Share

Bab 54. Mantan

Bab 54. Mantan

Wajah Naina terlihat sendu. Ketika menyampaikan berita duka. Jelas, mata bening itu terlihat berkaca-kaca. Seolah sebentar lagi akan ada badai yang akan segera menghantam. Kehilangan ibu adalah duka yang mendalam.

Aku langsung kembali menuju ke ruang ICU, yang baru saja tadi ditinggalkan. Di dalam ruang pasien terihat dokter, dan perawat sedang melepas alat-alat medis dari tubuh Nyai Rosmah. Sementara, bapak mertua hanya menunduk lesu, di samping jenazah istri tercintanya. Aku berusaha menghibur Haji Rusman dengan memberi semangat.

"Yang sabar, Pak. Semoga Ibu diterima disisi Gusti Allah. Dan keluarga ihklas menerima kepergian beliau," ucapku memberi semangat.

"Iya, Nak Danu. Bapak sudah mengikhlaskan kepergian Ibu menghadap Gusti Allah. Biar bagaimanapun manusia yang hidup pasti akan kembali ke pada Sang Pencipta," ucap bapak lirih. Sudut matanya berembun. Bahu yang terlihat kekar, kini terguncang. Dia begitu rapuh, saat pendamping hidupnya pergi lebih dulu.

Dokter dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status