Lancelot tersenyum gembira, ia merasa senang bisa berlatih tanding dengan ayahnya. Mereka berdua lalu pergi ke area latihan yang telah dipilih oleh Martis. Sesampainya di sana, Lancelot melihat bahwa lokasinya sangat luas. Di tengah-tengah lokasi tersebut, ada beberapa pohon besar yang berjejeran membentuk area lapangan. Area tersebut biasa digunakan sebagai tempat latihan bagi para pemburu dan pencari saga. Martis dan Lancelot bersiap untuk memulai latih tanding. Lancelot mengeluarkan teknik baru yang didapatkannya dari sistem dan Martis siap menantangnya. Mereka berdua berdiri saling berhadapan, siap untuk memulai latihan. "Lets go!" seru Martis, lalu ia langsung mengeluarkan serangan mengarah ke arah Lancelot. Lancelot dengan sigap mengeksekusi teknik barunya, ia dengan cepat menghindari serangan Martis dan menyerang balik. Serangan Lancelot meluncur deras mengenai tubuh Martis, namun ayahnya dengan sinar matanya yang tajam dan kecepatan yang tinggi berhasil menghindar. "Kamu s
Namun tak ada jawaban yang membalas teriakan Martis. Mereka semakin panik setelah menemukan jejak-jejak darah di sekitar kemah dan api unggun yang masih menyala."Ayah, ada jejak-jejak darah di sini. Aku rasa Ibu dan Bibi Layla dibawa orang-orang jahat," kata Lancelot dengan suara gemetar.Martis merasa sedih dan marah saat mendengar perkiraan putranya. Ia tahu betapa berbahayanya lingkungan dalam hutan tempat tinggal mereka. Ia mencoba menahan amarahnya, tapi tetap merasa bertanggung jawab atas keamanan keluarganya."Kita harus mencari tahu di mana Ibumu dan Layla berada dan menyelamatkan mereka. Ingat, keluarga adalah segalanya." Martis kemudian melakukan persiapan untuk perjalanan pencariannya.Pada malam harinya, Lancelot dan Martis memulai perjalanan mereka dalam pencarian Mia dan Layla. Mereka melewati hutan yang semakin dalam dan lebat. Suara-suara binatang yang menyeramkan mengisi keheningan malam. Mereka harus terus melanjutkan perjalanan mereka dan menghadapi apa pun yang da
Martis dan Lancelot merasa terkejut dan terkecoh setelah mendengar penjelasan Shadow Master. Mereka merasa telah ditipu dan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Ayah, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana jika Shadow Master itu benar-benar sedang menyiapkan jebakan lainnya?" tanya Lancelot khawatir.Martis memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Ia menyadari bahwa keamanan keluarganya sedang terancam, dan ia harus melakukan sesuatu untuk melindungi mereka."Kita harus lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk menghadapi serangan Shadow Master. Kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan meningkatkan kemampuan kita. Dan nanti, ketika kita bertemu dengannya lagi, kita harus benar-benar mengamati apakah serangannya nyata, atau hanya ilusi saja seperti yang sebelumnya," kata Martis dengan tegas.Lancelot mendengarkan dengan cermat saran ayahnya, dan ia siap untuk bekerja keras lebih keras lagi agar bisa membantu ayahnya dalam menghadapi serangan b
Martis berdiri tegak, menatap pria yang tergeletak di tanah dengan tatapan tajam. Dia merasa puas melihat ekspresi terkejut di wajah pria itu."Kami tahu kamu mengintai kami," kata Martis dengan suara yang tenang namun penuh ancaman. "Kamu pikir kami begitu bodoh untuk tidak menyadari kehadiranmu?"Pria itu berusaha untuk bangkit, tapi Martis dengan cepat menekannya kembali ke tanah dengan sepatunya. "Kamu tidak akan pergi ke mana-mana," katanya dengan suara yang tegas.Lancelot, yang berdiri di samping Martis, tersenyum sinis. "Kau pikir kami begitu mudah ditipu?" tanyanya dengan nada mengejek. "Kami bukan orang-orang yang bisa kau mainkan begitu saja."Mereka berdua berdiri di atas pria itu, menatapnya dengan tatapan yang penuh kebencian dan kemarahan. Mereka tahu bahwa pria ini adalah musuh mereka, dan mereka tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.Kemudian Martis mengikat pria itu lalu bersiap untuk menginterogasinya."Baiklah, apa tujuan Shadow Master mengirimmu mengintai kam
Pria itu menelan ludah, merasa takut dan gugup. Dia tahu bahwa Martis bukanlah orang yang bisa dia mainkan. Dia tahu bahwa dia harus menjawab pertanyaan Martis dengan jujur, atau dia akan merasakan sakit yang tak terbayangkan."Shadow Master... dia ingin kamu mati," jawab pria itu dengan suara gemetar. "Dia merasa terancam olehmu. Dia merasa bahwa kamu adalah ancaman terbesar bagi rencananya."Martis mendengus, tidak terkejut dengan jawaban itu. "Dan apa rencananya? Apa yang dia coba lakukan?"Pria itu menelan ludah lagi, merasa semakin gugup. "Dia... dia ingin menguasai dunia. Dia ingin memperluas kekuasaannya dan mengendalikan semua orang. Dan dia merasa bahwa kamu adalah satu-satunya yang bisa menghalangi rencananya."Martis merenung, memikirkan informasi yang baru saja dia dapatkan. Dia harus berhati-hati dan berpikir dengan jernih. Dia harus membuat rencana untuk menghadapi Shadow Master dan menghentikan rencananya.Lalu Martis bertanya lagi, "Apakah kau hanya seorang diri mengin
Martis membaca informasi yang berhasil diakses oleh Lancelot melalui sistem miliknya tentang pasukan Elit Bayangan yang telah dibentuk berupa buku. Mereka duduk bersama di lereng gunung yang indah, sambil membahas informasi yang baru saja ditemukan.Informasi yang ditemukan mengungkapkan bahwa pasukan Elit Bayangan merupakan pasukan khusus yang terlatih dengan sangat baik dan memiliki keahlian tempur yang tinggi. Mereka dipilih secara ketat dan dilatih untuk menjadi prajurit yang tak terkalahkan dalam pertempuran.Pasukan Elit Bayangan dikenal karena kecepatan, kekuatan, dan ketepatan dalam pertempuran. Mereka memiliki taktik yang canggih dan kemampuan untuk bergerak secara cepat dan efisien di medan pertempuran. Pasukan ini dipimpin oleh Shadow Master, seorang pemimpin yang kejam dan licik. Dan pasukan elit bayangan ini memiliki beberapa ketua yang menggunakan kekuatan biji setan.Martis dan Lancelot menyadari bahwa mereka akan menghadapi tantangan yang besar dalam menghadapi pasukan
Malam ini, Martis menyuruh Lancelot memeriksa keadaan Mia dan Layla."Ayah, ada apa dengan Ibu dan Bibi Layla? Kenapa Ibu masih belum sadarkan diri juga?" tanya Lancelot khawatir akan Ibunya."Kalau Ayah perhatikan, mereka kesehatan tubuh mereka berdua baik-baik saja. Tapi, mereka berdua masih belum juga sadarkan diri. Ini pasti ulah Shadow Master. Dia memang sangat ahli dalam menggunakan teknik ilusi.""Apa yang harus kita lakukan agar Ibu kembali sadar, Ayah? Apakah kita harus mencari Shadow Master sekarang?""Tidak, untuk saat ini kita biarkan saja mereka berdua seperti ini dulu. Ya sudah, setelah Ayah selesai memeriksa Ibumu, kau bawa mereka berdua kembali ke ruang pemulihan dalam sistemmu.""Baiklah, Ayah."Setelah beberapa jam kemudian, Martis duduk di bawah pohon dan membuka sistem miliknya.'Eh, apa ini? Aku baru tahu kalau dalam sistem baru ini ternyata memiliki fitur seperti ini. Fitur pesan global?'Martis menekan tombol fitur pesan global itu. Dia melihat ada banyak sekali
Karena monyet itu bersikeras untuk mengikutinya, akhirnya Lancelot kembali ke kamp dengan membawa monyet kecil itu."Ayah, lihatlah apa yang aku bawa. Kita mendapat tambahan satu teman lagi." Lancelot menunjukkan monyet kecil itu pada Martis."Hewan apakah ini? Kenapa ada banyak bekas luka pada tubuhnya? Hewan ini memang terlihat mirip monyet, tapi lihatlah ekornya. Bukankah itu ekor kuda?" jawab Martis."Yah, begitulah Ayah. Aku juga tidak tahu hewan apa namanya ini. Tunggu, aku lupa memberinya nama. Hey, monyet kecil, mulai sekarang, jika kau ingin ikut bersamaku kau akan aku beri nama. Namamu adalah Budy.""U Uk, a.. ak..., Uk ak Uk ak...!" Nampaknya monyet kecil ini senang diberi nama oleh Lancelot.Tapi ketika Lancelot dan Martis sedang asik bermain dengan Budy, mereka dikejutkan dengan munculnya sosok hewan besar yang tiba-tiba melompat dan langsung berada di hadapan mereka."Lancelot, awas...!" Martis mendorong anaknya agar tidak terkena serangan hewan besar itu."Ayah, itu sepe
Saat Emily melihat kreasi masakan yang Martis siapkan, betapa terkejutnya dia. "Hah...?! Ini semua..., Tuan Martis yang menyiapkannya?" tanyanya dengan wajah takjub. Martis menik turunkan kedua alisnya seraya tersenyum dan menjawab, "Bagaimana? Hem? Menarik, buka?" Ayo, kita nikmati." Martis dan Emily akhirnya makan malam bersama. Saat suaran sendok dan piring beradu, ada pula suara celotehan mereka yang terdengar bahagia. Alam tetapi, rada bahagia mereka itu berubah dalam sekejap saat mereka mendengar ada suara kaca jendela yang pecah di lantai bawah. Martis menatap Emily dengan wajah penuh isyarat. "Emily, jangan ke mana-mana. Aku akan memeriksa suara apa itu tadi," ujar Martis yang kemudian turun ke lantai bawah untuk memeriksa apa yang terjadi.Rupanya, Martis menemukan adanya batu yang terbalutkan kertas. Lalu Martis mengambilnya dan ia membuka kertas itu. Ternyata dalam kertas itu ada rangkaian kata yang bertuliskan kalimat pengancaman."Kalian akan mati...?" ujar Martis mem
Martis awalnya tak percaya jika apa yang dikatakan oleh Emily tentang koin emas miliknya mampu membeli sebuah rumah. Pada keesokan harinya, Martis dan Emily berjanji untuk bertemu di sebuah kedai untuk makan siang. Setelah makan siang bersama, Emily mengatakan bahwa ia telah menemukan tempat yang cocok dan harga yang pas dari koin emas yang Martis miliki. Emily yang dalam hatinya merasa sangat senang, dengan buru-buru mengajak Martis untuk melihat lokasi yang ia maksud. "Jadi, inilah lokasi rumah yang aku katakan tadi, Tuan Martis. Jadi bagaimana? Apakah Tuan Martis suka dengan rumah ini?" tanya Emily, dalam hatinya ia berharap mendapat pujian dari Martis. Martis pun menjawab seraya memperhatikan bangunan rumah yang Emily tunjukkan. "Emily, kalau soal bangunannya aku rasa sudah bagus. Di tambah lagi, ada halaman yang tersisa cukup luas. Aku mau tempat ini." Akhirnya harapan Emily terkabul juga. "Baiklah, kalau begitu aku akan menyelesaikan pembayarannya dan serah terima surat men
Emily menyadari bahwa mereka berdua tengah menarik perhatian. Kemudian, Emily menarik tangan Martis dan mengajaknya keluar dari tempat pemandian tempatnya bekerja.Setelah berada di gang yang cukup sepi, barulah Emily berhenti. "Huft..., di sini sepi, kita bisa berbicara sekarang, Tuan Martis." Emily nampak terengah.Martis yang sejak tadi tak mampu berkata-kata akibat tingkah Emily akhirnya bertanya. "Emily, kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini?" Martis menoleh ke kanan dan ke kiri, rasanya tempat ini sangat sepi."Maafkan aku, Tuan Martis. Baiklah, aku akan mengatakan padamu," ujar Emily menjelaskan.Emily menjelaskan bahwa Martis sebenarnya cukup terkenal karena cerita tentang prestasinya yang berhasil mengalahkan Raja Kegelapan. Akan tetapi, Emily memberitahu kepada Martis bahwa sebenarnya ada mata-mata di tempatnya bekerja. Mata-mata yang Emily maksud adalah seseorang yang bekerja atas perintah Raja Kegelapan guna menyelidiki dan memantau perkembangan keadaan Martis.Menden
Beberapa hari kemudian, Martis ternyata mendapatkan sebuah rekaman dari sistem miliknya. Rekaman itu berisikan tentang dirinya yang beberapa waktu lalu menjadi orang linglung alias dianggap depresi oleh orang-orang di sekitarnya. Dan di suatu pagi, Martis teringat akan Phynoglip yang dulu pernah menyatu dengan sistem miliknya. Ia mencoba memanggil Phynoglip itu dalam sistem, namun ia tak dapat jawaban. 'Ke mana Phynoglip pergi, ya? Apakah dia menghilang karena sistem reset ulang kemarin? Tapi..., entah kenapa, aku merasa kalau Phynoglip masih ada di dalam sistem. Tapi kenapa dia tidak menanggapi panggilanku? Apakah aku telah melakukan kesalahan padanya?' gumam Martis, ia penasaran dengan apa yang terjadi pada Phynoglip. Kemudian Martis juga ingat. "Oh iya, bukankah waktu itu Phynoglip pernah menunjukkan dirinya dalam wujud manusia? Jangan-jangan...?" Martis tiba-tiba saja memikirkan sesuatu hal yang buruk telah menimpa Phynoglip merah muda itu. Kemudian Martis mengusir pikiran
Black Rose sangat terkejut melihat teknik dan jurus bela diri yang Martis gunakan. Saat melihat teknik yang Martis gunakan, ingatan Black Rose kembali pada kejadian seratus tahun silam."Teknik ini...?! Tidak...! Tidak mungkin...!" teriak Black Rose yang tak dapat menahan serangan Martis.Tubuh Black Rose langsung nampak compang-camping akibat daya ledak dan tekanan dari serangan yang baru saja Martis lancarkan.Martis kemudian menatap kedua tangannya. "Akhirnya..., kekuatanku yang dulu benar-benar pulih." Bibir Martis tersenyum merkah."Kalau begitu baiklah, kebetulan ada target untuk melakukan panasan," ujar Martis, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Black Rose."Hey, kau...! Iya, kau. Ayo serang aku." Martis nampak dalam kondisi hati yang bahagia.Sedangkan Black Rose yang melihat ekspresi yang ia anggap tidak wajar di wajah Martis, ia yang tadi terjatuh memundurkan dirinya. "Jangan mendekat! Tidak...!" Black Rose terlihat sangat ketakutan.Kedua alis Martis pun mengerut
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab