Martis menjadi pusat perhatian warga desa karena dirinya yang di kurung dan ia berada di tengah tanah yang cukup lapang. Yang membuat Martis merasa sangat asing adalah pakaian. "Kenapa aku merasa seperti badut? Pakaian yang mereka kenakan berbeda dengan pakaianku. Kira-kira, apa yang akan mereka lakukan padaku selanjutnya, ya? Apakah aku akan dijadikan persembahan? Tidak, tidak...! Semoga saja tidak." Martis berbicara sendiri. Tak lama kemudian, Martis melihat ada dua orang tetua yang diiringi oleh rombongan di belakangnya. Tetua itu memperhatikan Martis dari setiap sudut. Bahkan ia sempat menyuruh Martis membuka bajunya sampai telanjang bulat. "Ini sesuai ramalan...!" seru salah satu pria tua yang melihat simbol di lengan Martis. "Tetua..., apakah dia orangnya? Orang yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan desa kita?" tanya seorang pria. Tetua itu menjawab, "Aku yakin, itu benar. Cepat kalian keluarkan dia dari kurungan itu! Kalian telah memperlakukannya dengan buruk!" Meli
Martis membuka menu pada sistemnya untuk mencari teknik baru yang akan digunakan dalam menghadapi suku Beberian nanti. Namun sepertinya Martis nampak kesal. "Sial! Kenapa teknik-teknik itu harganya sangat mahal?! Kalau begitu, aku terpaksa harus lebih giat lagi menyelesaikan misi harian, huft!" Dalam beberapa hari ini Martis fokus menyelesaikan latihan-latihan yang ada dalam daftar sistem. Mulai dari push-up, sit-up, dan yang lainnya. Dia sangat gigih demi mendapatkan saldo untuk membeli salah satu teknik yang menarik perhatiannya pada menu penjualan sistem. Dan akhirnya, tepat sehari sebelum suku Beberian mendatangi desa, Martis berhasil mendapatkan satu teknik baru dari kekuatan elemen cahaya miliknya. "Akhirnya..., aku bisa juga menguasai teknik ini. Teknik ini sangat berguna dalam pertarungan. Aku yakin, akan sangat sulit menghadapi teknik baru ini." Wajah Martis nampak berseri-seri. Kebetulan, kedatangan suku Beberian memberikan Martis peluang untuk mencoba menggunakan t
Tring! "Sistem mendeteksi nama Mamet. Dia adalah salah satu orang yang ada dalam daftar buronan. Kalahkan dia, ambil bonusnya!" Martis menyeringai saat melihat isi dari pemberitahuan sistem miliknya. Ia sangat menginginkan saldo yang didapatkan nantinya setelah menyelesaikan misi yang muncul pada sistemnya. Kemudian, Mamet lah yang memulai pertarungan yang disebut duel maut dalam suku mereka dengan cara menyerang Martis menggunakan pukulannya yang sangat kuat. Wish...! Wish, wish, wish...! Sangking kuatnya pukulan Mamet itu, sampai terdengar suara yang menderu. Tapi nampaknya Mamet tidak berhasil mendaratkan satu pukulannya pun pada tubuh Martis. Melihat gerakan Martis yang amat cepat itu, Mamet merubah penilaiannya terhadap Martis. Awalnya ia sangat meremehkan, tapi setelah melihat kemampuan Martis yang bergerak dengan kecepatan cahaya, Mamet jadi frustasi. "Sial! Apakah kau hanya dapat menghindar?! Mau sampai kapan, hah...?!" teriak Mamet kesal. Mamet terus mencoba
Semua orang suku Beberian terdiam. Tadi, teriakan mereka sangat bising menyoraki Mamet untuk menghajar Martis. Namun mulut mereka semua kini bungkam. Karena apa? Karena mereka semua tak menyangka Mamet yang terkenal sangat kuat dan lincah saat bertarung berhasil Martis kalahkan. Dan parahnya lagi, Mamet kalah dalam duel maut. Duel maut, dalam tradisi suku Beberian berarti harus ada yang mati diantara orang yang bertarung. Jika pemenang tidak mau membunuh lawannya yang sudah menyerah, maka orang yang kalah itu diwajibkan bunuh diri. Saat ini, Martis berdiri tegak di hadapan tubuh Mamet yang sudah tak berdaya. "Bagaimana? Apakah kalian semua mengakui kekalahan Kepala Suku kalian ini? Jika memang masih ada yang kurang puas, silahkan maju. Akan aku ladeni satu persatu." Martis memancarkan auranya, sehingga orang-orang yang ada di sana bergidik dibuatnya. Martis kembali berbicara, karena tidak ada yang berani menjawabnya. "Kalau begitu, sesuai perjanjian atas duel yang tadi kami laku
Setelah beberapa hari kemudian, Martis akhirnya memutuskan untuk meninggalkan desa itu. Dan tak disangka, semua suku Beberian bersikeras ingin ikut ke manapun Martis pergi. Padahal, Martis memiliki niat awal untuk menyuruh suku Beberian bekerja membangun desa tersembunyi dan menjaga keamanan di sana. Namun siapa sangka? Mereka semua kompak mengangkat Martis sebagai Kepala Suku yang baru. "Tunggu dulu. Jumlah kalian ini sangat banyak. Jika kalian ikut pergi berkelana bersamaku, bukankah nantinya terlihat seperti aku yang memimpin kalian untuk melakukan tindak kejahatan pada desa lain? Tidak! Aku tidak mau dicap buruk karena hal itu." Martis mengungkapkan isi pikirannya dengan jujur. Lagi pula, itu akan ia jadikan sebuah alasan agar mereka tidak mengikutinya pergi mencari keberadaan gerbang dimensi. "Kepala Suku, kami semua mau merubah perilaku dan penampilan kami. Asalkan, kita terus bersama-sama." Ada salah satu dari mereka yang menyelutuk. "Iya benar. Kami mau melakukannya." S
Martis menatap pria yang mengaku sebagai Kepala suku Mungulion, ia diam beberapa detik. Setelah itu ia malah berjalan menuju pinggir sungai kemudian duduk dengan santainya. Melihat hal itu, tentu saja membuat orang-orang dari suku Mungulion menjadi geram. "Cih! Orang itu sangat menyebalkan!" teriak salah satu anggota suku Mungulion sambil mencabut kapaknya. Namun saat ia hendak maju mendekati Martis, ia merasakan sesuatu di bagian pergelangan tangannya yang kemudian berteriak, "Argh...! Tanganku...!" Ternyata, telapak tangan pria yang berniat melawan Martis tadi seketika terputus, tergeletak di atas tanah dengan darah yang bercucuran. Keadaan sempat hening sejenak, hanya terdengar suara pria yang kesakitan sambil berguling di tanah memegangi tangannya yang putus. "Siapa yang berani melukai anak buah Ku, maka dia akan aku habisi!" seru Kepala suku Mungulion. "Aku yang melakukannya. Maju saja jika kau memang berani melawanku. Tapi, bukankah tadi kau menantang Kepala Suku kami u
Martis menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Belmont. "Sedari tadi, aku merasa kau belum mau menunjukkan kekuatan sejatimu. Kalau kau bertarung seperti itu terus, kau tidak akan mendapatkan hadiah dari Ku." Upaya Martis untuk mendongkrak semangat Belmont akhirnya berhasil. Belmont meningkatkan kekuatan tubuhnya. Bukan hanya itu, kecepatan tiap pukulan yang Belmont lakukan berhasil membalikkan keadaan. Musuhnya kini mulai nampak kewalahan menahan tiap pukulan itu. "Kau harus bersyukur, karena berhasil kuberikan pukulan terkuatku. Itu akan membuatmu tenang di alam Baka, hehe." Tangan Belmont terlihat berubah, ada asap yang keluar dari tiap tubuhnya. Bam, bam, bam...! Belmont semakin mendesak musuhnya. Martis yang tadi duduk dengan santai, langsung bangkit setelah melihat gaya bertarung Belmont dan membaca pemberitahuan dari sistemnya. "Sistem, apakah benar yang kau katakan? Apakah kau yakin dengan itu?" tanya Martis pada sistemnya. Sistem segera menjawabnya. Dan
Yayan sangat yakin bahwa ia berhasil menyerang Martis dengan cara diam-diam. Tapi Yayan tidak tahu bahwa Martis adalah seorang Pengendali Sistem Terkuat. Secara otomatis, saat Martis terkena serangan dari Yayan, ia mengetahuinya berkat pemberitahuan sistem. "Jadi, kau menggunakan cara licik, Ya?" tanya Martis pada Osef. "Cara licik? Apa maksudmu?" jawab Osef, ia malah balik bertanya karena belum mengerti apa yang Martis maksudkan. "Lihat ini. Benda kecil beracun seperti ini sangatlah berbahaya." Martis menunjukkan sebuah benda di telapak tangannya. Osef menautkan alisnya, ia segera faham apa yang Martis maksud. "Aku mau duel ini dihentikan!" seru Osef, seketika membuat suasana ricuh penuh bisikan. "Apa maksudmu?" tanya Martis. "Aku tidak mau, duel di antara kita ada yang menggangu. Tunggu sebentar, aku akan mengurus masalah ini." Osef berbalik badan dan kembai dalam barisan pasukannya. Di sana, Osef sangat marah. Dia langsung menjatuhkan hukuman eksekusi bagi orang yang t