Martis mulai berpikir untuk mencari cara agar dirinya dapat menyebrangi sungai yang memang memiliki lebar cukup luas.Martis mencari tahu informasi tentang binatang besar penunggu sungai dari sistem. Tapi sayangnya, sistem hanya memberikan perincian sekedarnya saja. Sistem hanya menjelaskan tentang jenis dan sifat binatang itu yang terkenal sangat buas dan sangat menjaga teritorialnya.Yang membuat martis sakit kepala adalah kecepatan yang dimiliki binatang penunggu sungai itu. "Ukuran badannya sangat besar, tapi dia memiliki kecepatan yang sangat luar biasa. Ditambah lagi, jarak jangkauan serangannya sangat luas. Kalau aku terbang di atas air, tetap saja aku masih akan terkena serangannya."Kemudian martis nekat, mau tidak mau dia harus menghadapi binatang penunggu sungai itu. "Huft, sepertinya akan sangat merepotkan melawan makhluk itu. Tapi tidak ada cara lain."Martis lalu mendekati air dan ia menceburkan dirinya lalu menyelam. Dan batu saja ia menyelam, dia langsung dikejutkan den
Perjalanan Martis masih cukup jauh. Setelah ia melewati sungai, ia harus terus maju.Martis kembali membuka peta. "Setelah sungai tadi, kalau sesuai dengan arahan peta, aku akan melewati sebuah kuil kuno. Apakah kuil kuno itu adalah kuil yang di depan sana?"Karena kuil yang dimaksud teryata ada di dekatnya, Martis tanpa ragu langsung pergi ke kuil itu.Kuil itu terlihat usang. Nampaknya sudah puluhan tahun terbengkalai. Tidak, sebenarnya kuil ini sudah ratusan tahun tidak lagi digunakan.Martis menjelajahi seluruh sudut kuil. Martis sangat terkejut saat melihat banyak sekali tengkorak manusia yang berserakan di sana. "Sebenarnya, apa yang terjadi di kuil ini dulunya ya?"Martis terus melangkahkan kakinya, ia penasaran. "Apakah ada benda kuno yang dapat aku ambil dari sini?"Martis lalu membuka pintu salah satu ruangan yang ada di kuil itu. "Apa itu?"Martis berjalan, ia mendekati sesuatu. "Pedang ini menancap di dinding, dan ada tengkorak yang tersisa. Sepertinya ada tubuh seseorang
Lagi-lagi Martis dibuat kelelahan. Kali ini ia menghadapi tengkorak hidup tanpa henti."Sudah berapa kali aku menghancurkan mereka, tapi mereka hidup lagi, dan hidup lagi. Baik, coba aku hancurkan kepalanya."Boom!Martis menggunakan biji setan petirnya, lalu menggunakan pukulan Bazokanya untuk menghancurkan bagian kepala para tengkorak itu.Namun hasilnya, sama saja. Tulang yang berserakan itu kembali menyatu dan kembali hidup meskipun tanpa kepala."Ah...! Ternyata sulit juga!" seru Martis, dan tanpa sengaja Martis menebaskan pedang yang tadi dapatkan.Brak!Martis melihat ada satu tengkorak yang langsung menjadi debu saat terkena kekuatan magis dari pedang itu."Mungkinkah pedang ini adalah satu-satunya benda yang dapat menghancurkan tengkorak-tengkorak ini? Baik, aku coba saja lagi."Dan benar saja, sesuai dugaan Martis, pedang itu adalah cara untuk ia menghadapi ratusan tengkorak hidup itu."Bagus! Kalau begini, mudah sekali menghadapi mereka."Satu jam kemudian, Martis barulah se
Martis langsung memegang erat pedang baru yang ia dapatkan tadi. Ia bersiap untuk menghadapi hewan aneh itu.Namun, beberapa detik kemudian ia merasakan keram pada kakinya yang dicakar oleh hewan aneh itu tadi."Cakarnya beracun? Tapi untung saja racun ini tidaklah mematikan. Tapi tetap saja, membuat pergerakanku terbatasi."Hewan aneh itu bergerak. Pergerakannya memang lambat, tapi setiap ia mengayunkan cakarnya, Martis dapat merasakan dengan jelas kekuatan besar yang tercipta.Dan karena panik, Martis tidak memperhatikan ke mana langkahnya bergerak menghindari serangan musuhnya.Cetar..., cetar!Ada suara beberapa tabung lagi yang pecah akibat serangan hewan aneh itu.Lagi-lagi Martis mengumpat kesal. "Argh...! Satu saja belum selesai, malah bertambah beberapa ekor lagi."Ternyata Martis belum menyadari efek sesungguhnya dari racun yang tadi mengenai kakinya. Racun itu bukan hanya membuat kaki merasa keram, akan tetapi perlahan merambat melalui darah Martis naik sampai ke otaknya. A
Keesokan harinya, ketika Martis tersadar ia sudah berada di dalam penjara. Penjara itu adalah penjara khusus yang disediakan untuk Martis."Akhirnya kau sadar juga, Martis." Shadow Master tertawa senang."Shadow Master? Ternyata kau. Di mana ini?" tanya Martis."Ini adalah tempat tinggalku yang sebenarnya. Kenapa? Apa kau merasakan kekuatanmu menghilang?" Kali ini Shadow Master menyeringai.Martis memperhatikan sekeliling ruang penjara khusus itu dan ia segera paham akan kondisi dan situasinya saat ini. "Jadi begitu, kau sengaja menciptakan penjara ini dengan semua bahan bangunannya mengandung bahan dari pohon setan. Sudahlah, jika memang ingin membunuhku, cepat lakukan.""Membunuhmu? Jika aku ingin membunuhmu, sudah sejak kemarin aku melakukannya. Kenapa kau terburu-buru begitu ingin pergi ke neraka? Hahaha...!""Cuh...!" Martis meludahkan air liurnya ke arah Shadow Master."Kurang ajar!" seru Shadow Master. "Kau memang minta diberi pelajaran!"Duar...!Shadow Master menyuruh anak bu
Percuma saja, meskipun Martis berusaha meminta bantuan dari sistem namun gagal.Dua Minggu kemudian, ternyata Shadow Master memanfaatkan kekuatan Lancelot untuk mencari artefak yang selama ini dicari juga oleh martis. Dan akhirnya, karena Lancelot memang tangguh, ia berhasil mendapatkan artefak itu."Bagus, Lancelot! Aku memang tidak salah untuk menjadikanmu alatku. Hahaha...!" Shadow Master menepuk-nepuk pundak Lancelot sambil tertawa senang.Setelah itu mereka kembali ke markas utama Shadow Master."Martis, lihatlah apa yang ada di tanganku ini." Shadow Master memperlihatkan artefak yang memancarkan aura kekuatan dahsyat itu.Martis tak sanggup lagi untuk berbicara. Dia hanya bergumam, 'Bukankah itu artefak yang kami cari selama ini? Bagaimana dia bisa mendapatkannya?'"Ada apa?" Shadow Master menyeringai. "Apakah kau terkejut kalau aku berhasil mendapatkan barang berharga ini? Hem?"Kemudian Shadow Master memanggil Lancelot dan Layla. Ternyata Layla juga dijadikan budak oleh Shadow
"Tentu saja, aku akan menepati janjiku. Jadi bagaimana? Cepatlah, jika terlalu lama, aku terpaksa memasukkan hewan brutal itu ke dalam ruangan istrimu. Kau tahu sendiri bukan, bagaimana kuatnya dan bagaimana ganasnya hewan-hewan hasil percobaan kami ini? Kau juga kalah dengan mereka.""Baiklah, tapi buktikan dulu, biarkan istriku keluar dari penjara ini dan biarkan dia pergi jauh terlebih dahulu." Martis mencoba bernegosiasi."Baiklah, tidak masalah. Hey kau, lepaskan dia, dan biarkan dia pergi...," ujar Shadow Master.Shadow Master benar-benar mengeluarkan Mia dan membiarkannya pergi keluar dari markas itu. Sebelum pergi, Mia mengerti akan isyarat yang Martis katakan. Isyarat itu, Martis berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Martis mengatakan agar Mia pergilah menjauh dari tempat ini terlebih dahulu.Lalu, Shadow Master berkata pada Martis, "Nah, aku sudah menepati janjiku. Jadi, giliranmu menepati janjimu.""Aku tidak bisa mengeluarkan artefak itu jika tubuhku masih terikat de
Beberapa hari ini, Martis dan Mia bersembunyi di salah satu bukit. Di bukit itu mereka dapat mengawasi pergerakan The Silent Hand. Dan benar sesuai dugaan Martis, Shadow Master marah besar setelah mengetahui bahwa artefak yang diberikan oleh martis adalah imitasi alias artefak tiruan. Oleh karena itu, Shadow Master kembali memerintahkan pasukannya secara besar-besaran untuk mencari keberadaan Mia dan Martis. "Martis, bagaimana ini? Pergerakan kita sangat terbatas karena wajah kita sudah tersebar ke seluruh penjuru. Kita sudah dianggap seperti penjahat saja, padahal merekalah yang sebenarnya jahat, cih!" ujar Mia kesal. "Tenang saja, semalam aku membaca menu penjualan pada sistemku. Aku bisa menggunakan kekuatan biji setan karetku untuk merubah wajahku sendiri. Tapi bagaimana denganmu, ya? Aku belum terlalu mahir menggunakannya pada orang lain. Apakah kau bersedia untuk jadi bahan latihanku? Siapa tahu aku juga dapat mahir merubah wajahmu dengan teknik baru ini," ungkap Martis. "Wah
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon