Lancelot merasa khawatir melihat ayahnya yang tiba-tiba merasa tidak enak badan. Ia buru-buru berdiri dan mengamati ayahnya dengan cemas. "Ayah, kenapa? Apa yang terjadi padamu?" tanyanya dengan khawatir. Martis menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia mencoba tersenyum menenangkan putranya. "Jangan khawatir, Lancelot. Aku akan baik-baik saja," jawabnya. Namun, Lancelot bisa melihat bahwa ayahnya sedang mengalami sesuatu yang buruk. Tiba-tiba, ia melihat aura kegelapan muncul di sekitar Martis dan menyerap ke dalam tubuhnya. "Ayah, apa yang terjadi?" tanya Lancelot panik. Martis merasakan kekuatan hitam yang menyerang tubuhnya dan mencoba mengontrolnya. Dia tahu bahwa kekuatan tersebut akan membahayakan orang-orang di sekitarnya jika tidak segera dihentikan. Kondisinya mulai memburuk, dan Martis harus bertindak cepat. "Lancelot, aku butuh bantuanmu. Kamu harus mengeluarkan artefak kedua yang kita dapatkan tadi," kata Martis dengan nafas yang tersengal-sengal
Lancelot tersenyum gembira, ia merasa senang bisa berlatih tanding dengan ayahnya. Mereka berdua lalu pergi ke area latihan yang telah dipilih oleh Martis. Sesampainya di sana, Lancelot melihat bahwa lokasinya sangat luas. Di tengah-tengah lokasi tersebut, ada beberapa pohon besar yang berjejeran membentuk area lapangan. Area tersebut biasa digunakan sebagai tempat latihan bagi para pemburu dan pencari saga. Martis dan Lancelot bersiap untuk memulai latih tanding. Lancelot mengeluarkan teknik baru yang didapatkannya dari sistem dan Martis siap menantangnya. Mereka berdua berdiri saling berhadapan, siap untuk memulai latihan. "Lets go!" seru Martis, lalu ia langsung mengeluarkan serangan mengarah ke arah Lancelot. Lancelot dengan sigap mengeksekusi teknik barunya, ia dengan cepat menghindari serangan Martis dan menyerang balik. Serangan Lancelot meluncur deras mengenai tubuh Martis, namun ayahnya dengan sinar matanya yang tajam dan kecepatan yang tinggi berhasil menghindar. "Kamu s
Namun tak ada jawaban yang membalas teriakan Martis. Mereka semakin panik setelah menemukan jejak-jejak darah di sekitar kemah dan api unggun yang masih menyala."Ayah, ada jejak-jejak darah di sini. Aku rasa Ibu dan Bibi Layla dibawa orang-orang jahat," kata Lancelot dengan suara gemetar.Martis merasa sedih dan marah saat mendengar perkiraan putranya. Ia tahu betapa berbahayanya lingkungan dalam hutan tempat tinggal mereka. Ia mencoba menahan amarahnya, tapi tetap merasa bertanggung jawab atas keamanan keluarganya."Kita harus mencari tahu di mana Ibumu dan Layla berada dan menyelamatkan mereka. Ingat, keluarga adalah segalanya." Martis kemudian melakukan persiapan untuk perjalanan pencariannya.Pada malam harinya, Lancelot dan Martis memulai perjalanan mereka dalam pencarian Mia dan Layla. Mereka melewati hutan yang semakin dalam dan lebat. Suara-suara binatang yang menyeramkan mengisi keheningan malam. Mereka harus terus melanjutkan perjalanan mereka dan menghadapi apa pun yang da
Martis dan Lancelot merasa terkejut dan terkecoh setelah mendengar penjelasan Shadow Master. Mereka merasa telah ditipu dan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Ayah, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana jika Shadow Master itu benar-benar sedang menyiapkan jebakan lainnya?" tanya Lancelot khawatir.Martis memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Ia menyadari bahwa keamanan keluarganya sedang terancam, dan ia harus melakukan sesuatu untuk melindungi mereka."Kita harus lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk menghadapi serangan Shadow Master. Kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan meningkatkan kemampuan kita. Dan nanti, ketika kita bertemu dengannya lagi, kita harus benar-benar mengamati apakah serangannya nyata, atau hanya ilusi saja seperti yang sebelumnya," kata Martis dengan tegas.Lancelot mendengarkan dengan cermat saran ayahnya, dan ia siap untuk bekerja keras lebih keras lagi agar bisa membantu ayahnya dalam menghadapi serangan b
Martis berdiri tegak, menatap pria yang tergeletak di tanah dengan tatapan tajam. Dia merasa puas melihat ekspresi terkejut di wajah pria itu."Kami tahu kamu mengintai kami," kata Martis dengan suara yang tenang namun penuh ancaman. "Kamu pikir kami begitu bodoh untuk tidak menyadari kehadiranmu?"Pria itu berusaha untuk bangkit, tapi Martis dengan cepat menekannya kembali ke tanah dengan sepatunya. "Kamu tidak akan pergi ke mana-mana," katanya dengan suara yang tegas.Lancelot, yang berdiri di samping Martis, tersenyum sinis. "Kau pikir kami begitu mudah ditipu?" tanyanya dengan nada mengejek. "Kami bukan orang-orang yang bisa kau mainkan begitu saja."Mereka berdua berdiri di atas pria itu, menatapnya dengan tatapan yang penuh kebencian dan kemarahan. Mereka tahu bahwa pria ini adalah musuh mereka, dan mereka tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.Kemudian Martis mengikat pria itu lalu bersiap untuk menginterogasinya."Baiklah, apa tujuan Shadow Master mengirimmu mengintai kam
Pria itu menelan ludah, merasa takut dan gugup. Dia tahu bahwa Martis bukanlah orang yang bisa dia mainkan. Dia tahu bahwa dia harus menjawab pertanyaan Martis dengan jujur, atau dia akan merasakan sakit yang tak terbayangkan."Shadow Master... dia ingin kamu mati," jawab pria itu dengan suara gemetar. "Dia merasa terancam olehmu. Dia merasa bahwa kamu adalah ancaman terbesar bagi rencananya."Martis mendengus, tidak terkejut dengan jawaban itu. "Dan apa rencananya? Apa yang dia coba lakukan?"Pria itu menelan ludah lagi, merasa semakin gugup. "Dia... dia ingin menguasai dunia. Dia ingin memperluas kekuasaannya dan mengendalikan semua orang. Dan dia merasa bahwa kamu adalah satu-satunya yang bisa menghalangi rencananya."Martis merenung, memikirkan informasi yang baru saja dia dapatkan. Dia harus berhati-hati dan berpikir dengan jernih. Dia harus membuat rencana untuk menghadapi Shadow Master dan menghentikan rencananya.Lalu Martis bertanya lagi, "Apakah kau hanya seorang diri mengin
Martis membaca informasi yang berhasil diakses oleh Lancelot melalui sistem miliknya tentang pasukan Elit Bayangan yang telah dibentuk berupa buku. Mereka duduk bersama di lereng gunung yang indah, sambil membahas informasi yang baru saja ditemukan.Informasi yang ditemukan mengungkapkan bahwa pasukan Elit Bayangan merupakan pasukan khusus yang terlatih dengan sangat baik dan memiliki keahlian tempur yang tinggi. Mereka dipilih secara ketat dan dilatih untuk menjadi prajurit yang tak terkalahkan dalam pertempuran.Pasukan Elit Bayangan dikenal karena kecepatan, kekuatan, dan ketepatan dalam pertempuran. Mereka memiliki taktik yang canggih dan kemampuan untuk bergerak secara cepat dan efisien di medan pertempuran. Pasukan ini dipimpin oleh Shadow Master, seorang pemimpin yang kejam dan licik. Dan pasukan elit bayangan ini memiliki beberapa ketua yang menggunakan kekuatan biji setan.Martis dan Lancelot menyadari bahwa mereka akan menghadapi tantangan yang besar dalam menghadapi pasukan
Malam ini, Martis menyuruh Lancelot memeriksa keadaan Mia dan Layla."Ayah, ada apa dengan Ibu dan Bibi Layla? Kenapa Ibu masih belum sadarkan diri juga?" tanya Lancelot khawatir akan Ibunya."Kalau Ayah perhatikan, mereka kesehatan tubuh mereka berdua baik-baik saja. Tapi, mereka berdua masih belum juga sadarkan diri. Ini pasti ulah Shadow Master. Dia memang sangat ahli dalam menggunakan teknik ilusi.""Apa yang harus kita lakukan agar Ibu kembali sadar, Ayah? Apakah kita harus mencari Shadow Master sekarang?""Tidak, untuk saat ini kita biarkan saja mereka berdua seperti ini dulu. Ya sudah, setelah Ayah selesai memeriksa Ibumu, kau bawa mereka berdua kembali ke ruang pemulihan dalam sistemmu.""Baiklah, Ayah."Setelah beberapa jam kemudian, Martis duduk di bawah pohon dan membuka sistem miliknya.'Eh, apa ini? Aku baru tahu kalau dalam sistem baru ini ternyata memiliki fitur seperti ini. Fitur pesan global?'Martis menekan tombol fitur pesan global itu. Dia melihat ada banyak sekali
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang