Sedangkan di saat kedua orang tuanya entah ke mana, Lancelot akhirnya lebih memilih berdiam diri dan mempelajari lebih banyak hal tentang sistemnya."Sangat kebetulan sekali ya, hari ini sedang turun hujan. Apakah aku bisa mencoba teknik yang baru saja aku beli tadi ya? Tapi, kalau dampaknya terlalu kuat, apakah akan baik-baik saja?" Lancelot bertanya pada dirinya sendiri seraya menggerakkan jemarinya yang terus menekan menu pada layar sistem miliknya.Rupanya, Lancelot menemukan sebuah teknik baru yang membuatnya sangat tertarik. Teknik itu adalah teknik yang di mana cara menggunakannya harus menggabungkan semua unsur kekuatan elemen agar dapat melakukannya."Ah, aku coba saja lah..., mudah-mudah aku berhasil dan dapat mengontrolnya dengan baik." Lancelot mencoba bertaruh dengan keberuntungannya kali ini.Lancelot mulai menggerakkan kaki dan tangannya, gerakannya itu nampak sangat lincah dan anggun. Ternyata, Lancelot mencoba untuk mengendalikan elemen udara, air, tanah, dan api. "S
Melihat Lancelot yang sudah baik-baik saja membuat Martis merasa lega. 'Syukurlah kalau Lancelot baik-baik saja. Aku sempat khawatir kalau Xander menyerang anakku,' gumam Martis.Selema beberapa bulan ini, Martis juga sering mencari tahu tentang 'The Silent Hand' tapi ia tidak mendapatkan banyak informasi. Martis hanya mendapat kabar bahwa organisasi itu tiba-tiba seperti menghilang. Sebarnya bukan menghilang, mereka hanya bersembunyi untuk sesaat. Entah siasat apa lagi yang dipikirkan oleh Bos besar mereka sehingga melakukan hal seperti ini.Sedangkan Martis, sampai saat ini masih belum tahu siapa Bos yang sebenarnya dari organisasi jahat itu. Hal ini lah yang membuat Martis semakin giat berlatih. Ia tahu, tanpa sistem ia tidak boleh gegabah.Karena merasa anak dan istrinya terancam, Martis mengatakan, "Mia, Lancelot, selama beberapa bulan ini kita memang aman. Tapi tidak tahu untuk ke depannya. Aku harap, kalian mau mengikuti ucapanku."Mia dan Lancelot menyimak dengan seksama. Lalu
Namun ternyata, Martis yang mengira pria tadi kembali ke markasnya, ternyata bukan. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan yang besar. Martis menatap ke arah suara itu dan melihat asap putih mengepul di kejauhan. Ia bergegas untuk mendekatinya dan sampai di sana, ia melihat ada beberapa warga desa yang terbaring tak berdaya di tengah reruntuhan."Sial! Ternyata dia masih memiliki pasukan lain. Ke mana dia?" tanya Martis memperhatikan area sekitar kejadian ledakan.Ternyata yang membuat Martis geram adalah ledakan itu yang berhasil meledakkan gudang penampungan pakan para warga. Dan lagi, mereka meledakkan tempat itu setelah mereka berhasil mengangkut semua isi gudang itu.Lalu Martis memeriksa semua orang yang ada di situ. Ia mencoba membangunkannya, tetapi nampaknya terlambat. Salju di sekitarnya menjadi merah dari darah yang mengalir dari tubuh orang itu. Martis merasa wajahnya memucat, dan ia berusaha memeriksa dengan jitu.Tiba-tiba, ia mendapatkan sebuah catatan di tangan salah satu
"Sudah kuduga selama ia pasti tidak akan diam begitu saja menikmati waktu santainya, aku tahu kekuatannya sebesar apa. Dan kali ini aku memang merasakan bahwa ada kekuatan yang bertambah," jawab Daisy sambil mempersiapkan diri untuk melawan Xander lagi.Xander terus menyerang dengan cepat dan lincah, tetapi Daisy dan Martis berhasil menghindarinya dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi. Mereka berusaha untuk menyerang balik, namun Xander terlalu cepat dan selalu berhasil menghindari serangan mereka.Setelah beberapa menit berlalu, Martis dan Daisy berpikir bahwa kekuatan Xander mulai menurun dan kesempatan Daisy dengan Martis untuk menyerang pun semakin terbuka lebar. Mereka saling bertukar serangan, namun Xander masih mampu bertahan dengan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa.Tiba-tiba, Daisy mendapatkan ide brilian. Ia berpura-pura terluka dan terjatuh di atas tanah, seakan tak berdaya. Xander segera mendekatinya, berpikir bahwa ia telah berhasil mengalahkan Daisy.Namun,
Ketika Xander merasa senang, wajah senangnya itu kemudian berubah dalam sekejap karena Martis yang sekarang berdiri di tengah-tengah medan pertempuran, tersenyum lebar. "Aku hampir lupa," katanya, merentangkan tangannya dan melihatnya memantul kembali seperti karet. "Aku adalah pemakan biji setan, yang bisa merubah diriku menjadi manusia karet. Listrik tidak akan mempengaruhiku!"Xander tampak terkejut. "Apa? Manusia karet?" katanya, namun segera melanjutkan serangannya, mengarahkan petir lain ke arah Martis.Tapi kali ini, Martis tidak berusaha menghindar. Dia berdiri tegak, menatap Xander dengan tatapan tajam. Saat petir menyambar tubuhnya, ia tidak merasa sakit. Sebaliknya, tubuhnya memantulkan serangan itu, membuat petir itu kembali ke arah Xander."Kurang ajar! Kenapa bisa begitu?!" teriak Xander, terkejut melihat serangannya tidak berpengaruh pada Martis.Martis tersenyum, "Tidak ada yang mustahil, Xander. Sekarang, mari kita lanjutkan pertarungan ini."Karena serangan petir tid
Pertarungan antara Martis dan Xander terus berlanjut dengan intensitas yang semakin tinggi. Keduanya saling melancarkan serangan dan menghindari dengan kecepatan yang luar biasa. Setiap pukulan, tendangan, dan serangan energi mereka saling bertabrakan, menciptakan dentuman yang menggetarkan medan pertempuran.Martis menggunakan kekuatan karetnya untuk menghindari serangan Xander dan melancarkan serangan balik yang cepat dan presisi. Dia memanfaatkan kecepatan dan kelenturannya untuk mengelabui Xander dan menyerang dengan pukulan yang kuat.Xander, di sisi lain, menggunakan kekuatan biji setan yang beragam untuk melawan Martis. Dia berubah bentuk, meluncur dengan kecepatan tinggi, dan melepaskan serangan energi yang mematikan. Setiap serangan Xander memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi Martis terus mencari celah dan berusaha mengimbangi serangan itu.Pertarungan mereka berlangsung lama, tetapi keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Mereka saling mempertajam kemampuan be
Martis tersenyum sinis mendengar kata-kata sang lawan. "Trik lain? Tentu saja, Xander. Ini baru permulaan."Kedua pria itu kembali bertarung dengan sengit. Serangan mereka saling beradu dan menyisakan jejak-jejak di tanah yang pecah-pecah. Keduanya sama-sama sengit dan terampil dalam menggunakan teknik pertarungan.Namun, Martis memiliki keuntungan dengan kekuatan dari Tahap Dua tersebut. Dia mengambil peluang, menghindari serangan Xander sambil mencari celah di antara gerakan musuhnya itu. Setelah lutut kanan Xander melemah dan hampir terjatuh ke lantai, Martis segera meraih kesempatan itu dan menyerang dengan penuh kekuatan.Tapi tiba-tiba, begitu saja, Martis terhenti. Xander telah mengeluarkan kekuatan yang begitu besar, hingga membuat Martis tak berkutik. "Kau belum cukup kuat, Martis," kata Xander dengan nada mengejek.Martis merasa kecewa dan frustrasi. Dia tahu kalau kekuatannya saat ini belum bisa mengalahkan Xander. Namun, Martis memiliki tekad yang lebih kuat untuk menjadi
Martis mendengarkan dengan seksama saat Daisy menjelaskan rahasia kekuatannya. Dia merasa terhormat bahwa Daisy mempercayainya untuk berbagi informasi tersebut. Setelah mendengar penjelasan Daisy, Martis merasa yakin bahwa mereka memiliki peluang untuk mengalahkan Xander."Daisy, kekuatanmu sungguh luar biasa. Aku yakin kita bisa mengalahkan Xander jika kita bekerja sama dengan baik," kata Martis dengan penuh keyakinan. "Berhubung Xander meremehkan kita, kita harus mengambil keuntungan dari kejutan ini."Martis dan Daisy mulai merencanakan strategi mereka. Mereka menyadari bahwa Xander sangat kuat, tetapi dengan kekuatan dan keahlian mereka yang saling melengkapi, mereka memiliki peluang untuk mengungguli Xander."Pertama, kita harus memanfaatkan kecepatan dan ketangkasanmu, Daisy. Gunakan kekuatanmu yang membuatmu bisa bergerak dengan bebas untuk mengelabui Xander," saran Martis. "Sementara itu, aku akan mencoba mengalihkan perhatiannya dengan serangan-serangan yang kuat dan tak terd