Share

Berikan Pengawalan

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2025-04-28 19:52:33

Pagi sekali Erik telah datang ke mansion mewah milik keluarga Easton. Mansion itu sudah menjadi rumah pribadi miliknya, bahkan tuan David sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Melihat keberadaan Erik yang sekarang sedang duduk santai di meja makan, Carol yakin kalau adiknya itu telah menunggu mereka cukup lama. Lihat saja wajah kusamnya yang tampak menderita.

"Kau lama sekali. Aku sudah lapar!" teriak Erik. Carol memukul kepala belakang Erik pelan. Wanita itu kesal melihat adiknya duduk dengan santai di rumah ayah mertuanya tanpa memberitahunya lebih dulu.

"Kapan kau datang?" tanya Carol sinis. Erik tak peduli dengan tatapan mata kakaknya yang kini tengah memelototinya.

"Sejak tadi pagi. Aku menginap di rumah Eva lalu datang kemari atas perintah ayah." Erik melirik penuh kesombongan di matanya. Berkat tuan Easton yang sering memanjakannya, kini Erik mulai berani bertingkah seperti pemilik rumah.

"Kau tak datang ke pesta tuan Albert? Aku lupa memberikan hadiah padanya." tadi mal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Cinta Lama

    Selama berada di mansion mewah milik keluarga Easton, Carol cukup banyak tahu seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh keluarga itu sehingga dinobatkan sebagai keluarga paling terpandang di Amberfest. Sejak tadi pagi, dirinya ingin sekali menjelajahi seisi mansion. Sayangnya, Damian terus mengikutinya. Beruntung hari ini Ken datang membawa setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan."Ini ruangan apa?" Carol memandang kagum ruangan besar yang berada di lantai bawah dekat selasar menuju arah gazebo utara. Ruangan itu tak dikunci tapi pintunya terasa berat saat didorong. Carol mencari celah untuk masuk dan dia berhasil memasuki ruangan itu. "Wow. Perpustakaan?" Carol menyusuri setiap rak buku yang tersusun banyak sekali buku tebal. Menyentuh setiap rak kayu gagah yang tak lapuk dimakan usia. Mata Carol tertuju pada setumpuk buku yang tampak familiar di matanya. Buku yang pernah dilihatnya di gudang rumah lamanya. Saat Carol membuka buku itu, mata Carol terbelalak. Ia terkejut meli

    Last Updated : 2025-04-29
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Memberi Cucu Pewaris

    "Carol telah mengetahui semuanya." Damian berdiri di depan jendela yang mengarah ke taman belakang rumah ayahnya. Satu helaan napas ke luar dari mulutnya. Sepertinya sangat lelah sekali. "Apa yang dia katakan? Dia marah?" tanya Erik yang tengah memainkan bola kecil di atas meja biliar. Damian mengangguk. "Wajar saja. Kau tahu, dia mengalami banyak penderitaan saat kau pergi. Aku yang menemaninya. Lalu, kakek menikahkannya dengan Henry. Pria jahat itu." Damian menoleh. Tangannya mengepal marah. Hampir saja gelas yang tengah dipegangnya hancur berantakan. Mendengar nama Henry membuat darahnya mendidih. "Pria itu menjadikan Carol sebagai pemikat. Carol sering bercerita, Henry selalu mengancamnya mencari investor untuk membantu projeknya. Lebih gilanya lagi, seluruh hasil desain miliknya diakui oleh Henry." Erik terdiam. Terlalu malas melanjutkan permainan, ia memilih bergabung dengan Damian. "Apa yang dia lakukan setelah itu?"

    Last Updated : 2025-04-30
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Tania Mengamuk

    "Damian?" Carol mencari sosok Damian di sampingnya. Masih terasa hangat, berarti suaminya itu belum pergi terlalu lama. Carol menggeliat sejenak, merapikan ototnya yang kaku karena sesi percintaan dengan suaminya semalam. Mengingat hal itu, pipi Carol langsung memerah malu. "Morning!" sapa Damian. Pria itu baru saja ke luar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk di pinggangnya. Carol meneguk ludahnya kasar. Ia ingat, semalam Damian juga sama berpenampilan seksi seperti itu saat mereka bercinta. "Morning. Maaf, aku bangun terlambat." Carol berusaha beranjak dari tempat tidur namun tangan Damian menahannya. "Tak masalah. Kau hari ini tidak usah masuk kantor. Nanti Ken akan mengantarkan mu pulang ke rumah lalu ke kantorku." Damian duduk di tepi ranjang lalu menarik tubuh Carol yang masih lemas. Wajahnya kusut karena baru bangun, rambutnya pun masih berantakan. Damian mengecup keningnya. "Ya, aku masih merasa lemas dan mengantuk." Carol bangun dari tempat tidurnya. Berjala

    Last Updated : 2025-05-01
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Berita Perceraian

    [Breaking news: CEO Deluxe Corp telah mengumumkan perceraiannya ke publik dan berencana memperkenalkan calon istri barunya setelah acara di ulang tahun perusahaan bulan depan ]"Apa ini? Perceraian? Henry tak pernah membicarakan ini padaku!" gumam Carol lirih. Saat Carol mematikan televisi di ruangannya, telpon di meja berdering. Carol menjawabnya dengan mata penuh waspada. 'Nyonya Carol, dengan berat hati kami mengumumkan jika hari ini adalah hari terakhir anda bekerja.'"Apa maksud kalian? Hari terakhir bekerja?" Carol menggeram, rahangnya mengeras menahan amarah. 'Tuan Henry yang memerintahkan kami untuk memecat anda. Harap segera ke luar dari dalam ruangan.'"Apa maksud kalian—" Tut Tut Tut Carol membanting telponnya dengan kasar. Ia keluar dari ruangannya menuju ruangan Henry yang terletak di lantai sepuluh. Ia berjalan tergesa-gesa hingga tak sadar telah menabrak seseorang yang akan memasuki lift. "Kenapa dia terburu-buru?" gumam orang itu sebelum masuk ke dalam lift. Car

    Last Updated : 2025-03-07
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Pertemuan Yang Menggoda

    Satu minggu yang lalu.Carol menghela napas panjang setelah perdebatan panjang dengan kliennya yang memakan waktu hampir satu jam lamanya. Sudah lewat jam makan siang tapi pria di depannya ini masih juga tak mau beranjak dari tempat duduknya. Entah apa yang membuat ia begitu ingin banyak bicara dengannya."Perusahaan kami sangat kompeten dalam menjalin hubungan komunikasi dengan berbagai investor. Kami pastikan tidak ada kekurangan satu pun dalam pengerjaan proyek pembangunan hotel tersebut," tegas Carol seakan ingin segera mengakhiri pertemuannya dengan kliennya ini.Pria ini, satu diantara klien mahal milik Carol yang harus dipertahankan. Rumor mengatakan, pria ini jarang sekali mau berbicara lama dengan siapapun. Yang paling terbaru adalah pertemuan dengan pemilik resort mewah di pantai Eden. Ia hanya membutuhkan waktu lima menit untuk bertemu tanpa sempat berbincang. "Aku tahu. Besok kirimkan proposal tambahan yang kau sebutkan tadi. Ini target awal tahun dan harus ada di susunan

    Last Updated : 2025-03-07
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Dia Mengusirku

    Carol pulang dalam keadaan mabuk. Sepulang kerja tadi, ia mampir dulu ke bar milik sahabatnya, Kimi. Sekedar menghilangkan penat di kepalanya, Carol menenggak dua gelas champagne. Ia sadar jika memiliki toleransi alkohol yang rendah, hanya saja tingkat keegoisan dan harga dirinya sangatlah tinggi. Setiap kali sahabatnya mengejek, ia akan melawan dengan menyodorkan gelasnya. Namun ia kalah, baru dua teguk langsung terkapar di meja bar."Dari mana saja kau?" Henry datang menghampiri Carol yang nampak kusut. Pakaian, riasan dan rambutnya bagaikan pengemis pinggiran kota. Henry mengernyit jijik. Ia sangat anti dengan segala hal yang kotor dan bau. "Kau seperti pengemis. Mandi dan tidurlah." Carol tak mengindahkan kata-kata yang keluar dari bibir suaminya. Kepalanya masih berputar hebat tapi ia masih bisa melihat dengan jelas wajah tampan suaminya. Dengan langkah terhuyung, ia berjalan mendekati Henry yang menghindarinya. "Kau!" bau alkohol menguar di udara. Henry menahan napasnya. Ia b

    Last Updated : 2025-03-07
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Pengusiran Kedua Kali

    Malam itu, Carol kembali ke rumah keluarga Parker untuk meminta keadilan. Ia berharap keluarga besar Parker akan membelanya dari segala perlakuan Henry. Namun yang didapatkan adalah perlakuan yang sama. Ia diusir, seluruh barang-barangnya dibuang. "Pergi kau dari rumah ini! Keluarga Parker tidak membutuhkan hama sepertimu di sini!" Nyonya Emma Welson berteriak keras hingga membuat seluruh pelayan di mansion mewah itu tersentak kaget. Carol yang baru saja pulang dari rumah sahabatnya terkejut, karena tiba-tiba ibu mertuanya itu memakai dirinya dengan kata-kata kotor. Sementara di sudut sana, Henry Parker suaminya hanya berdiam diri sambil meneguk minuman di gelas tinggi. Ia hanya tersenyum sinis melihat istrinya diperlakukan kasar oleh ibunya. "Apa maksud ibu? Apa salahku hingga harus diusir dari rumah ini?" Carol membela diri. Ia merasa tak bersalah sama sekali. Ia berjalan mendekati ibu mertuanya untuk meminta penjelasan tapi tangannya yang hendak memegang lengan nyonya Emma langs

    Last Updated : 2025-03-07
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Diremehkan Orang

    Carol berjalan terseok-seok menyusuri jalanan panjang menuju jalan raya menuju arah pusat kota Amberfest. Ia mengurungkan niatnya menginap di rumah peninggalan ibunya. Besok pagi, ia harus mencari pekerjaan untuk menopang kehidupannya. Carol berdiri di tepi jalan besar, tiba-tiba sebuah taksi berhenti. Seorang wanita membuka jendela kaca, menatap Carol dengan tatapan sinis. "Kau pengemis?" "Aku terlihat seperti pengemis?" Carol balik bertanya. Wajah Carol terlihat kusam mengerikan. Rambut acak-acakan, riasan wajah hancur, mata merah dan hidung yang berair. Mungkin karena itu, wanita asing itu bertanya padanya. "Kau sedang menunggu taksi?" wanita itu kembali bertanya. Carol mengangguk pelan. "Ah, kalau begitu ikutlah denganku sampai jalan raya menuju kota. Kudengar di sini sangat sulit mencari kendaraan." Carol masih terdiam di tempatnya. Ia masih mencerna ucapan wanita asing di depannya. Karena lama tak ada jawaban, wanita asing itu membuka pintu mobil lalu menarik Carol masuk. Ia

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Tania Mengamuk

    "Damian?" Carol mencari sosok Damian di sampingnya. Masih terasa hangat, berarti suaminya itu belum pergi terlalu lama. Carol menggeliat sejenak, merapikan ototnya yang kaku karena sesi percintaan dengan suaminya semalam. Mengingat hal itu, pipi Carol langsung memerah malu. "Morning!" sapa Damian. Pria itu baru saja ke luar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk di pinggangnya. Carol meneguk ludahnya kasar. Ia ingat, semalam Damian juga sama berpenampilan seksi seperti itu saat mereka bercinta. "Morning. Maaf, aku bangun terlambat." Carol berusaha beranjak dari tempat tidur namun tangan Damian menahannya. "Tak masalah. Kau hari ini tidak usah masuk kantor. Nanti Ken akan mengantarkan mu pulang ke rumah lalu ke kantorku." Damian duduk di tepi ranjang lalu menarik tubuh Carol yang masih lemas. Wajahnya kusut karena baru bangun, rambutnya pun masih berantakan. Damian mengecup keningnya. "Ya, aku masih merasa lemas dan mengantuk." Carol bangun dari tempat tidurnya. Berjala

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Memberi Cucu Pewaris

    "Carol telah mengetahui semuanya." Damian berdiri di depan jendela yang mengarah ke taman belakang rumah ayahnya. Satu helaan napas ke luar dari mulutnya. Sepertinya sangat lelah sekali. "Apa yang dia katakan? Dia marah?" tanya Erik yang tengah memainkan bola kecil di atas meja biliar. Damian mengangguk. "Wajar saja. Kau tahu, dia mengalami banyak penderitaan saat kau pergi. Aku yang menemaninya. Lalu, kakek menikahkannya dengan Henry. Pria jahat itu." Damian menoleh. Tangannya mengepal marah. Hampir saja gelas yang tengah dipegangnya hancur berantakan. Mendengar nama Henry membuat darahnya mendidih. "Pria itu menjadikan Carol sebagai pemikat. Carol sering bercerita, Henry selalu mengancamnya mencari investor untuk membantu projeknya. Lebih gilanya lagi, seluruh hasil desain miliknya diakui oleh Henry." Erik terdiam. Terlalu malas melanjutkan permainan, ia memilih bergabung dengan Damian. "Apa yang dia lakukan setelah itu?"

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Cinta Lama

    Selama berada di mansion mewah milik keluarga Easton, Carol cukup banyak tahu seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh keluarga itu sehingga dinobatkan sebagai keluarga paling terpandang di Amberfest. Sejak tadi pagi, dirinya ingin sekali menjelajahi seisi mansion. Sayangnya, Damian terus mengikutinya. Beruntung hari ini Ken datang membawa setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan."Ini ruangan apa?" Carol memandang kagum ruangan besar yang berada di lantai bawah dekat selasar menuju arah gazebo utara. Ruangan itu tak dikunci tapi pintunya terasa berat saat didorong. Carol mencari celah untuk masuk dan dia berhasil memasuki ruangan itu. "Wow. Perpustakaan?" Carol menyusuri setiap rak buku yang tersusun banyak sekali buku tebal. Menyentuh setiap rak kayu gagah yang tak lapuk dimakan usia. Mata Carol tertuju pada setumpuk buku yang tampak familiar di matanya. Buku yang pernah dilihatnya di gudang rumah lamanya. Saat Carol membuka buku itu, mata Carol terbelalak. Ia terkejut meli

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Berikan Pengawalan

    Pagi sekali Erik telah datang ke mansion mewah milik keluarga Easton. Mansion itu sudah menjadi rumah pribadi miliknya, bahkan tuan David sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Melihat keberadaan Erik yang sekarang sedang duduk santai di meja makan, Carol yakin kalau adiknya itu telah menunggu mereka cukup lama. Lihat saja wajah kusamnya yang tampak menderita. "Kau lama sekali. Aku sudah lapar!" teriak Erik. Carol memukul kepala belakang Erik pelan. Wanita itu kesal melihat adiknya duduk dengan santai di rumah ayah mertuanya tanpa memberitahunya lebih dulu. "Kapan kau datang?" tanya Carol sinis. Erik tak peduli dengan tatapan mata kakaknya yang kini tengah memelototinya."Sejak tadi pagi. Aku menginap di rumah Eva lalu datang kemari atas perintah ayah." Erik melirik penuh kesombongan di matanya. Berkat tuan Easton yang sering memanjakannya, kini Erik mulai berani bertingkah seperti pemilik rumah. "Kau tak datang ke pesta tuan Albert? Aku lupa memberikan hadiah padanya." tadi mal

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Mengincar Sesuatu

    Setelah pesta selesai, Carol mengajak Damian menemaninya ke toilet samping gedung. Damian mengikutinya. Pria itu berdiri di depan pintu masuk toilet sambil memainkan ponselnya. Ken sejak tadi menghubunginya karena tak menemukan tuannya di dalam gedung. Dari arah berlawanan, dua orang wanita datang dengan langkah tenang. Hingga keduanya terkejut melihat sosok Damian tengah berdiri di sana. "Wow, aku tak perlu mencarinya tapi dia sudah berada di depanku."Hailey, salah satu wanita yang melihat Damian lebih dulu seketika membenahi rambut dan gaunnya. Ia ingin sekali mengambil kesempatan langka ini untuk mendekati sang pria idaman yang digilai banyak wanita. "Damian? Sedang apa dia di sini?" gumam Tania, wanita masa lalu Damian yang kini telah diusir dari hidupnya. Dia adalah satu-satunya wanita yang pernah dekat dengan pria dingin seperti Damian. Namun semuanya berubah setelah dirinya ketahuan berselingkuh di belakangnya. Tania menyesali perbuatannya. Nekat, Hailey mendekati Damian.

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Pesta Ulang Tahun Pemilik Agensi

    Pesta ulang tahun Albert Bens sangatlah mewah. Dengan aneka hiasan ruangan bernuansa emas dan ungu, menampilkan tahta tinggi keluarga Bens yang sangat terkenal di dunia hiburan. Dia adalah pendiri Luminous entertainment yang menghasilkan banyak aktor dan aktris terkenal juga legendaris. Luminous adalah saingan terberat Fively entertainment milik tuan Gallant. Damian datang bersama Carol bersama asistennya Ken. Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam ruangan pesta. Carol tak hentinya membuka mulutnya pertanda dirinya kagum dengan dekorasi pestanya. Damian menggenggam tangan Carol dengan erat di balik sarung tangan putih yang dipakai olehnya. Matanya lurus memandang sekitar ruangan. Satu dua pasang mata mulai tertuju pada mereka. Hingga seorang wartawan datang mendorong sebuah pengeras suara kecil terarah ke wajah keduanya. Damian hanya membalas dengan senyuman sedangkan Carol hanya menunduk. Wanita itu malu. "Apakah tuan Damian datang ke pesta ulang tahun tuan Albert bersama den

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Merencanakan Sesuatu

    "Kau sudah pulang?" Carol menghempaskan tubuhnya ke atas sofa di ruang tengah. Tubuhnya sangat lelah dan ia butuh istirahat. Tapi aroma kue jahe kesukaannya membuat hidung wanita itu bergetar dan kini mulai bersemangat lagi. Dua keping kue jahe pun lenyap ke dalam perutnya. Damian yang meliriknya dari balik kacamata baca hanya terkekeh. Tingkah Carol sangat menggemaskan, pikirnya. "Aku tadi berkeliling butik di mall palace yang kau dirikan tujuh tahun lalu." Damian menganggukkan kepalanya. Ia tahu hal itu dari pengawalnya yang menyamar. "Aku membeli gaun untuk pesta ulang tahun pendiri Luminous entertainment." "Kau mendapat undangannya?" Carol mengangguk. "Bagaimana kalau kita datang bersama?" "Pendiri Luminous adalah Albert Bens. Putri bungsunya yang cantik adalah kekasih Erik. Apa tidak masalah jika kita berangkat bersama. Kau tahu kan, pasti ada gosip yang beredar di luar sana." mata Carol mengerling. Damian nampak tak peduli sama sekali. "Siapa mereka yang berani menganggu k

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kesepakatan Tersembunyi

    Marco kembali ke ruangannya dengan wajah yang sulit untuk dikatakan. Rencananya menekan Carol menjadi berantakan karena ternyata wanita itu tak seperti yang dikatakan oleh sahabatnya. Ia pikir, Carol adalah wanita yang mudah ditekan dan ditakut-takuti. Ternyata tidak, dia adalah wanita yang gemar melakukan argumen pada lawan bicaranya. "Tenang saja Marco. Carol mudah sekali kau takut-takuti. Ancam saja dia, atau marahi dengan kata-kata menyakitkan hati." Ia ingin sekali berkata kasar pada wanita itu. Namun entah mengapa tiba-tiba saja mulutnya terkunci rapat. Pesona Carol dan posisi Damian yang disebut oleh wanita itu membuatnya bungkam. Apalagi, ia sering mendengar rumor kedekatan Carol dan Damian. Tak menutup kemungkinan kalau keduanya tengah menjalin hubungan lebih dari sekedar bos dan asistennya. Tak bisa berpikir jernih, Marco menyambar kunci mobilnya lalu pergi dari ruangannya. Tujuannya adalah menemui Henry. Pria yang telah dikenalnya lebih dari sepuluh tahun itu memintanya

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kecurigaan

    Carol baru saja meletakkan tablet komputer di atas meja, ketika seseorang tiba-tiba masuk tanpa permisi ke ruangannya. Wangi khas parfum mahal menguar di hidungnya. Damian tak pernah memakai parfum seperti ini. Semua parfum miliknya adalah parfum klasik yang hanya dibuat untuk pemesannya saja. Carol mendongak, ingin melihat siapa yang telah berani masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi. "Selamat pagi nona Carol. Maaf, aku masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu." seorang pria dengan wajah setengah oriental berdiri di depannya. Carol mengenalnya ia pun mempersilakan pria itu duduk di sofa tengah. "Tuan Marco, ada yang bisa saya bantu?" tanya Carol yang kini berpindah duduk di hadapan Marco, pria yang tadi masuk tanpa permisi. "Nona Carol, sejauh mana pengetahuanmu tentang presentasi yang dilakukan Jessi minggu lalu?" Carol mengerutkan dahinya. Kakinya menyilang dengan tangan bersedekap di dadanya. "Apa kau tak tahu, seberapa jauh urusanmu dalam hal mencampuri divisi lain?" Carol

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status