"Xander!" seru Sandi, berdiri tegak dan melihat ke arah suara tersebut."Kau!" Lancelot menatap Xander dengan tatapan tajam, siap untuk melindungi keluarganya."Apa yang kau inginkan dari kita, Xander?" tanya Mia dengan suara gemetar namun penuh keberanian."Oh, tidak banyak. Hanya ingin sedikit bermain-main dengan kalian. Tapi sepertinya kalian tidak begitu menyukainya, ya?" jawab Xander dengan nada mengejek."Bermain? Kau pikir ini semacam permainan?" seru Lancelot, marah dengan sikap Xander."Tenang, Lancelot. Jangan terpancing emosinya," bisik Sandi, mencoba meredam kemarahan Lancelot."Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan, Xander. Kami tidak akan membiarkanmu!" ujar Mia dengan tegas."Kita akan melihat," balas Xander dengan senyum sinis, seolah menantang mereka untuk melawan.Sandi, yang telah lama berpengalaman dalam dunia sihir, tahu bahwa mereka harus berpikir jernih dalam situasi seperti ini. Dia mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya."Langkah pertam
Mia, yang juga merasa kesedihan yang mendalam atas kematian Sandi, memandang Lancelot dengan khawatir. "Lance, jangan! Kita harus berjuang dengan hati-hati. Kita tidak boleh membuat Sandi mengorbankan dirinya dengan percuma."Lancelot mengangkat pedangnya dan menyerang Xander dengan penuh kemarahan. Xander dengan mudah menghindari serangan Lancelot dan mengirimkan serangan balik ke arahnya. Lancelot bersikap bertahan dan berhasil memblokir serangan itu dengan pedangnya. Namun, Xander dengan mudah melemparkan Lancelot beberapa meter ke belakang dengan serangan baliknya."Kau terlalu lemah, Lancelot! Kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku!" Xander tertawa dengan sinis setelah berhasil mendorong Lancelot.Mia merasa takut dan bingung. Dia tahu bahwa mereka berdua tidak cukup kuat untuk menghadapi kekuatan Xander. Namun, dia tidak bisa duduk dan menonton sahabatnya mati begitu saja. Dengan cepat, dia mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengejarnya, berusaha menemukan jalan untuk mengala
"Ibu, bagaimana ini? Xander ternyata masih hidup," ujar Lancelot, ia kesal karena gagal mencegah Xander melarikan diri barusan."Pikirkan itu nanti, Nak. Sekarang, kita urus dulu Sandi. Dan kau juga harus memeriksa keadaan Ayahmu di dalam dimensi sistem." Mia berusaha tegar atas gugurnya Sandi.Dan begitu pula dengan Martis. Ia sangat marah ketika tahu bahwa temanya tewas dibunuh oleh Xander. Martis awalnya sangat menyesal dan menyerahkan dirinya sendiri. Namun ada Mia dan anaknya yang selalu menekankan bahwa ini bukanlah salahnya."Tidak, aku tidak akan membiarkan Xander hidup dengan tenang. Aku akan membunuhnya!" seru Martis seraya mengepalkan kedua tangannya.***Beberapa hari kemudian, setelah mereka bertiga akhirnya pulih, Martis memiliki sebuah rencana untuk mencari keberadaan Xander. Nampaknya kali ini keadaan menjadi terbalik. Tadinya Maris yang diburu oleh The Silent Hand, tapi sekarang justru Martis lah yang bertekad dan bersumpah akan membasmi habis semua anggota organisasi
Mereka berusaha memasuki markas tersebut, tetapi pasukan penjaga langsung menghadang mereka. Martis dan timnya terpaksa mulai berperang dengan para pasukan The Silent Hand. Mereka berusaha dengan segala cara untuk masuk ke dalam markas dan menemukan Xander.Tiba-tiba, seorang anggota musuh muncul dari balik semak-semak dan menembakkan panah ke arah Martis. Tanpa berpikir panjang, rekan baru Martis yang bernama Alex melompat dan menahan panah tersebut."Martis, awas...!" teriak Alex, dia terjatuh ke tanah dengan sakit perutnya tertusuk panah, tetapi dia masih berusaha untuk melanjutkan pertempuran, tidak ingin membiarkan teman-temannya melawan The Silent Hand sendirian."Alex! Sial! Kenapa kau melakukan ini?" Martis segera mengeluarkan ramuan kemudian menegukkannya pada Alex.Ramuan itu sangat ampuh, luka Alex perlahan mulai terlihat menutup. "Syukurlah lukamu tidak mengenai organ dalam," ujar Martis lega."Jangan khawatirkan aku, Martis. Yang terpenting adalah tujuan kita. Kita harus
Namun, tidak ada jawaban dari Xander. Martis dan Alex merasa ada yang salah dan mulai melakukan pencarian di seluruh markas tersebut. Setelah beberapa saat, mereka menemukan Xander sedang bersembunyi di sebuah ruangan rahasia."Jadi akhirnya kami menemukanmu juga," ucap Martis dengan tatapan tajam pada Xander. "Ini adalah akhir bagi karirmu di dalam organisasi The Silent Hand. Apa kamu siap untuk menerima hukumannya?"Xander hanya diam dan mengeluarkan gulungan kegelapan. Martis dan Alex mengetahui betul kekuatan yang dimiliki oleh gulungan itu. Mereka berdua berusaha menghadapi Xander, tetapi kali ini Xander terlalu kuat untuk dikalahkan. Dia dengan mudah mengalahkan Martis dan Alex, dan setelah itu Xander menghilang dalam kegelapan.Martis dan Alex terjatuh ke tanah, lelah dan kecewa. Mereka telah berjuang dengan gigih untuk menemukan Xander, tetapi sepertinya mereka masih harus menemukan kekuatan yang lebih besar untuk mengalahkan Xander dan mengakhiri semua kejahatan yang dilakuka
"Aku bisa merasakan kekuatan besar yang datang dari ledakan itu. Aku rasa, Xander berhasil menemukan cara untuk meningkatkan kekuatan dari gulungan kegelapannya," kata Martis.Sementara itu, Xander bangkit dari ledakan energi dan terdiam beberapa saat. Matanya merah menyala dan nafasnya berat."Dasar kalian kurang ajar!" serunya keras sambil menatap Alex dan Martis dengan mata penuh amarah. "Kalian berdua berhasil menghancurkan armada kami, tapi tidak akan lama lagi kalian akan celaka dan mati!"Xander mengumpulkan energi yang tersisa dari gulungan kegelapan miliknya, dan dia melihat kedua tangannya berubah menjadi warna hitam dengan semburat aura merah kecokelatan."Sudah kuduga," gumamnya dengan mata merahnya yang terus memandang kedua telapak tangannya yang tidak bisa diatur."Kamu sangat bodoh, Xander," kata Alex dengan sinis. "Menggunakan kekuatan gelap yang sudah semestinya diciptakan untuk membantu kebaikan malah membuatmu kehilangan kendali dan merusak dirimu sendiri."Sementa
Pukulan Bazoka merupakan teknik andalan Martis dalam pertarungan fisik. Teknik ini dikenal sangat mematikan, karena kekuatannya yang dahsyat seperti ledakan dari senjata bazoka. Dalam hitungan detik, tubuh Xander terlempar jauh ke belakang dan terjatuh ke tanah tak berdaya.Martis membuka matanya dan nafasnya tersengal-sengal. Tampaknya ia sudah kelelahan karena pertarungan yang sangat sulit melawan Xander. Alex yang berada di sisinya ternyata juga terkena dampak dari ledakan kekuatan gelap itu dan tergeletak tak sadarkan diri.Martis bangkit dari hancurannya dan melihat sekitarnya. Semua terlihat hancur dan penuh dengan kerusakan. Ada banyak prajurit yang berlumuran darah dan terluka parah di sekitarnya, tapi mereka semua senang karena berpikir telah berhasil mengalahkan Xander.Tapi Martis merasa kesedihan dan kehilangan yang sangat besar. Ternyata nyawa Alex tak terselamatkan. Ia kehilangan rekannya. Sepi dan hening mengitari mereka berdua, seakan memperlihatkan ketenangan yang sul
Dalam beberapa hari berikutnya, Martis kembali kepada anak dan istrinya untuk menikmati momen-momen damai dan menenangkan dirinya. Ia berlatih dan mempelajari beberapa teknik yang lebih canggih untuk menghadapi pertempuran yang akan datang. Pada akhirnya, Martis berhasil mengatasi rasa sedih dan kesalahan yang dirasakannya. Dan sekarang, ia lebih siap dan tangguh untuk menghadapi tantangan dan memimpin perjuangannya bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.Ketika sedang berlatih, Mia menghampiri Martis. "Martis, istirahatlah dulu sejenak. Beberapa hari ini kau terlalu memforsir dirimu untuk berlatih.""Tidak, Mia. Aku tidak boleh melewatkan waktu sedikitpun. Aku masih sangat lemah. Jika aku tidak lemah, aku pasti akan dapat melindungi Sandi dan Alex waktu itu."Mia hanya bisa pasrah karena Martis sangat keras kepala. Tapi Mia mengerti bagaimana sifat suaminya itu. Apa lagi ini telah menyangkut tentang nyawa rekan seperjuangannya. Tentu saja Martis akan selalu berpikir bahwa ini adal
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang