Martis membuka menu pada sistemnya untuk mencari teknik baru yang akan digunakan dalam menghadapi suku Beberian nanti. Namun sepertinya Martis nampak kesal. "Sial! Kenapa teknik-teknik itu harganya sangat mahal?! Kalau begitu, aku terpaksa harus lebih giat lagi menyelesaikan misi harian, huft!" Dalam beberapa hari ini Martis fokus menyelesaikan latihan-latihan yang ada dalam daftar sistem. Mulai dari push-up, sit-up, dan yang lainnya. Dia sangat gigih demi mendapatkan saldo untuk membeli salah satu teknik yang menarik perhatiannya pada menu penjualan sistem. Dan akhirnya, tepat sehari sebelum suku Beberian mendatangi desa, Martis berhasil mendapatkan satu teknik baru dari kekuatan elemen cahaya miliknya. "Akhirnya..., aku bisa juga menguasai teknik ini. Teknik ini sangat berguna dalam pertarungan. Aku yakin, akan sangat sulit menghadapi teknik baru ini." Wajah Martis nampak berseri-seri. Kebetulan, kedatangan suku Beberian memberikan Martis peluang untuk mencoba menggunakan t
Tring! "Sistem mendeteksi nama Mamet. Dia adalah salah satu orang yang ada dalam daftar buronan. Kalahkan dia, ambil bonusnya!" Martis menyeringai saat melihat isi dari pemberitahuan sistem miliknya. Ia sangat menginginkan saldo yang didapatkan nantinya setelah menyelesaikan misi yang muncul pada sistemnya. Kemudian, Mamet lah yang memulai pertarungan yang disebut duel maut dalam suku mereka dengan cara menyerang Martis menggunakan pukulannya yang sangat kuat. Wish...! Wish, wish, wish...! Sangking kuatnya pukulan Mamet itu, sampai terdengar suara yang menderu. Tapi nampaknya Mamet tidak berhasil mendaratkan satu pukulannya pun pada tubuh Martis. Melihat gerakan Martis yang amat cepat itu, Mamet merubah penilaiannya terhadap Martis. Awalnya ia sangat meremehkan, tapi setelah melihat kemampuan Martis yang bergerak dengan kecepatan cahaya, Mamet jadi frustasi. "Sial! Apakah kau hanya dapat menghindar?! Mau sampai kapan, hah...?!" teriak Mamet kesal. Mamet terus mencoba
Semua orang suku Beberian terdiam. Tadi, teriakan mereka sangat bising menyoraki Mamet untuk menghajar Martis. Namun mulut mereka semua kini bungkam. Karena apa? Karena mereka semua tak menyangka Mamet yang terkenal sangat kuat dan lincah saat bertarung berhasil Martis kalahkan. Dan parahnya lagi, Mamet kalah dalam duel maut. Duel maut, dalam tradisi suku Beberian berarti harus ada yang mati diantara orang yang bertarung. Jika pemenang tidak mau membunuh lawannya yang sudah menyerah, maka orang yang kalah itu diwajibkan bunuh diri. Saat ini, Martis berdiri tegak di hadapan tubuh Mamet yang sudah tak berdaya. "Bagaimana? Apakah kalian semua mengakui kekalahan Kepala Suku kalian ini? Jika memang masih ada yang kurang puas, silahkan maju. Akan aku ladeni satu persatu." Martis memancarkan auranya, sehingga orang-orang yang ada di sana bergidik dibuatnya. Martis kembali berbicara, karena tidak ada yang berani menjawabnya. "Kalau begitu, sesuai perjanjian atas duel yang tadi kami laku
Setelah beberapa hari kemudian, Martis akhirnya memutuskan untuk meninggalkan desa itu. Dan tak disangka, semua suku Beberian bersikeras ingin ikut ke manapun Martis pergi. Padahal, Martis memiliki niat awal untuk menyuruh suku Beberian bekerja membangun desa tersembunyi dan menjaga keamanan di sana. Namun siapa sangka? Mereka semua kompak mengangkat Martis sebagai Kepala Suku yang baru. "Tunggu dulu. Jumlah kalian ini sangat banyak. Jika kalian ikut pergi berkelana bersamaku, bukankah nantinya terlihat seperti aku yang memimpin kalian untuk melakukan tindak kejahatan pada desa lain? Tidak! Aku tidak mau dicap buruk karena hal itu." Martis mengungkapkan isi pikirannya dengan jujur. Lagi pula, itu akan ia jadikan sebuah alasan agar mereka tidak mengikutinya pergi mencari keberadaan gerbang dimensi. "Kepala Suku, kami semua mau merubah perilaku dan penampilan kami. Asalkan, kita terus bersama-sama." Ada salah satu dari mereka yang menyelutuk. "Iya benar. Kami mau melakukannya." S
Martis menatap pria yang mengaku sebagai Kepala suku Mungulion, ia diam beberapa detik. Setelah itu ia malah berjalan menuju pinggir sungai kemudian duduk dengan santainya. Melihat hal itu, tentu saja membuat orang-orang dari suku Mungulion menjadi geram. "Cih! Orang itu sangat menyebalkan!" teriak salah satu anggota suku Mungulion sambil mencabut kapaknya. Namun saat ia hendak maju mendekati Martis, ia merasakan sesuatu di bagian pergelangan tangannya yang kemudian berteriak, "Argh...! Tanganku...!" Ternyata, telapak tangan pria yang berniat melawan Martis tadi seketika terputus, tergeletak di atas tanah dengan darah yang bercucuran. Keadaan sempat hening sejenak, hanya terdengar suara pria yang kesakitan sambil berguling di tanah memegangi tangannya yang putus. "Siapa yang berani melukai anak buah Ku, maka dia akan aku habisi!" seru Kepala suku Mungulion. "Aku yang melakukannya. Maju saja jika kau memang berani melawanku. Tapi, bukankah tadi kau menantang Kepala Suku kami u
Martis menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Belmont. "Sedari tadi, aku merasa kau belum mau menunjukkan kekuatan sejatimu. Kalau kau bertarung seperti itu terus, kau tidak akan mendapatkan hadiah dari Ku." Upaya Martis untuk mendongkrak semangat Belmont akhirnya berhasil. Belmont meningkatkan kekuatan tubuhnya. Bukan hanya itu, kecepatan tiap pukulan yang Belmont lakukan berhasil membalikkan keadaan. Musuhnya kini mulai nampak kewalahan menahan tiap pukulan itu. "Kau harus bersyukur, karena berhasil kuberikan pukulan terkuatku. Itu akan membuatmu tenang di alam Baka, hehe." Tangan Belmont terlihat berubah, ada asap yang keluar dari tiap tubuhnya. Bam, bam, bam...! Belmont semakin mendesak musuhnya. Martis yang tadi duduk dengan santai, langsung bangkit setelah melihat gaya bertarung Belmont dan membaca pemberitahuan dari sistemnya. "Sistem, apakah benar yang kau katakan? Apakah kau yakin dengan itu?" tanya Martis pada sistemnya. Sistem segera menjawabnya. Dan
Yayan sangat yakin bahwa ia berhasil menyerang Martis dengan cara diam-diam. Tapi Yayan tidak tahu bahwa Martis adalah seorang Pengendali Sistem Terkuat. Secara otomatis, saat Martis terkena serangan dari Yayan, ia mengetahuinya berkat pemberitahuan sistem. "Jadi, kau menggunakan cara licik, Ya?" tanya Martis pada Osef. "Cara licik? Apa maksudmu?" jawab Osef, ia malah balik bertanya karena belum mengerti apa yang Martis maksudkan. "Lihat ini. Benda kecil beracun seperti ini sangatlah berbahaya." Martis menunjukkan sebuah benda di telapak tangannya. Osef menautkan alisnya, ia segera faham apa yang Martis maksud. "Aku mau duel ini dihentikan!" seru Osef, seketika membuat suasana ricuh penuh bisikan. "Apa maksudmu?" tanya Martis. "Aku tidak mau, duel di antara kita ada yang menggangu. Tunggu sebentar, aku akan mengurus masalah ini." Osef berbalik badan dan kembai dalam barisan pasukannya. Di sana, Osef sangat marah. Dia langsung menjatuhkan hukuman eksekusi bagi orang yang t
Martis kemudian mendekatkan wajahnya pada Mona. Martis memperhatikan kedua bola matanya. Dan akhirnya, Martis menemukan sesuatu yang terasa janggal. "Tunggu...! Siapa namamu?" tanya Martis, ia segera menarik tangan Mona yang hendak berbalik badan kemudian pergi. Jantung Mona berdebar lebih cepat saat tangannya ditarik oleh Martis. Ia mendengar nada bicara Martis tadi seperti mencurigainya. "Na-namaku Mona, Tuan." Mona akhirnya memutuskan untuk menjawab. "Sini, ada yang ingin aku bicarakan padamu." Martis lalu mengajak Mona duduk di tempatnya semula ketika menyendiri tadi. "Aku tahu, kau adalah seorang mata-mata." Martis mengatakan dengan santainya. Namun tidak dengan Mona, kedua matanya terbelalak. Ia bingung harus berkata apa kepada Martis. Ia langsung berpikir, bahwa hidupnya akan berakhir tak lama dari malam ini. "Tapi tenang saja, hanya aku seorang yang tahu tentangmu yang sebenarnya. Aku tidak akan memberitahu siapapun akan hal itu, akan tetapi, aku harus mengetahui du
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang