Deg, deg, deg, deg...!Jantung Martis berdebar-debar ketika mendengar pertanyaan dari Layla. Wajah Layla semakin bertambah serius ketika menunggu jawaban yang keluar dari mulut Martis."Me-memangnya ada a-apa, Layla? Ke-kenapa kau menanyakan hal ini?" tanya Martis. Ia menjadi gugup."Aku hanya ingin memastikannya saja," ucap Layla. Layla menundukkan wajahnya. Layla menduga kalau Martis sudah menjalin hubungan spesial bersama Mia."Kalau soal itu..., aku memang belum memiliki kekasih," ucap Martis."Benarkah? Martis! Kau tidak berbohong kan?" tanya Layla. Wajah Layla yang tertunduk tadi seketika langsung terangkat kembali dan ekspresi wajahnya terlihat sangat ceria."Be-benar kok. Memangnya ada apa?" ucap Martis."Tidak, tidak ada apa-apa kok. Baiklah, aku akan menyiapkan makan siang untuk Herupa," ucap Layla."Layla, tunggu! Aku tadi sudah memesan roti bakar dengan Ayahku untuk makan siang kami nanti," ucap Martis."Oh..., begitu...," jawab Layla."Apa yang kalian bicarakan? Nampaknya
Martis membuka kotak hadiah yang diberikan sistem dan ternyata ada banyak benda-benda kecil berwarna transparan di dalamnya. Benda itu terasa sedikit lengket ketika disentuh. "Ririn, benda apa ini?" tanya Limdong.Tring!"Benda kecil berguna untuk menyadap.""Wah? Penyadap? Hem..., ternyata ada buku panduan cara menggunakannya. Baiklah, aku akan mempelajarinya terlebih dahulu," gumam Martis.Martis membuka lembaran buku kecil itu kemudian mempelajari bagaimana caranya menggunakan alat penyadap ini.Ternyata cara menggunakannya cukup sederhana. Alat ini sangat unik. Bisa dikendalikan sesuka hati oleh pemiliknya. Martis tidak menyangka kalau ia akan memiliki alat penyadap super hebat ini."Apa aku coba pada Mia saja besok ya?" gumam Martis."Eh, tidak, tidak! Kalau ia sampai tahu bisa bahaya! Dia pasti sangat marah padaku! Hiy...!" gumam Martis lagi.***Esok harinya, Martis pergi ke tempat Odele. Ia juga memberitahu pada Odele tentang Herupa. Odele nampaknya sangat tertarik dengan Her
Martis dan Mia akhirnya pergi menuju markas Herupa. Di sepanjang jalan, Mia nampak berseri-seri.Dan setalah tiba di markas Herupa, wajah Mia yang berseri-seri itu berubah menjadi cemberut. Itu karena Mia melihat adanya Selena dan Layla berada di sana.Tring!"Pengintai kembali datang!""Akhirnya dia datang juga. Baiklah, aktifkan teknik Sensorik!"Tring!"Teknik Sensorik telah diaktifkan!"Martis merasakan aura seseorang yang berbeda ketika menggunakan teknik Sensorik itu. Hanya butuh waktu beberapa detik saja ia langsung menemukan di mana posisi pengintai itu."Ketemu kau! Baiklah, aku akan meletakkan penyadap ini padanya," gumam Martis.Martis menjentikkan jarinya dan menggerakkan alat lenyap dan berhasil menempelkannya di bagian tubuh pengintai itu. Martis sempat merasa ragu apakah pengintai itu akan menyadari penyadap itu atau tidak.Namun, tiga puluh menit kemudian pengintai itu akhirnya pergi dan tidak menyadari dengan apa yang Martis lakukan tadi. Martis pun akhirnya merasa le
Tok, tok, tok...!Martis mengetuk pintu rumah Bobi untuk menghantarkan kue yang telah dipesan tadi. Ternyata ibu Bobi lah yang memesan kue di toko kue Marten."Ah? Bibi, ini aku menghantarkan kue pesanan Bibi," ucap Martis."Terima kasih Martis. Ini uangnya, kembaliannya kau ambil saja," ucap ibu Bobi. Namanya adalah Bibah."Tidak Bibi, aku sudah menyiapkan uang kembaliannya kok," jawab Martis.Dari dalam, Bobi memperhatikan Martis. Entah kenapa, Bobi merasa gugup. Bobi takut kalau Martis memang mencurigainya. Bobi pun menguping pembicaraan Martis dan Bibah."Oh iya Bibi, ke mana Paman?" tanya Martis.Ketika mendengar pertanyaan itu, wajah Bibah menunduk. Martis merasa ada yang tidak beres dengan ekspresi yang ditunjukkan Bibah."Suamiku sedang di rawat di Rumah Sakit. Dia sebenarnya harus segera dioperasi. Tapi...," jawab Bibah."Maafkan aku Bibi, aku tidak tahu akan hal itu. Kalau begitu aku kembali ke toko kue dulu," ucap Martis.Kemudian Martis kembali ke toko kue ayahnya."Apaka
Akhirnya Martis kembali lagi ke toko kue Marten. Kali ini, hatinya merasa lega."Ini juga termasuk tugas kami, Herupa! Kami akan menolong siapapun tanpa pandang bulu," gumam Martis.***Sore harinya, Martis penasaran dengan apa yang akan Bobi lakukan. Martis pun kembali menghubungkan alat penyadap dengan sistem miliknya. Ternyata Martis melihat kalau Bobi sedang berada di markas Bos Kelitih yang kemarin. Martis melihat kalau ada banyak sekali anggota Kitih di tempat itu. Ternyata tempat itu memang benar-benar markas salah satu Bos Kelitih. Dan itu adalah Bos Kelitih distrik lima. Bos Kelitih distrik lima sangat dikenal dengan kelicikannya. Ia akan melakukan segala cara untuk melancarkan rencana dan meraih apa yang ia inginkan."Bobi! Apa maksudmu?! Kau mau berhenti bekerja untuk kami?!" tanya Bos Kelitih itu. Nampaknya ia marah karena Bobi mengatakan ingin berhenti menjadi mata-mata mereka."Dengarkan aku dulu Bos. Aku mau berhenti karena aku sudah mendapatkan uang untuk biaya operas
Martis awalnya ingin memberitahukan hal ini pada Odele, tapi setelah ia pikir ulang akhirnya tidak jadi. Karena jika Mia tahu, Martis yakin kalau Mia pasti akan ngotot ingin ikut dengannya. Martis tidak mau membahayakan Mia.Martis memutuskan untuk membawa Herupa bersamanya. Martis berpikir lagi kalau ia dikepung seperti biasanya maka akan ada Herupa yang akan membantunya.Akhirnya Martis sampai di markas Herupa. Martis menyuruh Dafantri untuk mengumpulkan semuanya. Dan setelah berkumpul, Martis hanya mengatakan kalau hari ini mereka akan pergi menumpas kejahatan.Wajah semua anggota Herupa justru terlihat senang. Mereka semua merasa senang karena akhirnya mereka bisa membantu Martis menumpas kejahatan."Apakah semuanya sudah siap? Dengarkan aku teman-teman, ini adalah pertarungan yang berbahaya. Jadi, sebisa mungkin kalian jangan sampai memaksakan diri. Kalau dirasa tidak mampu melawan lagi, kalian harus mundur dan pergi," ucap Martis."Tenang saja Martis, kami tidak akan kalah!" jaw
Dari dalam ruangannya, Bos Kelitih distrik lima ternyata mendengar adanya suara keributan dari luar."Apa yang terjadi di luar? Kenapa berisik sekali?" tanyanya."Akan aku lihat dulu, Bos," jawab anak buahnya.Brak!Namun saat anak buah itu ingin membuka pintu, pintu itu di dobrak oleh Martis dari luar.Bam...!Bugh!Martis langsung maju dan memukul salah satu anak buah itu sampai tubuhnya membentur tembok.Pukulan Martis benar-benar membuat orang itu langsung tak sadarkan diri."Jadi ini kekuatan teknik Golem tingkat menengah baruku? Hahahaha..., kuat sekali ternyata," gumam Martis. Martis memandangi tinjunya sendiri."Siapa kau?! Berani-beraninya ka-"Brak!Bugh!Bugh!Bugh!Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Martis ternyata maju dan mengincar wajah Bos Kelitih distrik lima. Namun nampaknya Bos Kelitih distrik lima ini memiliki reflek yang baik.Bam!Ia menahan pukulan Martis. Ia juga langsung melompat dan menghindar.Brak!Boom!Martis mengejarnya dan memukul lagi. Tapi lagi-lag
Boom!Ketika Martis maju ternyata Bos Kelitih itu juga maju. Mereka saling beradu tinju. Ada suara ledakan beberapa kali ketika tinju mereka saling beradu.Boom, boom, boom...!"Makan ini!" teriak Bos Kelitih distrik lima.Ia memusatkan seluruh energinya pada kepalan tinju. Kemudian menghantamkannya ke tubuh Martis.Bam!Bruk!Namun Martis menahan hanya dengan tangan kirinya saja.Brak!Bugh!Martis mengepalkan tangannya dan membalas. Martis mengarahkan tinjunya itu ke arah wajah Bos Kelitih distrik lima.Brak!Namun pukulan Martis kembali di tangkis.Bugh!Bos Kelitih distrik lima kembali menyerang Martis.Buk!Martis kali ini menggunakan lututnya untuk menyerang. Gerakan Martis yang sangat cepat tidak sempat terlihat oleh Bos Kelitih distrik lima.Bam!Gedebugh!Tubuh Bos Kelitih distrik lima terpental dan menabrak sebuah tembok bangunan yang ada di sekitar."Cih! Ini masih belum!" ucap Bos Kelitih distrik lima Ia kembali bangkit dan melesat ke arah Martis.Bugh!Bugh!Bugh!Nampak