Martis berhasil memukul wajah si Topeng Merah. "Sekeras apa topengmu itu?! Sial...!" Martis mengibaskan tangan yang tadi ia gunakan untuk memukul wajah si Topeng Merah. Tangan Martis terasa keram saat menghantam benda yang sangat keras. "Kau pikir, topeng ini hanya mainan?" Si Topi Merah merasa congkak karena melihat Martis yang seharusnya melukainya namun justru sebaliknya. "Menarik! Aku jadi menginginkannya," ujar Martis, kini ia telah kembali siap untuk melanjutkan pertarungannya. "Kau telah menipuku dengan gulungan itu! Dan sekarang, kau juga berharap lebih? Sungguh, kau manusia yang serakah, Martis!" Si Topeng Merah bergerak perlahan, ia sangat berhati-hati. Karena ia yakin, satu kesalahan saja, serangan Martis sangat mematikan. "Serakah katamu? Hahaha...! Aku hanya menginginkan beberapa saja sudah kau bilang serakah. Lantas, kau akan bilang apa kepada Atasanmu yang serakah haus akan pujian? Kalian menggunakan kata keadilan. Tapi, apakah kenyataannya sudah adil? Hem?" Ka
Martis kembali mengambil posisi seperti biasanya, ia menguatkan tapak kakinya ke lantai lalu mulutnya terbuka lebar.Si Topeng Merah tahu apa yang akan dilakukan oleh Martis. "Hey Martis! Bukankah tadi kau sudah lihat sendiri, sinar laser andalanmu itu tidak mempan pada rompi pelindungku." Si Topeng Merah malah berdiri tegap sambil merentangkan tangannya. "Ayo serang! Serang aku kalau kau bisa! Hahaha...!"Beberapa saat kemudian...,Nging...!Suara melengking dari sinar laser yang Martis tembakkan dari mulutnya terdengar menyayat telinga.Si Topeng Merah melotot. Ia tak percaya dengan apa yang dialaminya. "Ti-tidak mungkin...," ucapnya, yang kemudian tubuhnya ambruk.Suasana menjadi hening sesaat. Sangking sunyinya, langkah kaki Martis yang mendekati tubuh si Topeng Merah pun terdengar cukup nyaring."Topeng ini, sekarang milikku," ujar Martis seraya memasukkan topeng ke dalam saku bajunya yang ternyata langsung masuk ke dalam tas penyimpanan sistem miliknya.Kemudian kembali terdenga
Martis yang awalnya sedang duduk santai langsung berdiri. "Apakah benar, ada seorang Edmiral di sana, Lancelot?" "Benar, Ayah. Aku sudah melihatnya sendiri bahwa memang benar pasukan World Goverment itu datang bersama seorang Edmiral." Dari wajahnya, Lancelot tidak menyiratkan tanda kebohongan sedikitpun. "Kalau begitu kalian pergilah ke tempat yang aman. Yang mereka cari adalah aku. Maka sekalian saja aku muncul secara terang-terangan." Tidak ada raut wajah takut atau gentar sedikitpun yang Martis tunjukkan. "Ayah! Dia berbeda dengan Sachibaki." Lancelot mencoba merayu Martis untuk tidak menghadapi Edmiral secara langsung. "Benar, Martis. Kekuatan Edmiral itu jauh berbeda tingkatannya dibandingkan dengan para Sachibaki." Aoi ikut menambahkan. "Jika ingik pergi, maka berjanjilah kau akan kembali pada kami." Semua mata beralih menatap Mia. Mereka terkejut karena mendengar Mia setuju dengan rencana yang Martis katakan. "Baik, aku berjanji akan kembali dengan selamat nanti. Jadi ce
Sementara itu, di kota Kalendra saat ini sedang terjadi kegaduhan. Kegaduhan itu dipicu karena kedatangan pasukan yang dibawa oleh Edmiral Kaziru. Saat Edmiral Kaziru turun dari kapal, semua prajurit langsung membentuk barisan untuk memberikannya jalan. Kemudian terdengarlah bisikan-bisikan para warga saat melihat penampilan Admiral Kaziru yang nampak sangat garang. Tampang garangnya itu membuat warga takut untuk menatapnya. Kemudian Edmiral Kaziru langsung menuju ke sebuah Bar yang ada di dekat sana. Setibanya di Bar, dia langsung masuk dan orang-orang yang ada dalam Bar itu seketika langsung terkejut dan berlarian keluar karena melihat adanya kehadiran Edmiral Kaziru. Edmiral Kaziru langsung bertanya kepada pemilik Bar, "Di mana tempat tinggal orang yang bernama Martis?!" Pemilik Bar itu terlihat menggelengkan kepalanya sambil ketakutan dan dia juga berkata dengan terbata-bata akibat rasa takutnya, "A-aku..., aku tidak tahu." Mendengar jawaban yang tidak memuaskan, Edmira
Martis akhirnya baru kali ini ia merasakan dengan yang namanya ciut. 'Semua seranganku tidak berdampak sama sekali padanya. Apakah dia ini benar Manusia?! Apa yang harus aku lakukan untuk mengalahkannya? Bahkan sistem pun saat ini malah mengalami gangguan. Ini adalah benar-benar hari terburuk yang pernah aku alami.' Martis dengan segenap kekuatannya berusahq terus menghindar dari serangan Edmiral Kaziru. Tiap serangan yang Edmiral Kaziru lancarkan akan mengahasilkan kibasan angin panas seperti lahar gunung berapi. Dan nampaknya Edmiral Kaziru ini tidak lagi memperdulikan dengan bagaimana keadaan di sekitarnya. Dia terus melancarkan niatnya untuk menyerang Martis tanpa menghiraukan kekacauan di sekitarnya yang ia timbulkan. Melihat hal ini, Martis semakin yakin dengan sifat para petinggi World Goverment yang memang arogan dan tak memperdulikan keadaan sekitarnya, mereka hanya mementingkan misi selesai. Kemudian Martis mencoba trik untuk mengendap-endap. Namun usahanya gagal, karena
Martis dan Gozil melihat bahwa Edmiral Kaziru berhasil menahan serangan yang Gozil lakukan. Melihat itu, Gozil sangat frustasi. Matanya melotot dan ia mengeraskan rahangnya lalu berteriak, "Jangan remehkan kekuatan Ras Naga...!" Gozil pun kembali membuka mulutnya berniat sekali lagi menembakkan bola api lagi. Namun saat bola api itu siap ditembakkan, tubuh Gozil menghilang dari sana. Sebelum tubuhnya menghilang, ia merasa sangat marah. Rupanya Martis menarik kembali tubuh Gozil masuk ke dalam gulungan ajaib. 'Monster ini masih berguna nanti. Untuk sementara aku harus pergi dari sini. Ternyata kekuatan Edmiral di luar dugaanku.' Martis segera pergi dari area pertempuran. Edmiral Kaziru yang sadar bahwa Martis telah melarikan diri tentunya sangat geram. "Dia kabur! Tapi lihat saja, sampai ke lubang semut pun kau akan kukejar!" seru Edmiral Kaziru seraya memukul lantai. Martis yang berhasil melarikan diri menggunakan teknik teleportasinya akhirnya beristirahat di bawah sebatang
Martis melihat bahwa pakaian yang dikenakan oleh pria di hadapannya adala seragam militer. Namun seragam militer yang dikenakan pria ini berbeda dengan seragam militer milik The World Goverment."Siapa sebenarnya kalian? Seragam kalian berbeda dengan World Goverment?" tanya Martis penasaran."Kau tidaj tahu siapa kami?!" Pria itu malah menjawab dengan sinis."Kalau aku tahu, tidak mungkin aku bertanya padamu," jawab Martis. Karena tidak merasakan aura niat membunuh dari pria itu, Martis melonggarkan kuda-kudanya."Ternyata masih ada juga orang bodoh sepertimu! Apa kau tidak dapat membaca?!" Pria itu melirik ke tembok. Pada tembok itu terdapat gambar yang memiliki tulisan besar. Gambar itu adalah gambar tameng yang bertuliskan nama sebuah instansi."Pasukan Revolusi?" ujar Martis seraya membaca tulisan besar di tembok."Kukira kau tidak dapat membaca."Martis dan pria itu kemudian malah berdebat. Pokoknta ada saja hal yang mebuat mereka berdebat pada obloran mereka pada pertemuan perta
Edmiral Kaziru memberitahu pada Dr. Zoan bawa saat ini Gulungan Ajaib versi satu memang berada di tangan orang lain yang bukan di bawah pengawasan The World Goverment. Mendengar itu, Dr. Zoan nampak sangat marah."Dasar ceroboh! Kau juga tahu sendiri bukan, betapa berbahayanya para Makhluk yang ada dalam Gulungan Ajaib versi satu?!"Edmirak Kaziru tidak suka dengan nada bicara Dr. Zoan. Ia pun menarik kerah baju Dr. Zoan lalu menatap tajam wajahnya. "Aku tidak butuh ceramah darimu! Yang aku butuhkan saat ini hanyalah informasi! Kenapa bisa ada Ras Naga pada Gulungan Ajaib versi satu itu?!" Edmiral Kaziru kemudian mendorong tubuh Dr. Zoan.Dr. Zoan yang tersungkur membalas tatapan tajam dari Edmiral Kaziru. "Kenapa tidak kau tanyakan saja dengan Sachibaki itu?!""Dia sudah mati! Jika tidak, aku tidak perlu repot-repot menemuimu!"Dr. Zoan tertawa saat mendengar bahwa salah satu Sachibaki berhasil dikalahkan oleh seseorang. "Aku kira, para Sachibaki bawahanmu itu kuat. Ternyata hanya ga
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang