Beranda / Pernikahan / Pengganti Yang Lebih Baik / 19. Cemburu pada yang Bukan Miliknya

Share

19. Cemburu pada yang Bukan Miliknya

Penulis: viviana_yukata
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-08 11:54:39

"Mas Arya tidak berniat melakukan hal itu pada Hana 'kan?" tanya Hana.

Diam, Arya terdiam seribu bahasa. Dalam hatinya dia sudah berucap banyak 'iya' tetapi mulutnya membisu. Dan yang bisa Arya lakukan adalah mengalihkan perhatian Hana saja.

"Sudahlah, Han. Ini hanya cerita teman mas saja. Tidak perlu dipikirkan lebih."

"Tapi ucapan mas membuat Hana kepikiran mas. Bagaimana bisa mas merasa malu melakukan hal yang bahkan lebih baik dari pada harus menduakan cinta seorang istri," bantah Hana.

"Dunia medis sekarang sangat canggih, Mas. Apa yang membuat mas malu hingga direndahkan?"

Ya, itu yang tidak diketahui wanita. Meski tidak semua laki-laki berpikiran sama sepertinya tetapi melakukan banyak pengobatan hanya akan menunjukkan betapa rendahnya seorang laki-laki. Bagi mereka, harga dirinya pasti jatuh karena sudah dianggap gagal hingga menempuh jalur medis.

"Ya, kamu enggak akan tahu Hana. Ini masalah laki-laki sedang kamu perempuan," ujar Arya.

"Mas, sekarang pengobatan itu sudah lumra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengganti Yang Lebih Baik    20. Makan Malam Bersama

    Semua orang yang ada di UGD tersentak mendengar suara lantang dokter Hana. Beberapa detik para dokter menghentikan penanganan medis mereka karena hal tersebut.Dengan seribu tatapan yang mereka alihkan pada dokter Hana juga pria tersebut cukup membuat suasana menjadi panas. Tetapi itu tidak berlangsung lama karena Hana segera menyudahinya dan menghampiri pasien kritis yang baru saja datang.Pria tadi dengan sedikit malu kembali ke tempatnya semula dan duduk dengan tenang. Semuanya sudah kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Pria itu juga hanya diam menyaksikan temannya di tangani perawat yang sudah dipercaya oleh dokter Hana.Aji sendiri mengulas senyumnya menyaksikan betapa hebatnya Hana dalam menangani pasiennya. Bukan kejam dan killer seperti dokter pada umumnya. Tetapi Hana mampu bersikap tegas yang mampu menarik kekaguman Aji lebih dalam.Masih memperhatikan Hana dari kejauhan. Aji terpukau dengan pesona dokter cantik itu meski Hana tidak melakukan apapun."Aku bena

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Pengganti Yang Lebih Baik    21. Perasaan yang Salah Tempat

    Terdengar aneh memang seorang Hana menceritakan keluh kesahnya pada seorang bocah tengik yang selalu mengundang keributan dengannya.Namun, anehnya Hana merasa lebih nyaman setelah menceritakan masalahnya pada Aji."Aku tidak tahu kenapa rasanya suamiku berubah banyak akhir akhir ini. Tadi dia datang dan meminta maaf," kata Hana."Lalu, masalahnya apa?" tanya Aji penasaran."Aku hanya tidak mengerti mengapa dia seolah menawarkan sesuatu yang salah," balas Hana."Berpikir positif saja. Mengingat usia pernikahan kalian pasti tahun ini menjadi sangat sulit bagi kalian 'kan?"Hana terkejut mendengar ucapan Aji. Bagaimana bisa bocah tengik ini menasehatinya. Memangnya apa yang dia tahu tentang pernikahan hingga berani sekali menasehatinya. Begitu mungkin pikir Hana.Dan yang lebih membuat tidak mungkin lagi adalah ini masalah rumah tangga. Sedangkan Aji sama sekali belum masuk di dalamnya. Hana ingin meragukan nasehatnya tetapi jika dipikir lagi mungkin itu ada benarnya."Kau tahu ...." Aj

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Pengganti Yang Lebih Baik    22. Mulai Curiga

    Seperti yang sudah dijanjikan, akhirnya Hana berada di hari terakhirnya jaga malam. Malam ini Hana melayani pasien darurat dengan senyum merekah yang tidak luntur sedikit pun.Mengingat esok dia sudah bisa istirahat dan tidur dengan nyaman di pelukan suaminya. Beberapa malam ini juga Arya berubah banyak dengannya. Tidak seperti beberapa hari yang lalu saat marah dan mengabaikannya.Setiap malam Arya selalu datang menemuinya dan meminta jatah sebagai gantinya tidak pulang. Yang membuat Hana selalu mandi wajib sebelum melaksanakan shalat tengah malam di rumah sakit.Begitu juga dengan malam ini, Hana habis selesai shalat dan kembali berjaga. Karena sudah hampir subuh dan tidak ada pasien darurat yang ditangani. Bisa membuatnya lancar berselancar di dunia maya.Salah satu platform online menjadi obyeknya saat ini. Banyak gambar dan informasi penting yang dilihatnya. Sampai jarinya berhenti di salah satu foto yang dilihatnya."Romantis sekali," gumam Hana, "tapi ... rasanya begitu familia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Pengganti Yang Lebih Baik    23. Berbuat Nekad demi Cinta

    Anggap saja sudah putus urat malu Aji. Karena sekarang bajunya sudah lepas semua dari tubuhnya dan berganti dengan pajak khas rumah sakit.Biar malunya belakangan ini. Yang memenuhi otaknya saat ini adalah bagaimana nasibnya setelah ini. Dalam hatinya terus merapal doa agar tangannya tidak diamputasi.Belum ada lima menit Hana meninggalkannya tetapi dia benar-benar berharap dia kembali. Dia ingin diperiksa sekali lagi untuk memastikan tangannya tidak terpotong.Rasa sakit yang tadi dirasakan sudah berganti dengan kekhawatiran. Bagaimana keadaannya dia menjadi dokter dan penjual juga figur publik jika tanpa lengan."Sudah siap 'kan?" tanya Hana. Membuka tirai dengan penyangga Anita yang berdiri di belakangnya."Dokter Hana, please. Jangan diamputasi," pintanya."Saya mohon lakukan yang lain dokter asal jangan amputasi tangan saya. Tidak lucu seorang calon model tanpa tangan," ujarnya memelas.Hana terlihat semakin kesal mendengar apa yang dikatakan bocah tengik ini. Bagaimana bisa dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Pengganti Yang Lebih Baik    24. Pertengkaran

    Hari hari telah berlalu. Hana sudah pulang ke rumah rutin tanpa jaga malam. Dion menepati ucapannya serta tidak menyulitkan Hana lagi.Hubungan Hana pun kembali harmonis dengan Arya. Tetapi nasib baik masih jauh dari harapannya. Karena impian Hana untuk mengandung lagi lagi gagal.Di dalam kamar mandinya helaan napas panjang Hana hembuskan berulang ulang. Dia kira Tuhan akan menitipkan momongan padanya ternyata yang didapat justru menstruasi.Pupus sudah harapan Hana. Ditariknya langkah berat keluar dari sana."Mas Arya," panggil Hana."Iya, kenapa, Han?" Arya bingung merasakan Hana memeluknya dari belakang."Kenapa, Hemm?" tanyanya."Maaf, Mas. Hana belum bisa mengabulkan doa, Mas," ucapnya.Ceklek, Hana segera melonggarkan pelukannya dan bersikap seolah biasa saja. Pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Aminah di sana. Membuat Hana setengah mati menahan terkejutnya."Kamu memang benar benar wanita tidak berguna, Han.""Ma," tegur Arya. "Arya, kamu tidak lihat t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Pengganti Yang Lebih Baik    25. Dilabrak

    Sementara itu, di jalan mobil Arya tengah melaju menuju ke kediaman Susan. Jujur saja Arya merindukan wanita yang tengah mengandung benihnya itu.Karena Hana yang setiap hari pulang ke rumah membuatnya hanya bisa menemui Susan saat seperti sekarang. Membagi waktu memang sangat sulit terlebih membagi penjelasan pada Susan. Yang emosinya sedang tidak terkontrol karena kehamilannya.Meski begitu Arya berhasil membujuk Susan dan tetap pulang untuk mencoba mencari celah agar Hana mau menerima sarannya.Drtttt drtttt drtttt, Arya mengalihkan pandangannya ke ponselnya yang bergetar. Diambilnya benda pipih itu dengan cekatan dan menerima panggilan dari sana."Hallo Susan," sapa Arya, "saya sedang ke sana tunggu sebentar lagi ya.""Pak Arya tidak sayang dengan Susan dan bayi ini. Lebih baik Susan gugurkan saja bayi ini," ancam Susan terdengar di sana."Jangan macam-macam, Susan!" bentak Arya, "kamu tidak tahu seberapa ingin saya memilikinya.""Pak Arya bohong! Kalau Pak Arya menginginkan anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Pengganti Yang Lebih Baik    26. Bebas

    "Mawar!" pekik Arya.Mawar dan semua orang yang berkerumun menatap pada sumber suara. Dilihatnya Arya yang berdiri tegap bak pangeran berkuda yang siap membela wanita teraniaya di hadapan mereka.Wajahnya yang tampan berbalut dengan amarah dan murka yang luar biasa. Ditambah lagi dengan urat urat kebiruan yang muncul di sana membuat aura Arya menjadi sangat gelap. Seketika membuat gunjingan gunjingan di sekitar orang yang tengah berkerumun.Menatap nyalang pada Mawar setelah dilihatnya keadaan Susan yang babak belur. Dipicingkan sepasang matanya mengintimidasi Mawar yang masih tetap di tempatnya."Pak Arya," lirih Susan."Wah ... wah ... wah. Satriya baja hitamnya muncul," sinis Mawar.Menyeringai sinis menatap Arya yang sok jadi pahlawan kesiangan. Jika di rumah sakit dia memilih mengusir mereka sepertinya tidak di sini. Ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan bekerja.Di tempat luas ini juga disaksikan banyaknya orang yang menonton, Mawar pastikan Arya dan Susan mendapatkan gan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Pengganti Yang Lebih Baik    27. Pelajaran Kecil

    Kejar kejaran antara Mawar dan Arya semakin memanas. Arya sudah ketar ketir mengikuti laju mobil Mawar.Dan puncaknya adalah saat mobil Mawar melaju dengan lancar meninggalkan mobil Arya yang terjebak di perempatan dengan lampu merah. Yang memaksanya untuk berhenti dan menunggu. "Ahh! Berengsek!" Arya memukul stir mobilnya keras karena kehilangan jejak mobil Mawar di depan sana.Urat di wajahnya tercetak jelas dengan gigi yang mengerat sempurna. Arya meremat jari-jarinya hingga buku tangannya memutih. Tatapannya menjadi setajam elang dengan hati yang tidak karuan.Umpatan terus berdengung di pikirannya. Jika saja dia menyelesaikan masalah Mawar mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini."Aku akan pastikan Hana tidak akan percaya begitu saja padanya. Aku harus mendapatkan keduanya," gumam Arya.Dilihatnya waktu yang terus berputar. Lampu lalulintas yang tidak kunjung berubah membuatnya semakin gelisah.Sementara itu, Mawar yang menyadari bahwa Arya terjebak pun merasa sedikit lega. T

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14

Bab terbaru

  • Pengganti Yang Lebih Baik    74. Balasan rasa sakit yang tidak seberapa

    Lagi, entah keberapa kalinya hidup Arya harus dibelenggu. Pupusnya biduk rumah tangganya dengan Hana telah menjadi satu kegagalannya. Dan sekarang masalah lain di rumah tangganya dengan Susan kembali dalam masalah.Arya tidak ingin perceraian kembali melanda rumah tangganya. Tetapi kata-kata Susan begitu keterlaluan di telinga. bagaimana bisa dirinya yang rela mengakhiri rumah tangganya sebelumnya sekarang harus menerima kenyataan sebagai alat baginya."Ayo," ajak Aminah pergi meninggalkan Susan, "biarkan wanita jalang ini di sini sendiri.""Ya, pergi sana! Aku tidak peduli!"Aminah semakin murka dan menarik tangan anaknya dengan lebih keras. Hingga Arya dengan tatapan kecewanya meninggalkan ruangan Susan. Kesadarannya sementara berada di awang-awang karena belum siap menerima kenyataan."Wanita sialan, berani sekali memperdayai putraku," gerutu Aminah sambil berjalan pergi.Arya menghentikan langkahnya yang membuat Aminah bingung dengannya. Melihat gelagat Arya, Aminah pun hendak men

  • Pengganti Yang Lebih Baik    73. Hanya alat saja

    Pertengkaran tidak terelakkan lagi. Arya bingung harus memilih siapa untuk dibelanya. Di satu sisi ia adalah seorang putra dan di sisi lain dia menjadi seorang suami."Berhenti!" bentak Arya."Kalian bisa diam tidak. Susan kamu masih dalam masa pemulihan jangan seperti ini. Dan Mama jangan seperti ini pada Susan, nanti pasti akan ada waktunya kita kembali normal lagi.""Dengan gaya hidupnya yang mewah apa yang bisa kita pertahankan, Arya?" tanya Aminah setengah menyinggung."Oh, jadi gitu?" tantang Susan, "Mama pikir aku mau menikah cuma buat hidup susah gitu?"Sebagai seorang mama mertua yang selalu memperlakukannya dengan sangat baik, harga diri Aminah sedang dipertaruhkan sekarang. Ia sadar dengan ucapan Susan yang bermaksud pada pernikahannya semata-mata karena harta.Jika Aminah memasang mode waspada, Susan justru terlihat begitu menantang. Entah apa yang diinginkannya sekarang. Mengapa dia begitu terus terang menunjukkan dirinya yang seperti itu. Bukannya itu justru akan membuat

  • Pengganti Yang Lebih Baik    72. Tidak ada salahnya membantu

    Di kantin rumah sakit, di saat jam makan siang memang selalu ramai. Tidak hanya para dokter dan staf tetapi pasien juga. Tetapi pusat perhatian kali ini adalah Hana.Dokter wanita yang tengah mengandung itu terlihat sedang asik menyantap makanannya. Tidak sendiri Hana bersama dengan dokter Mawar yang juga ikut serta. Keduanya tampak sangat asik bercerita pasal kehamilan."Han," panggil Aji yang tiba-tiba muncul entah dari mana."Heh!" bentak dokter Mawar, "kalau manggil jangan sembarangan, ya!""Ikut campur aja sih, terserahlah aku mau manggil apa," bantah Aji."Yang mesra gitu panggil istrinya. Sayang, my love, honey, sweety gitu. Ini main panggil Han Han aja," tutur dokter Mawar."Kalau itu juga tahu, dokter. Enggak usah protes melulu deh," bantah Aji lagi.Akhirnya Mawar sendiri yang menyerah. Sedangkan Aji sudah duduk lebih dulu di hadapan istrinya yang menertawakan pertengkaran suami dan sahabatnya. "Makannya belepotan banget sih." Aji mengulurkan tangannya mengusap bibir Hana d

  • Pengganti Yang Lebih Baik    71. Kenyataan Pahit

    Di rumah sakit itu siapa yang tidak mengenal Hana? Hampir semua kenal dengannya termasuk pasiennya yang selalu menjadi prioritasnya. Sebab itulah di dalam toilet sekarang ini ada yang tengah membicarakannya.Suaranya sedikit terdengar sampai Aminah yang lewat pun mendengar. Menghentikan langkahnya begitu nama Hana disebut. Memperhatikan dengan baik bagaimana seseorang membicarakan mantan menantunya itu di dalam sana."Iya, dokter Hana itu sekarang sedang hamil. Sudah dua bulan dan dia masih bekerja dengan baik.""Benar, aku jadi iri dengannya. Selain mual parfum sepertinya dokter Hana tidak terganggu dengan yang lain.""Lucu sekali kalau mengigit itu, suaminya sampai minta diganti partner karena tidak mau didekati karena bau parfum perempuan."Terdengar kekehan setelah itu. Sekaligus menjadi saat untuk Aminah pergi dari sana. Sambil berjalan menyusuri lorong, orang tua itu terus berpikir. Tentunya tentang apa yang didengarnya tadi."Bagaimana Hana bisa hamil?" tanya Aminah pada diriny

  • Pengganti Yang Lebih Baik    70. Hana Menjadi Menteri Keuangan

    Begitu notifikasi masuk ke ponsel Hana dan dia membacanya. Wanita yang baru mengandung itu sontak melebarkan kedua matanya. Melihat nominal yang dikirimkan Aji membuatnya syok."Ji, kenapa dikirim ke aku semua?" tanya Hana bingung."Kok tanyanya begitu?" Aji merengkuh tubuh istrinya dan melihat ponsel Hana yang diarahkan padanya."Ya, kamu kenapa dikirim semuanya ke aku?" ulang Hana penuh penekanan."Di sini yang jadi istri aku 'kan kamu, sayang. Kalau enggak ke kamu terus ke siapa?""Tapi, Ji ... kenapa harus semuanya? Emangnya kamu enggak pegang?" tanya Hana masih protes.Sekarang Aji yang bingung. Kenapa istrinya malah bertanya perihal nominal yang diberikan padanya. Dan masalahnya apa sampai membuatnya terus bertanya.Aji memegang kedua pundak Hana dan membuat mereka berhadapan. Dia menatap istrinya dalam dan teduh tentunya. Membuat Hana merasakan cinta yang Aji berikan seutuhnya padanya."Han, aku itu suami kamu. Jadi mulai sekarang yang akan memegang keuanganku ya kamu. Kamu eng

  • Pengganti Yang Lebih Baik    69. Perbedaan yang signifikan

    "lagi?" Arya seolah tidak percaya mendengar perkataan Aminah.Aminah sendiri sampai tidak bisa menahan keterkejutannya. Wajah Arya pun membuat Aminah seperti kebingungan."Iya, memangnya kenapa kamu sampai terkejut seperti itu?""Ma, bukannya kemarin sudah Arya berikan, ya?" tanya Arya."Yang kemarin sudah habis, Nak. Kamu tahu sendiri 'kan istrimu bahkan tidak mau makan makanan yang murah," jelas Aminah.Benar, Arya tahu satu hal itu. Dia juga tidak menyangka jika setelah menikah Susan telah banyak berubah. Gaya hidupnya yang terlihat sekarang begitu wah.Mulai dari makanan saja harus sekelas makanan di hotel. Gaya berpakaiannya juga tidak main-main, sebelum kandungannya sebesar sekarang ini dia sering menghamburkan uang untuk pergi belanja keperluan yang tidak perlu.Kalau Arya tidak melarangnya pasti Susan masih melakukannya sampai sekarang. Berhubung sekarang Arya memiliki tabungan yang sedikit menipis, ia melarang Susan untuk berfoya-foya."Kalau kamu tidak bisa mengirimkan uang,

  • Pengganti Yang Lebih Baik    68. Merasakan Perbedaannya

    Setelah mengetahui kebenaran bahwa dirinya hamil, Hana terlihat sangat berhati-hati sekali. Makanan yang dimakannya pun harus dipastikan kandungan gizi di dalamnya. Tidak seperti dulu yang asal makan penting kenyang.Sekarang Hana jadi lebih sering memasak makanannya sendiri dan hidup sehat. Dia dibantu Aji tentunya karena keduanya benar benar antusias menjaga bayi mereka yang belum lahir. Dan sejauh ini Hana tidak begitu tersiksa. Dia hanya akan merasa mual jika Aji dekat dengan Nasya dan parfumnya menempel.Selebihnya tidak begitu, Hana masih bisa mengontrol dirinya sendiri. Bahkan keadaannya tidak membuatnya kesulitan dalam menjalani pekerjaannya. Karena banyak yang perhatian padanya dan selalu mendukungnya juga.Jadwalnya pun sedikit dikurangi karena sebagai seorang yang tengah mengandung tentunya tidak boleh kelelahan. Ia bahkan hanya diperbolehkan menangani operasi kecil saja. Untuk operasi besar dilempar pada rekannya yang lain."Bosen banget rasanya," gumam Hana. Dengan helaan

  • Pengganti Yang Lebih Baik    67. Masih boleh

    "ehemm," dehem Dion yang ada di belakang.Aji dan Hana sontak melepaskan pelukan mereka. Dan keduanya baru menyadari adanya Dion di sana. Hana sedikit malu karena hal tersebut tetapi sepertinya tidak dengan Aji.Bocah, suami Hana itu mendekat dengan merentangkan kedua tangannya ke arah Dion. Memeluk kakaknya dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hanya ada haru dan bahagia yang bercampur jadi satu."Kak, aku bakal jadi ayah, Kak," ucap Aji terlewat senang."Kakak bakal jadi paman," katanya antusias."Jangan lupa, Kak. Kamu pernah janji bakal jadiin anakku anak kesayangan kamu juga," imbuhnya lagi."Selamat, Ji. Semoga aja dia enggak kayak kamu yang bandelnya minta ampun. Aku bakalan jadi Om yang sayang banget sama dia. Kamu enggak usah khawatir meskipun aku benci dengan sikap kamu tapi aku pastikan tidak dengan anakmu. Dia bakal dapet ap

  • Pengganti Yang Lebih Baik    66. Doa yang Terkabul

    Bagaimana perasaanmu jika harus menunggu? Pasti rasanya gelisah, gugup, dan penuh harap. Ya, semua itu yang sedang dokter Mawar rasakan setelah Hana masuk ke dalam kamar mandi.Di dalam ruangan yang udara dingin tersedia pun seolah tidak berguna. Semua rasa penasarannya membuat seluruh tubuhnya merespon lain."Seharusnya Hana sudah keluar 'kan?" batin dokter Mawar bertanya."Aku susul aja kali ya?" Dokter Mawar sepertinya yakin untuk keluar dan menyusul Hana ke toilet.Baru saja melangkah beberapa langkah dan pintu sudah terbuka. Hana masuk ke dalam dan tanpa aba-aba berhambur memeluknya. Menenggelamkan wajahnya di pelukan dokter Mawar kemudian menangis sejadi jadinya.Dokter Mawar yang seolah tahu bagaimana rasa sedihnya pun mengelus surai Hana dengan penuh sayang. Memberinya penguatan agar temannya tidak begitu larut dalam sedih. Sepertinya dia ikut hancur melihat Hana yang seperti ini.Menyesal, harusnya itu juga yang dokter Mawar rasakan. Dia yang melihat Hana hancur merasa iba ka

DMCA.com Protection Status