Kalo ulasannya tembus 20, besok aku update 3 bab lagi hehe
Sudah lewat tengah malam, tetapi Elsa masih terjaga. Dia duduk di sofa ruang tamu dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan, campuran cemas dan khawatir yang terus menghantuinya. Malam semakin larut, dan Elsa memutuskan untuk keluar dari apartemen memastikan penjagaan. Namun, rupanya para penjaga masih ada di depan unit apartemen."Apa mereka tidak lelah berdiri di sana?" Elsa menutup pintu menahan kesal sekaligus kasihan pada para penjaga yang terus bergantian berdiri di depan unit apartemen Dustin.Pintu kembali terbuka, kali ini Dustin yang berjalan masuk. Elsa langsung menoleh, keduanya saling bertatapan dan Elsa melihat ada memar di wajah Dustin."Kamu belum tidur?" tanya Dustin sekedar basa basi."Ada apa dengan wajahmu?" Elsa langsung menimpali, tanpa menjawab per
Saat akhir pekan, Dustin menuju ke sebuah lapangan luas bersama Blenda. Di lapangan tersebut telah tersedia helikopter beserta seorang pilot, Blenda mengenakan kacamata saat menoleh ke arah Dustin."Aku ingin kamu belajar mengendarainya dengan benar, helikopter lumayan mahal. Jadi, awas saja kalau sampai kau meledakkannya." ujar Blenda.Dustin hanya melirik, tidak mengatakan apapun saat ia berjalan menghampiri seorang pilot saat mereka akan latihan untuk menerbangkan helikopter. "Kau yang akan menjadi penerusku suatu hari nanti Dustin, jadi aku harus memantaskan dirimu." batin Blenda, kini helikopter mulai mengudara dan angin dari baling-baling mulai berhembus sangat kuat.Setelah Dustin menerbangkan helikopter tersebut, Blenda pun memilih pergi. Sudah beberapa waktu terakhir sejak pernikahan Dustin dan Clara gagal, Blenda tidak pernah bertemu dengan Kellan. Lebih tepatnya, Blenda sedang menghindari pria itu.Namun, ada satu hal yang sangat ingin Blenda pastikan. Yaitu mengenai kondi
Langit sudah hampir gelap, Dustin baru saja selesai dengan latihan mengendarai helikopter. Pria itu berjalan ke sebuah tempat dimana Blenda ada di sana, Blenda menoleh menunggu Dustin mendekat."Aku melihat kau bisa dengan cepat mengendarai helikopter dengan baik, selanjutnya kamu perlu surat izin untuk mengendarainya secara bebas." Blenda berdiri, berjalan bersama Dustin menuju ke parkiran mobil. "Tadi aku datang menemui Elsa," lanjutnya.Dustin sempat berhenti, Blenda pun juga berhenti dan menyadari kalau Dustin tengah curiga padanya. "Kau tidak perlu cemas, aku tidak melakukan apapun padanya." kemudian masuk ke dalam mobil, Dustin juga masuk ke mobil yang sama dengan Blenda."Lantas apa tujuanmu datang menemui Elsa?""Untuk memastikan kondisinya, aku rasa kamu mencintai perempuan itu, kan?" tebak Blenda.Dustin menyandarkan bahu berusaha santai setelah cukup lama latihan menerbangkan helikopter, namun ia penasaran kalau tujuan Blenda hanya untuk melihat kondisi Elsa. Pasti ada sesua
Dustin sengaja mengikuti saran dari apa yang Blenda katakan untuk mengikuti Elsa, ternyata saran tersebut berhasil menunjukkan bukti yang tidak Dustin sangka. Padahal Blenda belum memastikan kebenarannya, namun wanita paruh baya itu bisa mengetahui bahwa Elsa benar-benar hamil.Mengetahui hal ini tentu saja membuat Dustin kaget, selama Elsa tinggal dengannya ia tidak tau kalau Elsa sedang hamil. Pertanyaan yang muncul di kepala Dustin adalah, apakah anak ini adalah anaknya?Dari raut wajah Elsa yang terlihat kaget saat mengetahui kebenaran ini, Dustin bisa menyimpulkan kalau anak itu adalah anaknya. Sekeras apapun Elsa mencoba merahasiakannya, Dustin pasti akan mengetahui hal itu."Dustin, apa yang kamu lakukan disini?" wajah Elsa yang kaget tak bisa disembunyikan, pria ini tidak mendengar pembicaraann
"Kali ini kamu akan membawaku kemana lagi? Pulau tempat kau dibesarkan itu?" Elsa masih tidak terima, kenapa sulit sekali pergi dari pria satu ini.Sulit bagi Elsa untuk tenang, hatinya kerap kali terbawa emosi saat Dustin keras kepala melawan kinginannya. Pria ini tidak akan mengerti tentang cinta, dari kecil hingga dewasa, kehidupan Dustin jauh dari kata cinta dan kasih sayang dari orang di sekitarnya.Setiap hari, Dustin hanya menerima layanan terbaik dari para pelayan. Dustin tidak tau seperti apa kerasnya memulai pekerjaan tanpa dukungan, Dustin tidak akan mengerti seperti apa indahnya cinta yang penuh kasih sayang.Pria ini, dia tidak akan tau seperti apa rasanya mendapatkan kasih sayang dengan tulus dari orang lain kalau sikap egoisnya separah ini. Elsa menarik nafas dalam-dalam, ia lelah berdebat dengan Dust
Setelah diam cukup lama, tentunya Elsa tidak mungkin menggugurkan bayi itu. Kelahirannya bukanlah sebuah dosa, bayi yang ada di perut Elsa sekarang adalah anugrah yang harus Elsa rawat dengan sepenuh hati. Tapi, mengapa syarat untuk menjaganya adalah dengan menikahi Dustin?Ini pilihan yang rumit bagi Elsa, ia merasa terpojok dan tak tau harus melangkah melewati jalur yang sama. Semuanya seperti jebakan, menikah dengan Dustin kemungkinan besar akan membuatnya terjebak dalam lingkaran keluarga Dawson yang mengerikan, tapi jika tidak menikah dengan Dustin maka bayinya akan diambil secara paksa.Elsa menghembuskan nafas berat, dadanya terasa sesak. Hanya memikirkan hal ini saja kepalanya terasa berdenyut, Elsa pun menghubungi Katrina dan ia baru sadar ponselnya kehabisan daya."Pantas saja aku tidak mende
Elsa duduk menatap Dustin tanpa merasa bersalah, saat ini Dustin tengah mengobati tangannya sendiri dari bekas gigitan Elsa. Sesekali pria itu melirik Elsa, bekas giginya membekas di lengan Dustin. Sangking kuatnya Elsa menggigit, bekas gigitannya sampai hampir mengeluarkan darah."Apa kau ingin berubah menjadi vampir?" cibir Dustin."Vampir akan menggigit di bagian leher," Elsa memalingkan wajah sambil melipat tangan di depan perut.Dustin menghembuskan nafas kasar, lalu mengobati lengannya lagi. Dalam waktu yang berdekatan, ia dijambak dan digigit seperti ini. Saat Dustin menatap Elsa, perempuan itu masih memalingkan wajah."Kau sengaja melakukan ini karena membenciku?" tanya Dustin.Kepala Elsa menoleh, ia melihat bekas gi
Dustin kembali teringat apa yang Blenda katakan kalau Kellan kemungkinan besar akan mencari tahu kehidupan pribadinya atau bahkan memantau setiap pergerakan Dustin, jelas tindakan itu sangat merugikan Dustin nantinya."Aku harus melindungi Elsa dan calon bayiku," gumam Dustin, mobilnya melaju kembali menuju ke tempat tinggalnya.Saat tiba di apartemen, hal pertama yang Dustin lihat adalah Elsa. Perempuan itu asik menyantap makanan, terlihat sangat sibuk menyuapkan makanan sehingga tidak sedikitpun menoleh ke arah Dustin.Usia kandungan Elsa masih dua belas minggu, kurang dari tiga tiga bulan. Kondisi tersebut sangat rentan terhadap keguguran yang diakibatkan benturan atau stres berlebihan. Dustin tidak ingin hal itu terjadi, ia harus menjaga Elsa sampai perempuan itu melahirkan anaknya dengan selamat.