Ikhlas menerima dengan lapang. Mencoba menerima musibah itu dengan sabar, meskipun sakit dan perih. Namun, kenyataan tetaplah kenyataan yang ada memang harus kehilangan.(Nirina Amirul Haqqon – Cinta yang Tergadaikan)***Ledakan keras dari mobil yang ia kendarai tadi. Mobil Haziq meledak, sekarang mobil mewah yang berharga miliaran itu tak berwujud lagi. Haziq masih menjauh. Ia berjalan terseok, mencoba terus berjalan meskipun dengan luka di kakinya. Ia berjalan sudah cukup jauh dari tempatnya tadi. Namun luka di kepalanya sudah tak tertahan lagi. Haziq pingsan di sebuah sungai. Kecelakaan yang dialami Haziq sudah menjadi trending di semua stasiun televisi. Nirina belum tau karena ia belum melihat berita. Ia sibuk mengurus si kembar yang saat ini berada di ruang keluarga Begitu juga Cynthia yang masih sibuk bersama bik Jum di dapur menyiapkan makan siang.Bunyi bel rumah berbunyi. Nirina dan Cynthia yang mendengar segera berdiri untuk membukakan pintu itu.“Biar mama saja yang bu
Merelakan seseorang yang sangat berarti dalam hidup adalah sesuatu yang sulit sekali dilakukan. Ada perasaan sedih yang teramat dalam dan disertai rasa kesepian. Semua perasaan yang rumit itu seakan mengisyaratkan betapa rapuhnya diri ini.(Nirina ~ Cinta yang tergadaikan)***Bau dari obat-obatan tercium merasuki indra penciuman, Nirina terbangun dari pingsan. Ia tahu saat ini berada di rumah sakit. Tak lama Retno masuk menemuinya. Nirina masih terdiam, masih syok dengan apa yang terjadi. Air matanya kembali menetes, Retno mencoba menenangkan sang putri."Kamu harus kuat demi si kembar, Nak," ucapnya menguatkan."Bagaimana aku bisa menjalani semuanya tanpa Mas Haziq, Bu?" tanyanya tergugu."Kamu pasti bisa, Nak. Ibu yakin kamu wanita yang hebat dan kuat," jawab Retno masih tak henti menenangkan sang putri dengan lembut mengusap punggung tangan Nirina."Aku enggak bisa, Bu. Enggak bisa ... katakan semua ini hanya mimpi. Mas Haziq tak mungkin meninggalkan kami, enggak mungkin! Ini en
Kita tidak bisa selamanya tegar, ada momen tertentu yang bisa membuat diri begitu rapuh, tetapi percayalah ALLAH selalu bersama kita.(Nirina-Haziq ~ Cinta yang Tergadaikan)***Sesampainya di rumah, Nirina segera digandeng Cynthia, sedangkan Retno mengurus kedua cucunya. Semua orang mendekat ke arah Nirina mengucapkan bela sungkawa dan mencoba menguatkan wanita muda itu. Air mata Nirina menetes tiada henti.Malamnya setelah salat Isya, tahlil bersama digelar dengan dipimpin dua ustaz keluarga mereka. Banyak kerabat, tetangga maupun sahabat dan teman Haziq yang mengikuti tahlil tersebut.Setelah tahlil bersama selesai, rumah besar itu terlihat sepi sekali. Nirina masuk ke kamar, beruntung kedua putra-putrinya sudah ada persediaan ASI yang sudah ia pompa. Ibu dan bapaknya pun memutuskan tinggal di sini untuk sementara waktu. Nirina mengunci kamarnya, menangis tergugu. Baru tadi pagi Haziq masih berada di sampingnya, memberi pelukan hangat dan kecupan lembut di keningnya. Namun, sekar
Ketika keyakinan adalah alasan terbesar untuk tetap bangkit dan berjuang meraih sesuatu, maka sabar adalah pendampingnya. Nirina memiliki keyakinan itu, berharap dan berjuang untuk mendapatkan kekuatan yang membuat segala sesuatunya jadi mungkin. Nirina percaya sang suami saat ini masih hidup dan ia akan menunggu. Namun, entah sampai kapan ia menunggu?***Tujuh hari sudah Haziq meninggalkan Nirina. Nirina masih mengunci diri di kamar. Ia akan membuka pintu kamarnya saat menyusui baby twin.Aktivitasnya saat ini hanya duduk termenung sambil memeluk foto sang suami. Air matanya selalu menetes tanpa bisa ditahan.Berulang kali Cynthia dan Retno menenangkannya. Namun, tetap sama. Nirina kembali larut dalam kesedihan. Mereka tak tahan melihat itu semua. Padahal yang mereka tau Nirina adalah wanita yang tangguh. Namun, faktanya kehilangan Haziq membuat hati Nirina hancur, bahkan berkeping-keping. Ia rapuh, rasa cinta pada Haziq sudah tertanam kuat di relung hatinya.Kabar terbaru dari Dony
Pagi ini Nirina sudah bersiap menunggu Dony untuk melihat langsung perkembangan kasus Haziq. Ia akan menyusuri tempat kejadian perkara. Berharap bisa menemukan titik terang. Kalau memang Haziq meninggal ia ingin tahu jenazah sang suami.Pukul 08.00 Dony baru sampai rumah Nirina, ia langsung masuk menemui wanita itu. Setelah pamit pada Cynthia dan Retno mereka langsung berangkat menuju tempat yang mereka tuju.“Na, apapun yang terjadi kamu harus kuat. Aku yakin kamu bisa,” ucap Dony menguatkan.“Terima kasih, Mas. Aku ingin melihat dan menyusuri langsung tempat itu. Supaya aku bisa tenang. Setelah itu aku akan menjalani masa Iddah dengan baik. Aku sedih karena belum selesai masa iddah sudah harus keluar, tapi aku ingin hatiku yakin dengan semua ini dengan memastikan langsung sendiri,” tuturnya sambil menunduk sedih.“Aku tahu, niatkan dhorurot, Na. Ini memang berat untukmu. Asal kamu tahu, kami semua ada untukmu,” ujar Dony sambil tersenyum tulus.“Terima kasih banyak, Mas,” ucapnya li
Kakek Nawawi tidak berhenti mengagumi rumah mewah milik Bambang Priambudi. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat rumah seperti yang ada di hadapannya saat ini.“Masyaallah, ini rumahnya orang tuamu, Nak? rumahnya Nak Haziq?” tanyanya memastikan.Haziq tersenyum mengangguk. “Iya, Kek. Kalau Kakek bersedia, Kakek bisa tinggal di sini sampai kapan pun,” jawab pria tampan itu sambil melihat wajah keluarganya. Semua tamu sudah meninggalkan rumah dan tersisa keluarga inti beserta Dony.“Ah, Nak Haziq bisa saja,” ucapnya polos dan menganggap pria tampan yang selama satu tahun lebih itu ditolongnya hanya bercanda.“Aku serius, Kek. Aku berharap Kakek mau tinggal di sini bersama kami, menikmati hari tua Kakek di sini,” ucapnya serius dan tulus tanpa menghilangkan senyum di wajah tampannya.Pria berusia senja itu mengukir senyum hangat. “Terima kasih, Nak. Maaf, Kakek tidak bisa! Kakek lebih nyaman tinggal di desa. Membantu masyarakat yang membutuhkan jasaku. Kapan saja kalau kalian rindu bi
Dua puluh tiga tahun berlalu.Nirina dan Haziq hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Zayyan dan Filzah tumbuh menjadi pemuda dan pemudi yang cantik dan tampan idola banyak orang. Zayyan yang memilih menjadi pengacara dan Filzah menjadi desainer kelas dunia. Mereka tidak ada yang berminat untuk melanjutkan bisnis keluarga Priambudi, tetapi sesekali Zayyan dan Filzah harus tetap bersedia terjun untuk mengurus perusahaan yang sudah beralih atas nama mereka. Ya, meskipun terpaksa karena yang kadang dibutuhkan oleh asisten pribadi mereka adalah tanda tangan. Zayyan dan Filzah menyerahkan semua urusan perusahaan pada orang kepercayaan keluarga. Sebagai orang tua, Haziq dan Nirina pun mau tidak mau menghargai keputusan dua buah hatinya itu.Lantas, bagaimana dengan Dokter Dony? Sahabat yang sudah berkorban besar untuk keluarga Priambudi. Ya, enam bulan setelah pernikahan kembali Haziq dan Nirina, dokter tampan dengan dua lesung pipi itu menikahi asisten pribadinya yang diam-diam di
Mulailah pahami bahwa penderitaan, kekecewaan, dan kesedihan bukan untuk menyusahkan, merendahkan atau merampas martabat kita, tetapi untuk mendewasakan dan mengubah kita supaya menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah.(Azzura Balbina Ayyubi – Cahaya Cinta Azzura)🌻🌻🌻Tumbuh dan dibesarkan di panti asuhan membuat Azzura menjadi sosok yang kuat, cekatan, mandiri, dan berjiwa besar. Ia sendiri tidak pernah mengetahui wajah kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya konon meninggal dunia disebabkan kecelakaan pesawat. Setidaknya itulah yang dia dengar dari Bu Winda, yang mengetahui cerita itu dari warga yang mengantarkannya ke panti milik Bu Winda.Kini usia gadis cantik itu sudah dua puluh satu tahun. Karena kepintaran dan kecerdasannya, berulang kali dia mendapatkan beasiswa. Bukan saja di dalam negeri, dia pun pernah mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Namun, dia menolak dengan alasan tidak mau meninggalkan Bu Winda dan adik-adik panti yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.S