Martis bisa merasakan keputusasaan dan kemarahan yang membara dalam diri Lancelot. Dia tahu bahwa Lancelot memiliki jiwa seorang pejuang yang tangguh, tetapi dia juga tahu bahwa kemarahan bisa membutakan dan membuat seseorang bertindak gegabah."Lancelot, kita harus tenang dan berpikir dengan jernih," kata Martis, berusaha meredakan kemarahan Lancelot. "Kita tidak boleh membiarkan kemarahan mengendalikan kita. Kita harus berpikir dan bertindak dengan bijaksana."Namun, Lancelot tampaknya tidak mendengarkan. Dia terus menyerang orang misterius itu dengan segala kekuatan yang dia miliki, seolah-olah dia tidak peduli dengan bahaya yang mungkin dia hadapi.Martis merasa khawatir melihat Lancelot bertindak seperti ini. Dia tahu bahwa mereka berada dalam situasi yang berbahaya dan mereka harus bekerja sama untuk menghadapi musuh ini."Lancelot, kita harus bekerja sama," kata Martis, berusaha menenangkan Lancelot. "Kita tidak bisa menang jika kita bertindak sendiri. Kita harus bekerja sama d
Luka pada tubuh Lancelot bukannya mereda tapi justru malah melebar. "Ayah, ada apa ini?" tanya Lancelot heran, ia mulai panik."Tidak tahu, tapi cepat kau gunakan penyembuhan otomatis pada sistemmu," jawab Martis.Akan tetapi, ketika Lancelot ingin menggunakan teknik pemulihan otomatis dari sistemnya, mereka berdua dikejutkan dengan munculnya pria misterius berjubah hitam itu di belakang tubuh Lancelot. Kemudian pria itu memukul dada bagian belakang Lancelot."Lancelot...!" teriak Martis.Pria itu tertawa, suaranya menggema. "Kalian sangat bodoh ternyata. Kali ini, aku berhasil menangkap salah satu dari kalian. Kalau begitu, aku pamit dulu."Rupanya, pukulan yang mengenai Lancelot tadi adalah sebuah teknik yang di mana dapat menghilangkan tubuh seseorang ketika disentuh."Kurang ajar kau! Kembalikan anakku...!" Martis mengumpulkan kekuatan penuhnya lalu memukul pria misterius tersebut.Namun sayangnya, usahanya gagal. Pria itu keburu menghilang dari sana, dan hanya gema tertawanya saj
Martis meraba tubuhnya yang terasa sangat lelah dan lemah. Dia terus merenung tentang keputusannya untuk menelan biji setan itu dan menyelesaikan masalahnya dengan cara itu. Di satu sisi, dia merasa bersyukur masih hidup, tapi di sisi lain, ia merasa sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada tubuhnya setelah menelan lima biji setan.Dia berdiri perlahan-lahan dan mencoba meraba-raba kekuatannya yang baru. Dia merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Tapi ia tak ingin terlalu bersemangat dengan kekuatannya yang baru karena ia tahu bahwa masih ada risiko dan bahaya mengkonsumsi biji setan."Tapi apa konsekuensi yang harus aku tanggung karena memakan lima biji setan?" Martis berpikir dengan khawatir. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari anak dan istrinya, dan ia juga sambil mencari tahu jawabannya.Setelah berjalan sejauh beberapa kilometer, Martis menemukan hutan yang berbeda dari yang sebelumnya. Ini adalah hutan dengan pohon yang sangat besar dan tanaman liar
Martis terbaring tak sadarkan diri di bawah pohon, sementara wanita itu pergi untuk memeriksa goa ajaib. Wanita tersebut memasuki goa dengan hati-hati, berjalan melalui lorong-lorong yang gelap dan misterius.Setelah beberapa saat, wanita itu tiba di sebuah ruangan yang tersembunyi di dalam goa. Ruangan itu yang tadinya dipenuhi dengan binatang-binatang besar yang kuat dan ganas, kini tidak lagi seperti itu. Dia melihat dengan kagum dan takjub, menyaksikan bahwa keberadaan binatang-binatang tersebut tak lagi ada.'Benar adanya, goa ini tadinya memang penuh dengan binatang buas yang menakutkan, tapi sekarang...?' gumam wanita itu dalam hati. 'Tapi bagaimana pria itu bisa mengalahkannya? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?'Wanita itu berjalan lebih jauh, mencari petunjuk atau tanda-tanda tentang bagaimana Martis bisa mengalahkan binatang-binatang tersebut. Dia memeriksa setiap sudut goa, mencoba mengumpulkan informasi yang mungkin membantu menjawab pertanyaannya.Setelah beberapa wakt
Vivi mendengarkan dengan penuh perhatian saat guru memberikan penjelasan tentang tanda kutukan yang sebenarnya adalah berkah. Dia merasa semakin penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi."Guru, apa yang harus kita lakukan agar tanda kutukan ini berubah menjadi tanda keberkahan?" tanya Vivi dengan antusias.Guru Vivi tersenyum lembut, "Vivi, untuk mengubah tanda kutukan menjadi tanda keberkahan, pria ini perlu menjalani proses yang disebut 'Ujian Pemurnian'. Ujian ini akan menguji kekuatan, keberanian, dan ketabahan pria ini."Vivi mengangguk mengerti, "Jadi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Guru?"Guru Vivi menjelaskan, "Pertama, kita harus mempersiapkan pria ini dengan pakaian tempur baja elastis. Pakaian ini akan memberikan perlindungan ekstra dan meningkatkan kekuatan serta ketahanannya."Kemudian, guru Vivi mengeluarkan gulungan suci yang dia bawa. "Gulungan-gulungan suci ini akan digunakan untuk memberikan energi suci dan melindungi pria i
Setelah mereka berkenalan, guru Vivi tersenyum lembut pada Martis, "Martis, sebenarnya proses untuk merubah tanda kutukan ini sudah berjalan. Gulungan suci dan pakaian baja elastis yang kamu kenakan sekarang adalah bagian dari proses tersebut. Mereka membantu kamu untuk merasakan dan mengendalikan kekuatan baru yang kamu miliki.""Namun, ada satu hal lagi yang harus kamu lakukan. Kamu harus menjalani 'Ujian Pemurnian'. Ujian ini akan menguji kekuatan, keberanian, dan ketabahanmu. Jika kamu berhasil melewati ujian ini, maka tanda kutukan akan berubah menjadi tanda keberkahan," jelas Guru Vivi.Martis mengangguk mengerti, "Baiklah, Guru. Aku siap untuk menjalani Ujian Pemurnian. Aku akan menggunakan kekuatan dan keberanian yang baru aku temukan untuk melewati ujian ini."Guru Vivi tersenyum bangga pada Martis, "Aku yakin kamu bisa melakukannya, Martis. Aku tahu dan dapat merasakan bahwa kamu ini sebenarnya adalah pejuang yang kuat dan berani. Aku percaya kamu bisa melewati Ujian Pemurni
"Selamat Martis, kau hebat! Kau dapat menyelesaikan ujian ini hanya dalam waktu enam jam saja." Wajah guru Vivi memancarkan kekaguman. Ia semakin yakin dengan ramalannya dulu kala. "Ternyata ramalanku dulu benar, dan sekaranglah saatnya aku melakukan tugasku.""Guru, apakah aku sudah selesai menjalani ujian yang Guru sebutkan itu?" tanya Martis."Benar, Martis. Dan setelah menjalani Ujian Pemurnian, sebentar lagi kamu akan mengalami transformasi dalam dirimu. Tanda kutukan yang sebelumnya ada di tubuhmu akan berubah menjadi tanda keberkahan. Tapi proses ini masih melibatkan beberapa tahapan," ungkap guru Vivi.Rupanya Martis harus menerima dan mengakui adanya tanda kutukan dalam dirinya. Ia harus memahami bahwa kutukan ini bukanlah beban, melainkan tantangan yang harus dihadapi dan diatasi.Selama Ujian Pemurnian tadi, Martis telah berhasil mempertajam kemampuan dan kekuatannya. Ia telah belajar bagaimana mengendalikan dan memanfaatkan kekuatan yang ada dalam dirinya, termasuk kekuata
Dan ternyata, setelah adanya kontak fisik, beberapa puluh menit kemudian ada getaran pada tubuh mereka berdua. Di mana setelah tubuh mereka berhenti bergetar, mereka berdua kembali tersadar. Saat tersadar, simbol yang tadi ada pada pergelangan tangan Vivi kini menghilang. Tidak, bukan menghilang. Tapi justru pindah ke pergelangan tangan Martis."Eh? Bukankah simbol ini tadi ada di tanganmu, Vivi?" tanya Martis heran setelah menyadari ada simbol batu di pergelangan tangannya.Vivi yang tiba-tiba terdaftar pun mengerutkan alisnya. "Martis, dari mana kau tau aku memiliki simbol di pergelangan tanganku? Dan aku..., apakah aku tadi pingsan?"Martis kemudian menjelaskan apa yang terjadi. Tapi Martis merasa bahwa tadi ketika mereka berciuman, Vivi masih dalam kondisi tak sadarkan diri. Martis bersyukur akan hal itu, dia pun merahasiakan kejadian yang itu.Dan tak lama kemudian, guru Vivi kembali ke tepat persembunyian mereka. Dan saat melihat muridnya sudah baikan, ia sempat penasaran. "Loh,