Ternyata kabar berita yang Martis terima dari kakeknya adalah tentang pihak Sanis yang mulai panik akan kekalahannya dalam perang ini. Martis merasa sangat senang karena ternyata tim mata-mata yang diutus oleh kakeknya berhasil mencuri informasi penting dari internal pemerintahan negara Sanis."Dr. Aeon, aku memiliki kabar baik hari ini. Alat pelacak yang kita kembangkan ternyata tingkat kesuksesannya mencapai sembilan puluh persen. Aku baru saja mendapatkan informasi baru dari Kakekku." Martis merasa senang karena ternyata ia tengah menguji coba alat barunya yang digunakan untuk kamuflase. Dan ternyata alat itu dapat digunakan dengan sempurna. Penyamaran beberapa mata-mata itu tidak tercium sedikitpun keberadaannya oleh pihak musuh.Dr. Aeon yang duduk di samping Martis pun tersenyum senang dengan kabar baik ini. "Martis, keberhasilan semua pekerjaanku semua ini berkat kerja sama kita yang sangat baik. Aku berharap di masa depan hubungan yang kita jalin ini tetap baik selamanya.""Ta
Tring!"Sistem memiliki sejumlah informasi lanjutan. Silahkan Martis pahami semuanya. Ini adalah fakta kejadian di masa lalu."Sejatinya Martis memang tipe seseorang yang gemar membaca sejarah di masa lalu. Sambil menikmati segelas kopi dan beberapa cemilan, Martis membaca informasi yang tampil di layar sistemnya dengan keseluruhan.'Ternyata Konflik antara Sanis dan Negeri Semangka memiliki beberapa isu utama yang belum terselesaikan. Jadi begitu ya?' gumam Martis.Martis membaca informasi tentang status Yarusalim. Kenyataannya, kedua belah pihak mengklaim Yarusalim sebagai ibu kota mereka. Sanis mengendalikan seluruh kota, tetapi Negeri Semangka mengklaim Yarusalim Timur, yang diduduki pihak Sanis selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, sebagai ibu kota masa depan mereka.Apalagi informasi tentang pengungsi Negeri Semangka. Jutaan pengungsi Negeri Semangka dan keturunan mereka yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka selama perang 1948 dan 1967 masih tinggal di kamp-kamp p
"Oh iya Kak, apa akibat jangka panjang dari Perang Enam Hari terhadap hubungan antara Sanis dan negara-negara Arap tetangganya?" Belum juga dijawab, Reka yang mendadak terpikirkan suatu hal bertanya kepada Martis."Baik Reka, aku akan jawab satu-satu. Perang Enam Hari pada tahun 1967 memiliki dampak yang signifikan dan jangka panjang pada hubungan antara Sanis dan negara-negara Arap tetangganya. Ada beberapa akibat jangka panjangnya." "Satu, perluasan wilayah. Sanis mengambil alih wilayah yang signifikan, termasuk Semenanjung Sinai dan Jalur Gaja dari Mesir, Tepi Barat dan Yarusalim Timur dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Meskipun Sanis telah menarik diri dari Sanai dan Gaja, mereka masih mengendalikan Tepi Barat, Yarusalim Timur, dan Golan.""Kedua, ini masalah pengungsi. Perang ini memicu masalah pengungsi, dengan banyak orang Negeri Semangka dan Suriah yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka. Masalah pengungsi ini masih menjadi isu utama dalam konflik
Martis terhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku pikir kau masih belum siap untuk hal ini. Tapi aku salah. Aku bangga padamu, Reka. Aku harap dia adalah orang yang tepat untukmu dan bisa menjagamu dengan baik."Reka tersenyum, "Terima kasih, Kak. Aku yakin dia adalah orang yang tepat. Dan jangan khawatir, aku akan selalu menjaga diriku sendiri juga."Mereka berdua kemudian tertawa bersama, merasakan kebahagiaan dan kelegaan yang mendalam. Meski ada rasa sedikit khawatir di hati Martis, namun dia tahu bahwa adiknya sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan sendiri."Jadi, kapan aku bisa bertemu dengan calon adik Iparku ini?" tanya Martis dengan nada bercanda.Reka tertawa, "Sabar, Kak. Nanti aku akan mengatur waktu yang tepat untuk kalian bertemu. Aku yakin kalian akan cocok."Mereka berdua kemudian melanjutkan obrolan mereka dengan penuh keceriaan dan tawa. Meski ada sedikit kekhawatiran, namun mereka tahu bahwa ini adalah langkah baru dalam hidup Reka yang harus mereka duk
Mereka muncul di sebuah jalan buntu, dan Martis tampak khawatir."Apa yang terjadi, Kak? Kenapa kita tiba-tiba berada di sini?" tanya Reka.Martis diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui, Reka. Kehidupan kita sebenarnya bukan nyata, ini adalah semacam simulasi dalam dunia virtual. Aku dan kakekku bertugas untuk melindungi simulasi ini dari virus yang bisa merusaknya. Dan sekarang, kami menemukan virus itu."Reka sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan oleh Martis. Dia tidak bisa mempercayai bahwa hidupnya selama ini hanyalah simulasi dalam dunia virtual."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Reka, ketakutan."Sekarang, yang harus kau lakukan adalah menemukan dan menghapus virus itu, sebelum virus itu merusak seluruh simulasi ini," jelas Martis.Reka dan Martis bersama-sama berangkat menuju misi yang berbahaya untuk menyelamatkan dunia virtual mereka. Setelah perjuangan yang sukses dan melelahkan, mereka akhirnya berhasil menghap
Jadi, orang asing yang menjawab telepon Martis adalah salah satu musuh Martis yang ingin menyerang mental Reka dengan cara membohonginya tentang kematian anak Martis yang bernama Lancelot."Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak mengerti, apakah orang ini bohong? Tapi aku tidak percaya kalau Lancelot sudah mati. Tidak mungkin Kak Martis tidak memberitahuku tentang berita sepenting itu. Dan lagi, kenapa bisa orang itu yang mengangkat telpon Kak Martis?" Banyak sekali pertanyaan Reka di dalam benaknya."Ah..., aku ragu. Mungkin orang itu adalah salah satu musuh Kak Martis yang memiliki dendam pribadi terhadap Kak Martis dan ingin membuatnya menderita dengan menyebabkan kebingungan dan ketakutan pada kami. Mungkin mereka berusaha mengganggu kehidupan orang-orang terdekat Kak Martis dan mencoba menghancurkan hubungan kami dengan cara yang kejam. Ini tidak akan aku biarkan!" seru Reka, ia sangat marah jika benar orang itu hanya memberikan kabar palsu.'Aku harus mencari cara untuk menyelid
Reka gemetar, ia merasa takut dan cemas. Ia meraba-raba untuk mencari jalan keluar, namun pintu sudah terkunci. Reka berusaha untuk tetap tenang, namun serangan panik semakin mengakrabi dirinya.Saat itulah, orang yang tadi ia interogasi tiba-tiba berbicara, "Kalian semua tak tahu apa yang telah kalian lakukan," ujarnya."Yang mana? Apa maksudmu?" tanya Reka penasaran."Dalam upaya kalian untuk menangkap kami, kalian telah mengganggu sesuatu yang seharusnya tidak kalian ganggu," lanjut orang itu."Lalu apa itu?" tanya Reka masih penasaran.Tiba-tiba, segala sesuatu berubah. Reka merasakan dirinya dihisap keluar dari ruangan kecil itu dan terdorong keluar dari bangunan. Dia menatap ke langit dan mendapati bahwa benda yang lebih besar dari dirinya sedang mengambang di udara. Semua penghuni kota nampak kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa."Apa ini!? Apa yang kalian lakukan!?" pekik Reka.Kemudian, orang yang tadi ia interogasi menjawab, "Kami membangun ini sebagai bentuk pertahana
Namun, ketika Martis tiba di kantor Dr. Aeon dan ia mendapati sosok yang mengguncang keyakinannya. Dr. Aeon, seseorang yang selalu ia jadikan penghubung dan pembimbing, kini menjawab panggilannya dengan suara yang gemetar dan tangis yang tak tertahankan."Martis, aku..., mohon maaf...," ujar Dr. Aeon sambil menundukkan kepalanya.Martis merasa sangat bingung dengan situasi ini. Apa yang terjadi? Di sebelahnya, ada Roki juga nampak menatap penuh penyesalan padanya."Lalu, apa yang terjadi, Dr. Aeon, Paman Roki?" tanya Martis, dengan hati yang berdebar kencang."Aku..., aku tak sengaja mengirimmu ke dalam perangkap yang ada di dalam pusaran waktu," ujar Dr. Aeon sambil memandang ke mata Martis. "Semua ini bagian dari rencana besar yang direncanakan oleh orang Miara, dan kau menjadi korban pertamanya."Duar!Martis merasa dunianya runtuh, ia yang selama ini percaya pada Dr. Aeon, kini harus menghadapi kenyataan yang kejam bahwa dirinya hanya alat yang digunakan oleh orang Miara."Dr. Aeo