"Ibu, bagaimana ini? Xander ternyata masih hidup," ujar Lancelot, ia kesal karena gagal mencegah Xander melarikan diri barusan."Pikirkan itu nanti, Nak. Sekarang, kita urus dulu Sandi. Dan kau juga harus memeriksa keadaan Ayahmu di dalam dimensi sistem." Mia berusaha tegar atas gugurnya Sandi.Dan begitu pula dengan Martis. Ia sangat marah ketika tahu bahwa temanya tewas dibunuh oleh Xander. Martis awalnya sangat menyesal dan menyerahkan dirinya sendiri. Namun ada Mia dan anaknya yang selalu menekankan bahwa ini bukanlah salahnya."Tidak, aku tidak akan membiarkan Xander hidup dengan tenang. Aku akan membunuhnya!" seru Martis seraya mengepalkan kedua tangannya.***Beberapa hari kemudian, setelah mereka bertiga akhirnya pulih, Martis memiliki sebuah rencana untuk mencari keberadaan Xander. Nampaknya kali ini keadaan menjadi terbalik. Tadinya Maris yang diburu oleh The Silent Hand, tapi sekarang justru Martis lah yang bertekad dan bersumpah akan membasmi habis semua anggota organisasi
Mereka berusaha memasuki markas tersebut, tetapi pasukan penjaga langsung menghadang mereka. Martis dan timnya terpaksa mulai berperang dengan para pasukan The Silent Hand. Mereka berusaha dengan segala cara untuk masuk ke dalam markas dan menemukan Xander.Tiba-tiba, seorang anggota musuh muncul dari balik semak-semak dan menembakkan panah ke arah Martis. Tanpa berpikir panjang, rekan baru Martis yang bernama Alex melompat dan menahan panah tersebut."Martis, awas...!" teriak Alex, dia terjatuh ke tanah dengan sakit perutnya tertusuk panah, tetapi dia masih berusaha untuk melanjutkan pertempuran, tidak ingin membiarkan teman-temannya melawan The Silent Hand sendirian."Alex! Sial! Kenapa kau melakukan ini?" Martis segera mengeluarkan ramuan kemudian menegukkannya pada Alex.Ramuan itu sangat ampuh, luka Alex perlahan mulai terlihat menutup. "Syukurlah lukamu tidak mengenai organ dalam," ujar Martis lega."Jangan khawatirkan aku, Martis. Yang terpenting adalah tujuan kita. Kita harus
Namun, tidak ada jawaban dari Xander. Martis dan Alex merasa ada yang salah dan mulai melakukan pencarian di seluruh markas tersebut. Setelah beberapa saat, mereka menemukan Xander sedang bersembunyi di sebuah ruangan rahasia."Jadi akhirnya kami menemukanmu juga," ucap Martis dengan tatapan tajam pada Xander. "Ini adalah akhir bagi karirmu di dalam organisasi The Silent Hand. Apa kamu siap untuk menerima hukumannya?"Xander hanya diam dan mengeluarkan gulungan kegelapan. Martis dan Alex mengetahui betul kekuatan yang dimiliki oleh gulungan itu. Mereka berdua berusaha menghadapi Xander, tetapi kali ini Xander terlalu kuat untuk dikalahkan. Dia dengan mudah mengalahkan Martis dan Alex, dan setelah itu Xander menghilang dalam kegelapan.Martis dan Alex terjatuh ke tanah, lelah dan kecewa. Mereka telah berjuang dengan gigih untuk menemukan Xander, tetapi sepertinya mereka masih harus menemukan kekuatan yang lebih besar untuk mengalahkan Xander dan mengakhiri semua kejahatan yang dilakuka
"Aku bisa merasakan kekuatan besar yang datang dari ledakan itu. Aku rasa, Xander berhasil menemukan cara untuk meningkatkan kekuatan dari gulungan kegelapannya," kata Martis.Sementara itu, Xander bangkit dari ledakan energi dan terdiam beberapa saat. Matanya merah menyala dan nafasnya berat."Dasar kalian kurang ajar!" serunya keras sambil menatap Alex dan Martis dengan mata penuh amarah. "Kalian berdua berhasil menghancurkan armada kami, tapi tidak akan lama lagi kalian akan celaka dan mati!"Xander mengumpulkan energi yang tersisa dari gulungan kegelapan miliknya, dan dia melihat kedua tangannya berubah menjadi warna hitam dengan semburat aura merah kecokelatan."Sudah kuduga," gumamnya dengan mata merahnya yang terus memandang kedua telapak tangannya yang tidak bisa diatur."Kamu sangat bodoh, Xander," kata Alex dengan sinis. "Menggunakan kekuatan gelap yang sudah semestinya diciptakan untuk membantu kebaikan malah membuatmu kehilangan kendali dan merusak dirimu sendiri."Sementa
Pukulan Bazoka merupakan teknik andalan Martis dalam pertarungan fisik. Teknik ini dikenal sangat mematikan, karena kekuatannya yang dahsyat seperti ledakan dari senjata bazoka. Dalam hitungan detik, tubuh Xander terlempar jauh ke belakang dan terjatuh ke tanah tak berdaya.Martis membuka matanya dan nafasnya tersengal-sengal. Tampaknya ia sudah kelelahan karena pertarungan yang sangat sulit melawan Xander. Alex yang berada di sisinya ternyata juga terkena dampak dari ledakan kekuatan gelap itu dan tergeletak tak sadarkan diri.Martis bangkit dari hancurannya dan melihat sekitarnya. Semua terlihat hancur dan penuh dengan kerusakan. Ada banyak prajurit yang berlumuran darah dan terluka parah di sekitarnya, tapi mereka semua senang karena berpikir telah berhasil mengalahkan Xander.Tapi Martis merasa kesedihan dan kehilangan yang sangat besar. Ternyata nyawa Alex tak terselamatkan. Ia kehilangan rekannya. Sepi dan hening mengitari mereka berdua, seakan memperlihatkan ketenangan yang sul
Dalam beberapa hari berikutnya, Martis kembali kepada anak dan istrinya untuk menikmati momen-momen damai dan menenangkan dirinya. Ia berlatih dan mempelajari beberapa teknik yang lebih canggih untuk menghadapi pertempuran yang akan datang. Pada akhirnya, Martis berhasil mengatasi rasa sedih dan kesalahan yang dirasakannya. Dan sekarang, ia lebih siap dan tangguh untuk menghadapi tantangan dan memimpin perjuangannya bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.Ketika sedang berlatih, Mia menghampiri Martis. "Martis, istirahatlah dulu sejenak. Beberapa hari ini kau terlalu memforsir dirimu untuk berlatih.""Tidak, Mia. Aku tidak boleh melewatkan waktu sedikitpun. Aku masih sangat lemah. Jika aku tidak lemah, aku pasti akan dapat melindungi Sandi dan Alex waktu itu."Mia hanya bisa pasrah karena Martis sangat keras kepala. Tapi Mia mengerti bagaimana sifat suaminya itu. Apa lagi ini telah menyangkut tentang nyawa rekan seperjuangannya. Tentu saja Martis akan selalu berpikir bahwa ini adal
Sedangkan di saat kedua orang tuanya entah ke mana, Lancelot akhirnya lebih memilih berdiam diri dan mempelajari lebih banyak hal tentang sistemnya."Sangat kebetulan sekali ya, hari ini sedang turun hujan. Apakah aku bisa mencoba teknik yang baru saja aku beli tadi ya? Tapi, kalau dampaknya terlalu kuat, apakah akan baik-baik saja?" Lancelot bertanya pada dirinya sendiri seraya menggerakkan jemarinya yang terus menekan menu pada layar sistem miliknya.Rupanya, Lancelot menemukan sebuah teknik baru yang membuatnya sangat tertarik. Teknik itu adalah teknik yang di mana cara menggunakannya harus menggabungkan semua unsur kekuatan elemen agar dapat melakukannya."Ah, aku coba saja lah..., mudah-mudah aku berhasil dan dapat mengontrolnya dengan baik." Lancelot mencoba bertaruh dengan keberuntungannya kali ini.Lancelot mulai menggerakkan kaki dan tangannya, gerakannya itu nampak sangat lincah dan anggun. Ternyata, Lancelot mencoba untuk mengendalikan elemen udara, air, tanah, dan api. "S
Melihat Lancelot yang sudah baik-baik saja membuat Martis merasa lega. 'Syukurlah kalau Lancelot baik-baik saja. Aku sempat khawatir kalau Xander menyerang anakku,' gumam Martis.Selema beberapa bulan ini, Martis juga sering mencari tahu tentang 'The Silent Hand' tapi ia tidak mendapatkan banyak informasi. Martis hanya mendapat kabar bahwa organisasi itu tiba-tiba seperti menghilang. Sebarnya bukan menghilang, mereka hanya bersembunyi untuk sesaat. Entah siasat apa lagi yang dipikirkan oleh Bos besar mereka sehingga melakukan hal seperti ini.Sedangkan Martis, sampai saat ini masih belum tahu siapa Bos yang sebenarnya dari organisasi jahat itu. Hal ini lah yang membuat Martis semakin giat berlatih. Ia tahu, tanpa sistem ia tidak boleh gegabah.Karena merasa anak dan istrinya terancam, Martis mengatakan, "Mia, Lancelot, selama beberapa bulan ini kita memang aman. Tapi tidak tahu untuk ke depannya. Aku harap, kalian mau mengikuti ucapanku."Mia dan Lancelot menyimak dengan seksama. Lalu
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me