Dalam beberapa hari berikutnya, Martis kembali kepada anak dan istrinya untuk menikmati momen-momen damai dan menenangkan dirinya. Ia berlatih dan mempelajari beberapa teknik yang lebih canggih untuk menghadapi pertempuran yang akan datang. Pada akhirnya, Martis berhasil mengatasi rasa sedih dan kesalahan yang dirasakannya. Dan sekarang, ia lebih siap dan tangguh untuk menghadapi tantangan dan memimpin perjuangannya bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.Ketika sedang berlatih, Mia menghampiri Martis. "Martis, istirahatlah dulu sejenak. Beberapa hari ini kau terlalu memforsir dirimu untuk berlatih.""Tidak, Mia. Aku tidak boleh melewatkan waktu sedikitpun. Aku masih sangat lemah. Jika aku tidak lemah, aku pasti akan dapat melindungi Sandi dan Alex waktu itu."Mia hanya bisa pasrah karena Martis sangat keras kepala. Tapi Mia mengerti bagaimana sifat suaminya itu. Apa lagi ini telah menyangkut tentang nyawa rekan seperjuangannya. Tentu saja Martis akan selalu berpikir bahwa ini adal
Sedangkan di saat kedua orang tuanya entah ke mana, Lancelot akhirnya lebih memilih berdiam diri dan mempelajari lebih banyak hal tentang sistemnya."Sangat kebetulan sekali ya, hari ini sedang turun hujan. Apakah aku bisa mencoba teknik yang baru saja aku beli tadi ya? Tapi, kalau dampaknya terlalu kuat, apakah akan baik-baik saja?" Lancelot bertanya pada dirinya sendiri seraya menggerakkan jemarinya yang terus menekan menu pada layar sistem miliknya.Rupanya, Lancelot menemukan sebuah teknik baru yang membuatnya sangat tertarik. Teknik itu adalah teknik yang di mana cara menggunakannya harus menggabungkan semua unsur kekuatan elemen agar dapat melakukannya."Ah, aku coba saja lah..., mudah-mudah aku berhasil dan dapat mengontrolnya dengan baik." Lancelot mencoba bertaruh dengan keberuntungannya kali ini.Lancelot mulai menggerakkan kaki dan tangannya, gerakannya itu nampak sangat lincah dan anggun. Ternyata, Lancelot mencoba untuk mengendalikan elemen udara, air, tanah, dan api. "S
Melihat Lancelot yang sudah baik-baik saja membuat Martis merasa lega. 'Syukurlah kalau Lancelot baik-baik saja. Aku sempat khawatir kalau Xander menyerang anakku,' gumam Martis.Selema beberapa bulan ini, Martis juga sering mencari tahu tentang 'The Silent Hand' tapi ia tidak mendapatkan banyak informasi. Martis hanya mendapat kabar bahwa organisasi itu tiba-tiba seperti menghilang. Sebarnya bukan menghilang, mereka hanya bersembunyi untuk sesaat. Entah siasat apa lagi yang dipikirkan oleh Bos besar mereka sehingga melakukan hal seperti ini.Sedangkan Martis, sampai saat ini masih belum tahu siapa Bos yang sebenarnya dari organisasi jahat itu. Hal ini lah yang membuat Martis semakin giat berlatih. Ia tahu, tanpa sistem ia tidak boleh gegabah.Karena merasa anak dan istrinya terancam, Martis mengatakan, "Mia, Lancelot, selama beberapa bulan ini kita memang aman. Tapi tidak tahu untuk ke depannya. Aku harap, kalian mau mengikuti ucapanku."Mia dan Lancelot menyimak dengan seksama. Lalu
Namun ternyata, Martis yang mengira pria tadi kembali ke markasnya, ternyata bukan. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan yang besar. Martis menatap ke arah suara itu dan melihat asap putih mengepul di kejauhan. Ia bergegas untuk mendekatinya dan sampai di sana, ia melihat ada beberapa warga desa yang terbaring tak berdaya di tengah reruntuhan."Sial! Ternyata dia masih memiliki pasukan lain. Ke mana dia?" tanya Martis memperhatikan area sekitar kejadian ledakan.Ternyata yang membuat Martis geram adalah ledakan itu yang berhasil meledakkan gudang penampungan pakan para warga. Dan lagi, mereka meledakkan tempat itu setelah mereka berhasil mengangkut semua isi gudang itu.Lalu Martis memeriksa semua orang yang ada di situ. Ia mencoba membangunkannya, tetapi nampaknya terlambat. Salju di sekitarnya menjadi merah dari darah yang mengalir dari tubuh orang itu. Martis merasa wajahnya memucat, dan ia berusaha memeriksa dengan jitu.Tiba-tiba, ia mendapatkan sebuah catatan di tangan salah satu
"Sudah kuduga selama ia pasti tidak akan diam begitu saja menikmati waktu santainya, aku tahu kekuatannya sebesar apa. Dan kali ini aku memang merasakan bahwa ada kekuatan yang bertambah," jawab Daisy sambil mempersiapkan diri untuk melawan Xander lagi.Xander terus menyerang dengan cepat dan lincah, tetapi Daisy dan Martis berhasil menghindarinya dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi. Mereka berusaha untuk menyerang balik, namun Xander terlalu cepat dan selalu berhasil menghindari serangan mereka.Setelah beberapa menit berlalu, Martis dan Daisy berpikir bahwa kekuatan Xander mulai menurun dan kesempatan Daisy dengan Martis untuk menyerang pun semakin terbuka lebar. Mereka saling bertukar serangan, namun Xander masih mampu bertahan dengan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa.Tiba-tiba, Daisy mendapatkan ide brilian. Ia berpura-pura terluka dan terjatuh di atas tanah, seakan tak berdaya. Xander segera mendekatinya, berpikir bahwa ia telah berhasil mengalahkan Daisy.Namun,
Ketika Xander merasa senang, wajah senangnya itu kemudian berubah dalam sekejap karena Martis yang sekarang berdiri di tengah-tengah medan pertempuran, tersenyum lebar. "Aku hampir lupa," katanya, merentangkan tangannya dan melihatnya memantul kembali seperti karet. "Aku adalah pemakan biji setan, yang bisa merubah diriku menjadi manusia karet. Listrik tidak akan mempengaruhiku!"Xander tampak terkejut. "Apa? Manusia karet?" katanya, namun segera melanjutkan serangannya, mengarahkan petir lain ke arah Martis.Tapi kali ini, Martis tidak berusaha menghindar. Dia berdiri tegak, menatap Xander dengan tatapan tajam. Saat petir menyambar tubuhnya, ia tidak merasa sakit. Sebaliknya, tubuhnya memantulkan serangan itu, membuat petir itu kembali ke arah Xander."Kurang ajar! Kenapa bisa begitu?!" teriak Xander, terkejut melihat serangannya tidak berpengaruh pada Martis.Martis tersenyum, "Tidak ada yang mustahil, Xander. Sekarang, mari kita lanjutkan pertarungan ini."Karena serangan petir tid
Pertarungan antara Martis dan Xander terus berlanjut dengan intensitas yang semakin tinggi. Keduanya saling melancarkan serangan dan menghindari dengan kecepatan yang luar biasa. Setiap pukulan, tendangan, dan serangan energi mereka saling bertabrakan, menciptakan dentuman yang menggetarkan medan pertempuran.Martis menggunakan kekuatan karetnya untuk menghindari serangan Xander dan melancarkan serangan balik yang cepat dan presisi. Dia memanfaatkan kecepatan dan kelenturannya untuk mengelabui Xander dan menyerang dengan pukulan yang kuat.Xander, di sisi lain, menggunakan kekuatan biji setan yang beragam untuk melawan Martis. Dia berubah bentuk, meluncur dengan kecepatan tinggi, dan melepaskan serangan energi yang mematikan. Setiap serangan Xander memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi Martis terus mencari celah dan berusaha mengimbangi serangan itu.Pertarungan mereka berlangsung lama, tetapi keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Mereka saling mempertajam kemampuan be
Martis tersenyum sinis mendengar kata-kata sang lawan. "Trik lain? Tentu saja, Xander. Ini baru permulaan."Kedua pria itu kembali bertarung dengan sengit. Serangan mereka saling beradu dan menyisakan jejak-jejak di tanah yang pecah-pecah. Keduanya sama-sama sengit dan terampil dalam menggunakan teknik pertarungan.Namun, Martis memiliki keuntungan dengan kekuatan dari Tahap Dua tersebut. Dia mengambil peluang, menghindari serangan Xander sambil mencari celah di antara gerakan musuhnya itu. Setelah lutut kanan Xander melemah dan hampir terjatuh ke lantai, Martis segera meraih kesempatan itu dan menyerang dengan penuh kekuatan.Tapi tiba-tiba, begitu saja, Martis terhenti. Xander telah mengeluarkan kekuatan yang begitu besar, hingga membuat Martis tak berkutik. "Kau belum cukup kuat, Martis," kata Xander dengan nada mengejek.Martis merasa kecewa dan frustrasi. Dia tahu kalau kekuatannya saat ini belum bisa mengalahkan Xander. Namun, Martis memiliki tekad yang lebih kuat untuk menjadi
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me