Jangan lupa dukung karya Silan ya, komen dan ulasan kalian sangat berarti loh buat semangat aku ngetik :)
Dustin sengaja mengikuti saran dari apa yang Blenda katakan untuk mengikuti Elsa, ternyata saran tersebut berhasil menunjukkan bukti yang tidak Dustin sangka. Padahal Blenda belum memastikan kebenarannya, namun wanita paruh baya itu bisa mengetahui bahwa Elsa benar-benar hamil.Mengetahui hal ini tentu saja membuat Dustin kaget, selama Elsa tinggal dengannya ia tidak tau kalau Elsa sedang hamil. Pertanyaan yang muncul di kepala Dustin adalah, apakah anak ini adalah anaknya?Dari raut wajah Elsa yang terlihat kaget saat mengetahui kebenaran ini, Dustin bisa menyimpulkan kalau anak itu adalah anaknya. Sekeras apapun Elsa mencoba merahasiakannya, Dustin pasti akan mengetahui hal itu."Dustin, apa yang kamu lakukan disini?" wajah Elsa yang kaget tak bisa disembunyikan, pria ini tidak mendengar pembicaraann
"Kali ini kamu akan membawaku kemana lagi? Pulau tempat kau dibesarkan itu?" Elsa masih tidak terima, kenapa sulit sekali pergi dari pria satu ini.Sulit bagi Elsa untuk tenang, hatinya kerap kali terbawa emosi saat Dustin keras kepala melawan kinginannya. Pria ini tidak akan mengerti tentang cinta, dari kecil hingga dewasa, kehidupan Dustin jauh dari kata cinta dan kasih sayang dari orang di sekitarnya.Setiap hari, Dustin hanya menerima layanan terbaik dari para pelayan. Dustin tidak tau seperti apa kerasnya memulai pekerjaan tanpa dukungan, Dustin tidak akan mengerti seperti apa indahnya cinta yang penuh kasih sayang.Pria ini, dia tidak akan tau seperti apa rasanya mendapatkan kasih sayang dengan tulus dari orang lain kalau sikap egoisnya separah ini. Elsa menarik nafas dalam-dalam, ia lelah berdebat dengan Dust
Setelah diam cukup lama, tentunya Elsa tidak mungkin menggugurkan bayi itu. Kelahirannya bukanlah sebuah dosa, bayi yang ada di perut Elsa sekarang adalah anugrah yang harus Elsa rawat dengan sepenuh hati. Tapi, mengapa syarat untuk menjaganya adalah dengan menikahi Dustin?Ini pilihan yang rumit bagi Elsa, ia merasa terpojok dan tak tau harus melangkah melewati jalur yang sama. Semuanya seperti jebakan, menikah dengan Dustin kemungkinan besar akan membuatnya terjebak dalam lingkaran keluarga Dawson yang mengerikan, tapi jika tidak menikah dengan Dustin maka bayinya akan diambil secara paksa.Elsa menghembuskan nafas berat, dadanya terasa sesak. Hanya memikirkan hal ini saja kepalanya terasa berdenyut, Elsa pun menghubungi Katrina dan ia baru sadar ponselnya kehabisan daya."Pantas saja aku tidak mende
Elsa duduk menatap Dustin tanpa merasa bersalah, saat ini Dustin tengah mengobati tangannya sendiri dari bekas gigitan Elsa. Sesekali pria itu melirik Elsa, bekas giginya membekas di lengan Dustin. Sangking kuatnya Elsa menggigit, bekas gigitannya sampai hampir mengeluarkan darah."Apa kau ingin berubah menjadi vampir?" cibir Dustin."Vampir akan menggigit di bagian leher," Elsa memalingkan wajah sambil melipat tangan di depan perut.Dustin menghembuskan nafas kasar, lalu mengobati lengannya lagi. Dalam waktu yang berdekatan, ia dijambak dan digigit seperti ini. Saat Dustin menatap Elsa, perempuan itu masih memalingkan wajah."Kau sengaja melakukan ini karena membenciku?" tanya Dustin.Kepala Elsa menoleh, ia melihat bekas gi
Dustin kembali teringat apa yang Blenda katakan kalau Kellan kemungkinan besar akan mencari tahu kehidupan pribadinya atau bahkan memantau setiap pergerakan Dustin, jelas tindakan itu sangat merugikan Dustin nantinya."Aku harus melindungi Elsa dan calon bayiku," gumam Dustin, mobilnya melaju kembali menuju ke tempat tinggalnya.Saat tiba di apartemen, hal pertama yang Dustin lihat adalah Elsa. Perempuan itu asik menyantap makanan, terlihat sangat sibuk menyuapkan makanan sehingga tidak sedikitpun menoleh ke arah Dustin.Usia kandungan Elsa masih dua belas minggu, kurang dari tiga tiga bulan. Kondisi tersebut sangat rentan terhadap keguguran yang diakibatkan benturan atau stres berlebihan. Dustin tidak ingin hal itu terjadi, ia harus menjaga Elsa sampai perempuan itu melahirkan anaknya dengan selamat.
Keesokan harinya, Elsa bangun terlambat dan ia melihat apartemen sudah kosong. Tapi di meja makan tersedia masakan serta sebuah catatan kecil dari tulisan tangan Dustin yang rapi, Elsa meraih dan membacanya."Makanlah, aku memesan makanan ini karena aku tidak bisa memasak."Tak sengaja senyum tipis terukir di bibir Elsa, makanan yang ada di meja masih hangat, itu artinya Dustin belum lama meninggalkan apartemen. Tanpa ragu, Elsa duduk dan menikmati makanan tersebut.Sedikit lebih siang, Elsa membersihkan diri dan tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu. Kali ini Elsa takut kalau yang datang adalah Blenda, tapi ketika melihat yang datang adalah Katrina, tentu saja Elsa membuka pintu tanpa ragu."Katrina, bagaimana bisa kamu sampai kemari?" tanya Elsa.
Seperti apa yang Blenda katakan sore tadi, malam harinya Dustin mengajak Elsa keluar menuju helipad di gedung apartemen tempat Dustin tinggal. Melakukan penerbangan seperti ini di malam hari tentunya akan terasa dingin, maka dari itu Dustin memberikan baju lebih tebal untuk Elsa.Suara mesin helikopter terdengar, Dustin membimbing Elsa naik ke helikopter tersebut. Awalnya Elsa tidak ingin naik helikopter, ia trauma kalau dibawa ke pulau terpencil itu lagi. Namun pada akhirnya, kini Elsa dan Dustin berada di helikopter yang terbang entah kemana.Penerbangan dilakukan kurang lebih sepuluh menit dan helikopter tersebut mulai mendarat, Dustin membantu Elsa turun. Mereka dijemput oleh seseorang, mengarahkan Dustin dan Elsa ke sebuah yacht mewah yang tengah parkir di dermaga.Di yacht tersebut terlihat Blenda berdiri menu
Langit malam ini terlihat indah, bintang bertaburan memanjakan mata. Dustin mengabaikan pertanyaan Elsa sambil membaringkan tubuhnya lagi."Dustin, aku sedang bertanya rencana apa yang sebenarnya kalian rencanakan." ujar Elsa."Tidak rencana, semua akan berjalan seperti apa adanya. Kemarilah, dan lihat indahnya malam ini. Aku bisa merasakan aroma laut dan suasana tenang seperti di pulau tempatku tinggal sebelumnya."Elsa mendengus, tapi ia tetap duduk sambil bersandar. "Bibi Blenda menyuruhmu menikah denganku?" tanya Dustin."Apa kamu yang menyuruhnya untuk melakukannya agar aku berubah pikiran untuk menikah denganmu?"Senyum tipis terukir di bibir Dustin. "Aku tidak ingat kalau pernah meminta bantuan Bibi Blenda untuk membuj