Luka pada tubuh Lancelot bukannya mereda tapi justru malah melebar. "Ayah, ada apa ini?" tanya Lancelot heran, ia mulai panik."Tidak tahu, tapi cepat kau gunakan penyembuhan otomatis pada sistemmu," jawab Martis.Akan tetapi, ketika Lancelot ingin menggunakan teknik pemulihan otomatis dari sistemnya, mereka berdua dikejutkan dengan munculnya pria misterius berjubah hitam itu di belakang tubuh Lancelot. Kemudian pria itu memukul dada bagian belakang Lancelot."Lancelot...!" teriak Martis.Pria itu tertawa, suaranya menggema. "Kalian sangat bodoh ternyata. Kali ini, aku berhasil menangkap salah satu dari kalian. Kalau begitu, aku pamit dulu."Rupanya, pukulan yang mengenai Lancelot tadi adalah sebuah teknik yang di mana dapat menghilangkan tubuh seseorang ketika disentuh."Kurang ajar kau! Kembalikan anakku...!" Martis mengumpulkan kekuatan penuhnya lalu memukul pria misterius tersebut.Namun sayangnya, usahanya gagal. Pria itu keburu menghilang dari sana, dan hanya gema tertawanya saj
Martis meraba tubuhnya yang terasa sangat lelah dan lemah. Dia terus merenung tentang keputusannya untuk menelan biji setan itu dan menyelesaikan masalahnya dengan cara itu. Di satu sisi, dia merasa bersyukur masih hidup, tapi di sisi lain, ia merasa sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada tubuhnya setelah menelan lima biji setan.Dia berdiri perlahan-lahan dan mencoba meraba-raba kekuatannya yang baru. Dia merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Tapi ia tak ingin terlalu bersemangat dengan kekuatannya yang baru karena ia tahu bahwa masih ada risiko dan bahaya mengkonsumsi biji setan."Tapi apa konsekuensi yang harus aku tanggung karena memakan lima biji setan?" Martis berpikir dengan khawatir. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari anak dan istrinya, dan ia juga sambil mencari tahu jawabannya.Setelah berjalan sejauh beberapa kilometer, Martis menemukan hutan yang berbeda dari yang sebelumnya. Ini adalah hutan dengan pohon yang sangat besar dan tanaman liar
Martis terbaring tak sadarkan diri di bawah pohon, sementara wanita itu pergi untuk memeriksa goa ajaib. Wanita tersebut memasuki goa dengan hati-hati, berjalan melalui lorong-lorong yang gelap dan misterius.Setelah beberapa saat, wanita itu tiba di sebuah ruangan yang tersembunyi di dalam goa. Ruangan itu yang tadinya dipenuhi dengan binatang-binatang besar yang kuat dan ganas, kini tidak lagi seperti itu. Dia melihat dengan kagum dan takjub, menyaksikan bahwa keberadaan binatang-binatang tersebut tak lagi ada.'Benar adanya, goa ini tadinya memang penuh dengan binatang buas yang menakutkan, tapi sekarang...?' gumam wanita itu dalam hati. 'Tapi bagaimana pria itu bisa mengalahkannya? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?'Wanita itu berjalan lebih jauh, mencari petunjuk atau tanda-tanda tentang bagaimana Martis bisa mengalahkan binatang-binatang tersebut. Dia memeriksa setiap sudut goa, mencoba mengumpulkan informasi yang mungkin membantu menjawab pertanyaannya.Setelah beberapa wakt
Vivi mendengarkan dengan penuh perhatian saat guru memberikan penjelasan tentang tanda kutukan yang sebenarnya adalah berkah. Dia merasa semakin penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi."Guru, apa yang harus kita lakukan agar tanda kutukan ini berubah menjadi tanda keberkahan?" tanya Vivi dengan antusias.Guru Vivi tersenyum lembut, "Vivi, untuk mengubah tanda kutukan menjadi tanda keberkahan, pria ini perlu menjalani proses yang disebut 'Ujian Pemurnian'. Ujian ini akan menguji kekuatan, keberanian, dan ketabahan pria ini."Vivi mengangguk mengerti, "Jadi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Guru?"Guru Vivi menjelaskan, "Pertama, kita harus mempersiapkan pria ini dengan pakaian tempur baja elastis. Pakaian ini akan memberikan perlindungan ekstra dan meningkatkan kekuatan serta ketahanannya."Kemudian, guru Vivi mengeluarkan gulungan suci yang dia bawa. "Gulungan-gulungan suci ini akan digunakan untuk memberikan energi suci dan melindungi pria i
Setelah mereka berkenalan, guru Vivi tersenyum lembut pada Martis, "Martis, sebenarnya proses untuk merubah tanda kutukan ini sudah berjalan. Gulungan suci dan pakaian baja elastis yang kamu kenakan sekarang adalah bagian dari proses tersebut. Mereka membantu kamu untuk merasakan dan mengendalikan kekuatan baru yang kamu miliki.""Namun, ada satu hal lagi yang harus kamu lakukan. Kamu harus menjalani 'Ujian Pemurnian'. Ujian ini akan menguji kekuatan, keberanian, dan ketabahanmu. Jika kamu berhasil melewati ujian ini, maka tanda kutukan akan berubah menjadi tanda keberkahan," jelas Guru Vivi.Martis mengangguk mengerti, "Baiklah, Guru. Aku siap untuk menjalani Ujian Pemurnian. Aku akan menggunakan kekuatan dan keberanian yang baru aku temukan untuk melewati ujian ini."Guru Vivi tersenyum bangga pada Martis, "Aku yakin kamu bisa melakukannya, Martis. Aku tahu dan dapat merasakan bahwa kamu ini sebenarnya adalah pejuang yang kuat dan berani. Aku percaya kamu bisa melewati Ujian Pemurni
"Selamat Martis, kau hebat! Kau dapat menyelesaikan ujian ini hanya dalam waktu enam jam saja." Wajah guru Vivi memancarkan kekaguman. Ia semakin yakin dengan ramalannya dulu kala. "Ternyata ramalanku dulu benar, dan sekaranglah saatnya aku melakukan tugasku.""Guru, apakah aku sudah selesai menjalani ujian yang Guru sebutkan itu?" tanya Martis."Benar, Martis. Dan setelah menjalani Ujian Pemurnian, sebentar lagi kamu akan mengalami transformasi dalam dirimu. Tanda kutukan yang sebelumnya ada di tubuhmu akan berubah menjadi tanda keberkahan. Tapi proses ini masih melibatkan beberapa tahapan," ungkap guru Vivi.Rupanya Martis harus menerima dan mengakui adanya tanda kutukan dalam dirinya. Ia harus memahami bahwa kutukan ini bukanlah beban, melainkan tantangan yang harus dihadapi dan diatasi.Selama Ujian Pemurnian tadi, Martis telah berhasil mempertajam kemampuan dan kekuatannya. Ia telah belajar bagaimana mengendalikan dan memanfaatkan kekuatan yang ada dalam dirinya, termasuk kekuata
Dan ternyata, setelah adanya kontak fisik, beberapa puluh menit kemudian ada getaran pada tubuh mereka berdua. Di mana setelah tubuh mereka berhenti bergetar, mereka berdua kembali tersadar. Saat tersadar, simbol yang tadi ada pada pergelangan tangan Vivi kini menghilang. Tidak, bukan menghilang. Tapi justru pindah ke pergelangan tangan Martis."Eh? Bukankah simbol ini tadi ada di tanganmu, Vivi?" tanya Martis heran setelah menyadari ada simbol batu di pergelangan tangannya.Vivi yang tiba-tiba terdaftar pun mengerutkan alisnya. "Martis, dari mana kau tau aku memiliki simbol di pergelangan tanganku? Dan aku..., apakah aku tadi pingsan?"Martis kemudian menjelaskan apa yang terjadi. Tapi Martis merasa bahwa tadi ketika mereka berciuman, Vivi masih dalam kondisi tak sadarkan diri. Martis bersyukur akan hal itu, dia pun merahasiakan kejadian yang itu.Dan tak lama kemudian, guru Vivi kembali ke tepat persembunyian mereka. Dan saat melihat muridnya sudah baikan, ia sempat penasaran. "Loh,
Vivi terkejut mendengar penjelasan Martis. Ia tidak menyadari bahwa saat mereka berdua saling menyentuh, energi atau kekuatan dari dirinya telah dipindahkan ke Martis. Vivi merasa campur aduk antara kebingungan dan kekhawatiran."Tapi, Martis, aku tidak bermaksud untuk menyentuhmu dengan sengaja. Aku tidak tahu bahwa kontak fisik kita bisa memindahkan energi atau kekuatan," ujar Vivi dengan nada penyesalan.Martis menatap Vivi dengan penuh pengertian. "Vivi, aku tahu kamu tidak bermaksud seperti itu. Ini adalah kejadian yang tak terduga dan kita harus mencari cara untuk memahaminya. Yang terpenting sekarang adalah kita harus bersama-sama menjalani perubahan ini dan menemukan cara untuk mengoptimalkan kekuatan yang ada pada kita."Vivi mengangguk, merasa lega bahwa Martis memahaminya. "Benar, kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang perpindahan ini dan bagaimana kita dapat menggunakannya dengan bijak."Mereka berdua kemudian melanjutkan membaca kitab yang diberikan oleh guru Vivi.
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang