Mia, yang juga merasa kesedihan yang mendalam atas kematian Sandi, memandang Lancelot dengan khawatir. "Lance, jangan! Kita harus berjuang dengan hati-hati. Kita tidak boleh membuat Sandi mengorbankan dirinya dengan percuma."Lancelot mengangkat pedangnya dan menyerang Xander dengan penuh kemarahan. Xander dengan mudah menghindari serangan Lancelot dan mengirimkan serangan balik ke arahnya. Lancelot bersikap bertahan dan berhasil memblokir serangan itu dengan pedangnya. Namun, Xander dengan mudah melemparkan Lancelot beberapa meter ke belakang dengan serangan baliknya."Kau terlalu lemah, Lancelot! Kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku!" Xander tertawa dengan sinis setelah berhasil mendorong Lancelot.Mia merasa takut dan bingung. Dia tahu bahwa mereka berdua tidak cukup kuat untuk menghadapi kekuatan Xander. Namun, dia tidak bisa duduk dan menonton sahabatnya mati begitu saja. Dengan cepat, dia mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengejarnya, berusaha menemukan jalan untuk mengala
"Ibu, bagaimana ini? Xander ternyata masih hidup," ujar Lancelot, ia kesal karena gagal mencegah Xander melarikan diri barusan."Pikirkan itu nanti, Nak. Sekarang, kita urus dulu Sandi. Dan kau juga harus memeriksa keadaan Ayahmu di dalam dimensi sistem." Mia berusaha tegar atas gugurnya Sandi.Dan begitu pula dengan Martis. Ia sangat marah ketika tahu bahwa temanya tewas dibunuh oleh Xander. Martis awalnya sangat menyesal dan menyerahkan dirinya sendiri. Namun ada Mia dan anaknya yang selalu menekankan bahwa ini bukanlah salahnya."Tidak, aku tidak akan membiarkan Xander hidup dengan tenang. Aku akan membunuhnya!" seru Martis seraya mengepalkan kedua tangannya.***Beberapa hari kemudian, setelah mereka bertiga akhirnya pulih, Martis memiliki sebuah rencana untuk mencari keberadaan Xander. Nampaknya kali ini keadaan menjadi terbalik. Tadinya Maris yang diburu oleh The Silent Hand, tapi sekarang justru Martis lah yang bertekad dan bersumpah akan membasmi habis semua anggota organisasi
Mereka berusaha memasuki markas tersebut, tetapi pasukan penjaga langsung menghadang mereka. Martis dan timnya terpaksa mulai berperang dengan para pasukan The Silent Hand. Mereka berusaha dengan segala cara untuk masuk ke dalam markas dan menemukan Xander.Tiba-tiba, seorang anggota musuh muncul dari balik semak-semak dan menembakkan panah ke arah Martis. Tanpa berpikir panjang, rekan baru Martis yang bernama Alex melompat dan menahan panah tersebut."Martis, awas...!" teriak Alex, dia terjatuh ke tanah dengan sakit perutnya tertusuk panah, tetapi dia masih berusaha untuk melanjutkan pertempuran, tidak ingin membiarkan teman-temannya melawan The Silent Hand sendirian."Alex! Sial! Kenapa kau melakukan ini?" Martis segera mengeluarkan ramuan kemudian menegukkannya pada Alex.Ramuan itu sangat ampuh, luka Alex perlahan mulai terlihat menutup. "Syukurlah lukamu tidak mengenai organ dalam," ujar Martis lega."Jangan khawatirkan aku, Martis. Yang terpenting adalah tujuan kita. Kita harus
Namun, tidak ada jawaban dari Xander. Martis dan Alex merasa ada yang salah dan mulai melakukan pencarian di seluruh markas tersebut. Setelah beberapa saat, mereka menemukan Xander sedang bersembunyi di sebuah ruangan rahasia."Jadi akhirnya kami menemukanmu juga," ucap Martis dengan tatapan tajam pada Xander. "Ini adalah akhir bagi karirmu di dalam organisasi The Silent Hand. Apa kamu siap untuk menerima hukumannya?"Xander hanya diam dan mengeluarkan gulungan kegelapan. Martis dan Alex mengetahui betul kekuatan yang dimiliki oleh gulungan itu. Mereka berdua berusaha menghadapi Xander, tetapi kali ini Xander terlalu kuat untuk dikalahkan. Dia dengan mudah mengalahkan Martis dan Alex, dan setelah itu Xander menghilang dalam kegelapan.Martis dan Alex terjatuh ke tanah, lelah dan kecewa. Mereka telah berjuang dengan gigih untuk menemukan Xander, tetapi sepertinya mereka masih harus menemukan kekuatan yang lebih besar untuk mengalahkan Xander dan mengakhiri semua kejahatan yang dilakuka
"Aku bisa merasakan kekuatan besar yang datang dari ledakan itu. Aku rasa, Xander berhasil menemukan cara untuk meningkatkan kekuatan dari gulungan kegelapannya," kata Martis.Sementara itu, Xander bangkit dari ledakan energi dan terdiam beberapa saat. Matanya merah menyala dan nafasnya berat."Dasar kalian kurang ajar!" serunya keras sambil menatap Alex dan Martis dengan mata penuh amarah. "Kalian berdua berhasil menghancurkan armada kami, tapi tidak akan lama lagi kalian akan celaka dan mati!"Xander mengumpulkan energi yang tersisa dari gulungan kegelapan miliknya, dan dia melihat kedua tangannya berubah menjadi warna hitam dengan semburat aura merah kecokelatan."Sudah kuduga," gumamnya dengan mata merahnya yang terus memandang kedua telapak tangannya yang tidak bisa diatur."Kamu sangat bodoh, Xander," kata Alex dengan sinis. "Menggunakan kekuatan gelap yang sudah semestinya diciptakan untuk membantu kebaikan malah membuatmu kehilangan kendali dan merusak dirimu sendiri."Sementa
Pukulan Bazoka merupakan teknik andalan Martis dalam pertarungan fisik. Teknik ini dikenal sangat mematikan, karena kekuatannya yang dahsyat seperti ledakan dari senjata bazoka. Dalam hitungan detik, tubuh Xander terlempar jauh ke belakang dan terjatuh ke tanah tak berdaya.Martis membuka matanya dan nafasnya tersengal-sengal. Tampaknya ia sudah kelelahan karena pertarungan yang sangat sulit melawan Xander. Alex yang berada di sisinya ternyata juga terkena dampak dari ledakan kekuatan gelap itu dan tergeletak tak sadarkan diri.Martis bangkit dari hancurannya dan melihat sekitarnya. Semua terlihat hancur dan penuh dengan kerusakan. Ada banyak prajurit yang berlumuran darah dan terluka parah di sekitarnya, tapi mereka semua senang karena berpikir telah berhasil mengalahkan Xander.Tapi Martis merasa kesedihan dan kehilangan yang sangat besar. Ternyata nyawa Alex tak terselamatkan. Ia kehilangan rekannya. Sepi dan hening mengitari mereka berdua, seakan memperlihatkan ketenangan yang sul
Dalam beberapa hari berikutnya, Martis kembali kepada anak dan istrinya untuk menikmati momen-momen damai dan menenangkan dirinya. Ia berlatih dan mempelajari beberapa teknik yang lebih canggih untuk menghadapi pertempuran yang akan datang. Pada akhirnya, Martis berhasil mengatasi rasa sedih dan kesalahan yang dirasakannya. Dan sekarang, ia lebih siap dan tangguh untuk menghadapi tantangan dan memimpin perjuangannya bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.Ketika sedang berlatih, Mia menghampiri Martis. "Martis, istirahatlah dulu sejenak. Beberapa hari ini kau terlalu memforsir dirimu untuk berlatih.""Tidak, Mia. Aku tidak boleh melewatkan waktu sedikitpun. Aku masih sangat lemah. Jika aku tidak lemah, aku pasti akan dapat melindungi Sandi dan Alex waktu itu."Mia hanya bisa pasrah karena Martis sangat keras kepala. Tapi Mia mengerti bagaimana sifat suaminya itu. Apa lagi ini telah menyangkut tentang nyawa rekan seperjuangannya. Tentu saja Martis akan selalu berpikir bahwa ini adal
Sedangkan di saat kedua orang tuanya entah ke mana, Lancelot akhirnya lebih memilih berdiam diri dan mempelajari lebih banyak hal tentang sistemnya."Sangat kebetulan sekali ya, hari ini sedang turun hujan. Apakah aku bisa mencoba teknik yang baru saja aku beli tadi ya? Tapi, kalau dampaknya terlalu kuat, apakah akan baik-baik saja?" Lancelot bertanya pada dirinya sendiri seraya menggerakkan jemarinya yang terus menekan menu pada layar sistem miliknya.Rupanya, Lancelot menemukan sebuah teknik baru yang membuatnya sangat tertarik. Teknik itu adalah teknik yang di mana cara menggunakannya harus menggabungkan semua unsur kekuatan elemen agar dapat melakukannya."Ah, aku coba saja lah..., mudah-mudah aku berhasil dan dapat mengontrolnya dengan baik." Lancelot mencoba bertaruh dengan keberuntungannya kali ini.Lancelot mulai menggerakkan kaki dan tangannya, gerakannya itu nampak sangat lincah dan anggun. Ternyata, Lancelot mencoba untuk mengendalikan elemen udara, air, tanah, dan api. "S