Share

Bab 42. Nafkah

Bab 42. Nafkah

"Ayah, bagaimana dengan buku yang Ayah terbitkan?" tanya Rafa menatapku.

"Gagi Ayah satu bulan sudah dikirimkan, Nak. Tapi …."

"Tapi kenapa, Yah?"

"Ayah belum buka rekening."

"Nanti biar aku temani saja, Bang. Kalau Abang mau buka rekening."

"Masalahnya Abang gak punya uang buat buka tabungan, Rehan."

"Eh, iya, ya, Bang. Maaf, Bang. Aku juga gak bisa bantu."

"Gapapa, Rehan. Abang ngerti kok. Abang juga gak mau kalau kamu mencuri hanya karena kita miskin."

Rehan bergeming. Kami sama-sama diam seribu bahasa. Hanya suara deru mesin mobil yang terdengar. Gudang tua yang kami tempati tidak jauh dari jalan besar. Suara bising dari arus lalu lintas di jalan raya.

"Aku punya ide, Bang. Gimana kalau aku kerja jadi kuli pasar Tanah Abang. Lumayan hasilnya buat buka rekening tabungan."

"Tapi bagaimana dengan anak buah Bang Togar jika melihatmu bekerja jadi kuli. Mereka pasti akan merampas hasil keringatmu."

Rehan terdiam. Mungkin dia juga memikirkan apa yang baru saja kukatakan ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status