agaknya sejak lama ada yang tidak beres dinegeri ini. Jangan sampai berita yang tidak benar mengadu domba kita yang saling bersahabat..." kata Arya.
"Betul! Dan ketidak beresan itu terjadi sejak kalian muncul di Negeri ini!" tukas Ruhjelita.
"Dengar dulu," kata Arya pula. "Sahabatku Bintang seorang pemuda berhati polos. Jika dia sudah menganggap seseorang sahabatnya termasuk dirimu, maka dia akan membelamu walau dia harus mengucurkan darah bahkan menyerahkan nyawa! Apa kau percaya begitu saja kalau dia menyebar kabar pengakuan bahwa dia telah melakukan perbuatan mesum denganmu. Apa mungkin dia mempermalukan dirinya sendiri? Apa kau percaya begitu saja akan kabar yang tersebar bahwa dia telah merusak kehormatan Ruhkemboja dan Ruhkenanga? Apa kau percaya begitu saja kalau yang memberikan kesaksian adalah Jin Muka Seribu yang semua orang di Negeri ini tahu siapa dia adanya!"
"Pemuda mata juling! Kau pandai bicara! Memang mungkin tidak bisa percaya begit
RUHCINTA cepat balikkan badan. Darahnya ter sirap ketika melihat siapa yang tegak di hadapannya. "Kau lagi! Kau masih saja mengikuti diriku!" Orang yang berdiri di hadapan Ruhcinta ternyata adalah sosok berpakaian jerami kering hitam yang mukanya dibalut dengan tanah liat hitam."Harap maafkan diriku kalau kehadiranku mem buat dirimu terganggu. Tapi pembicaraan kita tempo hari belum selesai. Antara kita masih ada persoalan yang menggantung tanpa kejelasan. Dulu atas permintaanmu aku telah memperlihatkan wajahku yang asli. Padahal sebelumnya aku sudah mempunyai kaul tidak akan memperlihatkan wajahku pada siapapun sebelum rahasia hidupku tersingkap. Aku merasa pasrah karena sangat mengharapkan pertolongan. Sebaliknya saat itu kau berjanji akan memberitahu hal-hal yang menyangkut dirimu. Apakah sekarang saatnya Kau bisa memberitahu padaku?""Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum bisa memberi tahu..." jawab Ruhcinta.Si muka tanah liat kelihatan kecewa
Si nenek termenung beberapa lamanya mendengar kata-kata Bayu itu. Hatinya mulai was-was. Dia lalu melangkah lebih dekat. "Dengar, aku akan menolong kalian berdua. Tapi tidak sahabat kalian bernama Bintang itu. Dosanya kelewat besar untuk diberi pertolongan. Juga ingat! Kalau nanti setelah menolong ternyata aku benar-benar kentut dari mulut, dengan ilmu kesaktianku aku bisa memindahkan mulutmu ke pantat dan pantatmu ke jidat!"Bayu tersenyum lalu kedipkan matanya pada Arya. "Kau mau menolong kami atau tidak kami tidak perduli! Tidak kau yang menolong pasti nanti ada lain orang berbaik budi menolong kami! Sebentar lagi sore akan segera berganti malam! Kentut dari mulut biasanya mulai kumat begitu sang surya sudah tenggelam!""Dasar sialan! Jangan kau menakut-nakuti diriku!" Kata si nenek muka kuning. Tapi saat itu juga dia sudah alirkan hawa sakti ke tangan kanannya. Dengan ilmu kesaktian bernama Menahan Darah Memindah Jazad dengan mudah nenek muka kuning ini melepaskan
JIN Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa Ksatria Pengembara ke sebuah lembah kecil dan sunyi. Saat itu udara mulai redup karena ambang sore tak lama lagi akan memasuki senja. Seperti dituturkan sebelumnya, dengan serangkum angin aneh yang keluar dari tangan kirinya Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah membuat tubuh Ksatria Pengembara berada dalam keadaan kaku tak bisa bergerak tak bisa bersuara. Ternyata kakek sakti itu memiliki semacam ilmu totokan tanpa menyentuh.Di satu tempat Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab hentikan larinya. Sosok Bintang dilemparkannya begitu saja ke tanah hingga berguling-guling dan baru berhenti setelah tertahan sebuah batu besar. Si kakek kemudian melompat ke atas batu itu. Tangan kirinya diangkat ke atas. Serangkum angin menyapu permukaan wajah Ksatria Pengembara. Saat itu juga Bintang merasa tenggorokannya yang sebelumnya seperti tercekik kini menjadi lega. Dia bisa bersuara.Tapi sekujur tubuhnya masih tetap dalam keadaan kaku."Jin Sejuta Tanya S
"Jangan-jangan ada Dewi atau Dewa yang membantu jahanam ini!" pikir Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Dia kembali memandang berkeliling. Tapi tetap saja dia tidak melihat siapa-siapa.Tiba-tiba Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab mendengar suara mendesis aneh disertai bergeletarnya tanah yang dipijaknya. Memandang ke depan terkejutlah kakek ini. Tali yang tadi dibuatnya dari akar gantung dan hendak dipakai untuk menggantung Bintang, sedikit demi sedikit berubah menjadi sosok seekor ular hitam."Desss!"Tali akar gantung putus di bagian yang mengikat pergelangan Kedua kaki Ksatria Pengembara. Ujung tali berubah menjadi ekor. Kini keseluruhan tali berubah menjadi seekor ular hitam berkepala besar hampir sepanjang tiga tombak."Ilmu hitam jahanam!""Siapa takut!" teriak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Segera dia angkat tangan kanannya, siap menghantam kepala ular dengan pukulan tangan kosong mengandung hawa sakti tinggi.Hampir tangannya menghantam tiba-
Setelah ditinggal si nenek muka kuning Ruhkentut alias Jin Selaksa Angin, Bayu dan Arya yang masih ditemani lelaki banci Betina Bercula berusaha mencari Bintang. Tentu saja mereka tidak tahu kemana Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa kabur pemuda itu. Mereka hanya melihat arah lenyapnya Si kakek. Ke arah itulah Kedua orang ini coba menyelusuri jejak Bintang.Sambil berlari sesekali Bayu memandang ke langit. Sebentar lagi sang surya akan segera tenggelam. "Aku khawatir..." kata Bayu."Apa yang kau khawatirkan?" tanya Arya"Sahabat kita itu. Jangan-jangan dia sudah dipesiangi oleh Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab!"Arya tak berani menjawab."Bayu, tunggu. " Arya tiba-tiba berseru lalu hentikan larinya."Ada apa?" tanya Bayu ketika dilihatnya Arya berdiri diam sambil memegangi daun telinganya sebelah kanan yang dipasang terbalik oleh Jin Selaksa Angin."Aku mendengar suara bising di belakang sana.""Telingamu salah pasang! Anginpun
"Hai apa yang kalian bisikkan tadi?" bertanya Betina Bercula. "Jangan-jangan kau mau menyerahkan aku pada kakek berjubah ungu itu sebagai tumbal!""Harap kau diam saja. Lihat saja nanti apa yang terjadi. Jika aku perlu bantuanmu jangan bertindak lalai!" jawab Arya.Dua kakek itu tentu saja sama-sama terkejut me- lihat kemunculan Bayu yang tidak terduga. Bayu bertindak cepat. Sebelum salah seorang dari dua kakek itu berbuat atau mengucapkan sesuatu dia sudah melompat ke hadapan Pawungu sambil membuka kancing-kancing bajunya hingga dadanya tersingkap lebar.Pawungu yang hendak membentak garang menjadi kecut begitu matanya melihat gambar seekor Rajawali Emas bergelung di dada Bayu."Pemuda, apa maumu...?" tanya Pawungu. Ketika menjawab Bayu sengaja besar-besarkan suaranya. "Pawungu, kau mempunyai otak tapi tidak mau berpikir. Kau mempunyai hati tapi tidak menaruh perasaan. Lekas berlutut di hadapanku! Aku Rajawali Emas Langit Ketujuh ingin bicara denganmu!"
"Asyikkk.... Enak 'kan...? Enak 'kan?! Hangat- hangat pedas!" kata Bayu pula pada Pawungu lalu tertawa gelak-gelak. Betina Bercula ikut tertawa terpingkal-pingkal."Aku puas! Ha... ha... ha! Kaulku kesampaian!" kata Arya dan tertawa mengekeh lalu tarik kembali celananya ke atas."Kalian berdua! Jahanam terkutuk! Aku bersumpah akan membunuh kalian! Sebelum mati aku akan menyiksa kalian habis-habisan!" teriak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab."Kakek Sejuta Tolol Sejuta Bodoh!" teriak Bayu. "Kau bersabarlah! Giliranmu segera datang!" Bayu membisikkan sesuatu ke telinga Arya lalu dia berkelebat lenyap ke balik kerapatan pepohonan di ujung lembah. Tak lama kemudian Bayu kembali. Dia membawa sesuatu yang dibungkus dalam daun talas."Apa yang kau dapat?" tanya Arya."Lumayan banyak," jawab Bayu lalu membuka bungkusan daun talas dan memperlihatkan isinya pada Arya seraya berkata. "Semut rangrang tujuh ekor. Cacing tanah tiga ekor. Kalajengking dua ekor. Anak
"Dewi Awan Putih! Kau... kau yang barusan menyerang kami?" Bayu yang pertama sekali bersuara."Jangan banyak mulut! Mana sahabat kalian yang bernama Bintang itu?!""Kelihatannya ada kemarahan besar dalam diri Dewi itu," bisik Arya."Kami... kami justru sedang mencarinya," menjelaskan Bayu.Dewi Awan Putih memandang berkeliling. Matanya membesar ketika memperhatikan Betina Bercula. "Aku tahu, kalian berdusta! Kalian pasti mengetahui dimana dia berada. Tapi tidak apa! Aku pasti akan menemukan pemuda itu! Jika urusanku dengan dia sudah selesai kalian berdua dan juga lelaki berdandan seperti perempuan ini akan menerima bagian!"Hai! Apa salah kami!" kata Betina Bercula."Dewi Awan Putih, katakan apa yang terjadi. Kami lihat kau tengah dilanda amarah besar!""Bukan cuma aku! Tapi semua Dewi dan Dewa di Negeri Atas Langit!"Bayu dan Arya saling berpandangan. "Apa pasal para Dewi dan para Dewa marah-marah?" tanya Bayu."Bunda D