Pertarungan Martis melawan si Topeng Merah semakin lama semakin intens. Dan sejauh ini Martis lah yang nampak sedikit unggul. Walaupun sedikit unggul, Martis tidak mau meremehkan lawannya. Dia justru lebih memperketat lagi pertahanannya. "Hey Martis! Mana jurus andalan sinar lasermu itu? Kenapa kau tidak menggunakannya? Bukankah kau ingin mengalahkanku dengan cepat?" Mendengar ucapan provokasi dari si Topi Merah, tentu saja Martis langsung curiga. Dalam hatinya, Martis berkata, 'Apa yang direncanakan orang ini? Dia mencoba memancingku untuk menggunakan sinar laser. Apakah dia sudah tau kelemahan dari teknik itu?' "Hey! Kenapa kau hanya diam? Ayo tunjukan lagi kekuatan dan kehebatanmu lebih dari ini!" Karena tidak ada respon dari Martis, si Topeng Merah terus mengucapkan kata-kata provokasinya. Namun sepertinya si Topi Merah memprovokasi orang yang salah. Martis tidak akan memakan umpan yang diberikan. Kalau soal provokasi, justru Martis lebih mahir dari siapapun. Dan benar saja
Martis berhasil memukul wajah si Topeng Merah. "Sekeras apa topengmu itu?! Sial...!" Martis mengibaskan tangan yang tadi ia gunakan untuk memukul wajah si Topeng Merah. Tangan Martis terasa keram saat menghantam benda yang sangat keras. "Kau pikir, topeng ini hanya mainan?" Si Topi Merah merasa congkak karena melihat Martis yang seharusnya melukainya namun justru sebaliknya. "Menarik! Aku jadi menginginkannya," ujar Martis, kini ia telah kembali siap untuk melanjutkan pertarungannya. "Kau telah menipuku dengan gulungan itu! Dan sekarang, kau juga berharap lebih? Sungguh, kau manusia yang serakah, Martis!" Si Topeng Merah bergerak perlahan, ia sangat berhati-hati. Karena ia yakin, satu kesalahan saja, serangan Martis sangat mematikan. "Serakah katamu? Hahaha...! Aku hanya menginginkan beberapa saja sudah kau bilang serakah. Lantas, kau akan bilang apa kepada Atasanmu yang serakah haus akan pujian? Kalian menggunakan kata keadilan. Tapi, apakah kenyataannya sudah adil? Hem?" Ka
Martis kembali mengambil posisi seperti biasanya, ia menguatkan tapak kakinya ke lantai lalu mulutnya terbuka lebar.Si Topeng Merah tahu apa yang akan dilakukan oleh Martis. "Hey Martis! Bukankah tadi kau sudah lihat sendiri, sinar laser andalanmu itu tidak mempan pada rompi pelindungku." Si Topeng Merah malah berdiri tegap sambil merentangkan tangannya. "Ayo serang! Serang aku kalau kau bisa! Hahaha...!"Beberapa saat kemudian...,Nging...!Suara melengking dari sinar laser yang Martis tembakkan dari mulutnya terdengar menyayat telinga.Si Topeng Merah melotot. Ia tak percaya dengan apa yang dialaminya. "Ti-tidak mungkin...," ucapnya, yang kemudian tubuhnya ambruk.Suasana menjadi hening sesaat. Sangking sunyinya, langkah kaki Martis yang mendekati tubuh si Topeng Merah pun terdengar cukup nyaring."Topeng ini, sekarang milikku," ujar Martis seraya memasukkan topeng ke dalam saku bajunya yang ternyata langsung masuk ke dalam tas penyimpanan sistem miliknya.Kemudian kembali terdenga
Martis yang awalnya sedang duduk santai langsung berdiri. "Apakah benar, ada seorang Edmiral di sana, Lancelot?" "Benar, Ayah. Aku sudah melihatnya sendiri bahwa memang benar pasukan World Goverment itu datang bersama seorang Edmiral." Dari wajahnya, Lancelot tidak menyiratkan tanda kebohongan sedikitpun. "Kalau begitu kalian pergilah ke tempat yang aman. Yang mereka cari adalah aku. Maka sekalian saja aku muncul secara terang-terangan." Tidak ada raut wajah takut atau gentar sedikitpun yang Martis tunjukkan. "Ayah! Dia berbeda dengan Sachibaki." Lancelot mencoba merayu Martis untuk tidak menghadapi Edmiral secara langsung. "Benar, Martis. Kekuatan Edmiral itu jauh berbeda tingkatannya dibandingkan dengan para Sachibaki." Aoi ikut menambahkan. "Jika ingik pergi, maka berjanjilah kau akan kembali pada kami." Semua mata beralih menatap Mia. Mereka terkejut karena mendengar Mia setuju dengan rencana yang Martis katakan. "Baik, aku berjanji akan kembali dengan selamat nanti. Jadi ce
Sementara itu, di kota Kalendra saat ini sedang terjadi kegaduhan. Kegaduhan itu dipicu karena kedatangan pasukan yang dibawa oleh Edmiral Kaziru. Saat Edmiral Kaziru turun dari kapal, semua prajurit langsung membentuk barisan untuk memberikannya jalan. Kemudian terdengarlah bisikan-bisikan para warga saat melihat penampilan Admiral Kaziru yang nampak sangat garang. Tampang garangnya itu membuat warga takut untuk menatapnya. Kemudian Edmiral Kaziru langsung menuju ke sebuah Bar yang ada di dekat sana. Setibanya di Bar, dia langsung masuk dan orang-orang yang ada dalam Bar itu seketika langsung terkejut dan berlarian keluar karena melihat adanya kehadiran Edmiral Kaziru. Edmiral Kaziru langsung bertanya kepada pemilik Bar, "Di mana tempat tinggal orang yang bernama Martis?!" Pemilik Bar itu terlihat menggelengkan kepalanya sambil ketakutan dan dia juga berkata dengan terbata-bata akibat rasa takutnya, "A-aku..., aku tidak tahu." Mendengar jawaban yang tidak memuaskan, Edmira
Martis akhirnya baru kali ini ia merasakan dengan yang namanya ciut. 'Semua seranganku tidak berdampak sama sekali padanya. Apakah dia ini benar Manusia?! Apa yang harus aku lakukan untuk mengalahkannya? Bahkan sistem pun saat ini malah mengalami gangguan. Ini adalah benar-benar hari terburuk yang pernah aku alami.' Martis dengan segenap kekuatannya berusahq terus menghindar dari serangan Edmiral Kaziru. Tiap serangan yang Edmiral Kaziru lancarkan akan mengahasilkan kibasan angin panas seperti lahar gunung berapi. Dan nampaknya Edmiral Kaziru ini tidak lagi memperdulikan dengan bagaimana keadaan di sekitarnya. Dia terus melancarkan niatnya untuk menyerang Martis tanpa menghiraukan kekacauan di sekitarnya yang ia timbulkan. Melihat hal ini, Martis semakin yakin dengan sifat para petinggi World Goverment yang memang arogan dan tak memperdulikan keadaan sekitarnya, mereka hanya mementingkan misi selesai. Kemudian Martis mencoba trik untuk mengendap-endap. Namun usahanya gagal, karena
Martis dan Gozil melihat bahwa Edmiral Kaziru berhasil menahan serangan yang Gozil lakukan. Melihat itu, Gozil sangat frustasi. Matanya melotot dan ia mengeraskan rahangnya lalu berteriak, "Jangan remehkan kekuatan Ras Naga...!" Gozil pun kembali membuka mulutnya berniat sekali lagi menembakkan bola api lagi. Namun saat bola api itu siap ditembakkan, tubuh Gozil menghilang dari sana. Sebelum tubuhnya menghilang, ia merasa sangat marah. Rupanya Martis menarik kembali tubuh Gozil masuk ke dalam gulungan ajaib. 'Monster ini masih berguna nanti. Untuk sementara aku harus pergi dari sini. Ternyata kekuatan Edmiral di luar dugaanku.' Martis segera pergi dari area pertempuran. Edmiral Kaziru yang sadar bahwa Martis telah melarikan diri tentunya sangat geram. "Dia kabur! Tapi lihat saja, sampai ke lubang semut pun kau akan kukejar!" seru Edmiral Kaziru seraya memukul lantai. Martis yang berhasil melarikan diri menggunakan teknik teleportasinya akhirnya beristirahat di bawah sebatang
Martis melihat bahwa pakaian yang dikenakan oleh pria di hadapannya adala seragam militer. Namun seragam militer yang dikenakan pria ini berbeda dengan seragam militer milik The World Goverment."Siapa sebenarnya kalian? Seragam kalian berbeda dengan World Goverment?" tanya Martis penasaran."Kau tidaj tahu siapa kami?!" Pria itu malah menjawab dengan sinis."Kalau aku tahu, tidak mungkin aku bertanya padamu," jawab Martis. Karena tidak merasakan aura niat membunuh dari pria itu, Martis melonggarkan kuda-kudanya."Ternyata masih ada juga orang bodoh sepertimu! Apa kau tidak dapat membaca?!" Pria itu melirik ke tembok. Pada tembok itu terdapat gambar yang memiliki tulisan besar. Gambar itu adalah gambar tameng yang bertuliskan nama sebuah instansi."Pasukan Revolusi?" ujar Martis seraya membaca tulisan besar di tembok."Kukira kau tidak dapat membaca."Martis dan pria itu kemudian malah berdebat. Pokoknta ada saja hal yang mebuat mereka berdebat pada obloran mereka pada pertemuan perta
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me